Author : Byun Lalla Chan
Pair : ChenMin Couple
Genre : Au ah gelap -.-" #digorok readers#
Rating : T
Length : I'm not too sure… #dibacok#
Warning! : Shonen-ai, OOC, ngaco, ide pasaran, ancur, gagal, typo(s), aneh, gaje, ngejenuhin, de el el
Annyeong ^^ Lalla bawa FF baru lagi… Dan cast-nya adalah ChenMin couple! Yey! Akhirnya bisa bikin FF khusus couple unyu ini :* Hehe… Ini FF pertama Lalla yang castnya khusus ChenMin… Biasanya kan ChanBaek, sama KaiDo… Nah, Lalla buat FF ini pas lagi hujan… Waduh, sumpeh, ide Lalla lancar banget jalannya… Hehe… Lalla juga buat FF ini sambil dengerin lagu soundtrack di film Thailand 'Yes Or No'… Readers pada tau gak? Hah~ Sebenernya suasana hati Lalla waktu itu lagi galau banget… Waktu Lalla dengerin lagu soundtrack film itu, Lalla nangis tau gak… Jadi, Lalla ngetiknya sambil nangis… Lalla aneh ya… -,-" Udahlah, Lalla kayaknya banyak bacot deh di sini… Langsung mulai aja yah… :D
.
.
It's YAOI fanfic
.
.
If u don't like the genre or the casts in this ff, please don't read
.
.
Lalla Present
.
.
Sarang Bi (Love Rain)
.
.
Happy reading ^^
.
.
Sarang Bi (Love Rain)
Siang hari menjelang sore di sebuah kota metropolitan bernama Seoul, kota yang terkenal akan keindahan tempat maupun suasananya. Keadaan kota ramai seperti biasanya. Waktu tidak menghapus seorang pun yang menyusuri kota Seoul kala itu. Mobil – mobil yang melaju di jalan raya dan orang – orang yang berjalan di trotoar seakan enggan untuk kembali ke rumah mereka masing – masing. Mereka masih ingin berjalan – jalan mengelilingi Seoul.
Di sebuah supermarket yang agak besar yang terletak di samping kanan jalan, terlihat sangat ramai kala itu. Entah karena apa. Sepertinya orang – orang sedang ingin membeli keperluan mereka di sini. Termasuk seorang namja berwajah manis dengan pipi chubby-nya ini, Xiumin. Dia terlihat sedang memilih – milih barang yang sekiranya habis di flat miliknya.
Kim Min Seok a.k.a Xiumin. Namja manis berumur 22 tahun. Ia tinggal di Seoul seorang diri di sebuah flat yang ia sewa. Dia tinggal di Seoul seorang diri bukan karena tanpa alasan. Dia sedang kuliah sekaligus bekerja di sini. Sedangkan ibunya ada di Busan dan ayahnya sudah meninggal 3 tahun lalu.
Xiumin sekarang kuliah di SM Stars University dan mengambil jurusan Music and Art. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Xiumin memilih bekerja sebagai bartender #bener gak sih?# di sebuah bar yang terkenal di Seoul. Walaupun begitu, Xiumin adalah anak yang baik – baik. Dia tidak pernah sekali pun menerima permintaan pelanggan atau pun rekan kerjanya sekali pun untuk melakukan sex. Karena dia tau, dia di sini hanyalah orang asing, dan dia tidak ingin terpelosok jatuh karena kecerobohan dan kelalaiannya. Dia tidak ingin membuat ibunya yang ada di Busan kecewa padanya. Dia ingin membahagiakan ibunya tersebut. Itu lah tekad Xiumin yang selalu di pegangnya.
Xiumin juga belum pernah merasakan rasanya jatuh cinta. Baik dengan lawan jenis mau pun sesama jenisnya. Tapi walaupun dia tidak pernah merasakan cinta, dia tau bahwa cinta itu adalah hal yang menarik.
SARANG BI (LOVE RAIN)
Awan putih yang awalnya menyelimuti Seoul berubah menjadi gelap, mendung. Angin juga mulai berhembus sedikit kencang dan akan menggelitik kulit kalian. Orang – orang yang semula berjalan – jalan di trotoar mulai mempercepat langkahnya. Mereka tau bahwa sebentar lagi akan hujan. Dan 5 menit kemudian, rintik – rintik air itu mulai berjatuhan di tanah kota Seoul. Lama – kelamaan rintik hujan itu menjadi semakin deras dan hujan pun mengguyur Seoul.
Xiumin yang telah selesai membayar belanjaannya itu segera keluar dari supermarket tadi. Dia mendesah melihat hujan yang sedang turun dengan sangat deras ini. ia mengurungkan niatnya untuk pulang. Akhirnya dia pun memutuskan untuk berdiri di teras supermarket itu, menunggu hujan untuk berhenti. Tapi bukannya berhenti, hujan malah semakin deras. Xiumin memanyunkan bibirnya imut.
"Ukh! Kalau begini caranya bagaimana aku bisa pulang?" gumamnya.
