Disclaimer : Katekyo Hitman Reborn punya Akira Amano, kalo punya TD gatau apa yg terjadi sm karakter nya…fufufufufu~

Pairing : 80OC, 18OC, DOC etc.

Summary: Namimori kedatangan murid baru! Murid baru yang bisa membuat Yamamoto Takeshi ketawa sampai jongkok2! Siapa murid baru nya? Dan apa hubungan nya si murid baru itu dengan Vongola?


NEW HEAVEN


TSUNA'S PoV

Saat pertama kali melihatnya, aku sudah tahu dia bukan gadis biasa.

Semua berawal dari hari itu. Hari Senin. Pagi itu cerah sekali. Membuatku yang malas ke sekolah jadi bersemangat. Itu terjadi beberapa minggu setelah awal semester. Beberapa minggu setelah aku naik kelas dua.

Aku sedang mengobrol dengan teman-temanku, Yamamoto dan Gokudera-kun, sambil sesekali mencuri pandang ke Kyoko-chan dan berharap ia akan menyadari lirikanku, ketika Valerie Blake, perwakilan kelasku, memasuki kelas sambil terengah-engah.

Y-Ya ampun, pasti dia berlari ke sekolah lagi.

Tapi dia tidak sendiri, ia membawa sebuah kabar bersamanya.

Nafasnya hanya tersengal sebentar (paru-parunya pasti kuat. Rumahnya kan lumayan jauh) sebelum ia mengumumkan sesuatu di depan kelas. "Kelas kita kedatangan murid baru!" seluruh teman sekelas menoleh padanya.

"Jangan ngarang!" sahut Gokudera-kun. Val manyun, kedua tangannya bersedekap. "Aku nggak ngarang, Gurita! Tadi saat aku berlari kesini, aku lewat kantor guru. Aku lihat wali kelas kita lagi ngobrol dengan anak cewek…"

Salah seorang temanku bertanya, "Cewek nih, Blake?" sudah tentu yang bertanya seperti itu cowok.

"Nggak, banci. Araa, kan tadi sudah kubilang cewek! Gimana, sih!"

Kyoko-chan ikut bersuara, " Mungkin dia anaknya sensei?"

"Semua anak Sensei kan laki-laki. Keponakannya juga laki-laki," ujar Val setelah duduk di bangkunya.

"Waaah, kelas kita bakalan penuh nih kayaknya! Mudah-mudahan murid pindahannya itu baik, ya! Juga cantik!" kata Yamamoto riang. Dalam hati aku setuju. Ehmm bukan soal cantiknya, maksudku. Aku setuju,

Semoga dia bukan assassin atau ninja atau pembunuh bayaran yang menyamar untuk membunuhku.

Hei, hal itu sering terjadi! Seperti di komik-komik yang Yamamoto pernah pinjamkan padaku.


Murid pindahan itu berdiri di depan kelas, di samping wali kelasku. Kesan pertamaku adalah:

Eeekh! Mungil banget!

Oke, nggak banget, sih. Tapi tetap saja mungil. Kurasa tingginya nggak sampai 150 cm. Aku melihat teman-temanku yang lain. Tampaknya pikiran mereka sama denganku, walau ekspresinya agak berbeda.

Rambutnya hitam dengan panjang sedang. Dan berantakan. Tapi kurasa memang potongannya seperti itu. Matanya berwarna biru tua keabu-abuan. Atau abu-abu kebiruan? Entahlah, pokoknya semacam itu.

"Nah, ayo perkenalkan dirimu," kata wali kelas kami, ramah.

"Hikaru Kagamine. Dari Italia."

Singkat, padat, dan tepat!

Mendengar kata Italia, lututku gemetar. Bagiku, segala sesuatu yang berhubungan dengan negara pizza itu pastilah hal buruk. Mafia. Kata itu muncul di kepalaku bagai lampu menyala.

Di kelas ini, ada dua orang Italia. Gokudera-kun berasal dari Italia, ia jenius tapi berandal. Dan ahlinya bom. The Smokin' Bomb, itulah julukannya. Untunglah dia bukan teroris. Hanya… Mafia.

Val-san juga orang Itali. Itu lho, ketua kelas kami. Satu-satunya orang di sekolah ini yang berambut pirang dan bermata biru cerah. Dia terlihat seperti gadis asing biasa. Nilainya biasa saja. Kecuali di Olahraga. Dia setara dengan Yamamoto dalam pelajaran itu. Kecepatan larinya menurutku termasuk rekor.

Dan entah bagaimana aku yakin dia bukan orang biasa.

Dan sekarang gadis ini. Gadis dengan pandangan mata dan suara yang acuh tak acuh ini mengganggu pikiranku. Firasatku mengatakan… Buruk. Tidak semuanya buruk, sih.

Sensei mengangguk dan tersenyum heran. "Baiklah, Kagamine-san, duduklah di depan Blake-san. Blake-san, angkat tanganmu"

Val-san mengangkat tangannya. Tempat duduknya berada di dekat jendela yang menghadap ke halaman sekolah. Bangku nomor dua dari depan. Anak baru itu akan duduk di bangku paling depan. Dengan mempertimbangkan tinggi badan.

