Keturunan…..
Adalah hal yang di inginkan semua orang. Dengan memiliki keturuan dapat mempertahankan sebuah generasi. Mempertahankan garis keturunan klan dari suatu kelompok, ras dan suku. Dan didalam komunitas itu ada seorang pemimpin. Seorang yang akan memberikan sebuah keturunan agar klannya tak hilang selama berabad-abad dan generasi. Anaknya akan menjadi pemimpin baru dan seterusnya keturunan anaknya akan menjadi pemimpin baru juga dimasa depan. Namun jika seorang pemimpin tak menginginkan sebuah keturunan apa yang akan terjadi…
.
.
.
Chapter 1
"Sasuke…. Dengarkan Aniki kau harus meniduri seorang wanita." Ucap seorang laki-laki yang memiliki rambut hitam panjang diikat kuda dengan dua garis halus di sisi hidungnya.
"Berapa kali aniki aku harus katakan…. Kalau aku masih tak ingin memiliki keturunan." Ucap seorang laki-laki yang ada disebelahnya. Ia memiliki ciri rambut mencuat keatas seperti pantat ayam.
"Ingat Sasuke kau seorang raja…." Ucap laik-laki itu, sedangkan sang raja hanya diam dengan kata-kata yang dilontarkan sang kakak.
"…."
"Dengan begitu klan kita bisa bertahan…." Dan segera lah pergi dari hadapan sang adik. Sedangkan sang raja hanya bisa diam memunggungi kepergian sang kakak.
Uchiha Sasuke adalah seorang raja dari Klan Uchiha, klan yang paling dihargai semua orang. Klan ini terkenal kuat dan tegas. Sasuke adalah adik dari Uchiha Itachi putra pertama dari Uchiha Fugaku dan Mikoto. Dia adalah seorang raja dari golongan vampire. Sudah menjadi sebuah ketetapan kalau sang raja harus memiliki keturunan demi mempertahankan sebuah Klan, tapi hal itu tak dihiraukan oleh Sasuke. Berkali-kali sang kakak Uchiha Itachi datang kepadanya dan mengatakan hal itu berurang-ulang bukan berhari-hari tapi berjam dan bermenit Itachi selalu datang dan mengatakan hal itu tepat didepan Sasuke sang raja sendiri.
Kalian pasti bertanya tanya kenapa bukan Itachi saja yang menjadi raja kenapa harus Sasuke padahal Itachi adalah anak sulung.
Jawabannya hanya satu Itachi tak bisa memberikan keturunan karena sewaktu Mikoto mengandung Itachi konfirasi terjadi didalam Klan Uchiha semua kaum Vampir saling bertarung sehingga Mikoto yang merupakan salah satu dari mereka juga harus bertarung membantu sang raja suaminya sendiri. Karena suatu kecerobohan salah Vampir menyerang Mikoto ketika Fugaku sedang lengah dan itu membuat kandungan Mikoto hampir keguguran. Fugaku yang mengetahui itu melakukan segala macam cara agar bisa mempertahankan calaon anaknya. Berbagai ilmu dan pengobatan ia coba dan hal itu berpengaruh terhadap hormone Itachi sampai kapan pun Itachi tak akan memiliki keturunan. Karena hal itu Mikoto dan Fugaku memutuskan untuk membuat satu keturunan lagi. Sebetulnya hal itu tak diperbolehkan, menurut teradisi hanya ada satu penerus klan tapi bagaimana kalau anak pertama mereka tak bisa memiliki keturunan. Jadi dengan keputusan semua ketua Vampir, Mikoto dan Fugaku harus memiliki anak lagi sehingga lahirlah Sasuke.
Sejak kecil Itachi selalu di nomor duakan dan tak ada yang menghormatinya, tapi hal itu tak dihiraukan dirinya. Dia adalah seorang kakak sudah sepatutnya dia menyayangi adiknya. Berbagai cara akan Itachi lakukan agar Sasuke mau menuruti keinginannya untuk memberikan keturunan tapi Sasuke selalu menolak. Sasuke memang manja sejak kecil semua keinginannya selalu terjadi dan Itachi sangat menyukai itu karena sangat manis. Sisi lain dari sang adik yang terkenal dingin dan tak berperasaan.
.
.
.