Tiba – tiba seorang namja berwajah tampan keluar dari supermarket yang sama dengan Xiumin. Namja itu memakai sebuah tas ransel di punggungnya, dan ia membawa kantung belanjaan yang agak besar di tangan kirinya. Namja itu juga menghela nafasnya saat melihat hujan.
Tiba – tiba namja itu mengeluarkan sesuatu dari ranselnya, sebuah payung berwarna putih transparan. Namja itu segera membuka payung itu dan bersiap berjalan menerobos hujan, meninggalkan supermarket tadi. Tapi langkahnya terhenti saat melihat Xiumin yang memanyunkan bibirnya imut seraya mengadahkan tangannya, menangkup air hujan. Namja itu berinisiatif untuk menegur Xiumin,
"Ekhem, chogiyo…" ucap namja itu kepada Xiumin. Sontak Xiumin pun menolehkan wajahnya menatap namja tadi.
"Eh? Nuguseoyo?" tanya Xiumin bingung melihat namja yang tak di kenalnya itu.
"Ah, aku Kim Jong Dae. Tapi kau bisa memanggilku Chen." Ujar namja tampan bernama Chen itu seraya tersenyum.
"Ah, ne~" balas Xiumin tersenyum.
"Kau mau pulang?" tanya Chen.
"Iya." Xiumin mengangguk. "Tapi sekarang hujan deras. Aku tidak membawa payung tadi. Jadi, aku memutuskan menunggu hujan ini reda, baru pulang."
"Uhm, bagaimana kalau kau menggunakan payungku saja?" tawar Chen.
"Eh? Kenapa? Aku tidak apa – apa. Kau pakai saja payungmu itu."
"Tapi sepertinya hujan ini akan berlangsung sampai malam. Kau pulanglah dengan payungku ini. Lagi pula rumahku tidak terlalu jauh dari sini. Aku tinggal berlari sebentar lalu sampai. Kau pakailah." Paksa Chen sambil menyerahkan gagang payung itu ke genggaman Xiumin.
"Annyeong!" Dan setelah menyerahkan payungnya ke Xiumin, Chen segera berlari menerobos hujan dan menutup kepalanya dengan tas ranselnya.
"E-eh? Payungmu! Chen-ssi!" panggil Xiumin. Tapi percuma, Chen sudah menjauh di hadapannya. Xiumin menghela nafasnya. Sebenarnya dia juga bersyukur karena kebaikan hati Chen yang telah bersedia meminjamkannya payung. Dan berkat Chen dan payung yang di pinjamkannya, Xiumin bisa berjalan pulang tanpa khawatir hujan akan membasahinya.
+-+-+-EXO-+-+-+
Sesampainya di flat, Xiumin segera membawa semua barang belanjaannya ke dapur. Payung yang di pinjamkan oleh Chen sekarang tergantung di samping jendela dapurnya. Xiumin menatap payung berwarna putih transparan itu.
"Siapa kau namja misterius?" gumamnya. Entah kenapa saat mengingat wajah Chen yang tersenyum membuat wajah Xiumin memerah.
"Ukh! Apa ini namanya jatuh cinta itu? Jatuh cinta pada pandangan pertama?" gumamnya pada dirinya sendiri. "Akh! Molla!"
Xiumin pun memilih untuk membersihkan diri dari pada terus mengingat kejadian tadi yang menurutnya adalah kejadian yang sangat berkesan. Dia juga malam ini ada kerjaan di kafe diskotik tempatnya bekerja tersebut. Setelah selesai mandi, Xiumin memasak makanan untuknya sendiri.
Setelah selesai makan, Xiumin segera bersiap – siap. Sekarang sudah pukul 07.30 malam. Berarti Xiumin harus segera berangkat ke tempat kerja. Tapi di luar masih hujan, sementara Xiumin tidak punya payung. Dia hanya memiliki payung Chen yang di pinjamkan kepadanya.
"Aduh, bagaimana ini? apa aku harus memakai payung milik namja bernama Chen itu?" tanyanya pada diri sendiri. "Tapi, aku tidak enak jika akan memakainya terus – terus tanpa di ketahui pemiliknya." Dia mengusap – usap tengkuknya, mencoba berpikir.
"Ah, sepertinya tidak apa – apa. Toh aku hanya memakainya sebentar. Besok aku akan coba untuk mencarinya dan mengembalikan payung itu." Xiumin memberi teori pada dirinya sendiri. Setelah itu, dia segera meraih payung yang dia gantung di samping jendela dapurnya dan segera keluar dari flat dan berjalan menuju kafe tempatnya bekerja di bawah lindungan payung itu.
+-+-+-EXO-+-+-+
Xiumin sudah sampai di tempatnya bekerja. Sekarang dia sedang membersihkan gelas – gelas di meja bartender. Tiba – tiba seorang ahjussi gemuk yang terlihat sudah sangat mabuk, mendekati meja bartender, tepatnya Xiumin. Dia duduk di kursi yang ada di situ.
