SORRY #0 - Past
*
"Maafmu menyakitiku"
Song by Juniel - Sorry
BaekB Present
.
.
.
.
.
Summary : Baekhyun tidak tau , bahwa pertengkarannya dengan Baekhee malam itu akan membawanya dalam kehidupan yang rumit . Dia membenci Seoul seperti dia membenci keluarganya , tapi Seoul juga menjadi satu – satunya alasan yang membuat ia selalu bertemu dengan Chanyeol , kekasih Baekhee.
*BaekB Present*
" Yakin tidak ingin kuantar ? "
Dengan helaan nafas pelan Baekhee menatap lelaki yang sedang duduk diatas kursi meja belajarnya . Lelaki itu –Park Chanyeol- menanyakan pertanyaan yang sama sebanyak belasan kali , dan jawaban yang sama pun sudah dia dapatkan .
" Aku hanya ke Busan sayang , tidak ke Jepang oke "
" Tapi tetap saja "
Baekhee meletakkan baju yang ia lipat , menatap kekasihnya yang nampak cemberut . Ini adalah menjelang akhir pekan , dan seharusnya mereka bisa melakukan kencan sebelum kembali disibukkan dengan tugas – tugas dosen yang membuat rambut dikepalanya bisa memutih tiba – tiba .
" Aku hanya sebentar Chan " Baekhee mencoba membujuk " Senin aku sudah ada di kampus "
Helaan nafas lelaki tinggi itu terdengar " Bagaimana kalau ada apa – apa ? "
" Kau mendoakanku " kini giliran Baekhee yang cemberut
" Bu –bukan begitu " Chanyeol membantah cepat " Kau tau , kemungkinan apapun bisa terjadi kan ? "
Baekhee tersenyum kecil , mengangkat ponsel pintar miliknya " Speed dial nomor satu adalah nomormu , jadi aku tau apa yang harus kulakukan "
Chanyeol mendengus " Astaga , aku pasti akan sangat merindukanmu " diusaknya surai hitam Baekhee dan mereka tersenyum bersama
*BaekB Present*
" Terimakasih "
Senyum kecil ia sematkan pada seorang pelanggan yang baru saja singgah di toserba tempat ia bekerja . Gadis itu menghela nafas , menjatuhkan tubuhnya di kursi sebelum mengusap keringat yang jatuh dipelipisnya .
Hari yang melelahkan untuk beberapa lembar won penyambung hidupnya . Dia baru berusia 19 tahun dan seharusnya bisa menikmati hidup menyenangkan seperti remaja yang lainnya . Namun sejak kepindahannya ke Busan lima belas tahun lalu , gadis itu sudah harus melepas kehidupan normalnya dan bersiap untuk menghadapi kerasnya dunia .
" Selamat si –Oh Sehun! "
Dia sudah berdiri dari duduknya dan sudah bersiap dengan sapaan ramahnya ketika gadis itu justru mendapati lelaki tinggi dengan senyum tipis berdiri dipintu masuk .
" Hai " tangan lelaki itu –si Oh Sehun- melambai , tidak peduli pada dengusan gadis itu
" Kau tidak pergi ke kampus ? " selidiknya dengan tatapan tajam
Sehun mengurai langkah mendekati gadis itu sebelum menyentil dahinya hingga terdengar suara akh dari pemiliknya .
" Tentu saja aku ke kampus , memangnya aku mau mendengar omelan kekasihku ini " diusaknya surai pirang itu dengan gemas " Baekhyun – ah , ayo makan siang " ajaknya kemudian
Baekhyun –si gadis- melirik jam tangannya sebentar " Aku baru selesai setengah jam lagi "
" Tidak papa , aku akan menunggumu di mobil "
Lalu sosok Sehun meninggalkan Baekhyun di toserba , sementara lelaki itu memilih untuk duduk di kap mobilnya dan mulai mengeluarkan bacaan favoritnya . Di dalam toserba Baekhyun melihatnya dengan senyum kecil , mensyukuri bahwa dia memiliki sosok Sehun disisinya .
Lima belas tahun , Sehun datang dalam hidupnya , menjadi tetangga baru sejak kepindahannya –yang secara terpaksa- ke Busan . Baekhyun hanyalah gadis pendiam yang selalu menutup diri dari lingkungan sosial , menghabiskan waktunya untuk duduk diteras menikmati hujan dan menunggu kedua orang tuanya datang .
Namun , Sehun selalu datang dengan senyum kecilnya , mengulurkan tangan kecilnya dan mengajak Baekhyun untuk ikut bermain dengan teman – temannya .
Selau seperti itu setiap hari , meski berkali – kali Baekhyun mengabaikannya namun lelaki dengan paras tampan itu tetap pada pendiriannya .