"Kisame…. Aku ada tugas untuk mu cari seorang wanita yang pantas untuk Adik ku."
"Seperti yang kau inginkan."
Setelah Itachi meninggalkan kamar Sasuke dia menyuruh penjaga mencari Kisame dan memberikannya tugas. Itachi sangat menyayangi Sasuke jadi saking sayangnya brother complex'nya selalu kambuh semua yang terbaik untuk adiknya dan kerajaan akan ia pertaruhkan.
"Otouto mau tak mau kau harus menuruti Aniki mu ini." Itachi sudah mempersiapkan semuanya agar sang adik tak berkutik bahkan lari dari kenyataan yang ia buat.
.
.
.
Mencari seorang wanita yang menjadi keriteria Uchiha Itachi sangatlah sulit bagi Kisame. Ia tahu kalau Itachi bukan tipe orang yang gampangan terlebih untuk adiknya sendiri. Wanita itu harus dari kaum bangsawan Vampir memiliki derajad tingga dan anggun.
Wanita yang pantas untuk sang Raja.
Banyak Wanita yang mengagumi dan mengidolakan Sasuke, mereka ingin mendapatkan hati sang raja. Tapi kenapa Raja tak pernah menghiraukan mereka. Atau jangan-jangan….
"Kelihatannya apa yang selama ini aku pikirkan akan terjawab." Kisame tahu apa yang akan ia lakukan dan Itachi pasti akan setuju.
.
.
.
Gelap…
Tempat itu sangat gelap saking gelapnya kalian tak akan bisa mengenali tubuh kalian sendiri. Tak ada cahaya penerangan satupun hanya sebuah pintu yang akan selalu dibuka ketika waktu makan dan ada seseorang baru yang akan menempati ruangan itu. Ruangan gelap itu ditempati lebih dari sepuluh orang tiap lubangnya mereka saling berdekatan memberikan kehangatan satu sama lain. Jika ada penerangan pakaian yang dipakai mereka akan ketara. Baju compang-camping yang sudah kumal melekat pada kulit mereka.
Krek….
Suara pintu terbuka datanglah dua orang yang tak asing bagi para tahanan. Mereka membawa obor jadi ruangan itu agak sedikit terang. Kedua laki-laki itu menelusuri ruangan itu tak banyak dari mereka saling meringkuk bersandar pada dinding. Mereka sangat takut dengan kedua laki-laki itu, takut jika mereka menyeret mereka keluar dari ruangan itu. Sebenarnya mereka tak tahu apa yang dilakuakan orang-orang itu setelah mereka keluar dari penjara ini.
"Ambil dia…." Ucap salah seorang dari mereka.
"Baik…." Segeralah penjaga itu menuruti kemauan majikannya.
.
.
.
Kisame datang kesebuah tempat pelelangan budak. Disana dia sudah menyiapkan segalanya uang, emas, dan perak sudah ia bawa. Tempat pelelangan ini sangat sederhana hanya ada panggung dan tirai, meskipun sederhana tapi tempat ini sangat terkenal oleh budak-budaknya yang berkelas. Jika tak punya uang jangan harap bisa membawa salah satu dari mereka. Disini budak dari segala jenis golongan dilelang dari golongan vampire, siluman bahkan manusia.
"Malam ini kami memiliki seorang budak yang cukup menawan. Budak ini cukup menarik bagi para vampire sekalian. Ini dia…."
Tirai yang ada diatas panggu itu terbuka menampilkan sesosok tubuh telanjang tak memakai satu helai kain pun.
"Lihatlah… ini barang yang cukup mahalkan tubuhnya ramping, kulitnya halus dan matanya biru. Bagaikan malaikat, umurnya masih belasan tahun dia sempurna, dia bisa memuaskan haus dahaga kalian. Kalian pasti tahu dari golongan mana ia berasal…."
"Manusia…."
"Ah… betul sekali tuan. Ini adalah seorang anak dari manusia."
"Berapa harga yang kau tawarkan."
"Sabar dulu tuan anda harus mengikuti aturannya." Ucap laki-laki yang berada diatas panggung itu. Mereka sudah tak sabar dengan penawaran pembuka untuk manusia itu.
"Saya akan membuka dengan harga 10 juta yen koin emas."
"Murah sekali…. 50 juta yen."
