Sekuel : Find Me - Wonkyu
Chap. 1 Remake
~LynCliff~
Disclaimer : Wonkyu isn't mine, but this story is mine
-Kesamaan cerita hanya kebetulan, ide murni keluar dari kepala author-
Cast :
Choi Siwon
Cho Kyuhyun
Other
Genre : Humor, Action –for chap 2-
Rate : T
Warning : Author nubi, BL, YAOI, AU, Alur kecepetan, Minim kosa kata korea, Typo dan Miss Typo bertebaran.
.
Apartemen itu masih remang-remang. Tirai abu-abu menutupi jendelasalah stau kamar. Dua orang di dalam selimut itu masih mengeratkan pelukan masing-masing. Sebuah jam wecker antik pecah di ujung ruangan, jelas sekali kalau dua orang di dalam kamar itu tidak mau paginya di ganggu apapun, bahkan nyamuk.
Pria lain yang lebih tinggi semakin menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher pasangannya. Menghirup bau apel khas seorang Cho Kyuhyun. Ya, dia sebenarnya sudah terbangun. Namun matanya malas untuk terbuka. Lebih menggunakan indera perabanya untuk menyentuh pasangannya.
"Eung..Wonnie.."
Geli. Kyuhyun berusaha menyingkirkan tangan itu dari pinggangnya. Juga dagu pria di depannya yang masih menyisakkan bulu-bulu halus. Menggeletik lehernya semakin dalam. Matanya terbuka, gatal. Kyuhyun mengucek matanya. Namun gerakannya terhenti saat bibir Siwon menutup matanya, tidak membiarkannya bangun.
"Wonnie, aku harus bangun. Hari ini kerja."
"Terlalu pagi, Kyunnie. Pasukan saja belum aku latih."
Pasukan?
Di tengah buaian yang Siwon berikan, Kyu mengernyitkan dahi. Dia lupa kalau tubuh abadi di depannya ini baru saja bangun dari tidur panjangnya. Kyu belum terbiasa, tapi sebisa mungkin dia memaklumi itu.
"Ini sudah siang, baby. Lihatlah keluar tirai."
"Gelap."
Sekali lagi sapuan lidah itu membuai Kyuhyun. Kyuhyun harus terbebas dari service kekasihnya ini sebelum dia sukses terjebak dalam jebakan pagi seorang Siwon. Dia harus bekerja. Kyu melepas paksa tangan Siwon yang ada di pinggangnya semalaman. Lalu berjalan untuk menyibakan tirai jendela. Sedetik kemudian sorot matahari memasuki ruangan baby blue itu. Siwon menutupi matanya. Dia mengibaskan tangannya karena kesilauan. Kyuhyun tertawa. "Bangun Hyungie."
"Hei hei, kita ini sebenarnya ada dimana?"
Kyuhyun menghentikan tawanya. Dia menepuk jidatnya. Lupa. Tubuh abadi itu bukan reinkarnasi. Pantas saja Siwon tidak tahu dimana dia sekarang.
Setelah kejadian naas yang membuat bahunya harus di perban itu Siwon hanya merespon pernyataan cintanya. Lalu tidur seperti orang mati dan baru bangun pagi ini. Kyuhyun ingat bagaimana pandangan orang-orang di sekitar apartemen memandangnya membawa tubuh besar Siwon. Entah itu karena rambut Siwon yan aneh, atau pakaian Siwon yang minim. Tidak mungkin Kyuhyun membawa tubuh besar Siwon bersama baju zirahnya yang sudah terkoyak tidak jelas. Akan semakin mencolok.
Dan pagi ini, agenda Kyuhyun adalah meremake seorang Choi Siwon.
Kyuhyun beranjak untuk mencari ponselnya. Dia kembali mengernyitkan dahi saat menemukan pecahan kaca, tidak itu sebenarnya jam wecker. Ponselnya juga ada di bawah, dengan layar yang sudah retak.
Siapa yang masuk ke kamar dan mengacaukan semua benda itu?
