Disclaimer: Tite Kubo *always*

Pairing: Gin-Rangiku

ENJOY!


Aku punya pertanyaan untukmu, kau tidak perlu memberitahukan jawabannya kepadaku,

jawab saja di dalam hatimu...

Salahkan jika kita mencintai orang yang tidak mencintai kita?

Apa salah jika tetap berharap walau itu tidak mungkin?

Petir membangunkanku dari mimpi buruk itu...

Ya, mimpi itu lagi, mimpi yang sama selama sepekan ini.

Kupejamkan mataku sejenak, lalu duduk di tepi ranjang.

I can't let go
sunganui jageun soksagimdo
(han sungando)
dalkomhan dulmane bimildo
(areumdawotdeon mankeum seulpeotdeon geudaewa na)

Astaga, kenapa harus lagu ini? pikirku kesal sambil meraih handphone yang kuletakan di samping bantalku.

Sejenak tanganku berada di atas tombol next, tapi entah mengapa aku menekan tombol repeat lalu meletakan handphone itu lagi.

Saat meletakan handphone, tanpa disengaja aku melihat foto di meja kecil yang terletak di samping ranjangku.

Kuraih foto itu, lalu menyalakan lampu baca.

Kusentuh wajah orang itu lalu kupeluk foto itu.

Nah, apa-apaan itu? kenapa aku jadi teringat lagi kepadanya?. Maka dengan susah payah kuletakan foto itu di tempatnya, lalu meraih sebuah buku tulis kecil di meja, diaryku...

Kubuka lembar pertama diary itu dan serbuan nostalgia menyerang hatiku.

Senin, huh entah tanggal berapa

Hari ini aku baru menyadari satu hal, Hisagawa menyukaiku! astaga, apa yang harus aku katakan kepadanya?

Minggu, errr... aku tetap tidak tahu tanggal berapa ini...

Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran pria...

Satu hari dia katakan cinta, lalu di hari lainnya dia menghindar! Huh, mengesalkan!

Rabu

Untuk pertama kalinya aku menangis karena seorang pria melukai hatiku!

Ha, sungguh konyol! tapi tetap, air mataku tidak mau berhenti keluar!

Aku berhenti sejenak di halaman itu saat kesedihan menghantam hatiku

suljancheoreom biwojin tumyeonghaejin uriui jageun chueokdeul.
dorikiryeo dorabwado dasin mandeul su eomneun geudaewaui gieok
eojetbam kkumcheoreom seonmyeonghande nal tteonanne…

"Like how this glass of alcohol becomes empty, our small memories became transparent, even though I try to bring it back. The memories of us I can never make it again, like yesterday night's dream it's so clear, but it's gone", bisikku. Tanpa kusadari aku membisikkan terjemahan lagu itu... Ya, lagu yang selalu menguatkan dan menghancurkan hatiku.

Aku menghela nafas lalu kembali membaca...

Hari ini aku merasa berbeda...

Ya! berbeda! rasa sakit yang bersarang selama dua tahun di hatiku seolah-olah tersapu badai kehangatan!

Tapi, kenapa dia? kenapa dia yang menjadi badai itu?

bukankah ada banyak orang sudah kutemui selama dua tahun ini?

Apa yang membuatnya berbeda?

Dia memang berbeda, walau terkadang aku masih memikirkan Hisagawa, tapi mungkin begitulah proses penyembuhan sakit hati?

Aku tidak tahu... Namun kuharap dialah orangnya...

Aku baru tahu kalau Okari bisa membaca garis tangan!

Tadi ia membaca garis tanganku. Menurutnya aku hanya akan jatuh cinta tiga kali, dan orang kedua adalah cinta sejatiku

Jujur saja, saat aku mendengar perkataannya, aku ingin tertawa dan percaya kepadanya...

Dan tentunya, orang pertama yang muncul di dalam kepalaku adalah Gin, Ichimaru Gin!.

Dia yang sudah mengubah hatiku, menjadikan duniaku yang diterpa badai kehancuran menjadi surga dengan kehangatannya.

Hari ini aku bertemu dengan Gin!

Hei, jangan salah sangka, kami tidak berjanji untuk saling bertemu! itu tidak disengaja!

dan yang lebih mengejutkan kami duduk bersebelahan saat menonton film di bioskop!

Apakah ini pertanda kalau itu memang dia?

Hari ini kepalaku terasa sangat sakit...

Suhu tubuhku juga meningkat, dan pandangan mataku seperti nenek berumur 90 tahun

Menurut dokter aku harus dibawa ke rumah sakit, tapi aku menolak!

aku tidak mau dibawa ke rumah sakit

Astaga, Gin datang untuk menjengukku!