75…, 100…, 125…, 165…., ….., 800….
"Delapan ratus juta yen koin emas." Semua orang yang ada disana terdiam. Mereka mulai berpikir aneh tentang seseorang yang menawar budak dengan nominal setinggi itu.
"Delapan ratus juta yen koin emas…. Dia yang berada diujung sana segeralah kemari."
Kisame segera berjalan menuju panggung. Semua kerumunan vampire segera menghindar membiarkan dia berjalan.
"Ah… kelihatannya anda dari golongan siluman sama seperti saya." Ucap laki-laki itu lalu membungkukkan badan. Laki-laki itu adalah golongan siluman Ular sedangkan Kisame golongan ikan.
"Hn… aku tertarik dengan tangkapan mu yang satu ini."
"Apa kah anda sering mengunjungi tempat pelelangan saya." Tanya siluman Ular itu yang bernama Orochimaru tak henti-hentinya dia selalu menjilat bibir miliknya.
"Ya aku sering mengunjungi tempat ini tapi tak ada yang memuaskan keinginan ku baru kali ini ada yang masuk dalam keriteria ku." Ucap Kisame sedangkan laki-laki ular itu hanya menyeringai. Tak lupa laki-laki ular itu melihat penampilan Kisame, dari penglihatannya laki-laki ikan itu bukan dari golongan rakyat biasa atau pun bangsawan biasa yang sering membeli budak padanya.
"Ah… saya sangat senang bisa memuaskan salah satu pelanggan saya." Ucap Orochimaru. Ia berani menduga kalau laki-laki itu adalah salah satu dari kerajaan sebab ditangannya terpasang cincin kerajaan dan menurut sepengetahuan Orochimaru cincin itu adalah kelompok Akatsuki dan pemimpinnya adalah pangeran Itachi kakak dari sang penguasa Vampir.
"Beritahu aku kenapa wajahnya memakai topeng." Tiba-tiba Kisame bertanya kepada ular itu dan membuat Orochimaru buyar dari lamunannya.
"Hanya aksesoris…. Apa perlu saya buka." Ucapnya ia tak mau pelanggan ini mengetahui apa yang tadi diperbuatnya pada salah satu budak ini karena mencoba melawan. Orochimaru sudah memberikan budak itu obat pelumpuh jadi percumah saja budak itu melawan. Sebenarnya didalam aturan kerajaan Uchiha para budak tidak diperkenankan diberi obat pelumpuh atau pemati saraf sesaat hal itu akan berpengaruh pada pesikis korban. Lebih baik menggunakan obat bius agar si korban tak merasa tertekan jika ketahuan melakukannya akan mendapat hukuman dari pihak kerajaan. Di kerajaan ini juga melarang salah satu vampire menjual budak, hanya dari golongan siluman saja yang diperkenalkan menjual karena golongan siluman mudah berbaur dengan manusia dari pada golongan vampire yang sifatnya keras dan seenaknya. Kerajaan Uchiha memang memegang teguh kasih sayang dan menghargai semua golongan.
"Tidak usah… tolong persiapkan dia dan masukkan kedalam kereta kudaku."
"Uangnya…"
"Nanti aku bayar ketika dia sudah siap."
"Baik lah tuan…." Laki-laki Ular itu membungkuk ketika Kisame berjalan menjahuinya. Sedangkan Ular itu segera menyiapkan semua perlengkapan sibudak. Orochimaru juga memakaikan baju untuk budaknya karena seperti aturan dalam perbudakan. Apa yang dipakai dan melekat pada tubuh budak adalah hak si budak dan si penjualnya tidak boleh melepas apapun itu kecuali ketika dipertontonkan. Meskipun Orochimaru terkenal sadis pada budaknya tapi tatacara itu masih dipertahankan sebab dia adalah salah satu dari sekian bangsawan yang berada di kerajaan jadi ia harus mematuhi aturan yang ada. Jadi demi keamanannya Ia member obat bius pada budak untuk menghilangkan efek obat yang pertama.
.
.
.
Kembali ke Istana Uchiha.