"Apa ada yang salah, Kyunnie?" tanya Siwon. Pria itu, dengan muka polos dan rambut panjangnya ikut memperhatikan Kyu mengamati pecahan jam wecker. Kyu menoleh pada Siwon lambat. Raut takut dan marah tertera jelas di sana. "Siapa yang melakukan ini Wonnie? Apa semalam ada pencuri masuk ke sini?"
Siwon menggaruk pipinya, "Oh maksudmu benda kotak yang berisik itu? Aku yang melemparnya. Dua benda itu sangat berisik. Aku tidak bisa tidur lebih lama bersamamu."
Katanya, masih dengan nada tidak bersalah. Kyuhyun menarik nafas sedalam mungkin. Mengisi rongga dadanya dengan udara pagi yang hampir membuatnya meledak. Hampir saja amarah menguasainya. Ini bisa dimengerti. Mungkin kebiasaan primitif keluarganya masih mendarah pada diri kekasihnya. Siwon itu tidak direinkarnasikan, Kyuhyun kembali mengingat hal itu. Yah, ini juga konsekuensinya membangkitkan Siwon lagi.
Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyesal. Kekasih yang tidak bisa dia miliki di masa lalu kini bisa dia miliki. Kyu seharusnya bersyukur. Soal mengajarkan IPTEK, itu hanya membutuhkan waktu, mengingat seberapa cerdas Hyungnya di masa lalu.
Kyuhyun mendorong tubuh Siwon. "Kalau begitu, sekarang hyung mandi. Ada yang harus kita lakukan. Penampilan seperti itu akan mengundang perhatian."
"Aish. Baiklah."
Setelah biang pembuat mood Kyu down itu masuk ke kamar mandi. Kyuhyun menggembungkan pipinya, memikirkan bagaimana cara membersihkan pecahan-pecahan kaca di samping tempat tidurnya. Kekuatan hyungnya sangat kuat, jam itu hampir jadi debu. Ponselnya? Kyu tersenyum, ingin menangis sebenarnya. Ponsel yang dia dapat dari gaji pertamanya rusak. Dia meratapi ponselnya itu.
SSSSRRRRRSSSH..
"Eh?"
Kyuhyun bangkit dari duduknya begitu mendengar suara deras air kran dari kamar mandi. Apa itu hyungnya yang berbuat ulah? Oh ya, Kyu lupa kalau pagi ini Siwon baru memakai kamar mandi. Kyu segera berlari ke kamar mandi, menggedor pintu keras.
"Hyung! Apa yang kau lakukan?"
Suara deburan dan semprotan itu semakin keras.
"Mandi. Apalagi?"
Teriak Siwon menyaingi suara riak air. Kyu meremas tangannya sendiri gemas. Awas saja setelah Hyungnya keluar.
"KAU BOROS AIR HYUNG!"
"Ini menyenangkan Kyu. Seperti mandi di bawah tetesan air terjun."
"AIR TERJUN DARI MANANYA?"
Oke, Ini pagi yang buruk.
.
"Apa maksudmu datang ke tempatku dengan-"
"Diam. Remake dia setampan mungkin, aku harap kau bisa cepat."
"Ya sudah sini. Serahkan padaku."
.
Kyu keluar dari apartemen dengan sebuah kaos hitam polos dan jeans. Berbeda dengan Kyu yang simpel, Siwon harus mengenakan jaket kepompong Kyu, padahal bukan musim dingin. Alasannya sederhana. Di lemari Kyu tidak ada ukuran baju yang pas dengan tubuh kekar Siwon. Panjang mungkin iya, tapi lebar tidak. Beberapa lengan baju Kyu sobek saat dipaksa untuk klop dengan tubuh Siwon. Kyu tidak mau menambah koleksi baju robeknya.
Rambut Siwon yang masih panjang sepunggung itu Kyu gulung, hampir seperti konde. Lalu di tutup dengan sebuah kain, dililitkan mirip sorban.