"Hey manis~ (Hik) Boleh aku minta (hik) minumanku?~ (hik)" racau ahjussi itu. Xiumin pun menuruti perintah ahjussi itu dan segera menuangkan wine ke salah satu gelas dan memberikannya kepada ahjussi mabuk itu. Ahjussi itu terlihat menyeringai.
"Manis~ (hik) Aku mau kau (hik) menemaniku~ Maukah? (hik)" tanya ahjussi itu dengan seringaiannya.
"Maaf, tapi aku bekerja di sini sebagai penjaga meja bartender. Bukan sebagai pelayan nafsu. Jadi maaf, aku tidak bisa." Tolak Xiumin dengan lembut dan di sertai senyuman.
"Oh ayolah~ Malam ini saja~ (hik)" Ahjussi nakal itu sudah memegang tangan Xiumin.
"Tapi maaf, aku benar – benar tidak bisa." Xiumin berusaha melepaskan tangannya dari genggaman si ahjussi 'lapar' itu. Tapi bukannya mau melepas, ahjussi itu malah makin mengeratkan genggaman tangannya pada Xiumin, membuat Xiumin meringis kesakitan. Tiba – tiba…
Plak!
Sebuah pukulan keras mengenai lengan si ahjussi, membuat ahjussi itu seketika melepaskan genggaman tangannya dari lengan Xiumin. Ahjussi itu maupun Xiumin menatap kearah sang pelaku. Xiumin membulatkan matanya saat tau bahwa orang tadi itu adalah Chen, si namja misterius.
"Dia itu bukan pelayan nafsu, dia hanya penjaga meja bartender. Kau carilah pelayan nafsu di sini." Ucap Chen kepada ahjussi itu. Si ahjussi hanya cengo mendengar ucapan Chen. "Lihatlah yeoja sexy itu." Chen menunjuk seorang yeoja seksi yang sedang berlenggak – lenggok di lantai dansa itu. "Cobalah goda dia!"
Ahjussi itu pun menerima saran dari Chen. Dia segera menghampiri yeoja seksi itu. Setelah ahjussi itu pergi, Xiumin jadi bisa bernafas lega. Chen segera duduk di kursi yang ada di situ. Memperhatikan wajah Xiumin.
"Hai!" sapanya kepada Xiumin. Sontak Xiumin menatap ragu – ragu kearah Chen.
"Err… gomawo… Chen…" ucap Xiumin terbata. Chen pun mengangguk seraya tersenyum keren, membuat Xiumin benar – benar terpana dan menampilkan semburat merah muda di pipi tembemnya.
"K-kau mau minum apa?" tanya Xiumin, mencoba mencairkan suasana yang agak canggung tadi.
"Uhm, aku mau wine ringan saja." Ucapnya. Xiumin mengangguk mengerti dan langsung menyerahkan segelas wine kepada Chen. Chen meneguk sedikit wine tersebut.
"Kau, sudah berapa lama bekerja di sini?" tanya Chen.
"Kurang lebih 4 bulan." Jawab Xiumin. Chen pun mengangguk – angguk mengerti.
"Hey, aku hampir lupa. Aku belum tau namamu kan?"
"Eh, i-iya. Hehe, kalau begitu perkenalkan, namaku Kim Min Seok. Tapi kau bisa memanggilku Xiumin." Xiumin mengulurkan tangannya untuk mengajak Chen berjabat, dan Chen pun menjabat tangan Xiumin.
"Tangannya… halus sekali. Seperti yeoja." Gumam Chen dalam hati saat menggenggam tangan Xiumin.
"Sentuhannya… begitu hangat." Batin Xiumin saat Chen menggenggam tangannya. Cukup lama mereka berjabat tangan sampai tiba – tiba ada seseorang yang memesan minuman, membuat mereka terkejut dan langsung melepaskan pertautan tangan mereka.
+-+-+-EXO-+-+-+
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 11.15 malam. Sudah saatnya Xiumin pulang. Jadwalnya sudah selesai, dan akan di lanjutkan oleh rekannya sampai pagi. Xiumin berjalan keluar dari kafe, dan ternyata masih hujan. Ia pun mengeluarkan payung milik Chen dari tas ransel miliknya.
"Eh? Payung milik Chen?" Xiumin mengerutkan dahinya melihat payung milik Chen masih ada di tangannya. "Aduh! Aku lupa mengembalikannya!" Xiumin menepuk jidatnya sendiri. "Ah, aku harus kembali ke dalam dan mencarinya. Sepertinya tadi dia belum pulang." dan saat Xiumin membalikkan badannya untuk masuk kembali ke kafe itu, dia begitu terkejut karena ternyata Chen sudah ada di depannya. Xiumin kembali mengeluarkan semburat merah saat menyadari jarak antara dirinya dan Chen sangat dekat.
"C-Chen…" gelagapnya. Chen hanya mengeluarkan senyumannya. "K-kau mau pulang? I-ini payung milikmu." Xiumin menyerahkan payung tersebut. Bukannya menerima payung itu, Chen malah tersenyum sambil menatap payung miliknya tersebut.
