Title: Without word
Cast: Kyuhyun, Changmin, cast lain menyusul seiring cerita berjalan
Desclaimer: Semua cast milik Tuhan YME, but this story is mine
Genre: Brothership, friendship, school-life, no-romance
Rating: Fiction T
Warning: Just fanfic, don't like don't read, typos, OOC, masih author baru, alur membosankan, cerita pasaran
Summary: Mereka adalah sahabat. Namun, karena suatu hal persahabatan mereka merenggang.
Happy reading
Puput257™
" Sahabat adalah mereka yang mengerti kita, walau kita diam "
Chapter 1
" Yak! Cho Kyuhyun, sampai kapan kau mau tertidur!"
Teriakan tersebut berasal dari kamar seorang namja yang masih bergelung di selimut pikachunya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Sudah saatnya namja itu bangun, tapi mari kita lihat lagi.
" CHO KYUHYUUUUNNN! "
Teriakan frustasi dari sang eomma yang sedang membangunkan namja itu-anaknya- terdengar untuk kesekian kalinya. Ia berdiri di samping ranjang sang anak sambil berkacak pinggang.
Gulungan selimut itu mulai bergerak-gerak semakin ke pinggir ranjang dan berakhir dengan suara 'benda' jatuh. Sedangkan sang eomma-Nyonya Cho-hanya memperhatikan tingkah 'gulungan selimut' itu.
BRUGGHH
" Aish! Eomma, kenapa teriak-teriak, eoh! Auh, bokongku... ssshhh "
Sungut seorang namja yang baru keluar dari gulungan selimut pikachu. Ia bersungut sambil mengusap-usap bokongnya. Kedua matanya masih terpejam dan wajah tampannya terlihat berantakan. Entah karena masih mengantuk atau otaknya masih belum bisa berfikir. Ia tidak sadar jika Nyonya Cho sudah siap menyampaikan ceramahnya lebih pagi dari biasanya.
"Yak! Anak ini memang benar-benar! Lihat, sekarang sudah jam berapa?! "
Ia-Kyuhyun- masih sibuk menguap dan mengucek matanya yang kelihatan masih mengantuk.
" Hoahh. Memangnya jam berapa, eomma? "
Tanya Kyuhyun yang masih sibuk dengan kegiatannya mengucek mata sambil menguap.
" Ini sudah jam 7, Kyuhyun chagi "
Jawab Nyonya Cho dengan nada manis namun terasa sangat mengerikan ditelinga Kyuhyun.
" Eoh, jam 7... MWOO?! "
Setelah kesadarannya terkumpul, sontak Kyuhyun langsung membuka matanya. Mata secoklat caramel itu langsung menatap jam di kamarnya. Benar saja, jam sudah menunjukkan pukul 7 bahkan lebih 10 menit. Ternyata Nyonya Cho butuh waktu 10 menit untuk membangunkan sang anak. Pantas saja ia sampai berteriak-teriak.
" Yak! Kenapa eomma tidak membangunkanku dari tadi? "
Teriak Kyuhyun diiringi langkah seribunya menuju kamar mandi. Meninggalkan Nyonya Cho yang masih berdiri sambil memijat keningnya.
" Siapa yang tidak membangunkanmu dari tadi? Bahkan eomma hampir menyirammu dengan air cucian piring jika kau tidak mau bangun! "
Nyonya Cho masih dengan 'lembut' menjawab pertanyaan sang anak. Sedangkan sang anak hanya bisa meringis dibalik pintu kamar mandi mendengar jawaban 'lembut' dari eommanya.
.
.
Begitulah Cho Kyuhyun di pagi hari, tidak pernah absen dari teriakan sang eomma-Nyonya Cho. Kebiasaan bermain game sampai larut harus membuatnya bangun kesiangan hampir setiap hari. Kalau saja nonnanya-Ahra- yang membangunkan, pasti tak akan ada teriakan sarkatis di pagi hari. Sayang, nonnanya sedang bekerja di luar kota dan ia baru pulang besok.
