Jumat, 21 Oktober 2016

.

.

.

Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

.

.

.

Pairing: Naruto x Koneko

Genre: crime/mysteri/humor/hurt/comfort/romance

Rating: T

Setting: Alternate Universe (AU)

.

.

.

Fic request untuk silent reader yang bernama Sato

.

.

.

Terinspirasi dari lagu yang berjudul "Telan Bumi" by Andra and The Backbone

.

.

.

DISTANCE

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Naruto, sang detektif polisi

.

.

.

"Baiklah... Naruto... Inilah orang yang mesti kau selidiki untuk tugas kali ini...," sahut seorang pria berambut putih dan bermata sayu. Hidung dan mulutnya ditutupi dengan masker. Berpakaian rapi layaknya seorang pegawai kantoran, padahal dia seorang detektif polisi dari kepolisian pusat dan merangkap sebagai Inspektur. Nama lengkapnya adalah Hatake Kakashi.

Dia duduk santai di belakang meja kerjanya. Tangan kirinya memegang sebuah buku, sedangkan tangan kanannya memegang sebuah foto.

SRET!

Seorang pria mengambil foto itu dari tangannya. Pria itu berambut pirang jabrik. Bermata biru seindah langit. Ada tiga garis di dua pipinya. Kulitnya berwarna coklat. Tubuhnya tinggi, tegap dan atletis. Mengenakan pakaian kasual berupa baju kaos putih, jaket jingga, celana hitam, dan sepatu. Tangan kanannya dililit dengan perban putih karena pernah mengalami luka bakar akibat kebakaran. Berumur sekitar 23 tahun. Namanya Uzumaki Naruto.

Dia memperhatikan foto itu dengan seksama. Wajahnya tersiratkan kemurungan, tapi terlihat sangat tegas.

"The Black Girl...," katanya dengan nada yang sangat datar."Aku harus mencari tahu informasi mengenai dia, Inspektur Kakashi?"

Kakashi menjawab tanpa memandang ke arah Naruto.

"Ya, itulah yang mesti kau lakukan. Karena pembunuh bayaran yang bernama The Black Girl itu diketahui berada di kota ini dan dia kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di kota ini juga. Menurut informasi dari rekan kerjanya yang telah kita tangkap, dua hari yang lalu, dia kuliah di Konoha University di jurusan komputer. Nama aslinya belum diketahui sampai saat ini. Sosok sebenarnya dia, juga belum kita ketahui secara pasti. Makanya aku menugaskan kau untuk menyelidikinya dengan cara menyamar menjadi seorang mahasiswa yang kuliah di jurusan yang sama dengannya. Cari tahu siapa dia. Setelah kau tahu siapa dirinya yang sebenarnya, tangkap dia dan bawa ke kantor polisi ini. Kau paham, Naruto?"

Naruto mengangguk dengan sikap yang tegas.

"Baik, pak! Perintahmu akan saya laksanakan sekarang juga!"

"Bagus. Aku sudah mengurus semuanya. Aku juga sudah memberitahukan rektor Konoha University mengenaimu. Sesampainya di sana, kau harus menemui rektor itu untuk membicarakan hal ini padanya. Dia bersedia membantu kita dalam penyamaran ini demi menangkap The Black Girl yang diketahui kuliah di kampusnya itu."

"Baik!"

"Sekarang pergilah!"

"Se-Sekarang saya pergi ke kampus itu?"

"Ya, kapan lagi? Tahun depan?"

"Ah... Eh? Hehehe... Maaf... Baik, saya permisi dulu!"

Naruto tertawa kikuk sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia pun segera berbalik dan pergi meninggalkan ruangan sang Inspektur.

Di balik buku nistanya, Kakashi menatap kepergian Naruto dengan helaan napasnya yang panjang. Karena merasa sedikit kesal jika berhadapan dengan anak buahnya itu. Uzumaki Naruto, sang detektif polisi yang baru bergabung di kepolisian pusat Konoha, sejak dua bulan yang lalu.

'Semoga saja... Anak itu berhasil menemukan The Black Girl itu. Aku percaya akan kemampuanmu itu, Naruto...' batin Kakashi yang kembali menyibukkan dirinya untuk membaca buku nistanya itu.

KLAP!

Setelah menutup pintu ruangan sang Inspektur, Naruto berdiri sejenak di dekat pintu tersebut. Diperhatikannya lagi foto yang berada di tangan kanannya itu.