Untuk itulah sekarang mereka melangkah cepat menelusuri etalase etalase toko di jalanan dekat apartemen Kyuhyun. Mencari salon yang bisa meremake kekasihnya. Belum saja Siwon duduk, penjaga toko sudah ngeri sendiri melihat rambut Siwon. Kyu hanya menghela nafas, lalu membungkuk dan pergi. Tidak berbicara banyak, takut menyinggung perasaan Siwon. Sebenarnya Siwon sendiri juga tidak tahu dia sedang diapakan.
Pria berlesung pipi itu hanya mengikuti babyKyunya berjalan. Mereka berputar, belok kiri, berlari, dan yang paling ngeri dari itu semua adalah saat menyebrangi sebuah dataran berwarna hitam yang di lalui banyak benda baja yang bergerak cepat. Siwon sudah 6 kali hampir terserempet.
Dan di sinilah mereka. Setelah berjalan jauh dan ditolak beberapa salon. Kyuhyun langsung menyeret Siwon jauh dari pertokoan. Memasuki perumahan yang sepi, mungkin karena sekarang jam kerja. Well, babyKyu kita ini rela tidak berangkat kerja hanya demi meRemake Siwon.
"Hechul-hyung. Bisa keluar sebentar?" teriak Kyu di depan sebuah pagar rumah. Siwon tetap diam. Penasaran dengan apa yang sedang mereka lakukan. Mulutnya terpaksa dikunci karena memang itulah petuah pangerannya.
"Apa maksudmu datang ke tempatku dengan-"
"Diam. Remake dia setampan mungkin, aku harap kau bisa cepat."
Hechul menatap Siwon sebentar.
"Ya sudah sini. Serahkan padaku."
.
"Aku tidak ingat kau punya simpanan, Kyu."
Sejak lima menit lalu Hechul terus berkutat dengan sebuah gunting. Memotong acak rambut Siwon yang panjang dan sangat tidak stylish untuk jaman modern seperti sekarang. Meski agak susah, tapi Hechul tetap memotong rambut itu. Rambut macam apa ini? Sangat kaku, keras. Aku bahkan tidak mengira kalau ini rambut, batin Hechul heran. Dia menatap Kyu yang asik bermain PSP di kursi di belakang meja rias tempat Siwon di remake.
"Bagaimana kau tau aku tidak bekerja?"
"Naluriku tajam Hyung."
"Kyunnie dia siapamu?" Siwon bersuara.
"Tuan. Maaf, bisa tetap melihat ke cermin. Aku kesulitan memotong rambut anehmu ini."
Ucap Hechul, lalu memutar kepala Siwon paksa menjadi menghadap cermin kembali.
"Kyunnie? Jangan bilang-" ucap Hechul kaget, baru sadar ada yang aneh dengan pasangan yang 8 menit lalu memasuki rumahnya.
"Apa ada yang aneh dengan panggilan 'Kyunnie' ?" tanya Siwon.
"Tidak."
"Aku kira ini rambut terbaik yang pernah kumiliki. Kyunnie saja pernah memujinya." Ucap Siwon tanpa dosa. Kyuhyun salah memencet tombol, membuat nada game over keluar dari PSPnya. Hechul meninggikan sebelah alisnya, meminta penjelasan dari Kyu lewat cermin.
"Abaikan dia. Hyung." Jawab Kyu.
"Hei, kenapa pria ini memakai jaket? Apa tidak panas?" tanya Hechul.
"Karena semua pakaianku tidak muat padanya."
"Oh, kenapa kau tidak membeli pakaian sembari menunggu dia selesai potong rambut?"
Kyuhyun menghentikan gerakan jemarinya yang lincah. Dia berpikir sebentar menimbang saran Hechul, lalu menangguk. Hemat waktu juga, kan? Siwon yang melihat Kyu berdiri langsung membalikkan badan, hal ini membuat Hechul kesal. Mereka sepasang kekasih atau apa?
"Aku hanya sebentar, Wonnie. Aku harus membeli sesuatu." Kata Kyu mencegah Siwon bertindak possesif.
