...
...
"Berapa lama lagi kita harus hidup seperti ini, Sehun-ah?"
"Sebentar lagi, hyung ... Sebentar lagi. "
...
...
...
Sudah hampir tiga tahun lamanya; yang Sehun hitung. Ia dan Luhan diculik di ruang bawah tanah milik Kris dan menjadi sahabat atau bahkan bisa disebut sebagai peliharaan orang kaya yang biadab itu. Tidak ada yang peduli bahwa mereka telah hilang, dan nyatanya mereka sudah menghilang dari peradaban manusia sejak mereka menginjakan kaki di ruangan terkutuk ini. Yang aneh, mereka menghilang tanpa jejak. Bahkan binatang pun mati setidaknya meninggalkan jejak, tapi mereka bahkan sudah lebih dari seekor binatang kesayangan yang dipelihara oleh Kris. Tidak ada akses bagi keduanya untuk meminta bantuan di ruang bawah tanah itu untuk menelepon ke rumah mereka selama beberapa tahun. Hidup mereka lebih menyedihkan dari pada napi di penjara sekalipun. Mereka benar-benar terisolasi dari dunia luar selama bertahun-tahun, dan Sehun sudah muak dengan semua ini. Termasuk pada majikannya, Master Kris.
Selama hidup di ruang bawah tanah, kedua tahanan itu dipaksa untuk memuaskan Kris dengan segala keinginan sadomasokis-nya. Dan ketika mereka tidak mematuhi perintah Kris, maka tidak ada seorang 'pun yang berani untuk menyelamatkan mereka dari siksaan Kris yang brutal. Selama tiga tahun mereka hidup di ruang bawah tanah itu, tak lebih dan tak kurang mereka; hidup seperti anjing, percayalah mereka hidup seperti anjing. Di bawah kekuasaan Master sadis yang mengambil kesenangan dalam memperlakukan mereka seperti binatang. Ya, mereka binatang. Binatang peliharaan Kris.
Bahkan melalui penyiksaan dan penelantaran, Luhan dan Sehun menjadi terbiasa dengan apa yang Kris lakukan pada mereka berdua. Seakan hal itu telah menjadi suatu kebiasaan untuk menyakiti mereka dan memperlakukan mereka bahkan lebih buruk dari pada seekor binatang. Sehun sudah berjanji kepada temannya ini bahwa mereka akan melarikan diri, tapi setiap kali mereka mencoba, mereka tertangkap dan dipukuli selama berhari-hari. Luhan sudah merasa kehilangan semangat untuk hidup bebas seperti yang selama ini mereka impikan, Walau begitu Sehun yakin akan ada 'cahaya' diakhir penderitaan mereka. Ia yakin. Semuanya ia yakin, karena ia telah berjanji pada Luhan.
Berapa lama waktu lagi yang akan mereka perlukan untuk menggigiti jari-jari tangannya, hingga mereka benar-benar makan ?
...
...
...
Vengeance
Present by; Rafra
Characters; Sehun, Luhan, Kris, Tao.
Disclaimer: This story belong to me, but the characters is not mine.
Rating M
Warn; Yaoi, BDSM, Psychophatic, Makian kasar, Prilaku yang tak patut untuk dicontoh, dan beberapa typo(s).
...
...
...
Part 1
...
Sudah berapa lama? Dua hari? Dua hari tanpa makanan, tanpa minum.
Sehun menatap nanar ke arah perabotan ruang bawah tanah yang terlihat sama selama tiga tahun terakhir. Tidak ada yang berubah. Meskipun itu ruang bawah tanah, ruang yang mereka tinggali selama beberapa tahun terakhir, namun di ruangan itu juga dilengkapi beberapa perabotan yang segaja di beli oleh Master Kris untuk mereka; Binatang peliharaannya.
Berdebu, dan sedikit pencahayaan. Itu yang Sehun dan Luhan rasakan selama bertahun-tahun. Di ruangan itu tidak memiliki jendela atau semacam ventilasi, tapi percayalah disini cukup dingin tanpa mengunakan pendingin sekalipun. Satu-satunya jalan keluar dari penjara kecil itu adalah pintu kecil yang berada di langit-langit ruang bawah tanah, yang di gunakan setiap kali Kris memasuki ruangan pengap itu dengan menuruni tangga penghubung dan menemui mereka. Dan sialnya pintu itu selalu terkunci setiap waktu, tak ada jalan keluar bagi mereka untuk keluar dari neraka ini. Selamanya mungkin mereka akan membusuk di neraka ini bersama siksaan Master Kris.
Kedua tahanan itu, Sehun dan Luhan. Mereka sudah tak mengenal jejak waktu. Mereka tidak tahu apa hari sudah pagi atau malam saat ini, namun berkat lubang kecil di dinding kayu Sehun berhasil menerawang ke lantai, Sehingga ia mengetauinya. Hari mulai senja sepertinya.