" Aku berangkat dulu, eomma "
Ucap Kyuhyun tergesa-gesa. Ia masih sibuk memasang dasi. Lalu setelah dirasa pas, ia mendekati Nyonya Cho.
" Ini bawa bekalmu. Eomma sudah menyiapkannya untukmu "
Nyonya Cho mengangsurkan sekotak bekal untuk Kyuhyun. Meskipun eommanya suka berteriak, namun ternyata ia masih sayang pada anaknya. Buktinya Kyuhyun diberi bekal berisi makanan kesukaannya.
" Gomawo, eomma "
Kata Kyuhyun sambil mencium pipi Nyonya Cho. Meski sedikit nakal, tapi ia sangat menyayangi eommanya-Nyonya Cho. Bukan berarti ia tidak menyanyangi appanya-Tuan Cho. Hanya saja Tuan Cho sangat jarang berada di rumah sejak ia masih sekolah dasar. Jadi, Kyuhyun lebih bergantung pada Nyonya Cho dalam segala hal.
" Hati-hati, Kyu! Jangan mengebut di jalan! Jangan lupa habiskan bekalnya!"
Teriak sang eomma dari pintu depan rumah Keluarga Cho yang hanya dibalas dengan isyarat 'ok' oleh Kyuhyun.
Kyuhyun baru saja melesat melewati gerbang depan rumah dengan menaiki motor sport kesayangannya. Menyisakan Nyonya Cho yang menatap sendu kepergian Kyuhyun. Ia sangat menyayangi anak bungsunya itu. Walau pun terkadang harus mengurusi tingkah nakalnya. Namun ia selalu bangga pada Kyuhyun. Anak bungsunya itu lah membuat paginya lebih berwarna. Entah itu dengan teriakan saat membangunkan Kyuhyun, Kyuhyun yang berteriak kesal karena tidak dibangunkan, ataupun karena Kyuhyunnya yang terlambat ke sekolah.
Setelah lama berdiri di teras, Nyonya Cho lalu masuk ke dalam rumah sambil menutup pintu.
.
.
Kyuhyun POV
" Aish! Pabboya! Kenapa bisa terlambat bangun "
Umpatku sepanjang perjalanan menuju sekolahku, Seoul Senior High School. Aku masih terus memacu kuda besiku secepat mungkin. Kemungkinan aku akan dihukum hari ini. Jika tidak membersihkan taman belakang sekolah-yang luas- mungkin aku harus membersihkan toilet. Hhahh, menyebalkan sekali.
" Semoga Tuhan masih sayang padaku "
Batinku yang mulai memasuki pintu gerbang.
" Wuahhh... Sepertinya Tuhan memang sayang padaku "
Aku masih mesem-mesem tidak jelas. Aku baru saja memarkirkan motorku dengan selamat. Tidak ada guru piket yang mencegatku, aneh sekali batinku. Tanpa basa-basi aku langsung menuju kelasku di 11 A1.
Kyuhyun POV end
.
.
BRAAKKK
Kyuhyun langsung mendudukkan dirinya di kursi kelas. Ia hanya nyengir saat teman-temannya yang sibuk dengan kegiatan mereka menoleh padanya. Ternyata semua guru sedang rapat, jadi ia bisa selamat hari ini. Alhasil dari kelas 10 sampai 12 mendapat jam kosong.
" Hei, Kyu. Kau terlambat lagi hari ini "
Kata seorang di sebelah Kyuhyun.
" Hhah... Seperti biasa, Hyuk "
Kata Kyuhyun sambil merebahkan kepalanya di bangku. Ternyata rasa kantuknya belum hilang. Bahkan ia mulai menguap lagi. Eunhyuk-teman sebangku Kyuhyun- hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kebiasaan mutlak seorang Cho Kyuhyun itu selalu terlambat dan pasti mengantuk di kelas.