"Kajja! Aku antar kau pulang." Chen mengambil payung itu dari tangan Xiumin dan segera membukanya. Ia merangkul Xiumin dan mengajaknya berjalan di tengah hujan di bawah lindungan payung miliknya.
Deg
Deg
Deg
Jantung Xiumin kembali berdegub dengan tidak beraturan karena Chen merangkulnya. Sepertinya benar, dia telah jatuh cinta pada namja bernama Chen ini.
.
.
Tak berapa lama kemudian, mereka berdua sampai di flat milik Xiumin.
"Jadi, ini flat mu?" tanya Chen. Xiumin pun mengangguk.
"Apa… kau tidak mau mampir dulu?" tawar Xiumin.
"Terima kasih. Tapi aku harus pulang. Pay~" Chen melambaikan tangannya kearah Xiumin lalu pergi bersama payungnya di bawah huja deras. Xiumin tersenyum melihat Chen, namja yang ia kagumi.
Xiumin pun segera membuka pintu flat-nya dan masuk ke dalamnya. Ia mengunci pintu itu dari dalam. Xiumin memutuskan berganti baju dan kemudian beristirahat. Besok juga dia ada jam kuliah jam 11.00-13.30. Jadi dia harus beristirahat dengan cukup.
+-+-+-EXO-+-+-+
Keesokan paginya, Xiumin bangun dari tidurnya. Dia segera membersihkan diri lalu setelah itu memasak sarapan untuk dirinya sediri. Saat sedang menikmati sarapannya, tiba – tiba ponsel flip berwarna putih-nya bergetar. Xiumin segera meraih ponsel itu dan membukanya. One new message from "Eomma Saranghae". Ternyata pesan dari eomma-nya. Xiumin pun membuka pesan itu.
From : Eomma Saranghae
Xiu, bagaimana kabarmu di sana nak? Kau baik – baik saja kan? Bagaimana kuliah dan pekerjaanmu? Apa lancar? Eomma selalu berdoa untukmu nak. Oh ya, apa kau sudah punya kekasih? Hihi… Jika sudah, ajaklah dia ke Busan dan perkenalkan kepada eomma. Arraseo?!
Xiumin terkikik membaca pesan dari eomma-nya itu. Yang membuatnya terkikik adalah kalimat terakhir dari pesan tersebut. Entah mengapa saat membaca kalimat terakhir, Xiumin jadi mengingat Chen. Ah! Xiumin langsung menggeleng – gelengkan kepalanya cepat.
"Kau ini berpikir apa sih Xiumin?! Chen kan bukan siapa – siapa mu! Dia juga belum tentu menyukaimu!" ujar Xiumin pada dirinya sendiri. "Huft, sadar! Sadar!" Xiumin menepuk – nepuk pipinya sendiri dan menggeleng – gelengkan kepalanya lagi. Setelah itu dia membalas pesan dari eommanya.
To : Eomma Saranghae
Aku baik – baik saja eomma :) Eomma tidak usah khawatir. Kuliah dan pekerjaanku juga lancar. Siang ini aku ada mata kuliah. Haha, aku belum punya kekasih eomma. Hanya, ada seorang namja yang sudah merebut hatiku. Aku jatuh cinta pada namja itu. Tapi aku tidak tau, namja itu menyukaiku atau tidak. Hah~ aku merindukan Busan dan kau eomma. Aku sudah tidak sabar untuk mendapat liburan dan pulang kesana. Hah, baiklah eomma, terima kasih dan aku menyayangimu :*
'Sent'. Setelah mengirim pesan itu, Xiumin kembali melanjutkan sarapannya.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.30. Xiumin segera bersiap menuju SM Stars University. Setelah semua perlengkapan kuliahnya lengkap, Xiumin keluar dari flat-nya dan berjalan menuju halte bus yang jaraknya tidak terlalu jauh dari flat miliknya. Udara terasa begitu segar dan tumbuhan terlihat begitu segar pula. Pasti karena hujan kemarin!
Xiumin terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya dia sudah berada di halte bus. Betapa beruntungnya Xiumin kali ini, dia tidak perlu menunggu lama, karena saat dia berdiri di halte bus itu selama 5 detik, busnya sudah datang. Dia pun segera memasuki bus itu dan berangkat menuju kampus.
+-+-+-EXO-+-+-+
+At SM Stars University+
Terlihat Xiumin sedang duduk di salah satu bangku di kantin. Dia telah melalui satu mata pelajaran untuk hari ini, berarti tinggal satu mata pelajaran lagi. Kini ia tengah menikmati makan siangnya sambil mendengarkan musik lewat headphone-nya dan sesekali membuka – buka buku miliknya.
Sekarang waktu telah menunjukkan pukul 12.15 siang. Berarti pelajaran berikutnya akan di mulai 15 menit lagi. Xiumin segera mempercepat untuk menghabiskan makan siangnya.