Sasuke tahu apa yang dikatakan Itachi adalah hal yang harus dilakukan. Semarah-marahnya dia pada kakaknya ia tak akan pernah membenci sang kakak. Entah mengapa diselah-selah pemikirannya ia seperti merututi sebuah kenyataan. Seandainya bukan dia yang menjadi raja, andai saja Itachi pastilah sangat menyenangkan untuknya ia tak perluh menanggung beban yang berat ini. Di usianya yang masih kecil ia sudah dikengkang tak boleh keluar istana tak boleh melanggar aturan tak boleh bergaul dengan rakyat biasa. Hal itu sudah dirasakannya sejak usianya masih lima tahun dan terus berjalan hingga usia ke dua belas ketika dia dinobatkan menjadi pangeran. Pada usia ke delapan belas ia memegang gelar seorang Raja, semua orang tunduk padanya darah Uchiha memang tak bisa diremehkan kejeniusan dan ketampanan adalah cirikhas utama mereka bayangkan ketika Sasuke masih menjadi pangeran ia sudah menaklukan dan menghentikan perseteruan antara golongan vampire dan siluman.
Sasuke mulai mempertimbangkan ucapan Itachi, ia tak seharusnya menolak apa yang Itachi coba berikan padanya. Kakaknya itu sunggu baik jika saja Itachi yang jadi raja mungkin dirinya tak akan pernah ada didunia ini. Sasuke masih ingat bagaimana Itachi membantunya dalam masa-masa sulit, masa-masa dimana ia harus menuruti kata hatinya atau menjadi seorang raja yang bijak. Ia masih kecil Itachi tahu itu beban yang di bawah begitu besar, seandainya kedua orang tuanya tak meninggal pasti Sasuke masih bisa merasakan masa-masa remajanya dari pada menjadi Raja memimpin kaumnya. Sebenarnya Sasuke sudah menghasut para tetua agar Itachi yang menjadi raja karena dia lebih tua empat tahun darinya tapi para tetua lebih mempertahankan tradisi dan aturan. Mau tak mau Sasuke menuruti kemauan mereka jika tidak Itachi harus mati atau diasingkan dari kerajaan Uchiha karena dia merupakan aib Uchiha. Sasuke yang sayang kakaknya melakukan semua itu, ia menjadi Raja dan Itachi ia angkat menjadi penasehat. Para tetua menuruti saja apa kemauan Sang Raja toh mereka tahu kalau keduanya saling menyayangi dan lebih Sasuke tak memiliki siapa pun kecuali sang kakak.
"Aku harus menuruti kemauan Aniki jika tidak entah apa yang akan tetua itu lakukan pada Aniki. Aku… aku masih tak mau kehilangan Aniki…"
.
.
.
"Kisame…. Apa yang kau bawa ini." Tanya Itachi. Ia sempat syok melihat apa yang dilakukan temannya. Seingatnya ia menyuruh Kisame mencari seorang gadis dari keturunan bangsawan Vampir malah yang dibawah adalah budak laki-laki manusia yang terlihat kumal. Rambutnya tidak terlihat cerah tapi pucat, kulitnya juga tidak terlihat tan pucat dengan tubuh kurus. Budak itu berada dalam gendongan Kisame.
"Kau jangan berteriak seperti itu…. Budak ini sangat mahal harganya aku harus mengeluarkan uang Delapan Ratus Juta yen emas untuk dia." Ucapnya Sambil menaruh tubuh budak itu pada Sofa didalam kamar Itachi. Ya setelah tiba di Kerajaan Uchiha Kisame membawa tubuh budak itu kedalam kamar Itachi.
"Sebenarnya apa sih yang kau pikirkan."
"Aku pikir Sasuke sedikit…."
"Maksud kamu Otouto ku agak kurang waras gitu."
"Ya seperti itu…. Dia kan selalu menolak Wanita." Memang benar sih Sasuke selalu menolak semua wanita yang ditunjukan Itachi padanya tapi itu kan….
Buuk….
Satu pukulan mengarah pada Kisame.
"Kau jangan bicara seperti itu…. Aku masih yakin Sasuke masih Normal. Dia hanya merasa tertekan dengan keadaannya." Ucap Itachi dengan nada sedih. Kisame tahu kalau Sasuke itu masih muda dan labil untuk menjadi Raja walau pun diluar ia bersikap dingin bijak tapi untuk dirinya ia masih belum memiliki tujuan.
