Disclaimer
.
Vocaloid is not mine
But belongs©Crypton Future Media
.
Pairing
Gumi x Gakupo
.
Enjoy!
Pria yang kucintai, orangnya kampungan...
"Gakupo-sensei, mau Kan jadi pacarku?" tanya seorang gadis berambut hijau pendek pada seorang lelaki jangkung berambut ungu panjang yang diikat kuncir kuda ke belakang.
"Tidak mau." Jawab pria itu tegas.
"Yaaah..."
Jalannya bungkuk, berkacamata tebal, rambut acak-acakan, dan mengajar FISIKA...
"Sini, ku bawakan barang-barangmu!" seru gadis itu sambil menyambar 5 tumpukan box yang di bawa oleh Gakupo.
"Tapi itu..."
"HUAAAH!" belum sempat Gakupo menyelesaikan ucapannya, gadis itu sudah terjatuh duluan.
"Tapi itu berat banget Loh... itu isinya magnet semua..." ujar Gakupo tenang sembari tetap berjalan menuju ruang guru.
Gadis itu hanya terdiam tanpa bisa berkata apa-apa. Usahanya kali ini... GAGAL!
. . .
"Gumi, kamu masih suka sama Gakupo-sensei yang aneh itu?" tanya seorang gadis berambut hijau teal panjang yang dikuncir dua ke samping sembari menatap Gumi. Gadis yang kerap mengejar Gakupo.
"Miku, memangnya salah ya kalau aku menyukai Gaku-sensei?" ujar Gumi balik bertanya pada Miku, sahabat baiknya "Lagi pula itu Kan bukan urusanmu..." tambah Gumi.
Miku menghela nafas pendek "Ya... bukan gitu sih... cuma Kan aneh aja." Jawab Miku sambil memutar kedua bola matanya "Kayak nggak ada cowok lain aja selain guru aneh itu."
"Memang nggak ada! Gakupo-sensei itu keren tau!" ujar Gumi semangat.
"Gila! Kamu liat dia keren dari mana coba? Udah rambutnya panjang, acak-acakan, jalannya bungkuk, kacamatanya setebal pantat botol, ngajar fisika pula! Kamu sadar ga' sih, Gumi!" ujar Miku sambil mengguncang-guncang tubuh sahabatnya itu.
Gumi hanya bisa nyengir kuda. Bingung mau berkata apa. Baginya, matanya tidak salah. Tapi hatinya... hatinya yang harus di salahkan atas semua itu. Miku melepas tangannya dari bahu Gumi, dan mulai duduk di kursinya yang memang berada di depan meja Gumi.
"Memangnya sejak kapan kamu menyukai Gaku-sensei yang aneh itu?" tanya Miku pada akhirnya.
Gumi menaikkan sebelah alisnya "Dia tidak aneh, Miku... dia hanya..."
"Unik?" potong Miku "Kau selalu berkata seperti itu..."
"Pokonya dia tidak aneh! Dan aku menyukainya saat kita naik ke kelas 2 SMA..." jelas Gumi.
"Hah? Kenaikan kelas?"
Gumi hanya tersenyum misterius sambil mengingat kembali kejadian itu... kejadian 1 tahun yang lalu...
Flashback, Gumi POV...
Saat kami masih kelas 2 SMA semester terakhir, kami di kumpulkan di Aula. Sepertinya Kepala sekolah kami, Meiko Sakine, akan membuat pengumuman. Entah apa yang akan dia katakan.
"Polusi udara di negara ini makin parah! Oleh karena itu, Guru adalah panutan muridnya! Bagaimana sang guru, maka begitulah muridnya! Maka dari itu aku putuskan, DI SEKOLAH INI TIDAK BOLEH ADA YANG MEROKOK!" ujarnya tegas sambil menekan setiap kalimat terakhir yang dia katakan. Kecuali saat penutupan. Aku yakin, semua guru yang ada di sekolah ini akan menurutinya dengan patuh bak seekor doggy...
Itu bagi guru. Tapi bagi muridnya?
Semakin di larang, semakin penasaran... begitulah kata semua murid. Tidak terkecuali aku, dan sahabatku, Miku. Akhirnya kami mulai menjalankan misi rahasia yaitu 'Mencoba Merokok'. Bodoh ya? Tapi memang hanya itu yang kami inginkan waktu itu. Akhirnya kami sepakat akan mencoba merokok di area sekolah.
"Gumi, aku akan mencobanya di atap." Ujar Miku sambil menunjuk ke atas.
"Sip! Aku akan mencobanya di Lab IPA!" ujarku sambil mengedipkan sebelah mataku.
