Rii: Hai~ aku datang kembali di fandom ini^^ ya seperti yang ku bilang kalau aku lagi bad mood di pelajaran aku akan mengerjakan fiction~

Len: *datang entah dari mana* Well, bisakah Rii-san memulainya dengan cepat?

Rii: Baiklah shota, tapi sebelum mulai aku mau berterimakasih bagi yang udah baca fic 'Romeo and Cinderella' apalagi yang sudah susah payah mau me-review. Disclaimer! Len read it please~

Len: Kay, Rii doesn't own Vocaloid… Len pov all the story,

Rii: Warning: smooth ok? Yang dibawah umur silahkan click back, or else you really-really wanted to read this fiction with pervert things ever~ image it and you'll get nose bleed.

Becouse the Movie

Chapter 01: Love & Joy

Aku bangun dari tidurku yang bisa dibilang nyenyak-nyenyak enggak gitu. Alasannya taulah gara-gara tidur sama kakak kembar sendiri satu ranjang, SATU RANJANG got it? Tapi aku sih senang-senang saja walau seharusnya kami berdua sudah pisah kamar. Ah lupa aku belum memperkenalkan diri, namaku Kagamine Len, umurku 15 tahun. Back to the story, aku menggerakkan badanku setelah itu kudengar lagu mulai berputar di ruangan dimana aku berada sekarang.

Nigakute amai SYRUP

Boku dake ni name-saseteyo

Kasa-neta node to kimi no TASTEo

Boku no koto wa mirasite

Ai-suru koto wa shira-nai

Boku ni wa ko re de choudo-ii

Oi-jou—

Kuangkat HP-ku yang berdering dengan nada 'Spice' tanpa melihatID-call terlebih dahulu .

"Hallo?" sapaku datar.

"Leeeeeen~ mornin' dude," balas sang penelepon.

Dengan hanya mendengar teriakkan itu tak perlu ditanya lagi siapa yang menelepon karena aku sudah mengetahui siapa yang menelepon dan dia adalah Honne Dell, sahabat karibku yang meneleponku.

"Ada apa sih? Kok telepon pagi-pagi amat?" bentakku yang jelas kesal karena ia mengganggu khayalanku yang indah.

"Nggak usah marah gitu kali, lagian entar aku akan membayar apa yang aku lakukan," jawab Dell.

"OK, langsung to the point saja," kataku mulai cuek bebek, pikiranku sudah mulai menebak Dell akan membicarakan cewe-cewe baru di sekolah yang namanya Gumi? Atau Teto? Atau apalah aku nggak peduli. (Rii: Ya Miku yang benar, Len nggak bisa nyebut nama itu gara-gara lidahnya akan kebakar kalau nyebut nama itu *author dibantai Miku*).

"Gini, tadi pagi aku dapat 2 ticket bioskop. Mau ikut nggak?"

"Mau dong, 'kan sayang kalau rejeki ditolak dan lagi hari ini Rin dan aku free nggak ada activitas rutin, jadi nggak apa-apa," jawabku beriang-riang gara-gara swing mood.

"Okelah kalau begitu, jam 11 seperti biasa di cinnema Kitty-devil?" tanya Dell.

"Seperti biasa~"

"By the way Len, gimana hubunganmu dengan Rin?" tanya Dell dengan tone yang terdengar serius.

"Seperti biasa saja tuh, layaknya sepasang kekasih" jawabku.

Ya, 2 tahun lalu saat umur kami 13 tahun. Kami saling menyadari kalau kami saling menyukai satu sama lain melebihi kakak beradik. Dan seseorang yang tau hubungan kami seerti ini hanya Dell dan Miki.

"Hmmm, apa kalian sudah berciuman?" tanyanya lagi dengan watados.

Aku blushing mendengar kata 'berciuman'. Jujur sebenarnya kami berdua belum pernah berciuman, waktu wajah kita tinggal beberapa senti saja kami langsung menjauh menjadi awkwarked situation. "…be-belum"

Aku merasakan aura aneh berasal dari HP-ku. Kurasa Dell menyeriangai dan tertawa geli mendengar jawaban dariku. Aku menahan nafas, mencoba menahan amarahku yang mulai meninggi.

"Kalau begitu sampai ketemu di ketty-devil 2 jam lagi~"

Tuuut

Tuuut

Tuuut

"Diputus…," ucapku menghela nafas yang sedari tadi kutahan. "Sepertinya aku harus mulai bersiap"

Aku pun keluar dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi yang terletak diujung kamar.

~Spend Time~

Kitty-Devil street, 11:00 am.

