Cinta. Apa arti cinta? Entahlah.
Ini bukan cerita cinta. Ini cerita tentang cinta.
Disclaimer : Echiiro Oda
Warning : AU, OOC, Typo, dll.
Complicate!
"Maaf." Ucap seorang gadis cantik berambut oranye panjang digerai dan dibiarkan tertiup angin malam. Tubuhnya yang terbalut gaun malam anggun nan indah, menambahkan kesan elegan. "Sekali lagi aku minta maaf."
"Penolakan lagi yah!" Kata-katanya bukan pertanyaan, melainkan kepastian. "Penantianku selama 5 tahun ini ternyata sia-sia." Ujarnya pada dirinya sendiri. Tampak kekecewaan pada wajah tampannya itu.
"Maaf karena memberimu harapan. Maaf. Maaf. Dan maaf."
"Tak apa." Ucap lelaki itu dengan sangat tulus seraya memeluk tubuh gadis yang bernama Nami itu.
Nami membiarkan tubuh mungilnya itu dipeluk, namun ia tidak membalas pelukan tersebut. Karena itu hanya akan membuatnya semakin berharap.
"Aku mencintaimu." Bisik lelaki itu disela-sela pelukannya.
Nami memilih untuk diam dan tetap tak membalas pelukan lelaki itu.
Keheningan menyelimuti keduanya, dan masih tetap dalam posisi sang lelaki berpeluk pada Nami. Selang beberapa saat kemudian sang lelaki pun melepas pelukannya dari Nami. Raut wajah sang lelaki tampak seperti tidak ikhlas untuk melepaskan pujaan hatinya itu dari dekap peluknya.
"Mari kita selesaikan pesta perpisahan kita. Em, maksudku pesta perpisahan sekolah kita." Nada bicara lelaki itu tampak ceria dan tak lupa dia menyuguhi Nami dengan cengirannya. Padahal baru saja cintanya itu ditolak.
Tangan mungil Nami disambar oleh tangan kekar sang lelaki.
"Luffy…" Nami berkata sambil menunduk. "…kau duluan saja!" Lanjutnya. "Aku masih ingin disini." Pintanya pada sang lelaki yang bernama Luffy itu.
"Baiklah, aku duluan." Luffy berlari meninggalkan Nami di taman sekolah sendirian.
Nami's PoV
Lagi-lagi ia mengutarakan perasaannya. Untuk apa dia mengutarakannya lagi? Aku sudah tahu betul kalau dia memang mencintaiku, dengan tulus. Dia selalu menunjukan rasa cintanya secara nyata didepanku. Tapi aku tetap tak bisa membalas tatapannya, tatapan penuh cinta. Karena aku telah mencintai orang lain sejak lama, jauh sebelum aku mengenalnya.
End Nami's PoV
"Berhasil?"
"Gagal untuk kesekian kalinya."
"Lalu apakah kau akan tetap mempertahankannya?"
"Mungkin inilah saatnya aku melepaskannya. Dia sama sekali tak berpaling melihatku." Ia berkata dengan lesu. "Oh iya Robin. Jangan memberi tahu dia tentang rencanaku ini ya."
"Tentu, jika itu mau mu." Jawaban pasti dari seorang gadis berpawakan tinggi dan putih pucat itu.
To Be Continued
