Si Afro dan si Sadis itu Satu Kamar!

Disclaimer: Gorilla (lol)

Story: Iwashima Fue


Blug!

Dua kotak kardus diletakkan begitu saja di depan sebuah apartemen, sebuah keberuntungan untuknya, hari di mana ia memiliki tempat tinggal kembali setelah diusir karena kesalahpahaman induk semang, mengira ia melakukan pencurian pakaian dalam..

Tapi ia bersyukur bisa kembali memiliki tempat tinggal begitu salah satu kakak kelasnya merekomendasikan apartemen dekat dengan tempat kerjanya.

Begitu ia selesai membawa semua kardus itu ke lantai dua, ia segera mengetahui jika ternyata pintu apartemen tak terkunci—padahal ia memiliki kunci? Mungkin hanya induk semang yang mengecek..

Mengingat induk semang lelaki itu mulai merasakan sakit perutnya.

Wc, wc.. itulah yang dipikirkannya ketika pertama kali membuka pintu, persetan dengan induk semang ia merasakan sakit perut yang akut.

Klek—

...

Berambut hitam panjang, modis, pakaian sedikit terbuka..

DIA CEWEEEK!

"Siapa kau?"

Sosok di depannya hanya menyipitkan mata menatapnya—begitu juga dengan gadis manis yang kini mewaspadakan tatapannya.

...

Berambut afro oranye, mata sipit tajam, payah.

Oh, ternyata dia laki-laki.. eh, udah disebutin? Enggak apa-apa..

Dengan masih bersikeras menahan beraknya, lelaki afro itu secara kilat segera menjuruskan tangannya yang seketika meraih knop pintu wc yang—

Bug!

"Kau belum menjawab pertanyaanku," ucapnya.. sadist.

Lelaki afro itu kemudian memunculkan sebuah notebook yang entah darimana, tertulis kanji dari namanya—

"Saitou Shuu?" Ia menggeleng dan segera menambahkan huruf hiragana di atas kanji yang dituliskannya.

"Saitou Shimaru," mendadak keringat segera menuruni keningnya, ia benar-benar tak tahan menuju wc.

"Aku Imai Nobume," kemudian ia sedikit menyingkir dan membiarkan lelaki bernama Shimaru yang menekan perutnya meraih pintu wc dan melakukan yang kau tahu di dalam sana.

Zrrssh—

"Kenapa kardusnya ada di depan apartemenku?" Shimaru kelabakan, ia juga bingung kenapa bisa ada penghuni di calon apartemennya. Bukankah sudah ada persetujuan antar dirinya dengan induk semang? Ya.. induk semang nenek-nenek itu.

"Ara, Shimaru-chan, etto.. Nobume-chan kenapa ada di sini?" tampak keterkejutan dari keduanya akan kemunculan di nenek sang induk semang yang tingginya tak lebih dari pinggang Shimaru.

"Baa-chan, kenapa ada orang kribo di sini?" Shimaru hanya bisa menuliskan—

'Kribo?!' di notebooknya.

"Bukannya Nobume-chan yang bilang akan pindah bulan ini? Makanya baa-chan izinkan Shimaru-chan untuk menghuninya," makin bingung.. keduanya semakin bingung dengan perkataan nenek itu.

"Justru aku sudah membayar tagihan untuk bulan ini, apa maksud baa-chan ingin mengusirku?" Nenek itu mengibaskan tangannya dan tertawa, Imai Nobume sungguh gadis yang bersemangat dan sangat serius.

"Iie, iie.. masalahnya Shimaru-chan juga sudah membayar apartemennya secara penuh," keduanya mulai bertatapan satu sama lain.

'J-jadi.. bagaimana?'

"Yah, tinggal bersama tidak masalah 'kan? Selama kalian tidak melakukan yang iya, iya.." tatapan keduanya menggelap, hawa membunuh ada pada Imai Nobume namun Shimaru sendiri juga merasa tidak enak dengan perkataannya.

'Ah, bisakah saya mengambil kembali uang saya?'

"Oh, maaf.. uangnya sudah baa-chan belikan untuk obat.. kau tahu sebenarnya baa—"

Strike.. mereka tak bisa membantah lagi, curhatan dari nenek tua yang sudah sakit-sakitan, ditinggal suami, hanya kucing yang menemani, dan lain-lain membuat keduanya benar-benar skak mat.

Kuso baba..

"Kamar yang lain juga sudah penuh.. dan nenek harus segera cek ke rumah sakit nenek yang jaraknya tiga puluh kilometer.. jadi—" sampai si nenek itu meninggalkan keduanyapun, Shimaru hanya bisa mendesah sedangkan gadis bernama Nobume memejamkan matanya.

Mereka saling bertatapan..

"Baiklah, satu apartemen, berbeda kelamin, pe*** dan ***ina," Shimaru memerah mendengarnya begitu frontal, tapi ia menghiraukannya dan berusaha untuk lebih.. sedikit akrab.

'Y-yoroshiku onegaishimasu..' Nobume mengangguk dan kembali memasuki apartemen.

Sembari Shimaru memasukkan beberapa kardus ia pun segera membukanya dan meminta izin untuk meletakkan barang-barangnya.

Aneh... aneh... sungguh aneh, kenapa bisa gadis itu menerimanya begitu mudah tanpa basa-basi dan tak membantah kembali?

Keringat Shimaru bercucuran.

"Jadi, kenapa kau tak bicara?" kepala itu menengok secepat burung pelatuk.

'Eh, aah.. iie—' Nobume kembali memejamkan matanya dan perlahan menghampiri dirinya yang masih duduk sila sembari memegang barang pribadinya.

"Punya kondom? Untuk jaga-jaga saja.."

GUBRAG! GRATAKTAKTAK!

Seketika gempa terjadi di apartemen keduanya, disebabkan oleh Shimaru yang melempar dirinya sendiri menuju sudut ruangan.

'A-a-a-a-aku tidak akan melakukan hal yang seperti ituu! Sungguh!' perlahan gadis itu kembali menghampiri Shimaru yang masih berada di sudut.. ia mencegah Nobume dengan kedua tangan besar yang bergetarnya.

"Fuuh.. hanya bercanda, aku tahu kamu tak akan melakukan hal semacam itu," kemudian ia beranjak dan mengambil tasnya. Seakan bersiap untuk pergi menuju suatu tempat.

"Tolong jaga rumahnya, aku akan bekerja. Jam delapan baru kembali," kemudian ia menutup pintu dan meninggalkan Shimaru yang ditendang organnya dari dalam.. bukan organ yang di bawah sana.

Ia mendengus.. kembali memikirkan nasibnya.

Satu apartemen, berbeda kelamin, berbeda sifat, dan beda rambut.. rambut yang di atas.. maksudnya.

Saitou Shimaru, umur 24 tahun mulai membuka buku hariannya.

TBC—


Masaaaa?

Bodo!

A/N: Ok, sampai di catatan saya.. pingin bikin komedi romance sesekali.. tentang dua karakter yang minor ini. Yah, mereka emang ga pernah ngobrol di anime maupun manganya, ngomong aja kagak apalagi ketemu..

Maka, saya menjo—maksudnya mempertemukan mereka di sini. Puendek? Biarkaan!
Terima kasih banyak untuk yang sudah memnjerumuskan dirinya untuk membaca fic ini..