Di dalam foto tersebut, menampilkan sosok berpakaian serba hitam yang sedang menodongkan pistolnya dengan latar belakang pemandangan atap sebuah gedung. Bentuk tubuhnya menyerupai seorang gadis. Wajahnya tidak kelihatan karena memakai topeng. Warna rambutnya juga tidak kelihatan karena ditutupi dengan tudung mantel hitamnya. Itulah sosok yang dijuluki dengan "The Black Girl" itu.

Foto itu diambil secara diam-diam oleh orang yang menjadi saksi atas pembunuhan yang dilakukan The Black Girl itu, pada saat teman orang itu dibunuh. Namun, pada akhirnya orang yang memfoto itu, terbunuh juga oleh The Black Girl itu.

The Black Girl telah membuat resah penduduk kota Konoha. Menjadi momok menakutkan bagi orang-orang karena pembunuhan berantai yang dilakukannya. Dia selalu beraksi pada malam harinya. Selalu pergi sendirian atau bersama rekan-rekannya. Dia menerima permintaan membunuh melalui website yang dibuat oleh rekannya. Orang-orang yang menjadi kliennya mendaftarkan diri melalui akun di websitenya yang berkedok sebagai jejaring sosial seperti Facebook. Maka para klien-nya akan chatting dengannya untuk memberikan informasi mengenai korban yang akan dijadikan target pembunuhannya. Jika keduanya sudah saling sepakat dengan imbalan bayaran uang yang sangat tinggi, maka proses pembunuhan akan dilakukan pada malam hari. The Black Girl yang ditugaskan untuk membunuh para korban yang ditelah diberitahukan oleh para klien-nya.

Intinya, orang yang mengakses dan mendata klien di website itu adalah rekan kerjanya yang lain, bertugas sebagai admin dan programmer. Dia sangat dekat dengan The Black Girl tersebut. Kerjanya terus melototi layar komputer dan bersembunyi di suatu tempat.

Inilah yang sedang diselidiki oleh pihak kepolisian. Lalu orang yang ditugaskan untuk menyelidiki ini adalah Naruto sendiri.

'The Black Girl, aku penasaran siapa dia sebenarnya. Baiklah, aku akan segera pergi ke kampus itu!' Naruto mengangguk sendiri sambil memasukkan foto itu ke dalam kantong jaketnya. Dia pun segera melangkah dengan santai, menyusuri lorong panjang yang dilewati oleh beberapa orang. Suasananya cukup ramai dan berisik karena para polisi masih berkeliaran di sana selama 24 jam.

.

.

.

Dengan menggunakan motor sportnya, Naruto tiba di Konoha University. Kampus besar dan terkenal yang ada di kota Konoha tersebut. Letaknya strategis yaitu di pusat kota.

Setelah meletakkan motornya di parkiran motor, Naruto terus berjalan masuk menuju gedung kampus itu. Dia sudah mengenakan pakaian kasual, lengkap dengan tas jingganya yang terpasang di punggungnya. Dia berpenampilan layaknya seorang mahasiswa baru. Padahal kenyataannya, dia sudah lulus kuliah dan menjadi seorang detektif polisi sekarang.

Atas tugas yang diberikan Kakashi padanya, dia menyamar menjadi mahasiswa lagi. Dengan metode, sebagai mahasiswa pindahan dari kampus lain. Mencari ruang rektor yang akan menemuinya untuk membicarakan seputar penyamaran ini.

Menempuh halaman luas kampus yang dilalui oleh banyak orang yang lalu-lalang. Tidak ada seorang pun yang memperhatikannya. Semua orang sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga langkah Naruto mencapai ke dalam gedung yang juga ramai dipenuhi orang-orang yang berkumpul.

WAS! WES! WOS!

Orang-orang berbicara antara satu sama lainnya. Ada yang berdiri dan duduk. Ada juga beberapa di antaranya, memperhatikan Naruto dengan aneh dan heran. Mungkin mereka bertanya-tanya di dalam hati masing-masing, tentang siapakah Naruto yang sebenarnya.

Naruto sendiri tampak cuek dan tidak menghiraukan keadaan sekitar. Kedua tangannya dimasukkan ke kantong jaket jingganya. Indera penglihatannya terus difokuskan untuk melihat-lihat ruangan yang dijelajahinya. Langkah demi langkah diayunkannya dengan santai.

Tanpa dia sadari, dia menabrak seseorang.

DUK!

Keduanya mampu menyeimbangkan tubuh mereka agar tidak terjatuh. Mereka berjalan mundur sedikit.

Naruto menyadari kesalahannya yang telah menabrak orang itu. Dia pun segera berkata.

"Ah, ma-maaf..."

"Huh... Kalau jalan itu, hati-hati!"