"Tapi bagaimana kalau ada yang menyerangmu?"
Kyuhyun terkekeh geli, dia mengusap pipi kekasihnya itu, "tidak ada. Aku aman. Selama namamu masih ada di hatiku tidak akan ada yang berani menculikku."
"Mm..baiklah. cepat kembali."
"Tenang saja." Mereka berciuman kilat. Mengabaikan Hechul yang sedari tadi penuh tanda tanya dan sekarang mlongo, membuka-tutup mulutnya. Masih belum tau apa maksud dari semua yang terjadi didepannya.
.
Bunyi bel menandakan ada pelanggan masuk.
Jaejoong menarik diri dari bacaannya. Dia tersenyum melihat siapa yang datang. Orang itu tampak kesal, dengan pipi chubby yang digembungkan.
"Siang, Kyuhyun. Apa yang bisa aku beri?" tanyanya. Dia merentangkan tangannya, memamerkan koleksi baju terbarunya untuk Kyu. Biasanya Kyu suka berburu baju terbaru di sini, si. Makannya Jaejoong hapal. Kyuhyun berpindah dari tempat biasanya dia memburu baju. Bergerak ke bagian yang lebih besar.
Kemeja dan beberapa blazer pria.
Kyu langsung mencomot dua kemeja hitam dan kotak-kotak. Membawa baju itu dilengannya lalu bergerak lincah mencari blazer. Satu yang berwarna abu-abu menarik perhatiannya. Pria bermarga Cho itu menarik kaos berwarna biru, melihatnya sejenak. Lalu dikembalikan. Kaos rajutan berwarna merah dengan garis-garis hitam menyita perhatiannya, Kyu membawa rajutan itu juga.
Jaejoong menggelengkan kepala. Dia diabaikan, ckck. Ini pertama kalinya dia melihat Kyu seantusias ini memilih baju. Terlihat seperti gadis SMA. Yah, mungkin juga karena bawaan muka Kyu yang imut itu. Rempong. Satu kata yang dapat Jaejoong beri pada Kyu saat ini. Bolak balik, ambil ini ambil itu.
"Kyu, kau sedang mencari apa?"
"Jeans, tapi aku lupa seberapa besar kaki Wonnie."
Jaejoong menyangga dagunya. Wonnie, hm? Teman dekat Kyu? Pikirnya. Dia menghampiri Kyu. "Kau mau yang seperti apa?" tanyanya, lalu membenarkan letak kacamatanya.
"Ah ya! Jaejoong-ssi, berapa ukuran celanamu?" Kyu berbinar. Matanya seperti menemukan emas pada kaki Jaejoong. Dia seperti melihat kaki Wonnie pada Jaejoong. Meski itu tidak akurat, tapi seperti sebelumnya. Naluri Kyu itu kuat.
"Eh?"
"Cepat carikan celana yang seukuran dengan celanamu! Kalau bisa yang lebih besar sedikit sepertinya."
"Kyu?"
Kyu mendorong-dorong Jaejoong menjauh. Memerintahkan pemilik toko itu untuk mengepaskan celana yang ada di toko dengan kakinya sendiri. Jaejoong hanya menurut, dia mengumpulkan 3 jeans hitam dan 2 jeans biru di meja kasir, bebarengan dengan Kyu yang datang sambil ngos-ngosan.
"Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan, EvilKyu?"
"Aku sedang mendandani seseorang. Dia membutuhkan baju ini segera."
Jaejoong mengambil semua baju itu, lalu mendekatkan label pada sensor kasir. Dia terkekeh. "Tidak biasanya kau seperti ini, Kyu. Apa dia istimewa?"
"Lebih dari itu."
"Oke, itu harganya." Jaejoong tersenyum. Kyu menelan ludah, tapi ini tidak sebanding. Dia masih punya banyak uang. Hanya saja, kali ini dia belum pernah berbelanja sebanyak itu. "Aku ambil semua."
"Silahkan datang kembali.."
