Perempuan dan kekosongan.
Kakumeiki Valvarve © Ichiro Oukochi
Kakumeiki Valvrave © Sunrise
aufanfictionorficletoranything by sugirusetsuna
kosong
.
.
.
Hari ini kau melukis langkah wahai perempuan. Melewati sisi pertokoan dengan hak setinggi lebih dari tujuh senti. Perempuan, rambut pendek sebahumu tampak berantakan. Cokelatnya tak lagi terlihat seakan tersapu jejak sang malam. Namun, perempuan pedulimu mengikis, pakaian yang tak lagi rapi seolah bukan merupakan hal penting untuk kau pikirikan saat ini. Karena perempuan, mungkin kau terlalu lelah.
Perempuan, kau merasa kebas. Kulitmu mengeras, kau mencium kekosongan dan mendengar kehampaan. Inderamu seakan berhenti untuk berfungsi, hatimu seakan berhenti untuk memahami. Perempuan, klorofil mu memburam, genangan tampak mendesak keluar dari cemerlang yang semakin memudar. Namun, kau menahannya. Karena perempuan, mungkin kau terlalu lelah untuk membiarkan bening itu kembali mengalir.
Jarum jam di pergelangan tanganmu tampaknya hendak menyeselaikan marathonnya melewati garis finish. Dua belas malam perempuan, dan kau hendaknya berbalik pulang. Entah mengapa dan bagaimana kau terus melanjutkan langkah. Barisan pertokoaan kini berganti menjadi deratan pohon musim semi yang mengering. Perempuan tidakkah kau melihat malam yang semakin pekat menyelam? Namun, tungkaimu tak henti kau gerakkan. Persimpangan manakah yang kau tuju perempuan? Atau, adakah pemberhentian terakhir bagimu wahai perempuan?
Kau terlihat rapuh. Ragamu seakan kosong tak berpengenghuni. Entah di mana ruhmu itu perempuan. Kau melihat dalam kekosongan dan kekosongan raga. Kau berjalan dalam kekosongan dan kekosongan hati. Kosong. Perempuan kau kosong.
Entah apa isimu dulu, mungkin kau telah lupa. Yang tertinggal hanyalah kekosongan.
Kosong.
the end.
apa ini? enatahlah, saya kosong.
