Author's note: Ah, baru kali ini bikin fic kayak gini, jadi mohon bantuannya! .". Tolong koreksiin fic bikinanku ini ya. Ah saya mau curcol sebentar sekalian teriak: "HOI DUO TEMIN GUA, BALIKKIN DUIT GUA CEPAT CEPAT YA! TERIMA KASIH." ya segitu aja, maaf capslock tadi kepencet #dor. Oke fic ini bikin geregetan takut jelek maaf banget ya kalau jelek.

Rate: T-M entahlah, saya bingung memilihnya.

Summary: Jangan cengen hei, anak bodoh! Jangan biarkan rakyakmu mati karena ulahmu hei, anak bodoh. Summary hancur ficnya juga .

Warning: Gak jelas, miss typo, gaje, OOC, dan banyak lagi...

.

.

Hei, anak bodoh! Kemari kau!

Urus negaramu!

Jangan kau selalu cengen!

.

.

Korupsi dimana-mana!

Apakah benar kau adalah sebuah negara?

Kalau kau seorang negara dimana keberanianmu!

.

.

Hei, anak bodoh!

Jangan pernah lupakan budayamu, jangan biarkan negara lainnya mencurinya, dan...

Jangan biarkan harga diri negara kita terinjak-injak!

.

.

Hei, anak bodoh!

Dimana kau yang dulu?

Kau yang berani mati dan yang berjuang untuk bangsamu?

.

.

Jangan cengen dan hanya bisa menyalahkan negara lain!

Buat harga diri negara ini lebih!

Jangan biarkan rakyatmu mati karena ulahmu!

.

.

Biarkan kami para rakyat hidup dengan tenang.

Tidak ada korupsi dimana-mana

Apakah kau mengerti hei, anak bodoh?

.

.

Tahukah kau?

Bahwa di negaramu ini yang besar yang menang dan yang kecil yang kalah?

Tahukah kau?

.

.

Bagaimana aku dapat membanggakan dirimu wahai negaraku.

Bila kau selalu seperti ini.

Prilakumu, sifatmu, dan kelembekkanmu akan hukum?

.

.

Hei, anak bodoh!

Jangan marah karena aku memanggilmu seperti itu!

Karena kau memang belum bisa bijak.

.

.

Bila kau memang sebuah negara!

Buktikan!

Karena kami sudah muak dengan semua omong kosongmu!

.

.

Jangan salahkan para koruptor!

Salahkan dirimu sendiri, mengapa?

Karena kau tidak pernah tegas dengan semua hukum di negaramu ini!

.

.

Wanita yang berasal dari negaramu itu dipermainkan! Dilecehkan...!

Artinya mereka tidak takut kepadamu

Karena kau sama sekali tidak pernah tegas!

.

.

Kau membiarkan mereka para koruptor bersuka cita.

Kau juga membiarkan mereka para rakyat kecil menangis.

Mengapa?

.

.

Hei, anak bodoh!

Apakah kau suka dengan panggilanmu itu? Tentu tidak bukan?

Lalu buktikanlah bahwa kau memang bisa menjadi anak yang pintar!

.

.

Jangan hanya memikirkan uang!

Jangan hanya memikirkan para petinggimu!

Pikirkanlah juga rakyat kecilmu!

.

.

Rakyatmu menangis meminta makan

Anak-anak bangsamu menjelek-jelekkan dirimu sendiri.

Mereka malu karena dirimu.

.

.

Jangan iri pada Jepang atau China yang maju!

Pikirkanlah negaramu itu!

Pikirkanlah rakyatmu yang banyak menderita karena kebodohanmu sendiri!

.

.

Dimana prinsip-prinsipmu itu?

Kemana perginya kehebatanmu di masa lalu?

Dan kemana perginya ketegasanmu yang dulu?

.

.

Kau benci pada Malaysia.

Karena ia terus mencuri dan mengambil budayamu itu.

Tapi apakah kau sendiri membudidayakan budayamu itu?

.

.

Kau terlalu gusar.

Kau terlalu cemas.

Tapi kau juga terlalu santai.

.

.

Hei, anak bodoh!

Masih ada waktu untuk mengubah semua itu!

Tapi ubahlah dirimu dahulu baru negaramu!

.

.

Jangan pernah tergiur dengan bau sedap dari uang.

Tergiurlah dengan budayamu sendiri.

Kau mengerti!

.

.

Merah sebagai lambang keberanian!

Putih sebagai lambang kesucian!

Dan garuda sebagai lambang negaramu itu!

.

.

Apakah kau lupa?

Akan Bhineka tunggal ika?

Yang artinya bersatu walau berbeda, lantas mengapa?

.

.

Saksi bisu hilang dari pengawasanmu!

Mati di tangan para koruptor dan hanya kau biarkan saja.

Sadarlah akan yang kau lakukan hei, anak bodoh!

.

.

Hidup bukanlah hanya senang.

Tangis dan gertak gigi pun ada diantara kesenanganmu.

Jangan pernah menyesal untuk menjadi sebuah negara!

.

.

Kau tidak pernah bisa mengalahkan perdebatanmu dengan Malaysia.

Kenapa?

Karena kau tidak pernah mempersiapkan senjatamu dari awal.

.

.

Jangan pernah ulangi apa yang telah kau lakukan

Jangan pernah menoleh kebelakang lagi

Dan jangan pernah biarkan harga diri negaramu terinjak-injak lagi!

.

.

Berubahlah hei, anak bodoh!

Jangan cengen seperti dulu lagi!

Berkobarlah seperti api yang tidak akan pernah padam!

.

.

Jangan pernah sangka bahwa ini hanya bercanda!

Seriuslah!

Kau mengerti!

.

.

Jaga negaramu!

Jaga juga rakyatmu!

Jangan juga gampang menyerah!

.

.

Jagalah mereka seperti berlian.

Jagalah rakyat, budaya, dan negaramu.

Tuntaskan kejahatan dari negaramu itu!

.

.

FIN

Author's note: Tuh kan ancur beneran tolong kasih saran, kritik, dan yang lainnya ya! Terima kasih

Sebetulnya saya kesal sama Indonesia, gara-gara soal korupsi dan lain-lain. Kalau ada yang pengen saya hapus ceritanya tinggal bilang aja, soalnya saya pikir juga ceritanya kok gini amat. Maaf ya kalau saya bilang Indonesia 'Hei, anak bodoh.' Sungguh saya minta maaf =='.

R&R pliss...

Sign, Meine Nacht.