"Aku tahu…. Tapi aku sudah terlanjur membelinya, bagaimana kalau kau nikmati saja darahnya…." Itachi sedikit berpikir. Ia memandang tubuh sang budak dan menimbang-nimbang apa ia harus melakukannya. Kalau dia menghisap darah budak itu mungkin hanya bisa menghilangkan rasa hausnya saja tak akan membuatnya kenyang.
"Kalau kau tak mau aku punya satu ide yang cukup gila."
"Apa itu…"
"Proyek kita." Ucap Kisame dan Itachi mulai menyeringai, kelihatannya mereka akan bersenang-senang sedikit.
"Kurasa mengerjai Otouto sedikit tak ada ruginya." Ucapnya lalu melihat tubuh budak itu lagi. Sepertinya Itachi juga penasaran dengan sifat adiknya yang masih labil itu.
.
.
.
Ketika sepasang mata itu terbuka hanya memandang langit-langit ruangan itu yang nampak. Ornamen-ornamen pola lingkaran yang saling bertumpuk membuat pola bunga. Ketika ia menghadap kekanan ia melihat sebuah meja kecil yang diatasnya ada cangkir dan tekoh. Jika diperhatikan ruangan itu terlihat cukup luas dan terang tidak seperti ruang tempatnya berada dulu.
'Sebenarnya dimana aku.'
Karena merasa binggung ia mencoba mengangkat kepalanya mencoba untuk berposisi duduk. Tiba-tiba pusing dikepalanya datang, rasanya seperti dipukul benda balok kayu raksasa. Mau tak mau hal itu membuatnya harus menyandarkan kepalanya pada bantal. Pandangannya terasa kosong pikirannya kemana mana. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya.
Ia masih mengenali dirinya sendiri, namanya dan asal kelahirannya. Namanya adalah Namikaze Naruto putra makota dari Negeri Namikaze dari Raja Namikaze Minato dan Ratu Uzumaki Kishina. Ia adalah anak tunggal dari kerajaan Namikaze. Ia masih mengenali rupanya rambut pirang jaberik seperti matahari, mata biru langit musim panas ciri khas Namikaze dan ditambah tanda lahir tiga pasang garis halus dikedua pipinya. Ia masih mengingat hal itu, lalu apa yang dilupakan. Ah…. Ia ingat dia menjadi tawanan siluman Ular ketika ia sedang pergi berburu kehutan. Ia juga ingat tentang larangan Raja dan Ratu untuk tidak pergi kehutan sendirian tanpa pengawal. Namun sayang hal itu ia langgar dan berahir jadi tawanan Ular. Setelahnya ia tak ingat apa yang Ular itu lakukan padanya. Ketika terbangun semuanya gelap dan dia hanya diberi pakaian compang-camping serta makan tiga kali sehari. Setelahnya ia hanya ingat kalau laki-laki ular itu beserta anak buahnya membawanya kesebuah ruangan dan memberinya sebuah injeksi. Mereka melepas semua pakaian miliknya dan membersihkan badanya lalu menutup wajahnya dengan topeng. Ketika mereka melakukan itu Naruto masih dalam keadaan sadar tapi tak bisa menggerakkan tubuhnya.
Berkali-kali Naruto mendengar dirinya dipanggil 'budak' oleh pria ular itu ketika berada diatas sebuah panggung. Naruto ingin sekali melawan tapi tubuhnya terasa mati rasa. Dari lubang topeng itu Naruto bisa melihat kerumunan orang-orang yang tidak Naruto kenal mereka berteriak untuk harga yang pas untuknya. Apa mereka tak tahu kalau dia bukan barang yang dibeli dengan uang tapi dia tak mempermasalahkannya ia tahu kalau dia berada disuatu tempat asing dan tak ada yang mengenalinya dia sudah termaksu dalam kata orang asing dan sebutan 'Budak' itu pasti yang didapat olehnya.
Orang-orang itu tak henti-hentinya memberikan harga untuk tubuhnya hingga ada seseorang yang membelinya dengan harga yang sangat mahal. Orang itu dipersilakan mendekat dan Naruto bisa melihat orang itu. Orang itu berwajag seperti ikan Hiu, giginya tajam dan kepalanya lancip. Ular itu menyetujui kesepakatan pria hiu itu. Naruto tak ingat lagi seterusnya ketika dia dibawa keruangan itu lagi dan diberi injeksi untuk kedua kalinya.