"Ok! Di sana pasti aman! Aku keatap sekarang, ya!"
"Ok! Aku juga sekarang mau ke Lab! Bye!" ujarku sambil melambai pada Miku, dan berlari menuju Lab IPA. Setelah kupastikan Lab itu kosong, aku mulai memilih bangku paling belakang, dan mulai bersembunyi di bawah meja itu. Ku nyalakan korek, dan kubakar ujung rokok itu...
1 menit kemudian...
"HOEEK! UHUK! UHUK! Apa enaknya sih, merokok?" tanyaku pelan sambil mengibas-ngibaskan tangan dengan harapan kepulan asap yang ada di depanku hilang "Sialan! Aku nggak mau ngerokok lagi! Jera deh!" tambahku kesal sambil memasukan rokok jahanam itu ke saku-ku.
Aku mulai berdiri dari meja itu dan hendak keluar. Tapi, aku mulai melihat kepulan asap hitam di dalam Ruang Arsip. 'Kebakaran?' itulah yang ada di pikiranku saat itu. Dengan cepat aku mulai melihat jendela kecil yang tertempel di sana, dan aku melihat... bukan api, tapi... Gakupo-sensei yang tengah merokok. Tapi tunggu! Aku tidak lihat dia bungkuk, dan tidak berkacamata setebal pantat botol itu lagi. Dia terlihat... sangat keren!
Iseng, aku mulai mengambil ponselku dan mulai memotretnya dari jauh. 'Grr... tidak jelas! Aku harus lebih mendekat!' batinku. Aku mulai mendorong pintu itu dan... yah, dengan kikuknya, aku membuka pintu itu dengan lebar dan tersungkur ke depan. Gakupo-sensei menatapku kaget, dan heran.
"Eh, hehehe... kok sensei merokok sih?" ujarku malu-malu sambil menggaruk-garuk belakang kepalaku.
Gakupo-sensei hanya menghela nafas dan berkata "Jangan bilang siapa-siapa ya..."
Dan saat itulah...
Aku jatuh cinta...
End of Flashback, Normal POV...
"Gumi! Sadar woi! Gakupo-sensei Udah datang!" seru Miku membuyarkan khayalan Gumi.
"Oh, iya! Iya! Maaf!"
Miku hanya mengangguk dan kembali memerhatikan ke depan. Gakupo-sensei mulai berdiri di depan dan mulai memerhatikan semua murid yang tengah menatap kearahnya. Gakupo menghela nafas pendek dan mulai angkat bicara "Sekarang, aku akan memberikan hasil ulangan kalian kemarin. Yang merasa nilainya di bawah 60, harap datang ke ruang Arsip dan meminta pelajaran tambahan dari saya." Jelasnya sambil mengambil setumpuk kertas ulangan.
Nama demi nama telah di sebutkan, hingga akhirnya nama Gumi di sebutkan. Gumi mulai berdiri, mengambil kertas ulangannya, dan kembali duduk di bangku kesayangannya. 'Nilaiku berapa ya?' batinnya. Dengan pelan dia mulai membuka kertas ulangannya, dan dia hanya dapat terdiam... nilainya... 11,1?
"Nilaimu berapa Gumi?" tanya Miku kemudian.
"Hiksu... liat aja sendiri..." jawab Gumi sambil memperlihatkan kertas ulangannya.
Miku spontan tertawa terbahak-bahak "Wahahahaha... nilaimu bagus banget! Nomor cantik, tuh! Wahahahahaha..."
"Sialan! Memangnya nilaimu berapa sih?" tanya Gumi kesal.
"nilaiku 96,5! Bweek." Jawab Miku sambil menjulurkan lidahnya pada Gumi "Tapi harusnya kamu bersyukur dong, dapat nilai segitu." Tambahnya sambil tersenyum pada Gumi.
"Bersyukur gimana? Bisa-bisa aku di gorok sama ortu!"
"Kok nanya? Kukira kamu sengaja dapet nilai segitu..."
"Err... Nggak mungkin aku sengaja, Miku Hatsunee..." erang Gumi gemas.
Miku menghela nafasnya pelan "Maksud aku, kamu bisa bersyukur karena kamu bisa di ajarin secara EXSLUSIF oleh sensei pujaanmu... Understand?" jelas Miku kemudian.
Gumi terdiam. Sepersekian detik kemudian dia langsung mem-blushing dan berseru "AKU MENGERTI!"
Miku hanya tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya itu. Sedangkan Gumi, tengah memikirkan sesuatu yang tidak terduga...
. . .
