Ichimatsu membeku. Pikirannya kalang kabut, seakan di dalam otaknya ada mini-dirinya yang berlarian, menyerukan kata bahaya.

"Apa kau benci? Apa kau membenci diriku?"

Ichimatsu tidak tahu harus menjawab apa.


嫌い

Osomatsu-san © Akatsuka Fujio

Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.

spoiler for season 2 episode 3. nenchuu. boys-love. incest.


Empat saudara mereka pergi, memutuskan untuk berangkat ke pachinko karena mereka lapar—iya, bukan sesuatu yang masuk akal. Lagipula, itu ide si sulung, pantas jika tidak jelas dan tidak masuk akal.

Si Matsuno berjaket ungu tidak ikut. Tidak ingin, katanya, dan hanya akan membuat Jyushimatsu kalah. Tanpa basa basi, si anak kelima langsung mengucap pamit dan menutup pintu.

Setelah kepergian mereka, rumah yang dihuni delapan orang itu mendadak sunyi.

Yang tersisa di rumah hanya dua orang—Choromatsu dan Ichimatsu. Keduanya saling bertatapan dan menyadari hal itu, membuat mereka sedikit gugup karena ini pertama kali mereka benar-benar berdua saja.

Keduanya mencoba untuk mencairkan suasana. Mereka bersaudara, bukan? Harusnya ini bukan hal yang susah, mana ada saudara yang canggung seperti ini, kan?

(Uh, sayangnya, Choromatsu dan Ichimatsu sangat canggung saat ini. Rasanya seakan mereka hanya dua orang asing yang baru bertemu.)

Ichimatsu mengucap maaf, mengatakan agar si kakak melupakan umpatan dan kata-kata kasar yang baru saja diucapkan. Dia dapat mendengar kakaknya menghela napas, sebelum akhirnya menatapnya serius.

"Tunggu, apa kau benci?"

Ichimatsu sedikit terkejut—walau mungkin dia terlihat biasa saja, wajahnya yang datar itu membuatnya lihai menutupi ekspresi. Dia dapat merasakan bulir keringat deras mengalir dari leher menuju punggungnya. Dia dapat merasakan detak jantungnya yang semakin cepat.

"Huh?" pekiknya, sedikit terdengar tak peduli dan sama sekali tidak terkejut.

"Apa kau membenci aku?" tanya Choromatsu, mulutnya membentuk segitiga khas si Matsuno hijau.

Ichimatsu membeku.

Benci? Apa selama ini dia terlihat seperti membenci kakaknya? Apa selama ini kakaknya menganggap ia membencinya?

"Uh, tidak."

Jujur, dia berkata jujur. Tidak ada rasa benci pada Choromatsu dalam hatinya.

"Benarkah? Kau terdengar ragu."

Ragu? Dia tidak ragu. Hanya terkejut. Hanya tidak mengerti mengapa kakaknya bisa berpikir seperti itu.

"Benar. Mana mungkin aku bisa bilang aku membencimu ketika kita ini bersaudara."

Mana mungkin aku bisa bilang aku mencintamu ketika kita ini bersaudara.

Dalam hati, Ichimatsu menertawakan dirinya sendiri. Bodoh sekali dia, sempat saja berpikiran seperti itu ketika mereka—khususnya dia—bahkan tidak bisa berbicara selayaknya orang normal, selayaknya kakak dan adik.

Dia tidak mungkin membenci Choromatsu.

Karena pada kenyataannya, yang ia rasakan itu justru sebaliknya.

.

.

.

Tamat.

a/n: terima kasih staff, atas interaksi choro-ichi yang saya idamkan sejak akhir season satu.

(judul: 嫌い dibaca kirai artinya benci.)