Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto.
"A untuk Adiktif"
Dahi lebar milik Sarada berkerut sejak dua menit yang lalu sambil menatap isi kulkas yang ada di depannya. Sungguh, semula ia hanya ingin mengambil kue atau sekedar minuman dingin di hari yang panas ini, tapi siapa sangka bahwa kulkas yang ia yakin seratus persen kemarin masih berisi berbagai makanan dan minuman sekarang digantikan sesuatu berbentuk bulat berwarna merah cerah, dalam jumlah yang sangat banyak.
"... Mama. Kenapa kulkas kita penuh tomat?"
Sakura yang sedang mencuci piring di wastafel tak jauh dari Sarada hanya menoleh ke kiri dan terkekeh, "Oh. Itu milik Papamu. Kau tahu? Dia sangat suka tomat."
Sarada berhenti menatap sekumpulan tomat itu dan refleks menutup pintu kulkas dengan pikiran 'hemat listrik' menghantui otaknya. Sebuah alisnya terangkat, terlihat bahwa sang putri hampir tidak percaya dengan fakta akan ayahnya sangat menyukai tomat.
'Kukira Papa tak punya makanan favorit sama sekali.' Pikirnya.
Manik emerald Sakura melirik Sarada sekilas dan tersenyum kecil seakan-akan tahu apa yang ia pikirkan tanpa berbicara langsung dengannya, "Tanya saja sendiri kalau tidak percaya. Dia ada di halaman belakang."
Tanpa membuang waktu untuk memenuhi rasa penasarannya, Saradapun bergegas ke halaman belakang rumah kediaman keluarga Uchiha itu. Manik onyx-nya menjelajahi halaman yang cukup luas itu dan menemukan sosok yang dicarinya sedang duduk bersandar di bawah pohon. Takut kalau-kalau ayahnya mungkin sedang tidur, Sarada berjalan perlahan dan mengintip dari balik pohon dan yang dilihatnya adalah seorang Uchiha Sasuke dengan mata tertutup sedang tidur nyenyak, membuat Sarada sedikit kecewa.
'Aah, padahal aku ingin segera bertanya.' Raut muka Sarada berubah kecewa dan mulai berbalik arah ketika ia merasakan sesuatu menggenggam tangan kirinya.
"Ada apa?"
Suara Sasuke yang memanggilnya sontak membuat Sarada kembali berbalik arah dan melihat tangan kanan ayahnya sedang menggenggam pelan tangan kirinya, onyx hitamnya menunjukkan sebuah rasa penasaran yang meski samar, Sarada tetap bisa melihatnya. Meski sedikit terkejut, Sarada hanya tersenyum dan perlahan duduk di samping Sasuke.
"Kenapa Papa sangat menyukai tomat?" tanya Sarada.
Pertanyaan tak biasa yang keluar dari mulut putrinya sedikit membuat Sasuke terkejut, tapi ia berusaha tetap tenang dan hanya melemparkan ekspresi bingung, "Kenapa tiba-tiba bertanya?"
"Yah, mungkin aku takkan bertanya kalau saja kulkas tidak mendadak berubah menjadi tempat penyimpanan segudang tomat merah yang dimana aku yakin kemarin isi kulkas itu masih normal." Jawaban panjang Sarada hanya membuat Sasuke tertawa pelan beberapa detik kemudian, mengundang tatapan heran Sarada lagi.
"Baiklah, itu salahku. Aku sudah menyukai tomat sejak kecil. Dan itu adalah satu-satunya makanan yang kusukai sampai sekarang."
"Saking sukanya sampai tahap kecanduan, mungkin?" pertanyaan Sarada entah kenapa sangat tepat sasaran, karena Sasuke berhenti berbicara dan mengangguk kecil.
"Hn. Bisa dibilang begitu."
"Lalu kembali ke pertanyaan pertama. Kenapa Papa sangat menyukai tomat?"
Sasuke menatap langit biru cerah dari balik rangkaian dedaunan di bawah pohon dan tersenyum kecil, "Aku juga tak begitu tahu. Kurasa tak ada alasan untuk menyukai sesuatu, Sarada."
Mau tak mau, jawaban Sasuke membuat Sarada kecewa. Tapi gadis Uchiha itu tak ingin menyerah, "Hmm, setidaknya beberapa alasan mengapa Papa lebih memilih tomat dibanding yang lain?"
Sasuke lagi-lagi terdiam. Otak jeniusnya sedang berpikir jawaban apa yang akan ia katakan, sampai sesuatu hal sampai di pikirannya dan ia hanya menyeringai kecil-seringaian yang tidak dilihat Sarada.
"Kurasa yang kusukai dari tomat adalah rasa manisnya-"
"Papa tak suka makanan manis."
Sarada menatap Sasuke datar, sangat terlihat bahwa ia tak puas akan alasan ayahnya itu.
"-dan menurutku rasa manis ini berbeda." Lanjutan kalimatnya membuat Sarada memiringkan kepalanya sedikit.
"Berbeda bagaimana?"
"Mungkin bisa dikatakan kalau rasa manis yang ini bisa membuatku kecanduan dan tidak membencinya. Entahlah, aku hanya merasa kalau manisnya itu membuatku senang."
Sarada mengerutkan dahinya lagi. Jelas ia merasa kalau jawaban ayahnya itu tak masuk akal. Sarada mulai merasakan hal aneh dari jawabannya.
"Ketika melihatnya aku juga merasa tenang, kurasa aku sangat menyukai keberadaannya. Belum lagi warna merah muda yang bisa menenangkan hanya dengan melihat atau membayangkannya-"
"Kurasa Papa salah mendeskripsikan Mama sebagai tomat."
Sasuke sontak menoleh ke arah Sarada dan menaikkan alisnya, "Benarkah?"
"Tomat tak berwarna merah muda, Papa. Setidaknya bukan yang Papa makan. Lagipula aku sudah merasa jawaban Papa aneh." Sarada menggembungkan pipinya sedikit, membuatnya kelihatan imut di mata Sasuke.
Pria 32 tahun itu hanya tertawa pelan mendengar pernyataan putrinya, "Fuh, mungkin bisa dibilang aku kecanduan keduanya."
Pukulan lemah dari Sarada yang mendarat di bahu kanan Sasuke menjadi bagian akhir percakapan ayah-anak Uchiha hari ini. Tapi siapa sangka, kalau Sakura hanya terkekeh pelan dengan rona merah muda menghiasi wajahnya di balik pintu setelah mendengar jawaban dari Sasuke.
Author's Note :
Baiklah. Ini hanya catatan iseng di memo handphone dan akhirnya berniat membuat 26 chapter tentang keluarga Uchiha ini (entah bisa diselesaikan entah enggak). Ceritanya memang pendek dan simple. Terkadang tentang SasuSara, SakuSara, SasuSaku, atau ketiganya. Cerita akan berpaku pada tema random sesuai urutan alfabet dan beberapa mungkin akan berhubungan dan sisanya tidak.
Author harap ada yang mau membaca dan mereview fic iseng ini dan adakah yang mau memberi saran/sugesti akan tema chapter selanjutnya?