" Kau itu memang. Kau tidur jam berapa tadi malam, eoh? "
Tanya Eunhyuk sambil menyolek tangan Kyuhyun di atas bangku. Sedang sang pemilik tangan yang masih mengantuk hanya membuka matanya, melirik sebentar lalu kembali menutup matanya.
" Entahlah, Hyuk. Aku lupa. Mungkin jam 2. Ah, ani. Mungkin jam 3. Aish... aku lupa, Hyuk "
Jawab Kyuhyun sambil menggoyang-goyangkan tangannya ke udara. Ia ngantuk berat dan hanya butuh tidur. Namun, makhluk yang kata Kyuhyun mirip monyet ini masih terus menanyainya. Sedangkan sang penanya hanya bisa memutar bola matanya malas.
" Pantas kau terlambat lagi. Pasti kau habis berkencan dengan kekasihmu-PSP-, kan? "
Eunhyuk masih betah menginterogasi sosok disampingnya. Namja maniak game disampingnya ini rela tidak tidur semalaman hanya untuk menyelesaikan gamenya. Sungguh kebisaan yang tidak baik dimata Eunhyuk.
" Aish.. hyuk. Memangnya kenapa? "
Kyuhyun mulai bosan dengan pertanyaan Eunhyuk.
" Itu tidak baik, Kyu. Kau selalu mengantuk di kelas. Bagaimana kau bisa fokus belajar kalau begini terus? Ditambah kau selalu terlambat datang ke sekolah. Beruntung hari ini kita mendapat jam kosong. Kalau tidak, kau pasti sudah dihukum lagi, kan? "
Celoteh Eunhyuk yang sudah mirip eomma Kyuhyun di rumah. Sudah berulang kali ia mengatakan hal yang sama pada Kyuhyun. Namja yang lebih muda di sampingnya itu sudah diangap adik sendiri oleh Eunhyuk.
" Arra... arra, Hyuk. Aku mengerti. Kau sudah mengatakannya puluhan bahkan ratusan kali "
Kyuhyun menjawab sambil mengibaskan tangannya. Ia sudah biasa dengan kata-kata Eunhyuk. Bahkan ia hafal dialog yang dikatakan teman sebangkunya itu. Sedangkan Eunhyuk hanya bisa membuang napasnya kasar. Ia juga hafal dengan jawaban Kyuhyun. Kyuhyun selalu berkata jika dia mengerti. Namun nyatanya, Kyuhyun masih melakukannya sampai saat ini.
Obrolan mereka masih berlanjut, walau Kyuhyun menjawabnya malas-malasan. Ia masih merebahkan kepalanya di bangku sambil sesekali menyela ucapan Eunhyuk. Terkadang ia mengeluarkan kalimat pedasnya dan berakhir dengan Eunhyuk yang kesal. Ia suka sekali mengusili teman sebangkunya ini, bahkan saat ia masih mengantuk seperti sekarang.
.
Sekitar satu jam kemudian Park Seongsangnim memasuki kelas. Obrolan Kyuhyun dan Eunhyuk sudah berakhir sekitar 15 menit yang lalu saat Kyuhyun bilang ingin tidur. Kenyataannya ia tidak bisa tidur, hanya merebahkan kepalanya sambil memejamkan mata saja. Namun sialnya Park Seongsangnim sudah datang, Kyuhyun mau tidak mau harus membuka matanya lebar-lebar. Ia tidak ingin berakhir seperti minggu lalu yang harus membersihkan halaman belakang sekolah akibat ketahuan tidur di kelas. Sebenarnya, jika tidak memperhatikan pelajaran Park Seongsangnim pun ia tetap bisa menguasainya dengan baik. Cap anak jenius sudah lama melekat pada Kyuhyun. Namun, cap anak yang kurang sopan, suka terlambat, dan selalu mengantuk di kelas juga sudah melekat padanya.