.
.
"Nah, sampai sini dulu penjelasannya. Kita lanjutkan minggu depan. Terima kasih." Ucap seorang dosen lalu keluar dari kelas. Ternyata itu adalah kelas Xiumin. Xiumin terlihat sedang merapikan buku – bukunya. Setelah itu, dia pun segera berjalan keluar kelas.
Saat Xiumin melangkahkan kakinya menuju gerbang, ia menatap kearah langit yang terlihat mendung, lagi. Sepertinya hujan akan kembali berkunjung. Menyadari hujan sebentar lagi akan turun, Xiumin semakin mempercepat langkah kakinya menuju halte bus yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampusnya itu.
Tes
Tes
Tes
Hujan sedikit demi sedikit mulai turun membasahi bumi. Xiumin semakin mempercepat langkah kakinya ke halte bus itu. dan saat Xiumin sudah berteduh di halte itu, hujan yang semula hanya rintik – rintik, kini mulai menjadi deras. Xiumin kembali mendesah karena dia tidak membawa payung.
"Lain kali bawalah payung." Ucap seseorang. Xiumin bingung, siapa yang bicara? Perasaan hanya dia yang ada di halte bus ini. Tapi saat tiba – tiba dia membalikkan badannya ke belakang, dia begitu terkejut melihat ada Chen yang duduk di sana.
"C-Chen… Se-sejak kapan kau di situ?" tanya Xiumin. Chen terkekeh,
"Aku sudah di sini sebelum kau datang bodoh! Aku tadi menunggu bus, tapi busnya tidak datang – datang. Jadilah aku menunggu sampai hujan begini." Jelasnya. Xiumin mengangguk – angguk mengerti.
Xiumin kembali menatap hujan, mencoba mengalihkan perasaan gugup yang tiba – tiba melandanya. Apa karena dia berada di dekat Chen saat ini? Entahlah.
"Hah~ Sepertinya, hujan ini akan berlangsung lama." Desah Chen. Xiumin hanya meliriknya sekilas. "Apa kau mau pulang sekarang?" tanya Chen kepada Xiumin.
"E-eh? Tapi kan… masih hujan." Ucapnya. Chen kembali terkikik,
"Aku membawa payung kok." Chen kembali mengeluarkan payung yang kemarin ia pinjamkan pada Xiumin dari tasnya. "Bagaimana? Mau pulang sekarang?" tanyanya lagi.
"Ba-baiklah…" akhirnya Xiumin mengangguk dengan gugup dan jantungnya kembali berdegup tidak karuan. Chen mulai membuka payung itu dan merangkul Xiumin lalu mengajaknya berjalan di tengah hujan deras di bawah lindungan payung itu.
"Tuhan, jika ini kenyataan, biarlah tetap seperti ini. Dan apabila ini mimpi, aku mohon, biarlah aku terlelap lebih lama." Batin Xiumin.
+-+-+-EXO-+-+-+
Setelah berjalan cukup lama di bawah hujan deras, akhirnya mereka (Xiumin dan Chen) sampai di flat milik Xiumin. Xiumin mendesah kecewa karena merasa waktu berjalan benar – benar cepat.
"Jadi… kita harus berpisah lagi. Hehe." Ucap Chen.
"Ngg… tapi jika kau mau mampir tidak apa – apa. Lagi pula hujan masih sangat deras sekarang. Mampirlah sebentar." Kata Xiumin. Chen terlihat berpikir sebentar.
"Ayolah. Ku mohon." Xiumin mengeluarkan puppy eyesnya dan Chen segera luluh dan akhirnya mengangguk juga. Xiumin pun tersenyum cerah setelahnya.
"Silahkan masuk!" ucapnya setelah membuka pintu. Chen pun melangkahkan kakinya masuk ke flat Xiumin lalu setelah itu Xiumin menutupnya dari dalam.
"Jadi begini isi flatmu? Sederhana tapi terlihat nyaman." Kata Chen memberi tanggapan mengenai flat Xiumin. Xiumin hanya tersenyum.
"Duduklah. Aku akan membuatkan teh." Chen pun menurut dan mendudukkan dirinya di sofa. Sementara Xiumin segera berjalan menuju dapur dan membuatkan teh untuk Chen.
Chen memperhatikan dekorasi di flat milik Xiumin. Cukup menarik. Di samping sofa yang ia duduki, terdapat meja nakas yang di atasnya banyak terdapat bingkai – bingkai foto. Chen mengambil salah satu foto yang menarik perhatiannya. Di dalam foto itu ada seorang yeoja dan namja paruh baya yang di rangkul oleh seorang namja imut yang Chen klaim itu adalah Xiumin. Chen tersenyum melihat foto itu. Tiba – tiba Xiumin datang.
"Chen…" panggilnya. Chen pun segera menoleh dan meletakkan pigura foto itu kembali ke tempatnya.
"Hehe, maaf. Tadi aku hanya melihat – lihat."