Kerekkk….
Suara pintu terbuaka datang lah dua sosok laki-laki yang tidak Naruto kenal. Kedua laki-laki itu berjalan mendekati Naruto tapi si pirang tahu siapa laki-laki satunya itu seorang siluman Hiu sedangkan yang didekatnya ia tidak tahu.
"Ah…. Saya melihat anda terjaga." Ucap laki-laki berambut hitam dengan sepasang garis disisi hidungnya. Naruto tak tahu siapa dia tapi ketika dia bicara ia melihat sepasang taring didalam mulutnya.
"Bagaimana keadaan mu apa ada yang tidak mengenakkan." Naruto menggeleng ia hanya merasa pusing.
"Pusing…" Ucapnya paruh.
"Mungkin pengaruh obat dari siluman Ular itu belum hilang." Ucap Kisame.
"Sebaiknya kita tinggalkan dia untuk beristirahat."
"Kelihatannya keadaan mu masih belum membaik 'Budak' kami akan meninggalkan mu disini sendirian."
Mereka berdua segera berjalan meninggalkan si pirang. Naruto berani bersumpah kalau kedua laki-laki itu pasti memiliki sifat kuarang baik padanya. Nyatanya ketika mereka berbicara seperti kurang bersahabat dan ketika si laki-laki berambut hitam itu menyebut kata 'Budak' membuat Naruto merinding.
.
.
.
Malam selanjutnya Sasuke mendatangi Itachi diruangannya. Ia ingin mengatakan apa jawabannya pada sang kakak. Akhir-akhir ini kakaknya jarang terlihat mungkin ia memiliki tugas yang banyak.
"Aniki…." Ucap Sasuke dan segera menghentikan pekerjaan sang kakak. Sasuke mulai berjalan kearah Itachi yang masih membaca beberapa laporan.
"Ada apa Sasuke." Ucap Itachi masih membaca sekilas laporan. Ia tidak ingin pekerjaannya semakin banyak.
Sasuke yang melihat betapah tekunnya sang kakak menjadi agak cangguh dengan keadaan ini. Sasuke mulai binggung harus mengatakannya atau tidak. Ia tak mau mengganggu pekerjaan Itachi tapi kalau tak dikatakan bagaimana nasip kakaknya kelak. Ia masih tak ingin kehilangan sosok sang kakak, sudah cukup kehilangan kedua orang tuanya dia tak mau selanjutnya adalah kakaknya sendiru.
"Sepertinya aku menyetujui keinginan mu." Ucap si raven agak cangguh. Sedangkan Itachi yang mendengar kata itu langsung memeluk sang adik dengan ganas. Tak sia-sia usahanya selama ini untuk membujuk dirinya. Itachi tahu kalau Sasuke juga sangat menyayanginya jadi dia tak akan menolak apa yang diinginkannya.
"Benarkah itu Sas…. Kau ingin memiliki keturunan oh aku sangat senang." Dipeluknya berkali-kali sang adik.
"….." Sasuke hanya diam menerima pelukan sang kakak.
"Sas…. Kau memang Otou-… maksudku Raja yang bijak." Ucap Itachi Senang. Ia masih memeluk tubuh Sasuke, sangat erat seperti tak mau melepasnya.
'Aku hanya tidak ingin para tetua itu mengasingkan Aniki….' Ucap Sasuke dalam hati.
.
.
.
Sudah tiga hari berlalu Naruto sudah tahu siapa kedua orang itu dan dimana ia sekarang berada. Laki-laki berambut hitam dan memiliki garis disisi hidungnya adalah Uchiha Itachi penasehat kerajaan Uchiha kerajan bangsa Vampir sedangkan yang selalu bersamanya adalah Kisame orang yang membelinya dipasar budak.