KRIIINGGG... KRIIINGGG...
"Gumi, kamu mau mengikuti pelajaran tambahan itu?" Tanya Miku sambil memasukkan buku-buku pelajarannya.
"Te-Tentu saja! Aku tidak akan melewatkannya!" seru Gumi sambil tersenyum lebar.
"Ok deh, selamat berjuang, ya!" seru Miku sambil berlalu, dan melambaikan tangannya pada Gumi.
Gumi membalas lambaian tangan Miku, dan menghela nafas pendek. A-aku harus berusaha! Batin Gumi.
Di Ruang Arsip...
"Selamat siang..." ujar Gumi malu-malu sambil membuka pintu ruang arsip.
"Ya, silahkan- kamu lagi..." gumam Gakupo sambil menghela nafas pendek "Sana, aku tidak punya waktu untuk meladeni anak kecil sepertimu." Tambah Gakupo lagi sambil menyalakan rokoknya.
Yang aku tahu dari dirinya hanyalah...
Dia orangnya Usil...
"Yah... sensei gitu! Aku Kan ingin di ajari Fisika!" ujar Gumi sambil menunjukkan buku-buku fisika yang dia bawa.
Dan perokok berat...
"Wah, anak rajin..." gumam Gakupo sambil melirik Gumi "Gumi Megpoid, kelas 3 B. Kau selalu dapat nilai terjelek di kelas, Kan?" tebak Gakupo sambil membaca bukunya kembali.
"Maaf pak... susah, sih..." jawab Gumi pasrah.
"Baiklah, aku akan mengajarimu." Ujar Gakupo pelan sambil tersenyum tipis pada Gumi.
"Kyaa... sensei baik, deh! Aku suka sensei..." celetuk Gumi seenaknya sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya.
"Nilaimu harus bagus, ya!" ujar Gakupo sambil terus merokok, dan sambil mengamati buku fisika Gumi yang... yah, terbilang masih bersih.
"Iya, pak. Aku akan berusaha!" ujar Gumi sambil mengepalkan kedua tangannya. Sedangkan Gakupo, hanya terdiam melihat muridnya yang satu ini.
Aku ingin lebih dekat dengannya...
Aku ingin lebih mengenalnya...
Dan aku ingin membuat dia berpaling padaku...
. . .
1 jam kemudian...
"Rumusnya cari dulu massa bendanya, lalu di kali kecepatan gravitasi, dan di bagi 2." Jelas Gakupo sambil menunjuk beberapa kalimat yang ada di buku paket Gumi.
Iih... susah banget sih! Batin Gumi "Lho? Sensei mau kemana?" tanya Gumi begitu meilhat Gakupo mulai berdiri dari tempat duduknya.
"Mau beli minum." Jawab Gakupo singkat.
"Huaa! Masa aku di tinggal sendirian di sini? Sensei jelek! Nggak adil!" rengek Gumi.
Tapi rengekan itu terbukti tidak berguna karena pada akhirnya Gakupo hanya bergumam "Berisik!" lalu beranjak pergi. Meninggalkan Gumi yang hanya bisa memandang punggungnya yang mulai menghilang di balik pintu.
Gumi menghela nafasnya pendek. Yang tidak aku mengerti adalah... Kenapa tidak ada yang menyadari ketampanannya? "Berarti aku tidak punya saingan dong! Hehehe..." gumam Gumi sambil melihat kembali foto Gakupo yang berhasil di potretnya dulu.
Gumi menyimpan ponselnya lagi dan mulai melihat beberapa puntung rokok bekas. Apa enaknya merokok, sih? Batin Gumi sambil mengambil salah-satu puntung rokok yang ada di sana.
GREEEEEK
"Mau ngapain kamu? Coba merokok?" tanya Gakupo yang spontan membuat Gumi terloncat kaget "Buatmu yang ini saja." Ujar Gakupo sembari memberikan satu kotak minuman manis "Makanan manis bagus buat sel otakmu." Gumam Gakupo sambil mulai merokok lagi.
Kok kayak yang di sindir, ya? Batin Gumi.
"Anak kecil suka yang manis-manis, kan?" tanya Gakupo sambil tersenyum tipis.
"IYA! SUKA!" jawab Gumi semangat.
"Ayo, belajar lagi."
"..."
Sepertinya aku terlalu banyak berharap...
Yosh sekian dulu Fanfic Secret Lesson ini. Ini Fanfic kedua saya setelah Time Slip. ^^
RnR please? Review kalian sangat berarti buat saya, dan review kalian juga Akan membuat chap 2 keluar dengan cepat... XD *plakplakplak