Saat dia datang dengan membawa sebuah bunga mawar putih, aku sempat berpikir bahwa aku sudah mati

atau setidaknya aku bermimpi.

Tapi itu bukan mimpi, dan aku belum mati!

Dan oh, astaga... Kurasa jantungku terasa berdetak 2x lebih cepat dari biasanya!

Aku sangat-sangat bodoh!

kenapa kata-kata itu keluar begitu saja?

UGHHH

Aku kembali berhenti membaca untuk sejenak.

Pertanyaan itu...

Aku ingat pertanyaan itu.

Aku ingat saat aku menanyakan pertanyaan itu kepada Gin, aku ingat apa jawaban Gin dan aku ingat apa yang ia katakan...

Aku punya pertanyaan untukmu, kau tidak perlu memberitahukan jawabannya kepadaku,

jawab saja di dalam hatimu...

Salahkan jika kita mencintai orang yang tidak mencintai kita?

Apa salah jika tetap berharap walau itu tidak mungkin?

Gin tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya tersenyum lalu berkata

Suatu hari nanti, aku akan memberitahukan jawabanku kepadamu

Sejenak keheningan menelan semua suara diantara kami, lalu Gin bertanya

Bagaimana denganmu Rangiku?

aku menoleh menatap Gin dengan muka penuh tanya

Apa jawabanmu jika ada orang yang bertanya seperti itu kepadamu?

Aku tersenyum lalu berkata

Mencintai seseorang bukanlah hal yang salah selama cinta itu tidak berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan.

Berharap juga bukan hal yang salah karena tanpa harapan kita tidak bisa hidup bukan?

Kini giliran Gin yang menatapku dengan muka penuh tanya

Aku tertawa melihat mukanya yang tampak konyol itu

Lalu tiba-tiba saja sakit kepala yang sudah lama menghilang kembali muncul, mengingatkanku akan perkataan dokter tua di samping rumahku...

"Aku sarankan kalian bawa anak kalian ke rumah sakit, aku takut ada masalah dengan pembuluh darah di otaknya"

Ya, dokter itu ingin mengatakan bahwa umurku tidak lama lagi, tapi tampaknya orang tuaku tidak menyadari maksud dokter itu sehingga mereka tidak membawaku ke rumah sakit.

Aku menghela nafas lalu menaruh diaryku tepat saat handphone di samping bantalku berbunyi.

Kuraih handphoneku lalu membaca pesan yang masuk, ternyata itu dari Gin!.

"Rangiku, apa kau masih bangun?"

aku tersenyum sambil menahan sakit di kepalaku lalu mengetik balasan

"Ya, ada apa?"

"Hah? Kau masih bangun?"

"Ya, ada apa?"

"Tidak... ehm... aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu..."

Rangiku tertegun membaca pesan dari Gin, tidak seperti biasanya Gin tampak gugup...

"Katakanlah" balas Rangiku dengan tangan gemetar.

Tiba-tiba kepalanya terasa semakin berat, ia merasa lemas seolah-olah baru saja berlari keliling lapangan bola selama satu hari tanpa istirahat.

Pendengaran Rangiku mulai menipis, namun ia masih bisa mendengar lagu kesukaan Gin...

kotoba jya tarinai kitto oitsukenai yo
kotoba jya tarinai kedo, kedo, arigatou...

BIB

Pesan baru dari Gin...

Rangiku mengumpulkan sisa kekuatannya, berusaha untuk melihat kata-kata yang Gin ingin katakan kepadanya.

tapi ia tidak kuat lagi, lalu semua gelap dan handphone Ringaku terjatuh, menampilkan sms terakhir dari Gin yang tidak sempat Rangiku baca:

well, aku hanya ingin bilang selamat malam,

I Love you


Keesokan harinya...

Langit tampak mendung, tetes demi tetes air hujan mulai membasahi bumi.

Gin berlari menembus hujan, sambil berdoa semoga ini hanya mimpi buruk, tapi kenyataan berkata lain.

Saat Gin mendekati rumah Rangiku, ia dapat melihat kedua orang tua Rangiku berdiri di tengah kerumunan kecil orang berbaju hitam.

Berita itu memang benar, Rangiku sudah pergi... Pergi ke tempat yang tidak bisa ia kunjungi.

Gin terduduk lemas di jalan. Air hujan bercampur air matanya mulai menuruni pipinya yang pucat.

"Rangiku... Aku akan tetap mencintaimu...", bisik Gin di sela-sela isak tangisnya.


Note: huff ga nyadar jadi panjang nih

need review~

Arigatou

BANZAI X3