Orang yang ditabrak malah menjawab dengan nada ketus. Naruto memperhatikannya dengan seksama.

Dia adalah seorang gadis berambut putih pendek model bob dengan poni longgar yang panjang melewati bahunya. Bermata emas seperti mata kucing. Kulit yang putih. Bertubuh mungil. Mengenakan pakaian kaos putih yang dilapisi rompi coklat dan rok mini biru tua. Sepatu boots berwarna coklat membungkus kedua kakinya. Menyandang tas berwarna putih di punggungnya. Berumur sekitar 19 tahun.

Merasa diperhatikan dengan aneh oleh laki-laki asing itu, gadis itu memasang wajah sewotnya.

"Hei, apa yang kau lihat, hah?"

"Ah...," Naruto tersentak dan segera menyahut."Ma-Maaf, aku tidak ada maksud apa-apa. Oh ya, aku ingin bertanya padamu."

"Tanya apa?"

"Apa kamu tahu di mana ruang rektor kampus ini?"

Giliran gadis itu memperhatikan Naruto dengan seksama. Dari atas sampai bawah. Dari bawah sampai atas. Membuat Naruto mengangkat salah satu alisnya.

"Apa kamu anak baru di sini?" gadis itu mulai berkata dengan nada lembut."Baru kali ini, aku melihatmu di sini."

"Ah, ya. Aku anak baru yang baru pindah dari kampus lain. Namaku Uzumaki Naruto."

SET!

Naruto mengulurkan tangannya, bermaksud ingin berkenalan dengan gadis itu.

"Toujou Koneko...," ucap gadis itu tanpa membalas uluran tangan Naruto."Ruang rektor ada di lantai dua, di sebelah ruang dosen. Aku permisi dulu."

Gadis yang bernama Koneko itu, menyelonong pergi dan melewati Naruto begitu saja. Naruto sampai ternganga dibuatnya.

"Hei, tunggu dulu!"

Koneko menghentikan langkahnya dan menoleh di sudut bahu kirinya.

"Ada apa lagi?"

"Bisakah kamu mengantarkan aku sampai ke ruang rektor itu? Aku takut tersesat soalnya aku baru di sini."

Mengatakan itu sambil menggaruk-garuk pipinya, Naruto tersenyum malu. Koneko hanya berwajah datar lalu menghelakan napasnya sejenak.

"Apa boleh buat. Baiklah, aku akan mengantarkanmu sampai ke sana."

"Ah, terima kasih."

"Hn."

Maka gadis itu mengantarkan Naruto untuk menuju ke ruang kepala sekolah. Mereka berjalan beriringan.

Dalam perjalanan menuju ke lantai dua, di mana ruang rektor berada, mereka dikuasai kebisuan abadi. Tidak ada yang saling berbicara sampai langkah mereka tiba di depan ruang rektor tersebut.

"Kita sudah sampai," Koneko melirik ke arah Naruto yang berdiri di sampingnya."Kau ketuk saja pintu itu karena rektornya ada di dalam."

Naruto mengangguk pelan seraya memperhatikan papan kayu yang bertuliskan "RUANG REKTOR" di atas pintu tersebut.

"Baiklah... Aku mengerti."

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Soalnya aku harus pulang sekarang."

Lagi-lagi gadis itu menyelonong pergi tanpa menunggu balasan jawaban dari Naruto. Naruto terperanjat dan melihat ke arahnya.

"Hei, sekali lagi aku berterima kasih padamu, Toujou-san!"

"Hn..."

Hanya satu kata itu yang dilontarkan pada Naruto. Naruto hanya bengong dan menatap kepergian gadis itu sampai hilang dari pandangannya. Meninggalkan dirinya seorang diri di lorong lantai dua yang sepi.

Tidak ada yang lewat di sana. Hingga Naruto menyadari keterpakuannya, segera melakukan apa yang akan dilaksanakannya.

"Oh iya... Aku harus menemui rektor itu..."

Diketuknya dengan keras pintu ruang rektor tersebut.

TOK! TOK! TOK!

Terdengarlah suara yang menjawabnya dari arah dalam ruangan tersebut.

"Masuk!"

Ditanggap dengan respon seperti itu, Naruto segera membuka pintu itu dengan cepat.

KLAK!

Pintu terbuka. Naruto masuk ke dalamnya dan perhatiannya tertuju pada seorang pria yang duduk di belakang meja kerjanya.

Pria itu berambut putih panjang yang diikat satu. Ada tanda garis merah melintang di dua pipi pria itu. Mengenakan pakaian kantoran serba hitam dan putih. Berusia sekitar setengah abad.