"Hm, tidak apa – apa." Xiumin tersenyum dan meletakkan 2 gelas teh di atas meja. Lalu ia pun mendudukkan dirinya di samping Chen.
"Apa itu keluargamu?" tanya Chen sambil menunjuk foto yang tadi di pegangnya setelah menyeruput sedikit tehnya. Xiumin pun mengangguk.
"Mereka orang tuaku. Ayahku telah meninggal 3 tahun lalu, sementara ibuku sekarang tinggal di Busan. Aku di sini tinggal sendiri karena aku memang kuliah di sini." Jelas Xiumin. Chen mengangguk. Tiba – tiba suasana menjadi canggung kembali. Xiumin sibuk memainkan jari – jarinya sementara Chen sibuk memperhatikan rintik hujan dari jendela.
JDAR!
Tiba – tiba petir menggema.
"Kyyyaaa!" entah reflek atau apa, Xiumin langsung memeluk Chen dengan erat. Chen sedikit kaget dengan pergerakan Xiumin yang tiba – tiba. Tak lama kemudian, Xiumin mulai tersadar dan melepaskan pelukannya dari Chen. Tapi sebelum Xiumin berhasil melakukannya, Chen kembali menariknya sehingga wajah mereka memiliki jarak yang sangat dekat.
Deg
Deg
Deg
Jantung Xiumin kembali berdetak dan darahnya berdesir. Chen tiba – tiba langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Xiumin dan…
Chup~
Bibir keduanya menyatu. Xiumin terlonjak kaget. Tapi lama – kelamaan dia mulai menikmati ciuman dari Chen. Chen memagut bibir Xiumin dengan lembut dan Xiumin pun membalas ciuman dari Chen tersebut.
Lama – kelamaan, ciuman yang awalnya lembut itu kini berubah menjadi ciuman panas. Chen mulai melesakkan lidahnya ke dalam mulut Xiumin dan mereka memulai French kiss yang sangat menggairahkan bagi mereka berdua. Chen membaringkan tubuh Xiumin di sofa dan Xiumin pun memeluk leher Chen, memperdalam ciuman mereka.
Kini ciuman Chen beralih menuju leher Xiumin dan menciumnya dengan lembut. Tidak ingin sama sekali untuk meninggalkan tanda. Xiumin hanya dapat mendesah atas perlakuan Chen. Dan di saat hujan deras yang menghantarkan udara dingin ini, mereka membuat kehangatan tersendiri.
+-+-+-EXO-+-+-+
Sorenya saat hujan sudah reda, Xiumin terbangun dari tidurnya. Dia mendapati tubuhnya yang terbaring di sofa dengan baju yang sedikit tersibak. Ia mencoba mengingat – ingat kejadian sebelum ia tertidur. Sontak wajah Xiumin memerah saat berhasil mengingatnya. Chen, telah memberikan sentuhan lembut untuk tubuhnya. Memberikannya kehangatan dan kasih sayang. Xiumin tersenyum dengan wajah yang memerah.
Xiumin pun beranjak dari sofa yang ia tiduri itu. Dia menatap sekeliling, tapi dia tidak menemukan Chen. Apa Chen sudah pulang? Tiba – tiba dia menemukan sebuah kertas di atas meja. Xiumin segera membaca tulisan di kertas itu,
Aku pulang duluan. Maaf aku tidak meminta ijin langsung padamu. Aku tadi melihatmu tertidur sangat lelap, jadi aku tidak tega membangunkanmu. Hehe…
Chen
Xiumin tersenyum membaca pesan itu. dia pun beranjak menuju kamar mandi, memutuskan untuk membersihkan diri.
+-+-+-EXO-+-+-+
7 hari kemudian…
Xiumin melakukan aktifitasnya seperti biasanya. Kuliah dan bekerja. Tapi, ada sesuatu yang berbeda di hari – hari Xiumin. Chen, itulah yang berbeda. Dari tujuh hari kemarin, tepatnya setelah Chen mampir ke flat-nya, sampai sekarang, Xiumin tidak pernah melihat Chen lagi. Hal itu membuatnya sedikit murung.
Sampai suatu hari, ada seorang tukang pos yang datang ke flat-nya dan memberikan sebuah amplop undangan dan sebuah amplop surat. Xiumin memutuskan untuk membuka undangan itu pertama.
DEG!
Xiumin merasakan hatinya benar – benar sakit sekarang. Tubuhnya seketika terasa lemas, dan air mata sudah mendesak ingin keluar dari matanya. Kenapa? Karena undangan yang berada di tangannya ini adalah undangan pernikahan Chen dengan seorang yeoja bernama Kim Hyerin. Xiumin menggeleng – gelengkan kepalanya.
