Story in December
First Chapter-Meeting in December 2009
By: chii-nana
Pairings : Kristao, Chanbaek, Hunhan, Kaisoo
Rating : T
Genre(s) : Romance, Drama
Disclaimer : EXO milik SMent, keluarga masing-masing, dan EXO-L tentunya
Warnings : BL, typo(s), OOC, DLDR!
Desember kembali datang, menandakan bahwa hanya tersisa satu bulan pada tahun ini. Ya, bulan yang identik dengan salju dan natal itu kembali datang. Seluruh dunia menyambut kedatangan bulan ini. Semua, kecuali seorang pemuda dengan kantung mata yang terlihat jelas di wajahnya.
Ya, bagi Tao, Desember merupakan bulan yang tidak pernah diharapkan kedatangannya. Terlalu banyak kenangan, manis maupun pahit, yang terjadi di bulan itu beberapa tahun terakhir.
Enam tahun yang lalu, Desember 2009
Tao merengut kesal. Bagaimana tidak kesal kalau kakak sepupunya, Luhan, yang sudah berjanji menjemputnya dari sekolah tiba-tiba menyuruhnya pulang dengan bis karena ada keperluan kuliah. Dan ia baru tau kabar itu setelah 30 menit menunggu di gerbang sekolahnya. Dengan wajah penuh kesal, ia berjalan menuju halte bis yang berjarak tak jauh dari sekolahnya.
Halte bis itu sepi, hanya ada seorang pria paruh baya yang terlihat menunggu bis sepertinya. Maklum, sudah lewat 30 menit lebih dari jam pulang sekolah, sehingga sekolah maupun halte ini sudah sepi. Tao mendudukkan dirinya di ujung bangku halte, sembari merutuki Luhan gege-nya itu.
" Luhan-ge payah. Kalau begini tadi aku ikut Baekhyun-hyung saja..." keluhnya. Ia kini menyesal menolak ajakan Baekhyun, kakak kelas sekaligus tetangganya, yang tadi mengajaknya ke toko buku sebelum pulang. Keluhannya berhenti ketika bis yang akan membawanya pulang berhenti di depan halte.
Tao segera menaiki bis itu dan membayar tarifnya. Ia melihat isi bus yang terlihat cukup penuh, namun masih tersedia kursi yang kosong. Tao memilih duduk di sebelah seorang siswa laki-laki yang terlihat memakai seragam SM High School yang terkenal. Kursi lain memang tersedia, namun karena telah diduduki oleh yeoja berbagai usia, lebih baik ia memilih namja yang setia memandang keluar jendela itu sebagai teman duduknya.
Tao sempat melihat name tag namja itu, Wu Yifan. Ia akui namja itu sangat tampan dan keren, terlebih posenya yang memandang keluar jendela bis. Ia seperti artis atau model yang tersesat di bis kota. Namun Tao memutuskan untuk tidak menghiraukan namja, yang mungkin hanya akan ditemuinya sekali seumur hidup, itu.
" Tao, maafkan gege ya. Ayolah, jangan ngambek begitu.." ujar Luhan membujuk adik sepupu tercintanya itu. Sejak ia pulang, Tao mendiamkannya, bahkan tidak menjawab salam pulangnya.
Tao hanya melirik gege-nya itu sebentar sebelum kembali menonton acara drama favoritnya di televisi. Tangan dan mulutnya sibuk mengambil dan menguyah keripik kentang.
" Ayolah. Sebagai gantinya minggu ini aku akan mengajakmu ke Lotte World, bagaimana?" bujuk Luhan lagi dengan iming-iming pergi ke taman hiburan kesukaan namja panda itu.
" ... Dan boneka panda?" Tao menambah tuntutannya pada Luhan.
Luhan menghela nafas pelan. " Baiklah, Lotte World dengan boneka panda" ujar Luhan menyerah.
" Hehe. Xie xie gege.." Tao segera memeluk Luhan yang duduk di sofa sampingnya.
Luhan mengelus rambut namja yang lebih tinggi darinya itu. " Tapi empat hari ke depan kau harus pulang naik bis karena aku sibuk dengan kegiatan kampus, oke?"
Tao segera melepas pelukannya dan memasang wajah cemberutnya. " Yah! Tau begitu aku akan menambah tuntutanku pada gege!"
" Haha. Maaf Tao.." ujar Luhan beranjak pergi ke kamarnya sambil tertawa.
Esok harinya saat jam istirahat siang, Tao menyempatkan diri ke kelas Baekhyun bermaksud untuk mengajak tetangganya itu untuk pulang bersama nanti. Ia memberanikan diri menyusuri lorong kelas yang penuh dengan murid kelas 3 itu. Beberapa menatapnya heran karena sungguh ia seperti anak anjing, atau mungkin panda, yang tersesat.