Sejak Kyuhyun datang, terdapat sepasang mata yang mengamati sejak tadi. Saat Kyuhyun dan Eunhyuk mengobrol pun ia masih menatap intens keduanya. Ah, mungkin tepatnya pada seseorang yang sedang berusaha membuka matanya lebar-lebar.
Ia, Shim Changmin, hanya bisa menghela napas.
" Ah, lupakan saja. Dia memang sudah lupa padaku mungkin "
Changmin membatin sambil terus memandang Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun yang merasa ada yang menatapnya sejak tadi pun menoleh kesemua penjuru kelas. Manik karamelnya menelusuri semua teman sekelasnya dan pandangannya berhenti pada seseorang yang duduk di bangku belakang. Pandangan mereka bertemu sesaat, Changmin masih menatap Kyuhyun dengan pandangan sendunya. Sedangkan Kyuhyun menatap Changmin dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.
Namun, kegiatan mereka harus terhenti saat suara Park Seongsangnim mengalun.
" Selamat siang "
Sapa seongsangnim pada siswa kelas 11 A1. Ternyata rapat sudah selesai. Waktunya pelajaran seperti biasanya.
" Selamat siang, seongsangnim "
Jawab mereka serempak.
Kyuhyun yang pertama kali mengalihkan pandangannya dari Changmin. Ia bingung harus menampilkan ekspresi apa padanya. Ia merasa canggung dan sungkan. Entah kenapa perasaannya menjadi begitu. Disisi lain, Changmin hanya tersenyum kecut saat Kyuhyun mengalihkan pandangannya. Ia merasa terlupakan dengan sikap Kyuhyun sekarang. Ia kemudian beralih memandang seongsangnim yang masih membolak-balik buku materi.
" Buka buku paket halaman 132. Kita lanjutkan bab ketiga "
Park seongsangnim memulai pelajarannya.
Kyuhyun pun mulai mengikuti pelajaran sambil diam-diam melirik Changmin. Ia tersenyum miris mengingat semuanya. Kenangan mereka dulu. Canda tawa mereka. Bahkan tangis mereka. Ia masih terus melirik-lirik Changmin. Sedangkan yang dilirik hanya memandang lurus kedepan seolah sedang memperhatikan penjelasan seongsangnim.
" Min. Sejak tadi Kyuhyun terus melirik ke arahmu "
" Hnn "
Donghae berbisik pada Changmin dan hanya dijawab gumaman olehnya.
Donghae, teman sebangku Changmin mulai jengah melihat Kyuhyun yang terus melirik Changmin. Ia juga jengah melihat Changmin yang pura-pura tidak peduli pada Kyuhyun. Yang Donghae tahu, Kyuhyun dan Changmin adalah sahabat. Dimana ada Kyuhyun di situ ada Changmin, begitu sebaliknya. Namun entah kenapa, ia jarang bahkan tak pernah lagi melihat mereka bersama akhir-akhir ini.
" Hei, Kyu. Perhatikan depan! "
Sekarang giliran Eunhyuk menegur teman sebangkunya. Dicoleknya tangan Kyuhyun yang kelihatan tidak fokus. Ia menggerakkan bibirnya tanpa suara pada Kyuhyun.
Kyuhyun tersadar, ia menepuk-nepuk pipinya sendiri. Eunhyuk memandangnya sebentar lalu kembali memperhatikan papan lagi. Kyuhyun bahkan hampir lupa jika sekarang masih jam pelajaran. Beruntung Park seongsangnim tidak mengetahuinya. Seongsangnim yang berumur hampir sama dengan eommanya itu sedang sibuk menulis soal latihan di papan . Lihat kan, bahkan Kyuhyun tidak sadar jika seongsangnim sudah selesai menyampaikan materi.
.
.