Aku berdiri bersandar di sebuah tiang lampu jalan, menunggu Dell. Aku mengenakan t-shirt dengan jaket berwarna putih bergaris oranye dan kuning disertai dengan celana selutut hitam bergaris kuning. Kulihat sekarang sudah jam sebelas lebih 3 menit.

"Leeeeeen~" Dell berlari kearahku ngos-ngosan. "Maaf telat, aku baru saja dibantai sama si Haku gara-gara ya taulah soal tiket bioskop itu," lanjutnya menjelaskan dengan singkat.

"Ya, terserah deh," tanggapku cuek bebek.

"Kalau begitu, ayo kita mulai berangkat," Dell berteriak sembari menarikku dari kerah belakang dengan semangat '45-nya.

Jelaslah aku meronta-ronta agar dia melepaskanku, tetapi sayangnya dia tidak mendengarkan rontaanku. Jadinya apa boleh buat, yang bisa kulakukan hanyalah pasrah terhadap malaikat maut yang menarikku hingga takdir memberikan jalan terbaiknya padaku.

Untungnya kejadian seperti itu tidak berlangsung lama. Aku bersyukur karena Cinema Kitty-Devil tak terlalu jauh dari tempat yang tadi aku pake untuk menunggu. 'Ternyata tuhan masih memberkatiku,' ucapku dalam hati bersyukur.

"Jadi apa yang kita tonton, Dell?" tanyaku, melihat-lihat poster yang ada di lorong cinema.

"Ini" Dell menunjuk sebuah poster yang err begitulah kau tau maksudku bukan? Kalau nggak ya syukur dikamu.

"WHAT! Apa nggak ada yang lain Dell?" tanyaku dengan wajah merona. "Bagaimana kalau yang ini?" lanjutku menunjuk poster bergambar 'Naruto the Movie'.

"Maaf Len, ini tiket hanya untuk movie 'Love & Joy'," jawab Dell.

"Oh, kalau gitu aku pulang saja aku 'kan masih dibawah umur, jadi tak bisa nonton gituan," aku memutarkan badan tapi tangan besar Dell kembali menarikku lewat kerah belakang.

"No Len, kau harus menonton ini karena kita itu laki-laki dan aku juga masih dibawah umur kok"

Aku menghela nafas. "Iya, umurmu 18 sedangkan aku 15, baka!" rontaku.

"Kau yang bilang rejeki tak boleh ditolak =3=" respon Dell yang membuatku terdiam dan berpikir kembali.

"OK dah, aku ikut nonton puas sekarang!"

"Puaslah?" jawab Dell menggenggam tanganku dan berlari ke-arah pintu ruang 04.

'Entah mengapa aku merasakan akan terjadi sesuatu yang tak kuinginkan dan kenapa perokok berat dan peng-hacker kayak dia bisa bergerak layaknya orang sehat!' ucap hati nuraniku dengan happy tears.

(Spend time when they watched the movie)

Aku perlahan-lahan membuka mataku, kemudian berusaha membangunkan diriku dari kasur yang empuk.

'Dimana aku?'

"Len, kau sudah sadar?" tanya seseorang dengan suara yang kukenal.

Aku menengok ke kiri, menemukan Rin sedang duduk sembari memakan jeruk mandarinnya. Sadar-menyadar ternyata aku telah berada di rumah tepatnya kamar kami berdua.

"Apa yang terjadi Len? Begitu Dell mengantarmu pulang kau sudah pingsan dengan penuh darah di jaket dan t-shirt-mu..?" tanya Rin cemas.

Fuck….

Ternyata h-movie tadi membuatku mimisan hingga pingsan toh…

"Len?"

Panggilan Rin membuyarkanku dari pikiranku. Aku menatapnya menutup mataku dan tersenyum karena dengan cara seperti ini orang takkan tau kalau aku sedang berbohong.

"Ah, aku nggak apa-apa kok Rin. Hanya tertabrak tiang listrik.." ucapku.

"Tapi Len. kalau menabrak tiang listrik nggak bakal ngeluarin darah sebanyak itu!"

"Sudah lupakan saja," kataku mencoba tak mengulas kembali hal yang baru saja dipertanyakan. "Ngomong-ngomong makan malam hari ini apa?" lanjutku berusaha pergi dari tempat tidur tapi di cegat Rin.

"Makan malam hari ini salmon steak, dan kau harus menunggunya disini. Aku akan membawakannya kesini," Rin langsung pergi menghilang dari hadapanku.