" Selamat siang " Baekhyun menyambut dua perempuan dengan pakaian modis yang masuk kedalam toserba
Diam – diam Baekhyun memperhatikan penampilan dua perempuan tersebut . Dress dengan merk ternama yang begitu pas dengan tubuh s line dan pinggang kecilnya , lalu make up serta tatanan rambut yang mengikuti trend nampak begitu pas dengan kulit putihnya . Lalu tanpa sadar Baekhyun melirik penampilannya sendiri yang justru terlihat seperti preman pasar , jeans belel serta kaos lengan panjang yang bahkan warnanya saja sudah cukup memudar .
" Nona ? "
Baekhyun tersadar dari lamunannya dan segera meminta maaf pada dua pelanggannya tersebut , lalu dengan cekatan menghitung belanjaannya . Aish , bisa – bisanya dia melamun ditengah – tengah kerjanya .
" Ini kembaliannya , terimakasih "
Baekhyun tersenyum kecil , menatap punggung kecil dua perempuan tersebut sebelum beberapa menit kemudian dahinya mengernyit .
*BaekB Present*
Sehun yang semula sedang fokus dengan komik yang ia baca mendadak harus mendongak ketika merasakan seseorang berdiri di hadapannya . Dia sudah akan tersenyum cerah karna mengira itu adalah Baekhyun , namun kemudian kerutan dahinya serta tatapan heran justru ia perlihatkan pada dua gadis dihadapannya .
" Kau Oh Sehun kan ? "
Sehun mengangguk pelan dengan kerutan di dahinya . Dia tidak mengenal dua gadis ini .
" Aku Joo Kyulkyung dan ini sepupuku Han Minhee " gadis itu memperkenalkan diri dengan semangat " Kami adalah seniormu di kampus "
Sehun mengangguk kecil , meski dia tetap merasa asing dengan wajah – wajah gadis itu . Tidak heran kalau keduanya mengenal Sehun , mengingat reputasinya yang cukup populer di kampus . Dia bahkan menjadi populer sejak baru saja mendaftar sebagai mahasiswa di universitasnya .
" Ah halo sunbaenim " demi menjaga tata krama antara junior – senior , Sehun segera membungkuk kearah keduanya
" Ah tidak usah formal begitu " Kyulkyung tersenyum malu – malu " Ayo makan siang bersama " ajaknya
Sehun tersenyum canggung , menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal " Maaf , tapi aku akan makan siang dengan kekasihku " dan Sehun menunjuk seseorang yang berdiri dibalik meja kasirnya , memandang ketiganya dari kaca.
Sementara itu di dalam Baekhyun hanya menatap heran ketiganya , apalagi ketika mereka mengalihkan pandangan kearahnya . Memangnya apa yang mereka bicarakan? Baekhyun membatin
*BaekB Present*
" Kau yakin akan ke Busan ? Kau tidak perl – "
" Apa yang salah dengan menemui adikku sendiri ? " Baekhee memotong cepat , menatap tajam kearah kedua orangtuanya
" Dia bukan adikmu! " nada bicara Ibunya naik satu oktaf " Bagaimana bisa seorang adik mengagalkan impian kakaknya sendiri!! " air mata itu dengan lancar menuruni pipi putihnya yang sudah mulai keriput diusianya yang tak lagi muda
" Tetaplah dirumah Baekhee – ya " Ayahnya menimpali " Jalani hidupmu seperti biasanya "
Baekhee semakin menatap benci keduanya , tidak pernah paham kenapa Ayah dan Ibu nya memiliki pikiran sepicik itu , dengan tega memisahkan dia dan adiknya hanya karna sebuah alasan .
" Dia tetap adikku ! tidak peduli seperti apa kalian membencinya " helaan nafas lelah dikeluarkan Baekhee " Bagaimanapun aku dan dia berbagi darah yang sama "
Dan setelah itu Baekhee segera pergi dari sana , menggeret koper kecilnya keluar rumah dan menemui Chanyeol yang sudah menunggunya di dalam mobil . Sejujurnya lelaki itu sengaja menunggu disana karna ia fikir Baekhee membutuhkan waktu untuk berbicara dengan kedua orang tuanya .
Brak!
Pintu mobil itu ditutup dengan keras , mengejutkan Chanyeol yang duduk di dalam .
" Sayang , ken – "
" Chanyeol , kita berangkat "
Merasa mood kekasihnya sedang memburuk , Chanyeol memilih untuk mengikuti ucapan Baekhee . Menjalankan mobilnya pelan dan mulai membelah jalanan seoul yang padat .
*BaekB Present*
Chanyeol dan Baekhee sampai di stasiun kereta bahwa tanan ketika jam menunjukkan pukul sepuluh . Setelah membeli tiket dan mengurusi segala keperluannya , kini kereta yang akan membawa Baekhee ke Busan sudah tiba , dan itu artinya mereka berdua harus segera berpisah .
