Ini ff pertamaku, mohon di review ^^
Chapter 1
Hari ini terlihat mendung. Awan menutupi matahari yang hendak memancarkan sinar hangatnya. Burung-burung berkicau tidak seceria biasanya. Semilir angin dingin mulai menerpa kulit. Walaupun udara cukup dingin, seorang namja cantik berjalan di trotoar menuju kampusnya dengan langkah yang terburu-buru. Dieratkannya blazer berwarna biru tua, menyelimuti badannya yang kurus. Kaus berwarna putih yang dikenakannya menambah manis penampilannya, ditambah dengan celana jeans warna hitam dan sepatu berwarna putih. Kulit putih pucatnya hanya terlihat sedikit, hanya di sekitar leher dan tangannya. Rambut almondnya yang lurus dan lembut dibelai angin. Mata doe-nya berwarna coklat tidak berhenti menatap jalanan dan apapun yang ada didepannya. Mata itu selalu bisa menyihir semua orang untuk tertarik padanya. "Ini hari pertamaku. Semoga aku bisa berteman baik dengan teman-temanku nanti. Walaupun aku harus menyembunyikan diriku. Fighting, Kim Jaejoong!" Batinnya.
Jaejoong POV
Kutelusuri koridor menuju kelasku. Sampai di depan kelasku, kuhela napas sebentar dan kemudian masuk ke dalam kelasku. Ramai sekali. Sepertinya banyak yang mengambil jurusan seni sehingga satu kelas penuh sekali, sekitar 40 orang di dalam sini. Karena aku datang mendekati waktu masuk kelas dan bangku belakang sudah penuh, aku putuskan duduk di depan meja dosen. Ya hitung-hitung agar aku bisa berkonsentrasi saat belajar nanti. Aku tidak memperhatikan sekitarku. Aku tidak peduli. Sampai seorang wanita berambut blonde, bersepatu heels warna hitam yang tingginya sekitar 7cm, berbaju merah cerah dengan rok coklat diatas lutut, dan ber-make up cukup tebal mendatangiku, memandangiku dari atas sampai bawah. Ada yang salah denganku? Dia menatapku cukup lama. Hei aku risih dilihat seperti itu.
"Ada apa?" tanyaku dengan nada datar. "Kamu mempunyai selera fashion yang bagus, bolehku tau siapa namamu?" Tanyanya dengan nada manja. "Sebelum menanyakan identitas seseorang, sebaiknya kamu memperkenalkan dirimu dulu." Jawabku dingin. "Ah maaf, namaku Jung Jessica, namamu?" Dia menulurkan tangannya, hendak bersalaman denganku.
"Kim Jaejoong." Kuraih tangannya. Dia mengeratkan genggamannya. Aish apa maksudnya. Kulepas tanganku kasar. "Senang berkenalan denganmu, boleh aku tau dimana rumahmu? Nomor telponmu? Nomor hpmu? Alamat e—" dia bertanya panjang lebar sebelum dosen masuk ke dalam kelas. "Baiklah sampai bertemu lagi tampan" ucapnya dengan manja sambil menoel pipiku dan kemudian dia kembali ke belakang, bersama teman-temannya yang bawel. Refleks kuusap pipiku. Aku tidak suka disentuh oleh siapapun.