Rriiinngg
Suara bel istirahat mulai berdering. Pertanda jika waktunya mereka mengisi perut yang mulai lapar. Menyisakan Kyuhyun sendiri di dalam kelas. Setelah Park seongsangnim keluar tadi, semua teman sekelasnya langsung menuju ke kantin. Eunhyuk yang beralasan tidak ingin kehabisan susu stroberi di kantin pun juga langsung meninggalkan Kyuhyun.
" Hhaah... "
Suara helaan napas terdengar dari bibir namja berkulit pucat itu. Ia masih memandangi bekal buatan eommanya. Padahal ia belum sempat sarapan tadi pagi, namun nafsu makannya hilang entah kemana. Ia kembali mengingat saat ia dan Changmin masih kelas 10 dulu.
Flashback
" Yak! Chwang. Kau memang benar-benar! Aish.. Bahkan aku belum memakannya sedikit pun "
Kyuhyun yang baru masuk langsung berucap sambil menunjuk Changmin yang sedang menyantap bekal Kyuhyun. Saat menunggu Kyuhyun, Changmin tiba-tiba merasa lapar. Tanpa sengaja ia melihat ada bekal di laci meja Kyuhyun. Ia langsung saja memakannya. Kyuhyun sedang dipanggil seongsangnim ke ruangaannya entah untuk apa. Toh, Kyuhyun pasti tak akan marah pada sahabatnya sendiri pikir Changmin. Dan benar saja. Setelah menunjuk-nunjuk Changmin yang dengan 'sopan' memakan bekalnya, Kyuhyun menghempaskan tubuhnya di kursi sebelah Changmin sambil menggembungkan pipinya kesal.
" Kyu, maafkan aku. Ne? "
Changmin berucap sambil memasang wajah sok imut yang membuat Kyuhyun ingin muntah. Ia menyatukan kedua tangannya di depan dada sambil terus menempel pada Kyuhyun.
" ... "
Sedangkan Kyuhyun hanya diam dan memasang wajah pura-pura marahnya. Ia hanya ingin menjahili Changmin.
" Kyu-ah "
" ... "
" Kyunie "
" ... "
" Kyu chagi "
" ... "
Kyuhyun tak menjawab namun hanya memelototkan matanya sambil terus menggembungkan pipinya.
" Kyu-ah "
" ... "
Changmin masih memohon pada Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun masih tetap diam. Lama-lama Changmin menjadi gemas pada Kyuhyun. Tanpa aba-aba ia menarik kedua pipi chubby Kyuhyun yang menghasilkan pekikan dari sang pemilik pipi.
" Yaoohkk! Chuwwaoong. Aooppo... "
Teriak Kyuhyun tak jelas sambil mencoba melepaskan tangan Changmin dari pipinya. Ia terus menggeplak-geplakkan tangan kurusnya pada tangan besar milik Changmin.
" Biar. Salahmu sendiri mengacuhkanku, namja yang paling tampan ini "
Changmin masih menarik pipi Kyuhyun. Sampai sebuah cubitan mendarat di pinggangnya.
" Yak! Kyu... appo "
Reflek Changmin langsung melepas kedua tangannya dari pipi Kyuhyun. Ia masih mengaduh kesakitan akibat cubitan yang lumayan kuat. Sedangkan Kyuhyun juga langsung mengelus kedua pipinya yang memerah. Ia menggerutu tidak jelas lalu menyela ucapan Changmin.
" Itu salahmu sendiri, Chwang. Enak saja kau menarik pipiku seperti karet. Appo, Chwang! "
Kyuhyun berkata sambil terus mengelus pipinya. Ternyata lumayan sakit juga rasanya.
" Hehe... Mianhe, Kyu. Habis kau diam saja. Aku kan jadi gemas "
Changmin berucap sambil nyengir. Menampilkan deretan giginya putihnya yang rapi. Oh, dan jangan lupakan ada selembar potongan cabai yang menempel di giginya. Sontak Kyuhyun langsung menutup mulut untuk menahan tawa. Ia akan diam saja soal ini, sampai ada seseorang yang mengingatkan Changmin. Sudah muncul dibenak Kyuhyun bagaimana respon Changmin nantinya.
