.Hyahaaaaaaa –ketawa ala Hiruma ES21-
.Sebelum Ulangan semester dimulai, Yuuzu mau buat fic dulu
.Ntar malah tangan Yuuzu gatel pengen buat fic pas semesteran,
.Karena selama 3 minggu kedepan Yuuzu akan HIATUS …
Dan akhirnya jadilah fic (yang lagi-lagi gaje) ini …
.Cuma prolog sih…
.Umm… Gak tahu ini pantes disebut prolog apa nggak
Tapi …
.dipantes-pantesin aja yah -maksa-
Okeyh, kita mulai ceritanya XD
Summary: Aku akan menghapus cintanya dan menggantinya dengan cintamu. Menyimpannya di sini, di dalam hatiku.
Rate: T
Genre: Romance/Hurt/Comfort (may be)
Disclaimer: Bukan punya Yuuzu!!! Jangan paksa Yuuzu mengakuinya, Naruto punya Sasuke!! -di tendang om Masashi-
Pairing: SasuNaru (??)
Warning: AU, OOC, YAOI !!! Bagi yang tidak suka, Yuuzu sarankan keluar dari halaman ini!!
Just a Prologue
Forever Make it Your Smile
XXXXXXXXXX
Hitam…
Warna kegelapan yang selama ini mengelabuhi hidupku.
Warna monoton yang menghilangkan akal sehatku.
Warna kematian yang merenggut kebahagiaanku.
Hitam…
Sebuah pernyataan akhir dari takdir yang telah berlalu.
Sebuah teka-teki terselubung di dalamnya.
Sebuah kenyataan terkubur hidup-hidup olehnya.
Hingga suatu saat,
dua bias cahaya muncul dalam kehidupanku.
Pertama, sekelumit kecil bagian masa laluku yang tak mau kuingat.
Kedua, secercah kehidupan baru saat akal sehat tak mau berjalan.
Tak ada lagi kompromi di dalam otakku.
Tak ada lagi suara hati yang mau keluar.
Tak ada lagi warna-warni kehidupan.
Yang ada hanyalah seorang pengecut,
yaitu AKU …
"Kenapa kau tak mau melihatku? Tak bisakah kau berpaling untukku barang sedetik saja?"
Seorang pemuda bermata onyx indah bertanya dengan suara parau di hadapanku. Diam, aku hanya diam dan duduk manis di atas kursi roda yang selalu menemaniku akhir-akhir ini. Mata biruku menatap kosong jendela di sampingku. Sebuah pertunjukkan alam yang indah ditampilkan dengan sempurna. Aku tertawa dalam hati, menertawai diriku yang tak mampu menyimpan memori-memori indah yang kulihat. Saraf mataku tak mau meneruskan apa yang kulihat ke otak, seolah menginginkan agar aku buta.
"Apa kau hanya menganggapku sebagai bagian dari masa lalumu yang kau jauhi itu?"
Bungkam. Lagi-lagi mulutku tak mampu menjawab pertanyaannya. Sungguh aku tak mau ingat dengannya. Semua celah tentang masa laluku tertutup kabut hitam yang pekat. Apa pemuda itu tak tahu betapa perihnya saat warna hitam menyelimuti hatiku?? Tak tahukah aku merasa iri dengannya yang masih bisa hidup normal layaknya manusia biasa?? Dan seseorang telah melenyapkan kabut hitam itu perlahan. Merombaknya dengan bias cahaya yang mampu manembus sukma ku.
"Tak bisakah kau mengakui kehadiranku?? Kenapa kau hanya mau mendengar perkataannya saja??"
Bulir-bulir air mata terjun bebas dari pelupuk mataku. Entah mengapa sisi lain dari ragaku memberontak agar aku segera sadar. Pemuda itu berlutut dihadapanku, meraih kedua pipiku dan menahannya agar selaras dengan arah pandang mata onyx-nya.
"Sadarlah…"
Air mataku tak dapat terbendung lagi, mengalir membentuk garis lurus menuruni lekuk wajahku. Bisa kulihat raut wajahnya yang sendu. Pandangan mataku sejenak berhenti menatap warna biru lebam di sudut bibirnya. Tangisanku naik menjadi isakan kecil. Dan kurasakan kulit tangannya yang lembut menghapus air mataku.
Sadar!! Sadarlah!! Suara-suara yang entah dari mana datangnya memenuhi rongga telingaku, melengsak masuk membuka gendang telinga hingga sampai ke otakku. Baru kali ini kurasakan sebuah kenyataan masuk ke otakku. Kenyataan tentang perasaanku yang sebenarnya.
"Ma-maaf-kan a-aku…"
Hanya permintaan maaf yang bisa keluar dari bibirku. Memang benar, perasaanku hanya untuknya seorang. Sesungguhnya aku sudah menyadarinya sedari lama. Hanya saja, aku takut. Takut kegelapan yang mulai menghilang dari hatiku, muncul kembali. Ritme-ritme kenyataan yang mengalun pelan di sisiku selama ini ternyata lebih cepat menghapus warna hitam di hidupku. Ritme-ritme itu tak hanya terdiri dari seberkas cahaya saja. Berbagai macam warna bergabung membentuk kesatuan cahaya terang diiringi alunan nada indah.
"A-aku bo-doh…"
Kataku memperolok kebodohanku sendiri. Betapa bodohnya diriku tak sanggup menangkap maksud semua itu. Betapa tulinya telingaku tak mampu mendengar alunan nada indah itu. Dan betapa rendahnya pikiranku yang mau dibutakan dengan warna hitam. Warna yang melarutkan kesedihan hingga menutup objek indah di kehidupanku. Dihadapanku.
Pemuda itu merengkuh tubuh rapuhku, membagi kehangatannya hingga merasuk ke dalam raga, menghapus sisa kabut hitam yang menyelimuti masa laluku. Mengantarkan kenyataan kehidupan yang selama ini terkubur.
"Maukah kau mengakui keberadaanku dan mencoba mencintaiku?"
Isakanku semakin keras membasahi kaus biru tua yang melekat ditubuhnya. Sunyi, hanya suara isakanku yang terdengar parau didekapannya. Kesempatan itu kugunakan untuk menghirup aroma citrus yang menguar di tubuh pemuda itu sebelum ku jawab pertanyaannya.
"Katakan…"
Suara pemuda itu terdengar memohon. Dekapannya semakin erat melingkari seluruh tubuhku. Kedua tanganku menyentuh pundak pemuda itu, mendorong tubuhnya agar menjauh dariku. Mata biru langitku beradu pandang dengan mata onyx miliknya. Terlihat raut wajah kaget dan kecewa saat melihatku menggelengkan kepala perlahan. Sebuah senyuman tulus terukir di bibirku.
'Aku akan menghapus cintanya dan menggantinya dengan cintamu. Menyimpannya di sini, di dalam hatiku.' kataku dalam hati. Hanya dalam hati.
TBC
XXXXXXXXXX
.Udah??
Iyah, udah kan cuma prolog
.beneran prolog tuh??
Iya!!! CUMA PROLOG!! PROLOG!!!
.emang prolog kayak gitu??
Gak tahu XP (ditendang ke kutub)
…
Gaje ya??
…
…
…
… krik krik krik (suara jangkrik)
Aaaargh udahlah, Yuuzu mintak RIVIEW-nya. Kritik dan Saran yang MEMBANGUN!!!
RIVIEW PLEASE!!! Atau…
hyaaaaat rasakan ini!!! Puppy Eyes no Jutsu!!!! (dikejar anjing beneran)
RIVIEW!!! RIVIEW!!! PLEASEEEEEE …