Jaejoong POV End
Kelas hari pertama namja cantik itu selesai. Dia membereskan alat tulisnya dan hendak meneguk air minum yang dia bawa sebelum beberapa yeoja seperti Jessica mendatanginya. "Boleh aku tau siapa namamu? Namaku BoA." "Namaku Tiffany." "Aku Yoona." "Aku Taeyeon." Ucap mereka seperti paduan suara. Jaejoong hanya mengerutkan dahinya. Pusing mendengar suara mereka berdengung ditelinganya secara serempak seperti itu. Dia hanya menjawab dingin sekali lagi "Kim Jaejoong." Keempat wanita itu berteriak kegirangan, seperti baru mendapatkan arisan. "Nama yang bagus," ucap Yoona, "boleh aku meminta nomormu?"dia mengeluarkan handphonenya, bersiap mengetik nomor yang akan diberikan Jaejoong. "Aku tidak punya handphone," jawab Jaejoong dingin. Keempat wanita itu tertawa pelan "Tidak mungkin, kamu pasti punya kan? Jaman modern seperti ini handphone itu sesuatu yang wajib," ucap Tiffany sambil memainkan rambutnya. "Tidak ada," ucap Jaejoong sambil itu dia meneguk minumannya. Brak! Suara gebrakan meja di bagian belakang kelas hampir membuat namja cantik itu tersedak minumannya sendiri. 'Membuat kaget saja,' batinnya. Dia menoleh ke belakang, dia temukan Jessica berjalan ke arahnya dengan muka ditekuk 16 bagian. "Dia milikku!" bentak Jessica kepada empat yeoja di depannya. Alis Jaejoong terangkat satu. "Hei Jessica, bukan karena kamu berkenalan duluan dengannya berarti dia milikmu ya!" Balas BoA. "Benar! Dia itu cocok denganku, bukan denganmu!" Timpal Tiffany. "Ya! Dia milikku!" Tambah Yoona. "Seenaknya! Dia punyaku!" Taeyeon tidak mau kalah. Kemudian dimulailah perdebatan kelima yeoja di depan Jaejoong.
Jaejoong tidak mau ambil pusing. Dia memasukan minumannya ke dalam tas dan kemudian berdiri dari tempat duduknya, hendak pulang. Semua yeoja terdiam ketika melihat Jaejoong berdiri. "Kamu mau kemana?" Tanya Taeyeon. "Pulang tentu saja, suara kalian membuat kepalaku pusing," jawab Jaejoong dingin dan melangkah ke arah pintu. "Ya! Urusanmu denganku belum selesai!" Kata Tiffany setengah berteriak sambil menarik tas Jaejoong. Hampir membuat Jaejoong terjatuh. "Fany! Kenapa kamu kasar sekali sih!?" Bentak Jessica. "Dia mau pergi, padahal dia belum memberikan nomornya padaku!" bentak Tiffany, tidak mau kalah dari Jessica. Telinga Jaejoong terasa panas mendengar teriakan mereka. Mereka mulai berdebat lagi, tapi kali ini dengan menarik-narik Jaejoong. Jaejoong yang tidak suka disentuh kemudian meledak. "Aku bukan barang! Jangan memperebutkanku! Aku bukan milik kalian dan aku tidak mau memberikan nomorku kepada kalian, arraseo!?" katanya sambil melepas semua tangan yang mencengkram tubuhnya dan tanggannya. Kulit putih pucat itu memerah sekarang. Kelima yeoja itu tertegun beberapa detik dan kemudian berdebat lagi. Jaejoong yang dikerubungi yeoja itu mulai pusing dengan suara dan tingkah mereka. Dia ditarik sana sini, belum kuku-kuku mereka yang panjang menancap di kulitnya, mulai menampakan darah di sekitar pergelangan tangannya. Dia sekuat tenaga melepas genggaman mereka dengan hati-hati. Dia laki-laki, tidak mungkin melukai perempuan kan? Kelima yeoja itu masih saja berdebat dan memperebutkannya tanpa mengetahui Jaejoong sudah meringis kesakitan.
Brak! Sekali lagi terdengar suara gebrakan meja dari belakang kelas. Meja sama yang digebrak Jessica tadi. Kasihan, lama-lama properti kampus rusak gara-gara digebrak oleh mereka. Seorang namja tampan berkulit kecoklatan berjalan ke arah mereka. Mata sispit seperti mata musang itu memberikan tatapan sinis kepada semua yeoja yang mengerubungi Jaejoong. Garis rahangnya terlihat jelas, tubuhnya tegap, memberikan kesan manly. Ditariknya Jaejoong ke arahnya. Diteliti satu per satu tubuh Jaejoong. 'Dasar yeoja,' desisnya pelan tapi dapat didengar Jaejoong. Suara bass-nya tertangkap jelas di telinga Jaejoong. Begitu merdu, begitu memberikan rasa nyaman. Nyaman? Namja cantik ini merasa jantungnya berdenyut lebih cepat.