" Wae, Kyu? "
Changmin yang ada di depan Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya. Bingung kenapa tiba-tiba Kyuhyun menahan tawa. Dia berpikir mungkin Kyuhyun sudah tidak marah lagi.
Kyuhyun hanya membalasnya dengan lambaian tangan. Ia masih sibuk menahan tawa yang siap meledak dari mulutnya. Setelah dirasa tidak akan tertawa lagi. Ia langsung menjawab.
" Aniyo, Chwang. Hanya teringat sesuatu yang lucu saja "
"Owh... "
Changmin hanya ber-'oh' saja. Ia langsung teringat mengenai bekal Kyuhyun yang ia makan.
" Kyu, mianhe. Bekalmu habis "
Changmin berucap sendu. Kyuhyun yang tidak tega hanya menghela napas. Ia sepertinya mendapat ide yang bagus.
" Tak apa, Chwang. Lupakan saja. Tapi, nanti kau harus mentraktirku makan siang. Ha-rus dan ti-dak bol-eh me-nol-ak! "
Kyuhyun menekankan setiap kata pada ucapannya. Ia memaksa Changmin. Sedangkan yang dipaksa hanya meringis.
" Arra, arra, Kyu. Akan kutraktir kau nanti "
Menyisakan senyum jahil di bibir Kyuhyun.
Flashback end
.
" Hhahh... "
Kyuhyun menghela napas-lagi-saat teringat kejadian itu. Ia tersenyum saat teringat Changmin yang kesal karena Kyuhyun tidak memberi tahu jika ada potongan cabai di giginya. Changmin baru tahu saat ia ditertawakan sunbae-nya ketika berjalan di lorong kelas. Ia malu setengah mati dan langsung mendiamkan Kyuhyun seharian penuh. Berakhir dengan Kyuhyun yang minta maaf pada Changmin.
Lama kelamaan senyumnya berubah menjadi sendu. Ditambah kedua maniknya yang mulai menghangat. Dengan cepat Kyuhyun mengusapnya saat setitik air mata jatuh dari manik coklat karamelnya. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan dihadapan orang lain. Saat tidak elit jika seorang Cho Kyuhyun menangis. Entah apa kata dunia nanti. Ia memilih meneruskan memakan bekalnya yang tertunda akibat melamun tadi. Sebisa mungkin ia harus menghabiskannya. Eommanya pasti sedih jika ia tidak menghabiskan bekalnya.
Kyuhyun tidak tahu. Ada seseorang dibalik pintu yang tanpa sengaja melihatnya. Awalnya, namja itu ingin kembali ke kelas untuk mengambil uangnya yang tertinggal. Namun, ia urungkan niatnya saat melihat Kyuhyun duduk melamun sambil memangku bekal makan. Ia memperhatikan ekspresi yang tanpa sadar ditunjukkan Kyuhyun. Lalu yang membuatnya terkejut adalah saat kedua manik Kyuhyun mulai berkaca-kaca. Ia dapat melihat ada setetes air mata yang jatuh dan dengan cepat Kyuhyun menghapusnya. Ia sempat tertegun sebentar. Seingatnya, Kyuhyun hanya menangis untuk orang yang benar-benar ia sayang. Entah siapa yang sedang dipikirkan Kyuhyun. Pasti ia adalah orang yang sangat berarti bagi Kyuhyun, pikir seseorang itu.
" Hhah.. Lebih baik aku pinjam uang pada si ikan nemo saja dulu "
Namja itu bergumam pelan. Ia mengurungkan niat awalnya kembali ke kelas lalu mulai berjalan menuju ke kantin lagi. Ia belum siap untuk menyapa Kyuhyun. Apalagi pada suasana seperti tadi. Terlalu canggung baginya.
.
.