Keadaan Naruto mulai membaik. Sepertinya ia harus meralat ucapannya beberapa hari yang lalu betapa kejamnya mereka. Namun budak tetap budak ia harus menuruti majikannya apa pun yang diinginkan majikannya. Jika Itachi itu menginginkan makanan Naruto harus rela menyerahkan nyawanya. Sudah menjadi kodrat kalau seorang vampire meminum darah. Tadi Kisame datang kekamarnya dan mengatakan kalau Itachi ingin menemuinya disuatu tempat. Kiasame mengarahkannya pada tempat yang tak dikenalnya. Setiap kali dia berjalan tak ada satu penjaga pun, sepi dan gelap hanya itu saja yang menemani dirinya bersama manusia Ikan. Hingga berhenti didepan sebuah pintu kayu yang tak diketahui apa ruangan itu. Ketika pintu dibuka dia melihat berbagai tabung yang ditempati beberapa organ dalam juga cairan-cairan aneh berwarna menghiasi mata. Kalau Naruto boleh tebak ruangan ini pasti sebuah laboratorium.
"Naruto…."
"Iya… Tuan Itachi-sama apa yang anda inginkan." Sebenarnya Naruto tak iklas jika harus bersikap sopan pada penasehat kerajaan ini. Entah mengapa setelah ia agak lebih sehat Uchiha yang satu ini bersifat dingin padanya. Apakah ini sifat asli yang mereka sembunyikan selama ini.
"Berbaringlah…." Naruto yang mendengar ucapan Itachi merasa cangguh. Ia tak tahu apa yang diinginkan tuannya. Didepannya terdapat sebuah meja logam dengan tali di setiap sisinya. Naruto tak tahu apa fungsi meja itu tapi dia memiliki perasaan buruk tentang apa yang akan dilakukan majikannya itu. Kalau ini adalah hal yang membahayakan dirinya ia akan mencoba melawan. Tapi harus bagaimana lagi dia seorang budak. Jadi dia mencoba mengikuti apa yang di perintahkan Itachi. Perlahan-lahan Naruto berjalan mendekati meja dan membaringkan tubuhnya. Ada sekitar enam orang asing yang mengelilingi dirinya dua diantaranya dia sudah tahu Itachi dan Kisame tapi empat yang lainnya ia tak mengenalnya.
"Lucuti pakaiannya…." Ke empat orang itu segera melepaskan pakaian Naruto sedangkan si pirang hanya bisa pasrah ketika helai pakaiannya dibuka. Ia masih penasaran apa yang akan mereka lakukan padanya. Mereka juga melepas celana yang dipakai Naruto tak ada satu helai kain pun sekarang tubuh Naruto terlihat polos. Hingga ia bisa merasakan dinginnya meja logam itu. Ia merasa malu dan jijik dengan keadaannya sekarang telanjang bulat didepan semua orang. Sedangkan orang-orang itu hanya menganggap hal ini wajar tak risih dipandang.
"Sekarang ikat tangan dan kakinya…." Keempat orang itu langsung mengikuti perintah Itachi. Naruto yang merasa sudah tidak beres keadaannya seperti terancam jadi dia mencoba melawan. Naruto menendang dan menepis setiap tangan yang akan menyentuh tubuhnya. Ia merasa jijik dengan sentuhan keempat orang itu. Sesekali dia mencoba mengangkat tubuhnya tapi orang-orang itu menghempaskannya kemeja. Dan mereka mengekang tubuhnya, satu orang satu tubuh. Ada yang memegang tangan dan kaki masing-masing tubuh pria pirang itu.
Serek…..
Terdengar suara gesekan yang hampir mendekati mereka. Dari arah ujung terlihat Kisame sedang mendorong sebuah meja kecil stenlis. Naruto yang tak bisa bergerak, mengarahkan tatapannya pada Itachi sedangkan pria keriput itu hanya menyeringai tak jelas. Naruto memiliki perasaan yang buruk tentang senyum sinis tuannya bahkan dia bisa melihat betapa menakutkan meja itu ketika hampir mendekatinya.
Meja itu diletakkan didekat tempat Naruto berbaring. Sangat dekat tapi sayang Naruto tak dapat melihat apa yang ada diatas meja itu. Tiba-tiba Itachi mengarahkan tangannya menyentuh meja itu. Munculah sebuah kilat yang cukup membuat Naruto penasaran. Meskipun ruangan ini agak remang cahaya tapi benda itu masih terlihat dengan jelas.
Pisau….