Dia segera membuka amplop surat yang ternyata surat dari Chen sendiri. Dia segera membacanya,
Annyeong Xiumin! Apa kau sudah menerima undanganku? Hehe, aku akan menikah besok. Hah~ Aku sungguh senang! Karena aku bisa mendapatkan gadis terbaik di dalam hidupku. Calon pendamping hidupku sebentar lagi. Hm, bisakah kau datang di acara pernikahanku itu? Hah~ Aku berharap kau bisa datang saat itu. Kau pasti akan kagum melihat calon istriku, hehe. Aku akan membutuhkan dukunganmu besok kawan, karena aku yakin aku akan merasakan gugup yang teramat sangat, hehe. Datanglah, kawan terbaikku.
Seketika itu juga air mata Xiumin lolos dari matanya. Apa ini? Kawan? Berarti selama ini Chen hanya menganggapnya sebagai kawan? Lalu apa maksudnya dia mencium Xiumin waktu itu? Tidak taukah ia bahwa hati Xiumin sangat sakit saat ini?
Xiumin segera merobek surat dan juga undangan itu lalu membuangnya ke tong sampah. Ia mendudukkan dirinya di sofa. Menekuk kedua lututnya lalu memeluknya erat. Xiumin menenggelamkan wajahnya di lipatan lututnya itu. Menangis sejadi – jadinya. Entah kapan ia akan berhenti.
+-+-+-EXO-+-+-+
Hari ini, adalah hari pernikahan Chen. Dan sekarang Xiumin sedang ada di dalam gerbong kereta api dan melakukan perjalanan menuju Busan. Dia memutuskan untuk pulang ke Busan. Dia ingin menenangkan hatinya dulu, kebetulan dia juga sedang libur selama sebulan, jadi tidak masalah.
.
.
Tok tok tok!
"Iya tunggu sebentar!" seorang yeoja berjalan menuju pintu, untuk membuka pintu bagi tamunya yang datang.
Ceklek
Saat yeoja itu membuka pintunya, betapa senangnya ia saat melihat anak semata wayangnya kini berada di hadapannya. Tapi, seketika juga wajah senangnya itu menjadi wajah khawatir saat meihat wajah anaknya itu sangat sayu. Pandangan matanya juga memancarkan kesedihan dan kesakitan yang teramat sangat.
"Xi-Xiumin-ah… gwaenchana chagi?" tanya yeoja paruh baya itu yang kita ketahui adalah eomma dari Xiumin.
"Hiks, eomma!" segera Xiumin memeluk eomma-nya itu dengan erat. Dia menangis sejadi – jadinya dalam pelukan eomma-nya itu. Sementara Ny. Kim, ia mengelus – elus punggung anaknya, mencoba untuk menenangkan anaknya tersebut.
.
.
+At Wedding Party+
Chen sesekali memandang arlojinya. Acara pernikahannya sudah berlangsung setengah jam yang lalu, bahkan ia dan istrinya sudah mengikrarkan janji suci pernikahan 20 menit lalu. Tapi Xiumin sama sekali belum nampak sampai sekarang. Kemana dia?
"Kau mencari siapa chagi?" tanya Hyerin, istri Chen.
"Ah, aku sedang mencari temanku. Tapi, sepertinya dia tidak datang." Ucapnya. Hyerin tersenyum,
"Sudahlah chagi. Mungkin temanmu itu berhalangan hadir." Kata Hyerin mencoba menenangkan Chen. Chen pun mengangguk, walaupun perasaan hatinya tidak enak sekarang ini.
.
.
"Sekarang ceritakan apa yang terjadi nak…" Ny. Kim mengelus rambut Xiumin dengan sayang. Kini mereka telah berada di dalam kamar Xiumin.
"Hatiku… sakit eomma…" lirihnya. Air matanya sama sekali tidak mau berhenti. Ny. Kim terdiam, menunggu Xiumin untuk melanjutkan ucapannya.
"Kenapa aku harus merasakan sakit di cinta pertamaku? Hiks…" tangis Xiumin. Ny. Kim mengelus – elus punggungnya.
"Sudahlah nak. Siapa dia? Kau bisa ceritakan?" Xiumin pun mengangguk dan segera menceritakan semua tentang Chen kepada eomma-nya itu.
+-+-+-EXO-+-+-+
Keesokan harinya, Chen mengajak Hyerin untuk mengunjungi flat milik Xiumin.
Tok tok tok
Chen mengetuk pintu flat itu. tidak ada jawaban. Dia kembali mengetuknya, tapi sama saja.
"Kemana dia?" gumam Chen.
"Sudahlah. Mungkin dia sedang tidak di rumah. Kita datang saja lain waktu." Saran Hyerin seraya mengelus – elus pundak Chen. Chen pun mengangguk dan langsung menggandeng Hyerin untuk pulang.
Keesokan harinya, Chen kembali mengunjungi flat Xiumin. Tapi hasilnya sama saja. Xiumin tidak ada. Sampai keesokan harinya, keesokan harinya, keesokan harinya dan seterusnya.
Sementara di rumah orang tuanya, Xiumin sering sekali menangis tanpa sebab. Rasa sakit di hatinya masih sangat terasa. Entah bagaimana rasa sakit ini bisa hilang. Ny. Kim sudah tidak bisa berbuat apa – apa. Dia mewajarkan Xiumin, bagaimana pun juga, namja itu pasti merasakan sakit yang teramat sangat. Ny. Kim mengerti itu.
