Disclaimer: Mystic Messenger milik Cheritz
.
.
MC Point of View
Lelah ragaku tak sebanding dengan kehangatan yang kau berikan. Tubuhku begitu nyaman dalam pelukmu. Di atas ranjang berseprei putih ini, akhirnya dapat kunikmati wajah rupawan yang selama ini ditenggeri kacamata belang menyala milikmu. Matamu tertutup, akhirnya kau terlelap setelah berjam-jam menatapi aku setelah mengutarakan kegundahanmu soal kemungkinan aku pergi menghilang.
Apa yang kaukatakan? Aku di sini. Bersamamu, untukmu. Setelah bertubi-tubi penderitaan yang kau dera kusaksikan, tak kan sampai hatiku mencapakanmu. Setelah puas bergelung dalam bidangnya bahumu, ibu jariku mengusap tulang pipimu, mengelus rambut merah ikal memesona milikmu. Kau mancung, bibirmu tipis sempurna. Hatiku berdarah karena tak mampu datang lebih awal untuk menyelamatkan wajah lelah yang kini kupuja.
Karena aku selalu hanya punya dua minggu.
…
Dua… minggu?
Mataku terbelalak, kenyataan yang menyakitkan menarik kesadaranku kembali… kalau waktuku telah habis.
"Sa… young…!" suaraku seperti tercekik, telapak tanganku tembus—gagal menepuk pipimu.
Tidak. Tidak. Tidak!
Kumohon …
Mataku berair seiring kesesakkan yang menyerang rongga dada, suaraku habis tanpa sisa dan tubuhku tak lagi mampu meraihnya.
Kuputuskan untuk menyerah, aku tak ingin mengusik kedamaian di wajah terlelapmu. Setelah penderitaan panjang yang kau lewati, kau berhak beristirahat tanpa rengekan ketakutanku yang sekarat digerus takdir.
.
.
.
Semua hitam. Kembali ke titik semula.
707 : tunggu sebentar ^^
Responmu terhadap kepanikan anggota RFA akan kedatanganku.
Sepertinya kau tidak ingat siapa diriku.
.
.
.
Kau… baru saja bahagia. Kita baru saja bahagia. Tapi mengapa kini… aku harus mengulangnya dari awal?
Tidak bisakah…
Kita tua dan mati bersama?
END