"Apa yang kalian lakukan? Tidak lihat tangannya berdarah seperti ini?" Ujar namja tampan itu dengan nada sedikit meninggi sambil menunjukan pergelangan Jaejoong yang memerah dan sedikit berdarah karena ulah mereka. Semua yeoja itu mengalihkan tatapannya dari wajah tampan namja itu kepada pergelangan Jaejoong. Kelima yeoja itu berteriak histeris, membuat telinga Jaejoong dan namja tampan itu berdengung tidak enak. "Kenapa bisa begini?" Kata Yoona setengah berteriak. "Ya Jessica, ini semua salahmu!" Kata Taeyeon menyalahkan Jessica. "Salah Tiffany! Kukunya panjang dan tajam!" Jessica membela diri. Kelima yeoja itu mulai lagi.
"Sudah diam!" Kata namja tampan itu setengah berteriak. Kepalanya ikut pusing karena perdebatan di antara kelima yeoja itu. "Aku tidak mau tau, ini semua salah kalian. Pergi kalian. Aku tidak suka melihat kalian di sini!" Ucap namja tampan itu dengan nada tinggi. Jaejoong sendari tadi hanya terdiam. Membiarkan tangannya digenggam oleh namja tampan itu. Hei, bukannya kamu tidak suka disentuh, Kim Jaejoong?
"Ya Jung Yunho! Jaga ucapanmu kepada wanita! Beraninya mengusir kami!" bentak BoA. 'Oh namanya Jung Yunho,' batin Jaejoong. "Mulut mulutku, ini juga bukan rumahmu kan? Aku sudah membayar untuk kuliah di sini dan kalian telah mengangguku jadi aku berhak mengusir kalian." Ucap Yunho dengan nada yang masih cukup tinggi, membuat para yeoja berdecih dan membalas perkataannya. Mereka berdebat lagi. Jaejoong mulai merasa tidak enak. Benar-benar namja cantik ini dibuat pusing oleh mereka. Jaejoonga ngkat suara "Kalian diam. Kalau tidak diam juga, aku tidak aakn mau berbicara lagi dengan kalian. Dan kamu Yunho, terima kasih sudah membelaku." Kata Jaejoong dengan nada datar dan setenang mungkin, dia sudah cape mendengar ocehan mereka semua, tidak mau ada perdebatan lagi. "Nomorku 08789xxxxxx. Akan aku balas kalau kalian bertanya soal kuliah. Soal yang lainnya tidak akan aku balas. Mengerti? Aku pulang," sambungnya sambil melewati kelima yeoja itu dengan tenang, membiarkan kelima yeoja itu sibuk memasukan nomor yang dia berikan ke handphone mereka. 'Namja yang aneh. Tau begitu, dari tadi saja berikan nomornya,' gumam Yunho dalam hati. Perlahan dia ambil handphonenya, mengetik nomor yang diucapkan Jaejoong. 'Tidak ada salahnya kan aku menyimpan nomornya?' batinnya. Sepertinya namja tampan ini mulai menaruh perhatian kepada namja cantik itu.
Di lain pihak, Jaejoong tengah berjalan ke rumahnya dan kemudian teringat ucapan Yunho tadi. 'Apa dia membelaku?' Pikirnya dalam hati. 'Tapi untuk apa? Baru juga bertemu.' Dia memikirkan itu terus sampai dia mengacak rambut lembutnya sendiri. 'Untuk apa aku memikirkannya, aish. Tapi, apa dia menyimpan nomorku ya? Apa dia akan mengirimkan pesan untukku? Apa dia akan menelponku? Ya! Kim Jaejoong kamu kenapa?' Ternyata Jaaejoong mempunyai sifat polos dibalik sifat dinginnya. Atau sifat dinginnya hanya kamuflase? Oh well, dan sepertinya namja cantik itu tidak menyadari kalau dia mulai ada rasa pada Yunho.
Review? ^^