Sehun tau, mereka telah terjebak lama disini untuk waktu yang cukup lama pula. Kau akan merasakan ketika sedang kelaparan, kau akan mulai melihat segalanya seperti makanan; Lampu kecil yang terlihat seperti chicken stik, bantal yang terlihat seperti marshmallow, dan bahkan Luhan terlihat seperti sebongkah daging lezat sesekali. Yah sebenarnya, beberapa kali.
Sehun menatap putus asa pada pintu kecil di ruang bawah tanah itu, berharap bahwa sang master mereka tidak melupakan mereka. Tak munafik sebenarnya, ia juga membutuhkan makanan dari masternya meski ia dan Luhan sudah diperlakukan tak layak sebagai mana mestinya manusia. Batinnya menangis sesekali ketika ia menyatap makanan dari Kris, ia malu untuk mengakui bahwa ia menikmati makanan itu. Namun, alasan lain mengapa ia untuk tetap hidup karna dia harus bertahan hidup dan menempatkan psycho Kris itu ke balik jeruji besi sebelum dia mati. Itu sudah menjadi tujuan lamanya setelah mereka lolos dari neraka ini dengan Luhan, tetapi mereka tidak pernah berhasil untuk mencapai yang mimpinya itu.
...
...
"Hyung," Pangil Sehun dengan suaranya yang agak parau kepada pria yang setengah tertidur di tempat tidur. Sungguh menyakitkan melihat temannya begitu tak berdaya dan tak bergerak.
Jemarinya menyelusuri kulit yang tak kenal ampun itu yang dibungkus erat dengan ikat pinggang di tenggorokan Luhan, aksesoris itu juga terikat di lehernya sendiri. Rasanya menyiksa setiap kali kau bernafas dan menelan sesuatu. Meskipun mereka tidak memiliki kalung anjing, setidaknya mengunakan ikat pinggang tetap hal terburuk yang pernah ada. Ia yakin dilehernya dan Luhan sudah lecet parah selama bertahun-tahun akibat aksesoris ini.
"Makanan akan segera datang," Sehun menjawab dengan nada yang terdengar optimis meskipun dengan senyum gugup, Ia menggenggam tangan pria itu untuk meyakinkannya. Makanan akan datang, begitu yang ia tanamkan pada alam bawah sadarnya.
"Sehun-ah," Pangil Luhan sesaat dengan suara serak, kelopak matanya terbuka sedikit, bahkan nyaris tak terlihat. Luhan menatap Sehun tak terdefinisi.
"Aku sangat lapar ... " Jari pucatnya mengengam erat kedalam gengaman Sehun, dan Sehun mengangguk lemah, ia mengerti karna ia juga begitu lapar sama seperti Luhan.
Ini sudah satu jam berlalu, Sehun seakan terbiasa mengitung waktu semenjak ia disini. Ia menatap Luhan iba, Sehun tidak cukup yakin mengatakan prihal makanan tadi, ia hanya berusaha menyemangati Luhan yang terlihat begitu mengenaskan. Tiba tiba, keluarlah sesosok di langit-langit pintu yang terbuka, dengan tangga yang akrab turuninya ke lantai bawah tanah itu.
"Luhan-ah, Sehun-ah." Suara itu membanjiri ruangan yang temaram itu dan Kris turun dari tangga kayu dengan suara sepatu yang sangat dihafal oleh Sehun. Kris mengenakan pakaian rapi seperti biasa, tetapi kedua tahanan itu mereka tanpa busana. Sembari menenteng dua set piring makanan di meja di dekatnya, Kris mengklik lidahnya mengisyaratkan mereka untuk maju dan mendekat pada masternya.
"Kemana anak-anak baik?" Ujar Kris sembari menepuk pahanya dengan lembut, Dia mulai tertawa sadis. Ketika Sehun mulai turun dari tempat tidur dengan merangkak untuk mendatangi sang master yang membawa makanan tanpa malu.
Jangan tanyakan soal harga diri; harga dirinya sudah hancur sejak mereka berada disini. Karena ia dan Luhan dikendalikan dengan ikat pinggang oleh Kris, bahkan ini lebih buruk dari seekor anjing penjaga rumah. Karna ia tidak memiliki kesempatan untuk tidak mematuhi, ia tetap harus hidup untuk menceritakan kisah ini dan membuat masternya itu dibalik jeruji besi.
Manusia ini, yang sering dipangil "Master Kris", ia tidak akan ragu untuk menghukum mereka sampai mati. Kejadian itu pernah terjadi menimpa Luhan, beberapa bulan yang lalu ketika Luhan menolak untuk menjilat penisnya. Dan semua terjadi begitu saja tanpa ia bisa menolong Luhan dari siksaan manusia jelmaan iblis ini.
"Apakah kau merindukanku, Sehun-ah?" Kris berbisik saat ia membungkuk di depan hewan peliharaannya. Ia tersenyum setan. Lalu, jemari Kris mengelus lembut pada rambut budaknya itu seperti patuh padanya dan tepat di lututnya. Dan tak lupa, sang master dengan lembut mencium pipinya sebagai sikap ramah.
"Luhan-ah." Pangil Kris kedua kalinya. Nada bicaranya begitu berbahaya.
