Haloo semua, saya member baru diini jadi mohon bantuanya yha kalau ad tuturkata yang kurang baik atau kurang mengenakan ataupun tulisan saya yang kurang menarik tolong di maklumi.

Ini fic pertama saya mohon bantuanya para senpai semuanya...!

RAIN

Disclaimer : Masashi Kishimoto sensei

This fic belong to : hasukari melody

Pairing : Uchiha Sasuke X (female)namikaze Naruko

haruno sakura X sabaku no gaara

Rate : T

Genre : Romance,angst

sasuke : 10 tahun

kakashi : 29 tahun

fugaku : 29 tahun

chouji : 10 tahun

part 1...

SASUKE POV

"pukulayo pukul sasuke-kun jangan mau kalah.." teriak murid-murid ricuh. Beberapa anak perempuan menjerit takut saat melihat kepalan tinju melayang ke wajah ku.

"sasuke-kun sudah!" jerit gadis-gadis kecil itu tak tega melihat ku diserang hais-habisan seperti ini. 2 gadis malah benar-benar menangis sambil berusaha memanggil sensei saat melihat satu pukulan lagi mendarat mendarat di wajah ku. Namun, bukan uciha sasuke namaku bila aku menyerah begitu saja. Dengan sekuat tenaga, kudoron lawan ku hingga terjatuh di tanah. Kubalas tinunya dengan penuh rasa dendam. Semua murid dikelas ku berteriak makin kencang dan ramai. Aku merasa sangat bangga saat melancarkan seranganku sampai bentakan itu menghentikan seluruh sorakan murid dan membekukan seluruh aktifitas ku.

"sasuke! Chouji!" bentak guru berwajah galak itu penuh dengan emosi .

Skip time

"baik saya mengerti saya akan berusaha menjaga tuan muda dengan lebih baik lagi ," ujar kakashi dengan sopan dihadapan wali kelasku yang masih memasang wajah marah. Aku duduk diam disamping kakashi . Wajahku datar dan tubuhku kaku.

Kakashi membawaku menuju mobil sport dengan hati-hati . Dia memandandi wajah mungilku yang penuh luka dengan seksama . "akan saya panggilkan dokter untuk mengobati luka anda tuan muda," ujarnya pelan setelah melalui pertimbangan yang cukup panjang .

"tidak sakit" jawabku singkat tanpa memandangnya . Kakashi terdiam setelah ekspresi kesal yang terpancar jelas di wajahku. Di menggelengkan kepala pelan. Mungkin heran melihat anak kecil sebandel diriku "dokter akan datang secepatnya." tanpa sesekali pun menoleh ke arah ku lagi aku hanya bisa mendegus dengan kesal di bangku belakang."

"apa kau tidak sayang dengan wajah tampan mu itu? Setiap hari selalu kau rusak dengan luka" ujar dokter sambil memeriksa lukaku dengan hati-hati. AKU terdiam dengan wajah ditekuk yang sama sekali tak enak untuk dilihat . "apa kau ingin selalu membuat tous-an mu sedih ?" aku pun akhirnya mengankat wajahku dan menatap kedua mata dokter itu tanpa ragu sedikitpun "tou-san tidak akan sedih." jawabku dingin. Dokter itu tersenyum lalu tertawa di depanku. Aku memandanginya kebingungan, tak tau apa alasanya untuk tertawa "kau tidak pernah tau akan kadar kesedihanya" mulutku terbungkam. Hingga mendadak suatu klimat tanya sederhana menggelitiku untuk membuka mulut. "sebenarnya, ebenarnya aku ini anak ayah atau hatake kakasi ?"

aku memandangi foto berpigura silver ilu lekat-lekat. Foto itu tak pernah sekali pun beranjak dari meja dikamarku. Karena hanya benda itu yang dapat sedikit mengisi kekosongan dalam diriku. Foto kaa-san ku . Foto itu satu-satunya tempat aku bercerita dan melampiaskan kekesalanku.

Kekesalanku atas sekolah, teman, rumah dan...tou-san. tou-san yang selalu sibuk dan tak pernah punya sedikit waktu untuk memperhatikanku. Semua pengasuhan diserahkan kepada hatake kakashi sejak aku kecil , hanya kaa-san satu-satunya orang yang mengerti aku. Mengerti yang kusuka dan tak kusuka. Kaa-san, satu-satunya orang yang menemaniku. Dan kaa-san yang pergi lebih dulu. Aku takbisa melihatnya lagi selain lewat foto itu.

"kaa-san jujur aku bosan. Aku bosan pada kegiatanku yang seperti ini," ujrku lirih. Berharap kaa-san dapat menengarkanku di syurga,

TO BE CONTINUTED