Penyesalanku

Pair: Hunhan

Youngmin (karakter fiktif)

Genre: Angst

"hey"

Seperti hari-hari sebelumnya, tak ada balasan darimu. Tapi aku tak marah. Aku tau kau pasti mendengarku, kan?

Flashback

"Hyung!", panggilku saat aku melihatmu akan memasuki ruang kelasmu. Sempat kau palingkan wajahmu ke arah kanan dan kiri bahkan kau sempat berbalik ke belakangmu. 'Apa kau sedang mencariku hyung?' pikirku geli saat itu. Kulihat kau termenung saat bertemu pandang denganku. Aku melempar senyum padamu berharap kau dapat tersenyum kembali ke arahku. Tapi sepertinya keinginanku tidak terkabul. Kau hanya berdiam diri di sana memandangku tanpa senyum hanya menatapku sendu. Sama seperti kemarin saat ku memanggil dirimu di tempat ini di tempat yang sama. Tapi tak apa, aku masih mempertahankan senyumku seolah mengatakan aku tidak apa-apa. Kau menatapku sendu seakan aku akan terluka. Tak apa hyung karena aku sudah terluka. Terluka sangat dalam.

"Han.." sudah kuduga kau bersamanya hyung. Senyumku pudar bersamaan dengan wajahmu yang berpaling dariku. Kau mentapnya sama seperti kau menatapku dulu.

"kenapa kau masih di sini, Han? Sebentar lagi Lecture Musik akan masuk. Kau tidak mau terlambat dan kena hukum 'kan sayang?"

"M..maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu Young-ah" kau menatapnya sendu seolah berkata maaf.

"Hey, tidak apa-apa sayang. Ayo masuk" mengulurkan tangannya padamu.

"Hm" kau hanya menganggukkan kepalamu dan menerima uluran tangan darinya. Kalian terus berjalan memasuki kelas, dan kau tidak menolehkan wajahmu padaku. Aku tersenyum miris

'Haruskah seperti ini kau memperlakukanku hyung? Apakah sungguh tidak ada harapan lagi untukku. Untuk kita, kembali seperti dulu? Aku membenci hal itu hyung. Aku membenci takdir yang memisahkan kita'

End of Flashback

"Hyung kau tau hari apa ini?"

"..."

"Kau tak ingat ya? Ah. Tak apa" kuusap wajahmu dengan sendu. Kau hanya terdiam sama seperti sebelumnya.

"Kau tau? Hari ini adalah hari ulang tahunmu hyung" kekecup punggung tanganmu. "Hari yang seharusnya menjadi hari yang sangat membahagiakan buatmu" suaraku bergetar. Aku tak dapat menahan kesedihanku saat ini. "Seharusnya kau ada di rumah, merayakan ulang tahunmu bersama dengan keluarga, teman, dan juga...calon suamimu hyung" hatikuterasa sakit dan sesak saat mengatakan kata terkahir. "Tetapi kau ada di sini. Ditemani bau obat-obatan yang aku tau, sangat kau benci" aku terkekeh di akhir kalimat. Kuusap dahimu dengan lembut, takut menyakitimu walaupun hanya dengan usapan.

"Maafkan aku hyung. Jika saja saat itu aku melarangmu dan Youngmin pergi ke Jeju, kau tidak akan berada di tempat seperti ini hyung. Kau...akan berbahagia bersama dengan Youngmin merayakan hari ulang tahunmu saat ini" aku terdiam.

"Aku seharusnya memberitahumu. Aku seharusnya melarangmu pergi" menetes. Ya, air mataku menetes tanpa bisa kutahan lagi. "Seharusnya, aku menjagamu hyung...hiks...se..harusnya..aku memberitahumu perasaanku sangat tidak baik tentang perjalananmu hyung. Maafkan aku tidak ada di sana seperti yang pernah aku janjikan dulu" aku terjatuh berlutut dan menangis di pangkuanmu. Aku tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Penyesalan ini sungguh membunuhku secara perlahan. Aku menangis lagi untuk kesekian kalinya, menyesali setiap tindakan yang aku lakukan.

Sungguh aku menyesal.

Maaf

End