Kris menatap tubuh lemas yang masih beristirahat di tempat tidur itu. Ia menatap Luhan dengan senyuman setan yang semakin mengembang. Sehun melirik kembali temannya, bibirnya berkerut cemas. "Tolong, bangunlah hyung," katanya cemas dalam hati.
'Bangunlah, kumohon ... ' Namun sudah terlambat untuk doanya terkabul. Sebelum Sehun mengalihkan perhatiannya pada Master yang marah. Kris berjalan ke arah Luhan yang tengah berbaring di tempat tidurnya dan langsung menjabak rambutnya tanpa ampun. Luhan memekik kemudian.
"Kau tidak menyapaku, Luhan?" Tanyanya dengan suara membahayakan. Kris memeriksa mukanya yang kurus mengenaskan dengan bibirnya melengkung ke dalam seringai puas.
"Kau lapar, kan?" Kris bergumam dan membiarkan Kris tertawa jahat di depan wajahnya saat Luhan berusaha mengangguk lemah.
"Haruskah aku menyuapi mu, eum?" Dan beberapa menit berikutnya, Sehun harus mengawasi dan melihat apa yang dilakukan Kris kepada Luhan di atas kasur.
"AKH! Ah.. Sa..sakittt... masterrrr..." Dia mendengar temannya menangis protes, Luhan terdorong dan terisak-isak dengan apa yang Kris lakukan. Namun, semuanya sia-sia. Sehun tak bisa menolong Luhan. Dia bahkan tidak menyebut ini sebagai tindakan pemerkosaan lagi, itu hanya bagian dari proses karna tidak mematuhi, dan Luhan harus dihukum untuk itu. Yang menyedihkan, Sehun harus memaksakan dirinya untuk berpaling dan berkonsentrasi agar menahan emosinya yang hampir ke ubun-ubun, sampai tuannya selesai mengenjot lubang Luhan.
Kris mengencangkan ikat pinggang yang berada dileher Luhan, dan mengikatnya di tiang ranjang, sehingga leher Luhan mulai tercekik perlahan. Bersamaan dengan itu, ia juga menutup mata Luhan, lalu melilitkan saputangannya ke kepala Luhan. Masih tertera jelas disana, ketika Kris mengikat saputangan itu di kepalanya, air mata Luhan telah menetes.
"Apakah kau sudah kenyang, hewan peliharaan?" Kris terkekeh jahat, lalu memeriksa arlojinya. Ia segera mengeluarkan penisnya tanpa izin bersamaan dengan itu darah mengalir dari anus Luhan. Kemudian Kris menutup resleting celananya dan menampar bokong Luhan sebagai penutup.
"Waktunya sudah habis, sayang." Gumamnya sembari melihat jam mahal yang berada di tangannya, kini mencetak pukul lima sore hari.
"Aku mungkin akan kembali, Sehun-ah, jangan lupa untuk makan sayurannya ya?" Setelah hampir membunuh Luhan, dia tersenyum manis pada Sehun dan menyerahkan Luhan kepada hewan peliharaannya yang lebih patuh.
Saat masternya bergegas pergi karna hari sudah senja, Sehun bergegas berlari menghampiri Luhan dan meregangkan ikatan di leher Luhan itu lalu merobek penutup matanya yang telah basah. "Hyung," Sehun panik, ia menariknya untuk berbaring dikasur.
"Apakah kau baik-baik saja?"
"Sehun-ah ..." Luhan berucap sambil menangis parau, ia menggelengkan kepalanya dengan malu.
"Aku ingin mati ..." Kata-kata itu jatuh dari bibir Luhan, yang membuat darahnya berdesir cepat. Ini sangat jelas, karna Kris yang telah menurunkan semangat dan keinginan Luhan untuk tetap hidup setiap harinya. Sehun belum pernah melihat temannya begitu tak berdaya seperti ini, dia bahkan tidak mampu membuat keputusan tegas tentang nasibnya sendiri saat ini.
"Tidak," Sehun membantah, lalu ia mengambil garpu dipiring untuk menyuapi beberapa makanan untuk Luhan.
"Kau tidak akan mati, hyung. Kita akan keluar dari sini bersama-sama, jadi kau harus makan, oke? Hyung harus sehat." Dia menyeka air mata Luhan dari pipinya dengan ibu jarinya, mengamati wajahnya dengan penuh kasihan dan haru.
Luhan mengunyah makanannya antara tangisnya. Mengapa mereka repot-repot untuk makan? Orang-orang makan karena mereka ingin tetap hidup. Apa tujuan hidup yang mereka miliki untuk terus makan ?
Untuk disiksa selamanya oleh master Kris?
...
...
...
TBC OR END?
...
...
...
Gimana dengan ff ini? Kurang greget ya? Maafkan aku telah menyiksa HunHan disini, habis rafra enga tega kalau salah satu aja yang tersiksa, jadi dua-duanya aja deh yang rafra siksa *?* #Digampar
Jangan lupa review juseyeo :)
Kritik dan saran diterima kok :)
