Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi
Image cover © Pixiv Id 1547007
Delapan tahun aku menghindari setiap tempat yang mungkin kau datangi. Reuni sekolah, pesta pernikahan teman, bahkan pemakaman seorang sahabat sengaja kulupakan hanya karena kemungkinan hadirnya dirimu. Proses melupakanmu berjalan sangat lambat hingga aku begitu menjaga diri dari setiap hal yang mungkin akan melenyapkan usaha yang telah kulakukan.
Jerih payahku bertahun-tahun terbuang dalam hitungan detik. Ketika namaku kau panggil di sebuah konbini yang hanya berjarak lima menit jalan kaki dari apartemenku.
Aku tidak bisa lagi mengelak dari pernyataan bahwa pertemuan kita saat ini adalah takdir.
Kuanggap kau berpendapat sama setelah kau menerima undangan masuk ke kamarku.
.
Label suci yang sejak lama kuanggap melekat kuat pada dirimu musnah. Kau yang dulu tidak akan mungkin melanggar sumpah yang kau ucapkan di depan altar. Dengan tersengal mengucapkan nama selain pasangan resmimu. Sorot mata polosmu tertutupi kabut liar, meminta dijamah lebih dalam.
Nnh
.
Bebaskan suaramu, biarkan desahan berserakan mengelilingi kamar. Tidak perlu khawatir mereka menyelinap keluar karena tembok tebal selalu menjaga.
.
Haa
.
Aku tidak perlu repot menyingkirkan beberapa kancing kemeja yang mengekang kulit mulusmu di baliknya. Dengan kesabaran yang hampir habis kau melepaskan mereka satu persatu. Tanpa peduli noda akan mengenai kemeja mahalmu, pakaian itu terdampar di lantai.
Sebenarnya aku tidak begitu menyukai kepolosan dirimu dulu. Perkataan yang dipilih baik-baik dipadu kelakuan sopan, seakan ada jeruji imajiner yang melarangku mendekatimu.
Tapi aku menyukai polosnya fisikmu sekarang.
.
Ao—ah!
.
Kukeluarkan semua keahlian yang kupunya. Sentuhan tanganku tidak luput satu incipun dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sampai bagian bawah, bagian paling vital. Jika salah akibatnya bisa sangat buruk namun dengan perlakuan yang benar kenikmatannya serasa surga. Satu, lalu dua, terakhir tiga. Protes tidak sabar mulai terdengar dari mulutmu. Semua permintaanmu malam ini akan kuturuti sepenuhnya.
.
.
Aaah
Kau menghasilkan suara kencang. Suara yang tidak pernah kudengar bahkan kubayangkan akan berasal darimu. Aku juga tak pernah tahu bahwa kau bisa berpenampilan seperti sekarang. Ada liur dan air mata bercampur di wajah, cairan putih mengenai permukaan perut, keringat mengaliri sekujur tubuh.
Orang lain akan menganggapmu kotor tapi bagiku kau manusia paling cantik.
.
Ha…ha..
Hubungan kita berakhir seiring malam, ketika orang-orang lain kembali mengambil kendali dunia.
Pagi sudah datang. Pakaianmu segera mengunci penglihatanku dari badanmu. Tanpa ucapan sampai jumpa kau keluar dari apartemenku.
E N D
Udah malem, mohon maklumi drabble yang lagi-lagi pervert.
-adnir-