" Andai saja nanti malam Ayah tidak mengajakku untuk makan malam dengan para investornya , aku pasti akan ikut denganmu "
Baekhee tersenyum kecil , mengusap pipi kanan Chanyeol " Doakan saja agar aku bisa bertemu dengan dia "
" Sebenarnya dia itu siapa ? " Chanyeol bertanya penasaran , karna sejak di mobil tadi Baekhee terus memberinya teka – teki bahwa tujuannya pergi ke Busan adalah untuk bertemu seseorang yang sangat penting dalam hidup gadis itu
" Kau akan tau nanti " diusapnya pipi Chanyeol " Aku akan membawanya kepadamu "
Chanyeol mengangguk " Kuharap dia bukanlah lelaki yang akan merebutmu dariku " candanya
Baekhee tersenyum kecil lalu menggeleng " Jaga dirimu baik – baik , makanlah yang teratur , dan jangan tidur larut malam "
" Astaga , aku sudah besar Baek " Chanyeol mendengus
" Dengarkan saja selagi aku masih bisa mengingatkanmu "
" Hey , kau hanya pergi beberapa hari dan aku yakin setelahnya kau akan terus mengingatkanku ini itu jika aku lupa "
Dan entah kenapa mendadak senyum Baekhee menjadi sendu " Kau tidak akan tau berapa lama seseorang itu pergi "
" Apa yang kau bicarakan ? " Chanyeol semakin tidak mengerti , kenapa Baekhee mendadak sedih dan bertingkah aneh " Sebenarnya apa yang terjadi ? "
" Tidak ada " Baekhee menggeleng dan kembali dengan senyum cerianya " Aku mencintaimu Chanyeol – ah "
Chanyeol mendadak takjub " Wow , ada angin apa kau mengatakan seperti itu "
" Jawab saja " rengek gadis itu
" Aku juga mencintaimu sayang " lalu bibir Chanyeol dengan sengaja memaut bibir kekasihnya tersebut , menyalurkan kasih sayang tanpa peduli tempat dan suasana saat ini . Yang jelas ini menjadi pertama kalinya Baekhee mengungkapakan perasaannya terlebih dahulu pada lelaki itu .
*BaekB Present*
Atas paksaan Sehun , akhirnya Baekhyun harus membolos kerja paruh waktunya di sebuah kedai ramen . Sebenarnya Baekhyun sudah menolak mentah – mentah karna gaji di kedai ramen tersebut cukup lumayan , tapi dengan alasan bahwa besok Sehun harus pergi ke Cina menemui kakek neneknya , maka Baekhyun harus terpaksa menyetujui ajakan lelaki itu untuk melakukan kencan .
Sejak dua tahun lalu mereka resmi menjalin hubungan sebagai kekasih , ini adalah kali keduanya pergi berkencan . Baekhyun dan Sehun bukanlah pasangan kekasih biasa , keduanya jarang mengumbar kemesraan dan karna kesibukan masing – masing maka keduanya harus rela bahwa kehidupan percintaan mereka tidak seperti pasangan lainnya .
Untuk itulah kini keduanya duduk berdua di salah satu taman , menikmati angin segar yang meniupkan surai mereka , juga saling membicarakan banyak hal yang terjadi dalam kehidupan mereka .
" Kau dulu suka menangis dan ingusan "
Baekhyun mendengus untuk yang kesekian kalinya atas ejekan Sehun , lelaki itu memang suka sekali membongkar aibnya di masa lalu , seperti tidak ingat saja bahwa dulu Sehun juga sering berlari disekitar rumahnya hanya dengan boxer kuning dengan gambar sepongebob .
" Tapi sekarang aku cantik " lalu Baekhyun membuat pose imut dengan Sehun yang pura – pura mual
" Astaga , kau ini kekasih macam apa sebenarnya ? dasar lelaki kardus " ejek Baekhyun
" Tidak ada lelaki kardus yang bahkan mampu membuat dua seniornya jatuh cinta "
" Yaish! Genit "
Akh!
Pukulan itu mendarat sempurna dibelakang kepala Sehun , sebagai seorang wanita Baekhyun memang cukup bar bar dalam hal menyiksa seseorang . Dan untungnya Sehun sudah cukup kebal dengan beberapa siksaan itu . Kalau saja itu lelaki lain , Sehun yakin bahwa mereka akan memutuskan Baekhyun saat itu juga .
" Sehun – ah "
Sehun hanya menyahut dengan deheman karna dirinya masih sibuk mengusap belakang kepalanya yang terasa sakit .
" Terimakasih "
Mendengar nada sendu dari Baekhyun , Sehun segera menegakkan tubuhnya , balik menatap Baekhyun yang sudah lebih dulu menatapnya dengan tatapan sayu .