Suara bel kembali berbunyi
"Jaejoong-ssi, eh Kyuhyun hyung?"
Seseorang menepuk punggung Kyu. Kyu menatap orang yang tengah tersenyum padanya. Dia hanya menyunggingkan senyum tipis, lalu membalas uluran tangan juniornya di stasiun MBC. Seorang kameramen yang lumayan untuk ukuran junior.
"Sehun, kenapa kau ada di sini? Bukannya.."
"Xiumin hyung sudah mengurus semuanya. Well, aku butuh atasan resmi, Jaejoong-ssi. Lihat, bajuku robek saat menerobis pagar tadi." Tunjuk Sehun pada kain di bahunya yang robek. Cukup parah, sangat menyilaukan mata untuk seorang pers.
"Ugh, kau akan mendapatkannya, Sehuna. Tunggu sebentar." Jaejoong berlalu. Pria itu kembali menjelajah bagian busana yang sempat Kyu jamah tadi. Kini tinggal Kyu dan Sehun di meja kasir. Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, gugup. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan seniornya. Mereka dijadwalkan pada divisi sama sejak dua hari lalu, tapi karena dua hari lalu Kyu sakit –alias berlibur- maka baru sekarang Sehun bisa bertemu Kyu.
"Em, hyung. Aku butuh bantuan." Kata Sehun sebagai pembuka. Kyu masih dengan raut tenangnya mengangguk, meminta Sehun meneruskan.
"Em begini, ini sebenarnya untuk latihan. Aku disuruh meliput berita. Ah tidak sebenarnya ini hanya dokumentasi. Sebuah tempat bersejarah, semacam kuil begitu. Aku butuh reporter handal di bidang ini. H-Hyung mau tidak bekerja sama?"
Kyu memegang dagunya. Kuil? Ini akan lain. Di masa lalu kuil dan tempat bersejarah macam Yongin MBC itu tempat tinggalnya. Bisa gawat kalau dia malah asal ceplos karena campuran ingatan itu. Tapi menolakpun sepertinya akan membuat harga diri Kyu turun. Pantas saja Sehun memintanya, dia kan pernah dijuluki sebagai orang yang tau sejarah tempat kuno melebihi seorang tour leader. Mungkin itu juga karena pengaruh masa lalunya. Ah, sekarang Kyu sedang tidak mau membahas masa lalunya sebelum direinkarnasikan.
"Baiklah. Kapan?"
"Niatnya sore ini. Kukira cahaya matahari sore adalah background yang cocok untuk rekamannya."
"Sore?"
Kyu mengingat bahwa sore ini dia akan mengajak Wonnie keliling kota. Eh? Kyu seperti mengingat sesuatu. Oh tidak! Kyu lupa bahwa dia meninggalkan pria itu di rumah Hechul. Kyu mendadak panik, namun pria itu masih sanggup mempertahankan topeng tenangnya di depan Sehun. Sehun memiringkan kepalanya, berharap Kyu akan berkata iya.
"Maaf Sehuna. Bagaimana kalau besok? Besok aku kosong."
"Ya tidak apa si. Sekitar jam 8 bertemu di kantor ya hyung."
"Oke."
Usai bernegosiasi soal jadwal, Kyu langsung melesat keluar. Apa yang sedang Hechul dan Wonnie lakukan? Mereka bertengkar? Atau..tidak tidak, pasti Wonnienya tahan. Kyu membayangkan Hechul yang biasanya melambai dan suka menggoda orang sedang menggoda Wonnie. Oh no! Itu tidak mungkin terjadi.
.
"Hm. Dia bekerja di Rare TV. Apa kita perlu ikut? Perjanjiannya besok. Ya baiklah. Aku akan mengurus semuanya."
Sambungan itu terputus. Putung rokok dari seorang pria yang sejak tadi pagi duduk di cafe itu dimatikan. Dia menggeser screen di ponselnya. Mengamati beberapa foto Kyu yang sengaja dan diam-diam diambilnya. Pria itu menyeringai hanya satu detik, lalu keluar dari cafe dengan memakai masker dan topinya lagi.