Saat tinggal beberapa langkah dari kelas Baekhyun, namja yang identik dengan eye liner itu justru keluar dari kelasnya. Dengan semangat Tao melambaikan tangannya, berusaha menarik perhatian kakak kelasnya itu. " Baekhyun-hyung!"
Baekhyun yang sedang mengobrol dengan temannya yang tadi ikut keluar kelas kini menatap Tao yang melambai-lambaikan tangannya. Baekhyun segera saja menghampiri Tao. " Tao! Apa yang kau lakukan di sini?"
" Hehe. Hyung nanti pulang bersama-sama yuk. Luhan-gege tidak bisa menjemputku hari ini..." ajak Tao sembari cemberut mengingat kata-kata Luhan tadi malam.
" Ah! Mianhe Tao-ya. Hari ini aku ada kerja kelompok di rumah temanku. Kenapa kau tidak pulang dengan teman-teman sekelasmu saja, Kai atau Sehun mungkin?" ujar Baekhyun sembari menunjuk namja yang tadi mengobrol dengannya.
" Uuh. Mereka ada latihan dance hari ini. Ya sudahlah, aku pulang sendiri saja hari ini. Gomawo hyung.." Tao melambaikan tangannya sembari berjalan kembali ke kelasnya. Baekhyun pun melambaikan tangannya semangat, " Ne!"
Sore itu Tao berjalan lesu ke arah halte bis depan sekolahnya. Ia memilih pulang lebih lambat dari jam pulang sekolahnya, karena ia tau bis akan penuh jika ia langsung pulang ke rumah. Jadi ia menyempatkan diri melihat Kai dan Sehun, teman sekelasnya sejak masuk EXO High School, berlatih dance.
Kali ini halte bis itu tidak ada orang satupun. Dan lagi, Tao memilih duduk di kursi bagian ujung tempatnya duduk kemarin. Tak lama berselang, bis datang dan Tao segera naik dan membayar tarifnya.
Bis sore itu cukup kosong dibandingkan kemarin. Dan Tao cukup terkejut melihat namja kemarin yang duduk di sebelahnya. Ia masih setia memandang ke arah luar jendela dan tidak memperdulikan apapun. Tao pun memutuskan duduk di deretan bangku depan namja dengan coklat itu.
Sesungguhnya Tao menjadi tertarik dengan namja itu. Apa yang dilihatnya di luar jendela? Tidak ada pemandangan seperti laut atau sawah dan gunung yang bisa dikagumi. Hanya ada deretan pertokoan dan perumahan. Dan lagi, kenapa ia sendiri saja? Apa ia juga ditelantarkan saudaranya, jika ia punya saudara, karena tidak bisa menjemputnya?
Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak Tao. Namun bukankah tidak sopan jika ia menanyakannya? Tao hanya menghela nafas dan ikut memandang ke luar jendela, mencoba memahami apa yang dipandang oleh namja, yang diingatnya bernama Wu Yifan, itu.
Ini hari keempat Tao harus pulang menggunakan bis karena Luhan-gege tersayangnya tidak bisa menjemputnya. Dan empat kali pula ia bertemu dengan namja yang selalu melihat ke luar jendela itu. Sebenarnya sempat terbesit pikiran untuk berkenalan dan mengobrol dengan namja itu, tapi langsung ditepis kuat-kuat pikirannya itu. Bukankah ia akan terlihat terlalu percaya diri dan bodoh karena tiba-tiba mengulurkan tangan tanda perkenalan pada orang asing yang hanya ditemuinya beberapa kali di bis?
Bis kembali datang dan Tao segera naik. Setelah membayar, ia melihat isi bis itu dengan seksama berharap namja yang menarik perhatiannya itu dengan setia duduk dan melihat ke luar jendela seperti biasanya. Namun kali ini ia mendesah kecewa, karena kursi yang biasa diduduki namja itu kosong. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya ke tempat duduk namja itu. Yah, mungkin mereka tidak akan bertemu lagi, batin Tao.
TBC
Author Note
Annyeong, Chii imnida! Author baru di fandom ini. Terima kasih banyak sudah membaca cerita Chii yang sedikit –atau mungkin sangat- ga jelas dan out-of-month ini *soalnya udah bulan Januari. Karena Chii masih baru di fandom ini, mungkin ada ide/saran/kritik dari kalian?
Cerita ini alurnya bakal maju mundur. Tentang bagaimana kehidupan Tao sekarang dan 6 tahun yang lalu yang terjadi di bulan Desember.
Dan apa dilanjutkan atau delete?
