Sad Moments

Artie

Saat paling menyedihkan dan sekaligus mengerikan bagi Artie adalah ketika suatu hari ia membuka matanya, dan hal paling pertama yang ia sadari bahwa ia tidak merasakan kedua kakinya. Saat itu ia baru berumur 8 tahun, tapi ia masih bisa mengingat seluruh detail saat itu. Ia masih merasakan betapa paniknya ia.

Tahukah kau rasanya suatu hari terbangun dan seluruh kehidupanmu terancam berubah? Orang-orang memandangmu dengan pandangan kasihan, membicarakanmu dibelakangmu, menjadi lemah, dan tak bisa berdiri sendiri.

Artie selalu ingin menjadi seorang penari yang handal. Dan hari itu, pada saat kecelakaan itu terjadi, semua usahanya, semua mimpinya, hancur seketika. Sampai sekarang ketika ia berumur 16 tahun, ia masih menonton video-video latihan tari yang dibelikan oleh orang tuanya dahulu, video-video yang membuatnya ingin menjadi seorang penari.

Ia iri pada Mike Chang. Ia tidak membencinya, ia hanya…iri. Pria itu bisa menari dengan hebat, dan setiap ia menontonnya, keinginannya, mimpinya kembali dan mimpi itu hanya membuatnya sakit hati.

Ia mengakui bahwa ia mungkin seorang yang munafik. Ia tidak akan pernah mengakui bahwa ia masih bermimpi untuk menjadi penari. Yang akan ia katakan adalah bahwa ia ingin menjadi seorang sutradara yang sukses.

Ia hanya berharap tidak ada hal lain yang merenggut keinginannya yang satu itu.


Finn

Finn yakin bahwa tahun ini adalah tahun terburuk selama hidupnya. Banyak kejadian tak terduga menimpanya, membuatnya merasa lelah dan kerepotan. Di awal tahun, secara tiba-tiba dan dengan cara yang tak terduga ia bergabung dengan Klub Glee, yang ternyata tak seburuk yang ia pikirkan. Ia merasakan sensasi kesenangan yang tak pernah ia rasakan sebelum ia ikut Glee.

Tapi kemudian Quinn memberitahu bahwa ia hamil. Seketika itu juga dunia serasa berada di kedua bahunya. Ia harus menyembunyikan hal ini, ia gagal. Kemudian ia harus menghadapi hinaan dari siswa-siswa McKinley. Ia harus mencari uang, bekerja. Hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.

Dipertengahan tahun, dunianya runtuh lagi. Pacarnya, sahabatnya, seluruh anggota New Direction, semua berbohong padanya. Bayi yang dikandung Quinn, bukan bayinya. Ia tidak bisa menahan amarahnya. Meskipun ia sudah memukuli Puck, tapi amarah tersebut tidak habis. Ia harus melampiaskan seluruh amarah tersebut, atau ia bisa gila.

Finn merasa sudah terhubung dengan bayi tersebut, ia bahkan sudah mencari nama. Ia tahu Quinn ingin menyerahkan sang bayi untuk diadopsi dan dirawat orang lain. Tapi Finn tidak bisa menahan rasa sayangnya. Sekarang, semuanya sudah hilang. Bayi itu bukan miliknya lagi. Semua usaha yang dia lakukan, sia-sia.

Ia putus dengan Quinn, menjauh dari semua teman-temannya.

Tapi ia tahu suatu saat nanti, ia akan kembali seperti semula. Ia akan melupakan semua kejadian yang terjadi tahun ini. Semoga.


Kurt

Kurt sangat dekat dengan ibunya. Setiap hari di pagi hari, ia akan berlari ke dapur dan memeluk ibunya, mencium wangi parfumnya yang khas. Keluarganya akan berkumpul tiap malam di meja makan, bercerita tentang kejadian hari itu.

Itu semua kegiatan rutin Kurt sampai saat ia berumur 9 tahun.

Suatu hari ia pulang dari sekolah dan mendapati ayahnya sedang terburu-buru memasukkan berbagai baju ke dalam sebuah tas. Seketika itu juga Kurt tahu, ada masalah. Pikirannya langsung tertuju pada ibu. Belakangan, ibunya sering sekali sakit, dan ketika itu terjadi, ia jadi merasa sedih. Ia ingin ibu kembali gembira seperti biasanya.

Kurt menghampiri ayahnya, tapi ia tidak mengatakan sepatah kata pun. Ketika Burt selesai mengepak pakaian, ia meraih tangan kecil Kurt dan menuntunnya masuk ke dalam mobil. Setelah berkendara tidak terlalu lama, mereka sampai di sebuah rumah sakit yang besar. Mereka masuk kedalamnya dan langsung menuju ke sebuah kamar.

Di kamar tersebut, Kurt melihat ibunya terbaring lemas tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Ketika ia masuk ke kamar tersebut, bibir pucat ibu akan tersenyum padanya. Ia pun tersenyum tersenyum kembali.

Sejak itu, setiap hari sepulang sekolah, tujuannya bukanlah rumah, tapi rumah sakit. Ia akan mengunjungi rumah sakit duduk diatas ranjang, ibunya akan membelainya dengan lemah. Ia akan bercerita panjang lebar tentang harinya di sekolah.

Suatu sore, ketika ia sedang tertidur di atas sofa. Ia dibangunkan oleh suara peep panjang yang membuatnya ketakutan. Burt menariknya keluar dari ruangan dan setelah itu banyak orang berjas putih mengerumuni ibunya disekeliling ranjang.

Beberapa menit setelah itu, seorang dokter keluar dan memandang Burt dengan tatapan minta maaf dan berduka cita. Seketika itu juga Burt memeluk Kurt kecil.

Ia masih ingat kata-kata Burt ketika ia memeluknya : Semua akan baik-baik saja.

Ia tidak memberitahu Burt bahwa ia dapat merasakan tubuh Burt berguncang. Ia juga tidak memberitahunya bahwa ia tahu kalau mulai sekarang, semuanya tidak akan seperti dulu lagi.

-Con-