" Aku senang karna aku memilikimu . Aku senang karna kau sudah membuatku bangkit dari kehidupanku yang dulu dan menjadikanku Baekhyun yang kuat "
Diam – diam Sehun menghela nafas , merutuki susana sedih yang tiba – tiba saja hadir diantara mereka . Lalu dia menggenggam kedua tangan mungil Baekhyun , mengusapnya pelan .
" Apa kau akan kembali ke Seoul ? " tiba – tiba saja pertanyaan itu terlontar dari mulut Sehun
" Tidak! " Baekhyun dengan cepat menjawab , seolah – olah dia tidak perlu berifkir dua kali untuk itu " Aku membenci Seoul seperti aku membenci mentimun "
Sehun tertawa kecil " Jangan kembali " ujarnya serius " Temani aku disini "
Baekhyun mengangguk lalu membiarkan Sehun mancium bibir kecilnya , memberi lumatan kecil disana . Diam – diam Baekhyun berdoa agar Tuhan tidak memberikan jalan kehidupan yang rumit untuknya .
" Kau mau pulang sekarang ? " Sehun bertanya setelah memisahkan tautan bibir mereka
" Hmm "
*BaekB Present*
Dengan tubuh ringkihnya yang sudah termakan usia , wanita tua itu berjalan terseok menuju pintu masuk . Menggumamkan kata sebentar dengan lirih , wanita itu mendengar seseorang yang bertamu ke flat kecilnya ini mengetuk pintu berkali – kali dengan tidak sabar .
Ceklek!
" Oh –Baekhyun –ah kau sud – "
" Annyeonghaseyo , aku Byun Baekhee "
Dan wanita tua itu berdiri kaku ditematnya .
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat itu usianya baru menginjak tiga setengah tahun ketika Ayah dan Ibunya membawa mereka kesebuah tempat asing yang tidak pernah mereka kunjungi . Rumah yang lebih mirip dengan bangunan tua itu adalah apa yang mereka lihat begitu sang Ayah menghentikan mobilnya disana .
" Kalian sudah datang "Seorang wanita paruh baya menyambut mereka , dengan senyum tulus yang dapat memikat siapapun .
" Masuklah "Baekhyun di dudukkan dikursi tua yang mungkin saja sebentar lagi akan rubuh . Dia menatap tiga orang dewasa yang nampaknya akan berbicara serius
" Sebelumnya aku sudah membicarakan urusan ini di telefon " Ayahnya membuka pembicaraan
Sang wanita paruh baya tersenyum kecil " Kau benar – benar akan membiarkan dia hidup denganku ? "
" Ya " Baekhyun menoleh pada Ibunya yang menyahut dengan cepat " Aku tidak bisa melihat dia berada disekitar kami , apalagi setelah semua yang terjadi "
" Tapi dia adalah putrimu " wanita itu mengingatkan
Baekhyun terkejut ketika tiba – tiba saja sang Ibu menatapnya tajam " Dia bukan lagi putriku . Dia hanya membawa sial dikeluarga kami! "
" Tolong besarkan Baekhyun dengan baik , kami percayakan dia padamu " Ayahnya berbicara kembali " Kami akan mengunjunginya sesering mungkin "
Lalu Baekhyun hanya mampu menggapai – gapai punggung Ayah dan Ibunya yang mulai menjauh disertai tangisan . Dia tidak mau sendiri , dan dia tidak suka ditinggalkan dengan orang asing . Tapi bahkan Ayah dan Ibunya tidak menoleh lagi , mobil hitam itu membawa kedua orang tuanya pergi .
Hanya janji yang mampu Baekhyun gantungkan saat ini . Dia menunggu dengan sebuah ketidak pastian , tapi dari pagi hingga malam pun dia tidak pernah melihat kedua orang tuanya datang untuk menjenguk . Ketika tubuhnya menggigil kedinginan karna hujan pun Ayah Ibunya tidak juga datang . Apakah janji itu hanyalah sebuah bumbu pemanis belaka ?
" Hei , kau akan sakit nanti "Baekhyun mendongak , menatap lelaki dengan jaket tebal dan sebuah payung dalam genggaman tangannya .
" Masuklah kedalam " perintah lelaki kecil itu " Kenapa aku selalu melihatmu duduk diteras rumah ? apa kau tidak kedinginan "
Tapi Baekhyun tidak menjawab apapun . Dia hanya diam ditempatnya tanpa peduli pada ocehan lelaki di depannya tersebut .
Ceklek!
" Baekhyun – ah , ayo kedalam sayang , ini sudah malam "
Gelengan kecil dilakukan Baekhyun " Aku menunggu Ayah dan Ibu ".
.
.
.
.
.
.
To Be Continue
Secuil ide yang tiba – tiba muncul. Typo dimana - mana!