Ng… Tapi nggak juga, sih. Ichinose lebih tinggi daripadaku, tapi ia duduk tepat di depanku. Sehingga jika guru menulis di papan tulis, aku bersama teman-teman yang duduk di belakangku harus mendongakkan kepala, karena Ichinose tidak mau menunduk.

Dan untuk beberapa jam kemudian, semuanya berjalan seperti biasa.


Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Yamamoto meregangkan badannya, sementara Gokudera-kun bangun dari kursinya.

"Juudaime, jajan yuk!" ajak Gokudera-kun.

"Ya," aku mengangguk, walau tidak terlalu mendengarkannya. Aku lebih memperhatikan Kyoko-chan yang barusan keluar kelas dengan Kurokawa.

"Maa, Tsuna," panggil Yamamoto. Aku menoleh ke belakang.

"Ada apa, Yamamoto?"

"Kau sadar tidak, kalau sedang diperhatikan?" mata Yamamoto menunjuk ke seseorang. Dan setelah memutar kepala, aku tahu apa yang dia maksud.

Siswi baru itu sedang melihat kami bertiga dari kursi di sebrang sana.

Tentu saja, karena ia memandang dengan pandangan aneh, aku lebih merasa ia sedang mengawasi kami daripada melihat biasa. Kucoba untuk tersenyum ramah, tapi kurasa yang keluar malah senyum takut.

Melihatku nyengir bodoh, ia mengangkat sebelah alisnya. Wow, jarang sekali ada orang yang bisa mengangkat satu alis. Tapi wajahnya tetap datar. Bu-bukan! Bukan mukanya rata! Ng…lebih tepatnya, ekspresinya yang datar.

"Ngapain dia ngeliatin Juudaime kayak gitu? Harus ditegur!" bisik Gokudera-kun naik darah. Oh tidak. Ja-jangan, Gokudera-kun! Jangan mulai lagi!

"Apa liat-liat Juudaime? Nantangin, ya? Kalu Yakyuu Baka sih nggak apa-apa diliatin kayak gitu…"

"Go-Gokudera-kun, nggak usah bawa-bawa Yamamoto…"

"… tapi kalau Juudaime, langkahin dulu mayatku, Cewek!"

Aku menunggu. Kalau-kalau dia mau nangis karena ditegur begitu. Atau marah-marah, atau langsung meminta konfirmasi atas pernyataan Gokudera-kun yang kontroversial itu sebagaimana yang biasa dilakukan Val-san ("Apa maksud perkataanmu, Gurita?")

Tapi Hikaru Kagamine tidak melakukan hal diatas. Dia tetap diam di kursinya dan masih terus diam menatap kami. Tapi itu tidak berlangsung lama. Hanya lima kata.

"Aku hanya melihat, tidak membunuh."

Yamamoto tertawa. Terbahak-bahak. "Ahahahahaha! Hmph…" saking gelinya, ia sampai memegangi perutnya. Malah sampai jongkok segala. Kulihat air matanya menitik sedikit

Aku dan Gokudera-kun saling bertukar pandang heran. Memangnya itu lucu, ya? Aku tahu memang Yamamoto itu dapat tertawa dalam situasi apapun. Dimana saja kapan saja. Tapi memangnya yang dikatakan Kagamine lucu ya? Sampai seperti itu. Selera humor Yamamoto memang tidak bisa dimengerti.

Kagamine berkata lagi, "Nanti jam istirahat habis." Ucapannya itu membuatku melihat jam dinding yang tergantung di atas papan tulis.

"Eekh? Waktu istirahat tinggal tiga menit lagi?" Tiba-tiba perutku keroncongan.

Aku, Gokudera-kun, dan Yamamoto yang masih tertawa berlarian ke kantin. Meninggalkan Hikaru Kagamine sendirian di dalam kelas.


Author's Note

T's Note : GYAHAAAAAAAAAAA! Udin selesai nulis chap 1 nya!(sebenernya yg nulis D-_-) Semoga kalian suka ya! Semoga kalian suka dengan ide2 gila saya! Dan ide tambahan dari D! REVIEW SANGAT DIBUTUH KAN DISINI~~~~~ jadi mohon review nya yah! :)

D's Note: Nggak biasa nulis dari sudut pandang 'aku'. Weheeek~ Maap-maap nih ya reader, kalau jadinya agak aneh. Review seperti apapun (terutama yang membangun :D) akan diterima dengan lapangan dada. Eh, lapang dada! Nah, terima kasih sudah membaca! Mata ne~

Ohya! kenapa genre nya Romance-Friendship? karena Yamamoto, Dino dan Hibari bakalan dapet pasangan disini! romance nya gak cuma mereka doang kok~ tp buat chapter awal blm ada romance nya hihihi ^^'a mungkin cuma hint aja