.
Kyu diam. Berkata tidak bisa. Berkedip juga pastinya rugi. Menarik nafas saja Kyu tidak rela. Semuanya seperti berhenti, detik menit dan jam di sekitarnya. Siwon di depannya bukan Siwon. Gaya rambut itu, muka yang sudah dipoles sedemikian rupa, memberi kesan cool dan sexy. Andai ini poster mungkin Kyu akan menjilat Siwon seperti fansgirl kebanyakan. Siwon di depannya terlalu sempurna!
"Kyunnie, apa aku salah?"
"Hei Kyu. Berkedip. Hoi!"
Hechul sampai harus menggerakan kedua telapak tangannya di depan wajah Kyu agar anak itu mau berkedip. Kyu memerah. Ketahuan sudah mengagumi sosok di depannya terlalu lama. Siwon tersenyum tipis, membuat Kyu semakin panas. Kyu hanya berdoa semoga dia tidak mimisan, apalagi pingsan.
"Ya sudah. Gomawo Hechul hyung. Kau bisa meminta seperempat gajiku sebagai tambahan. Anggap saja itu bayarannya."
Hechul menutupi mulutnya menahan tawa, "haha, tentu Kyunnie. Itu sudah jadi hal wajib."
"Kami permisi."
Kyu menggandeng lengan Siwon. Dia sangat senang. Tadi setelah dia datang, Hechul langsung mengobrak-abrik tas belanjanya. Mengeluarkan sebuah kemeja hitam dan sebuah jeans hitam. Entah kenapa warna hitam menjadi sangat cocok untuk Siwon. Kyu tidak mengerti, dia diam. Siwon sudah tidak ada di meja rias. Kata Hechul sedang mencukur rambut halus di dagunya.
Kyu sendiri sudah was-was. Takut kekasihnya itu tidak bisa memakai baju sendiri dan Hechul memanfaatkan itu untuk mengrepe-grepe tubuh kekasihnya yang notabenya kekasihnya itu sangat polos. Tidak tahu istilah-istilah modern yang sebenarnya artinya sama. Syukurlah Hechul bilang Siwon bisa memakai pakaian sendiri. Entah belajar dari mana pria itu bisa memakai sebuah kemeja. Kyu jadi ingin menanyakan ini. Hitung-hitung penghilang rasa bosan selama perjalanan pulang.
"Wonnie, dari mana kau tahu cara memakai baju ini?" Kyu menatap kekasihnya manja. Dia melihat tulang selangka itu dengan indahnya menampakan diri di tengah belahan kancing baju yang dibebaskan. Panas.
"Aku belajar darimu."
Kyuhyun mengeryitkan dahi. Sejak kapan dia mengajari hyungnya memakai baju?. "Tadi pagi saat kau frustasi mau memakai baju apa, aku memperhatikanmu memakai baju seperti ini yang berwarna putih. Lalu aku mempraktekannya pada baju ini. Mereka punya kesamaan punya kancing kecil di tengah." Ujar Siwon menjelaskan.
Oh ya. Kyu kembali sadar kalau hyungnya ini benar-benar cerdas. Dia tersenyum. Mengeratkan pelukan tangannya pada lengan Siwon. Siwon memeluk pinggang Kyu erat. Di bawah lelehan sinar jingga yang masih muda itu, Kyu mengajak Siwon berkeliling. Cafe, perpustakaan, kantor sosial, restoran, sekolah, semuanya Kyu kenalkan. Sampai saat ini pun ketakutannya mengajak keluar Siwon masih sama.
"WONNIE! AWAS DIBELAKANGMU!"
TIIIIIIIIIIIIN
"Eh? Hahaha, mian mian. Aku tidak lihat."
Dan begitulah. Total hari ini Siwon hampir terserempet sebanyak 7 kali. Kyu harus bersabar untuk hari berikutnya, esoknya, dan selamanya.
.
TBC