Bel tanda masuk sudah berdering sejak 5 menit yang lalu. Namun, Shin seongsangnim yang mengajar jam selanjutnya belum juga datang. Mungkin Shin seongsangnim sedang absen hari ini, pikir Kyuhyun. Benar saja, beberapa saat kemudian Lee seongsangnim datang memberi tugas. Lee seongsangnim langsung meninggalkan kelas Kyuhyun setelah sebelumnya memberi nasehat untuk tidak ramai selama jam pelajaran. Ia hanya dititipi tugas saja. Lee seongsangnim harus mengajar di kelas 12 A5.
Dan berakhir dengan kelas Kyuhyun yang mendapat jam kosong lagi. Sebenarnya bukan jam kosong, ada tugas yang diberikan. Namun, karena tugas Shin seongsangnim tidak perlu dikumpulkan langsung hari ini, banyak dari mereka yang memilih mengerjakannya di rumah. Toh, yang penting saat pelajaran Shin seongsangnim berikutnya, tugas sudah dikerjakan. Jadi, tak masalah jika mereka tidak mengerjakannya sekarang.
Kyuhyun yang hanya duduk di bangkunya menghela nafas kesal. Si monyet jelek-Eunhyuk-sedang sibuk berbincang dengan Kangin.
" Pasti mereka sedang membicarakan gadis-gadis yang seksi. Apa lagi yang akan mereka bicarakan jika bukan masalah seperti itu "
Kyuhyun masih mengamati Eunhyuk yang tertawa bersama Kangin. Eunhyuk menggerakkan tangannya membentuk badan seorang gadis dengan ekspresi mesum lalu Kangin tertawa setelahnya. Dua orang itu pasti akan lupa segalanya jika membicarakan hal-hal yang 'mesum'.
" Dasar yadong! "
Kyuhyun mendengus lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ada yang belajar, bermain permainan aneh yang entah apa itu namanya Kyuhyun tidak tahu, bernarsis ria, dan mengobrol. Namun, lebih banyak yang mengobrol sepertinya. Di pojok kelas terlihat yeoja-yeoja teman sekelasnya sedang sibuk dengan make-upnya. Lalu di sebelahnya lagi sekelompok yeoja sedang membicarakan idola mereka. Teman namja lainnya sedang membicarakan olahraga kesukaan mereka. Selain itu, ada satu dua orang yang memilih tidur.
Pandangannya berhenti saat ia menengok ke bangku belakang. Ia melihat Changmin yang sedang sibuk dengan ponselnya. Mungkin Changmin sedang bermain game online seperti dulu. Ah, nampaknya kebiasaannya belum berubah, pikir Kyuhyun. Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari Changmin.
Ia merasa lucu. Ia juga merasa bodoh disaat yang sama. Ia berpikir keras. Apa yang menyebabkan ia dan Changmin menjauh. Bukankah dulu ia dan Changmin sudah seperti anak kembar yang kemana-mana akan bersama? Bukankah dulu ia tanpa ragu akan menggeplak kepala sahabatnya itu? Bukankah dulu ia akan tanpa ragu berteriak di telinga Changmin saat sahabatnya itu memanggilnya dengan sebutan 'chagi'? Lalu kenapa sekarang untuk sekedar menyapa Changmin saja ia ragu?
.
" Sahabat ibarat seekor burung yang mempunyai sepasang sayap. Saat salah satu sayapnya terluka, apakah ia dapat terbang ? "
.
TBC/end?
Hai-hai. Ada yang baca gak? *krik krik*.
Uhm, ini fanfic pertama dan gaje banget. Maaf kalo banyak bagian yang aneh plus ceritanya mainstream. Sebenernya ini sebagian cerita diambil dari kisah nyata. Kisah nyata author khususnya *gak ada yg nanya*
Thanks for review. Jeongmal gomawo *bow*
Pai pai. See u next chapter*seumpama dilanjutin*