Benda itu adalah sebuah pisau kecil terbuat dari aluminium, ujungnya agak sedikit tumpil tapi mata pisau itu sangat tajam. Tangan Itachi membolak-balikan benda itu. Tanpa sepengetahuan Itachi benda itu membuat Naruto ketakutan. Ia tak tahu apa yang sedang majikannya itu lakukan tapi kalau dilihat dari posisinya dan hilangnya semua pakaiannya serta peralatan yang mereka gunakan pastia ada hubungannya dengan dunia medis.
"I-itachi-sama… ap-apa yang akan anda lak-kukan." Ucap Naruto dengan bibir gemetar. Itachi tak menyangkah kalau budaknya ini sanggup melontarkan kata-kata padanya, padahal biasanya siapa yang dibawah kesini akan menutup mulut tak akan berani bicara macam-macam.
"Tenang…. Aku hanya melakukan percobaan sedikit padamu."
"Pe-per-cobaan…." Ucap Naruto ketakutan.
"Ya…. Tidak usa takut…. kau akan tenang setelah ini."
Itachi meraih sebuah botol kecil diatas meja itu lalu mengambil cairannya dengan suntikan kecil. Setelah dirasa sudah pas menurutnya ia segera mengarahkan ujung jarum pada lengan Naruto. Si pirang terus memperhatikan arah jarum itu, ia bahkan mencoba untuk mengerakkan lengannya agar benda itu tak menancap pada tangannya. Namun usahanya sia-sia tangannya terikat jadi dia tak bisa apa-apa. Itachi yang melihat penolakan Naruto, mengurungkan niatnya sebenarnya ia kasihan dengan keadaan budak pirang itu. Tapi dia juga ingin sesekali mencoba mengerjai Sasuke dan memenuhi ide gilanya selama ini. Jujur ia sih tak ingin sasuke jadi homo, maho, gay dan sebagainya. Namun ilmu pengetahuan yang membuatnya harus melakukan ini.
Banyak diluar sana di kerajaan Uchiha yang menikah dengan sesama jenis, kerajaan ini memang melegalkan hal itu. Mereka menikah dan tak mungkin dikaruniai anak, sedangkan untuk menjaga keutuhan suatu golongan, keturunan dibutuhkan dan jika ini berhasil pasti hal akan disambut oleh semua rakyat. Sayangnya lamanya hidup dan fase kembang bangsa Vampir sangat lama jadi untuk melakukan hal itu juga akan lama. Itu sebabnya ia memilih golongan manusia karena waktu dan fase kembang sangat cepat. Jadi ia akan melakukannya pada budak pirangnya dan mengecek kondisi anak didalamnya.
Itachi tak akan mengatakan idenya itu pada budaknya yang penting budak itu menuruti kata-katanya.
'Perpaduan manusia dan vampire apa jadinya ya.' Itachi mulai berpikir seperti apa keponakannya kelak. Tiba-tiba dia menyeringai dan menatap Naruto lagi.
"Kau…. Harus… menurut karena kau adalah budak dan aku tuanmu." Ucap Itachi dan langsung menancapkan jarum itu pada lengan tangan budak pirangnya. Naruto ingin berteriak tapi tak bisa kejadian itu sangat sepontan tanpa ia tahu salah satu dari anak buah Itachi membumkam mulut Naruto dengan kain. Membuatnya tak bisa berteriak hanya menangis dan merasakan tajamnya pisau bedah.
.
.
.
Malam ini Sasuke ingin menemui Kakaknya namun sayang Itachi tak ada dikamarnya. Ia takut kalau tetua Vampire mencari Itachi dan membawanya ketika Sasuke sedang lengah. Tadi saja para tetua sudah menyinggung tentang keturuan, mereka mengatakan kalau sang Raja tak segera mencari wanita dan menidurinya membuat keturuan maka Itachi harus pergi dari kerajaan Uchiha. Tapi Sasuke yakin para tetua itu tidak akan melakuakn apa-apa pada Itachi karena ia sudah mengancap mereka. Jika mereka berani menjauhkan Itachi darinya maka ia akan membunuh semua tetua itu.
"Pelayan kemanakah Itachi."
"Maaf…. Paduka kami tidak mengetahuinya." Ucap sang pelayan.
"Baiklah…. Kalau kalian melihat pangeran Itachi segerah beritahu akau."
"Baik…. Yang mulia…." Ucap sang pelayan lalu pergi dan Sasuke segera berjalan menuju kamarnya.
.
.