+-+-+-EXO-+-+-+
Seminggu setelah pernikahannya dengan Hyerin, Chen sama sekali tidak pernah bertemu bahkan mendengar kabar tentang Xiumin. Membuat Chen benar – benar merasa khawatir dengannya. Jika misalnya dia pergi ke Busan untuk mengunjungi ibunya, kenapa dia tidak memberitahukannya? Kenapa juga dia tidak datang ke acara pernikahannya waktu itu? Oh, Chen! Sepertinya kau benar – benar tidak tau bahwa Xiumin merasa sangat patah hati saat ini.
Chen sekarang sedang berada di depan flat Xiumin seorang diri. Memperhatikan flat itu dari dalam mobilnya. Tiba – tiba bayangan Xiumin merasuki otaknya. Chen menghela nafasnya lalu mulai mengendarai mobilnya untuk pulang.
"Aku pulang!" kata Chen saat memasuki rumahnya dan Hyerin. Tapi tidak ada suara Hyerin yang menyambutnya. Kemana lagi yeoja itu? Tiba – tiba, Chen merasa seperti mendengar suara orang lain di rumahnya ini. Tapi siapa?
Chen terus berjalan dan berjalan. Dan ia melihat pintu kamarnya dan Hyerin sedikit terbuka. Chen mengintip dari celah pintu itu. Dan, betapa kagetnya Chen saat melihat isi kamar itu. Istrinya, Hyerin, tengah bercumbu di atas ranjang bersama dengan namja lain.
Hati Chen benar – benar sakit. Dia merasa benar – benar marah dan kecewa terhadap Hyerin. Yeoja yang di kenalnya baik – baik ternyata bermain di belakangnya.
"HYERIN!" teriaknya. Membuat Hyerin dan namja itu segera menghentikan kegiatannya. Hyerin menatap horror kearah Chen. Chen segera menghampiri Hyerin.
PLAK
Chen menampar yeoja itu dengan sangat keras, membuat yeoja itu langsung menangis.
"YA! Jangan sakiti yeoja seperti Hyerin!" seru namja yang tadi bercumbu dengan Hyerin itu.
"APA PEDULI MU HAH?"
BUG!
Chen segera melayangkan bogemnya ke wajah namja itu, membuat namja itu tersungkur di lantai. Hyerin semakin menangis melihatnya.
"Baiklah Hyerin. Aku akan menceraikanmu sekarang juga!" ujar Chen lalu langsung keluar dan pergi dari rumah itu.
.
.
Keesokan harinya, Chen sudah berada di rumahnya semula. Bersama orang tuanya. Dia sekarang sudah bukan suami dari Hyerin lagi. Karena kemarin mereka sudah resmi bercerai. Dan biadapnya, Hyerin dan namja itu akan menikah 3 hari mendatang karena ternyata Hyerin telah hamil bersama namja itu sebelum menikah dengan Chen.
.
.
"Eomma, aku akan kembali ke Seoul besok. Tidak apa – apa kan?" tanya Xiumin malam itu. Ny. Kim tersenyum, lalu membelai rambut anaknya.
"Jika kau sudah merasa lebih baik dan juga siap, kau kembalilah. Eomma tidak apa – apa di sini." Ujar beliau. Xiumin tersenyum lalu memeluk Ny. Kim, orang tua satu – satunya yang ia miliki sekarang.
+-+-+-EXO-+-+-+
Seminggu kemudian…
Xiumin sudah kembali menjalani aktifitasnya seperti biasa di Seoul. Kuliah dan juga bekerja. Dan semua berjalan dengan baik seperti kelihatannya. Xiumin sepertinya sudah bisa melupakan Chen.
"Ah, sepertinya aku harus berbelanja hari ini." gumam Xiumin setelah mengecek semua persediaan barangnya yang sudah mulai sedikit. Akhirnya Xiumin pun memutuskan untuk berbelanja di supermarket tempat dia pertama kali bertemu dengan Chen. Bukan karena apa, hanya saja barang – barang di supermarket itu lebih lengkap dan harganya juga lebih murah dari supermarket – supermarket lain.
Setelah membayar belanjaannya, Xiumin segera keluar dari supermarket itu. dan ternyata… hujan. Xiumin mendengus kesal. Dia tidak membawa payung lagi. Kenapa sih hujan itu datangnya selalu tidak tepat waktu? Akhirnya yang dapat Xiumin lakukan hanyalah berdiri di teras supermarket sampai menunggu hujan itu reda.
"Apa, kau mau pulang bersamaku?" tanya seseorang. Xiumin segera mengalihkan pandangannya ke samping kiri, tempat dimana orang itu sekarang berdiri. Mata Xiumin sontak membulat melihat namja yang ada di hadapannya kini.
"C-Chen…"
+-+-+-TBC/END?-+-+-+
Wkwkwkwk XD Gaje abiss… Review please…