Aku hanya diam membisu. Hening yang menghiasi ruangan membuatku agaknya merinding, jadi kupustuskan untuk mengambil HP-ku. Kulihat ada e-mail dari Dell, aku mengangkat sebelah alisku.

To: YellowPrince_Len

From: Hard_Smoker

Subject: [none]

'Hi Len, maaf gara-gara film tadi kamu jadi pingsan. Tapi kurasa kau menikmati apa yang kau tonton ya :D? Oh ya, aku belikan salmon steak buat kamu dan Rinny. Aku yakin kau akan kelaparan… salam buat Rinny ya'

"Kuso…."

To: Hard_Smoker

From: YellowPrice_Len

Subject: rep [none]

'Apa yang kau maksud menikmati baka-Dell? =_=# Aku tau maksud kamu membelikan salmon steak kepadaku dan aku takkan memaafkanmu…'

To: YellowPrince_Len

From: Hard_Smoker

Subject: rep. rep.

'Oh sudah bangun toh…. Anyways, itu bukan masalah bagiku jika kamu tidak memaafkanku. Tapi satu hal yang ingin kubilang SELAMAT BERJUANG MALAM INI! XDD'

To: Hard_Smoker

From: YellowPrince_Len

Subject: rep

'Kubunuh kau Dell!'

Setelah e-mail terakhirku terkirim, kusadari Rin telah kembali dengan dua salmon steak di baki yang ia bawa. Aku melihatnya sekilas, terasa ada yang beda. Ummmm…. Akh ternyata baru kusadai bahwa Rin memakai pakaian maid yang easy access O.O

"Makan malam siap!" ucap Rin dengan keceriaan.

Aku masih menatap Rin dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Sepertinya Rin menyadari kalau aku bolak-balik menatapnya dan itu membuatnya agak kesal.

"A-ada apa sih Len? Kok natap aku kayak gitu?" tanyanya dengan nada sebal.

Aku menggeleng dengan cepat. "Nggak bukan apa-apa kok, hanya… ya beda saja rasanya ngelihat kamu dengan pakaian maid itu, Rin"

Rin menundukkan wajahnya berusaha menyembunyikan warna merah dipipinya.

"A-ah sudahlah, ayo kita makan…"

Aku mengangguk mantaplalu mengambil piring yang berisi salmon steak dari baki dengan senyum lebar di wajahku. "Umh"

Dan kami pun mulai makan apa yang dihidangkan. Sesekali mataku berkeliaran melihat dada Rin yang kebetulan sedikitnya keluar dari pakaian maid tanpa bra itu, setalah itu aku kembali memakan makan malamku. Begitu indah rasanya X33.

Saat kami selesai Rin membawa piring kotor ke dapur dan kembali lagi ke kamar. Kulihat Rin duduk di samping kanan-ku. Enath apa yang membuatku mengulurkan tanganku dan merangku Rin dari belakang.

"Rin~" panggilku layaknya kucing yang minta dielus.

Rin yang tersentak langsung memutar kepalanya, berusaha melihatku. "Len, apa yang kau lakukan!"

"Rin~ aku kedinginan~" jawabku dengan nada manja.

"Disitu 'kan ada selimut! Kenapa kau nggak pakai selimut saja?" bentaknya dengan wajah yang makin memarah ketika tanganku menjulur kebawah kebagian womanhood.

"Ini 'kan musim panas Rin, tak cocok jika kita memakai selimut~"

"Terserah kau saja! Hanya lepaskan aku!" ronta Rin.

"Nuuuuh~ ayo kita lewatkan malam ini bersama~" tolakku.

tbc

Rii: Akhirnya selesai juga~ :DD

Len: Kenapa kau butuh waktu yang lama sampai ini selesai sih! Udah ketunda hampir 2 bulan ato 3 bulan ya?

Rii: Sorry dorry morry, aku ini 'kan lagi banyak PR dari guru-guru sedeng dan lagi besok Try Out tau.. TTATT

Len: Ya DL, dan kenapa ini fic jadi multichappie? Perasaan tadinya hanya one-shot deh?

Rii: Oh itu… karena daku mau bikin Dell menunjukan 1000 jurus karena film X3

Dell: YEEEE~ 1000 jurus Delly welly XDD

Len: What! Brarti ni fic jadi makin panjang aja!

Rii & Dell: *nari gaje* Biarin saja~! Lalalalala~

Rii: Daku udah kapok ama fic lama nih~ and depresi gara-gara guru-guru sedeng ntu…

Dell: Ya terserah saja~ yang penting kan happy~

Len: ya sudah R&R

Rii: Ya~ R&R dan doa 'kan aku agar TO-ku bagus X33