Tampak berkas-berkas menumpuk dan menjulang tinggi di atas mejanya. Sangat berantakan. Terdapat dua kursi di depannya. Juga terdapat perabotan lainnya seperti lemari, sofa dan sebagainya.

Menyadari keterpakuan Naruto yang masih berdiri di dekat pintu yang terbuka, pria tua itu segera menyambut Naruto dengan senyumannya yang ramah.

"Selamat siang! Kenapa kau berdiri di situ? Ayo, duduklah!" perintahnya pada Naruto."Jangan lupa tutup pintunya ya!"

Naruto mengangguk tanpa bersuara dan segera menutup pintu itu.

KLAP!

Dia pun berjalan pelan dan duduk di salah satu kursi yang telah tersedia di depan meja sang rektor. Rektor memperhatikannya dengan seksama lalu bertanya.

"Sepertinya baru kali ini saya melihatmu. Apa kau mahasiswa baru di sini?"

Sekali lagi Naruto mengangguk. Kini dia bersuara dengan nada tegas.

"Ya, saya mahasiswa baru, pak. Nama saya Uzumaki Naruto."

"Uzumaki Naruto... Hmm...," tiba-tiba pria itu tersentak."Eh? Ka-Kau detektif polisi yang bernama Uzumaki Naruto itu, kan? Ya-Yang ditugaskan menyamar sebagai mahasiswa baru untuk menyelidiki adanya pembunuh yang kuliah di sini, kan?"

"Ya, pak. Sayalah orangnya. Saya datang ke sini atas permintaan Inspektur Kakashi."

"Ah, saya sudah diberitahukan olehnya sebelumnya dan saya sangat paham dengan apa yang kalian lakukan. Hmmm... Baiklah, saya akan membantu kalian dalam penyamaran ini. Juga mengizinkan kau kuliah di sini sebagai mahasiswa pindahan dari kampus lain. Saya akan mengatur semuanya."

"Ah, Terima kasih atas pengertian anda. Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan anda, pak."

"Hahaha... Sama-sama... Mungkin lain kali, sebaiknya kita berbicara memakai bahasa sehari-hari. Tidak ada saya ataupun anda. Anggap saja aku ini adalah temanmu, Uzumaki-san."

"Baiklah, pak."

"Bagus... Bagus...," pria itu menyengir lebar."Oh iya, aku lupa memperkenalkan namaku. Namaku Jiraiya. Kau boleh memanggilku Jiraiya saja."

"Tapi... Itu tidak sopan. Bagaimana kalau ditambahkan san? Aku memanggilmu Jiraiya-san."

"Boleh juga... Inspektur Uzumaki-san."

"Maaf, saya bukan Inspektur. Tapi, sersan, Jiraiya-san."

"Oh, aku kira jabatanmu sudah Inspektur."

"Akukan baru bergabung dalam kepolisian pusat, dua bulan ini."

"Oh, begitu. Sekarang umurmu berapa?"

"Dua puluh tiga tahun."

"Kau sudah pernah kuliah?"

"Sudah. Aku lulusan dari Konoha Police Academy."

"Wow... Itu hebat! HEBAT!"

"Ah, tidak. Itu biasa saja."

BLA... BLA... BLA...

Mereka berdua terlibat dalam pembicaraan yang berujung tentang diri masing-masing. Suasana menjadi ramai ketika mereka berbicara. Sesekali mereka tertawa dan tersenyum. Sudah menjadi akrab dalam sekejap mata, padahal baru saja bertemu, beberapa menit yang lalu.

Inilah langkah pertama Naruto dalam menyamar menjadi seorang mahasiswa di Konoha University itu. Demi mencari siapa sebenarnya di balik sosok The Black Girl itu. Dia akan menyelidikinya secara diam-diam dan akan menjebloskan pelakunya ke dalam penjara, begitu tertangkap nanti.

Lihat saja, Naruto sang detektif polisi akan segera mengungkap misteri ini.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Fic request buat silent reader yang bernama Sato.

Hai, nama saya Hikasya. Salam kenal ya. ^^

Saya membalas reviewmu lewat cerita ini. Sesuai permintaanmu, saya membuatkan cerita untuk pairing Naruto x Koneko dengan genre crime. Semoga kamu suka ya dan beri jawabanmu lewat review.

Apa kamu punya facebook, Sato? Kalau punya, kamu bisa add ke akun facebook saya ya.

Sekian dan terima kasih.

Silakan mereview jika ada yang mau mereview.

Dari Hikasya

Sabtu, 22 Oktober 2016