Chanyeol bertemu dengan kai disuatu malam ketika gadis itu hampir di perkosa segerombolan preman. Malam itu chanyeol baru saja pulang dari minimarket. Ia berjalan smabil menneteng dua plastik besar berisi pack bir,soda dan snack lain.
Chanyeol berjalan melewati taman yang dipebuhi batang sikamor besar. Kawasan apartmennya termasuk kawasan ramah lingkungan dengan taman-taman berissi pohon-pohon besar. Di utaranya tedapat taman ini,selatan jalan raya,barat sungai han dan timur hanya pandangan gedung -gedung bertingkat.
Saat itu ia melihat seorang gadsi diseret kedalam terowongan yang lumayan besar tempat biasa para anak bermain. Chanyeol awalnya tak tertarik,ia hanya berniat menghubungi 911 lalu pergi,namun ketika melihat wajah takut gadis itu ia berubah pikiran.
Tentu saja ia menghubungi 911,setelah itu chanyeol mengambil botol-botol bir yang ia bawa dan memukul kepala dua orang pria hingga pingsan. Tiga orang lainnya kaget dan chanyeol lansung memukul pria itu.
.
.
.
Chanyeol mulai dekat dengan kai,ia gadis baik,pemalu manis dna poin tambahannya sexy. Gadis itu memiliki mata bulat ynag berbinar,hidung lucu,pipi tembil dan bibir penuh yang sexy. Tapi,chanyeol sellau penasaran dengan pita kuning yang selalu berada di lehernya. Tak peduli dnegan warnanya yang kontras dnegan kulit tan nya,tak peduli kepada baju-baju yang ia pakai kai sellau memakai pita itu.
Chanyeol pernah bertanya dna jongin berkata "Tunggulah,aku janji akan memberitahhu." . chanyeol merasa setiap orang memiliki privasi jadi ia membiarkan itu.
Ketika menikah chanyeol kembali bertanya,saat itu mereka baru saja menghabiskan malam pertama sebagai pasangan baru. Chanyeol yang sedang memeluk jongin hendak menarik pita itu namun tanagn jongin menahan tangannya.
"Au sudah menjadi suami mu jongin. Biarkan aku membuka nya." Jongin menggeleng. "Suamiku kumohon,tunggulah sebentar lagi. Suatu saat aku akan mengatkannya kepadamu!" chanyeol kembali mengangguk,ia percaya kepada jongin.
Chanyeol kaget menemukan istrinya tak sadarkan diri di lantai kamar mereka. Chanyeol baru saja menjemput anak merka dari sekolah. dengan cekatan chanyeol mengendong jongin. Ia menyuruh taeoh mengikutinya.
"Taeoh telfon nenek!" dongsun mengangguk,ia sudah ia mendial nomor neneknya sambil berkata jika ibu nya sakit.
Chanyeol berharap jika jongin baik-baik saja. Hatinya hancur ketika dokter mengakatan jika hidup jongin sebentar lagi,istrinya mengidap kanker darah stadium akhir. Kemotrapi percuma saja dilakukan,yang dokter bisa hanya memberikan obat penahan rasa sakit.
Ketika hari hujan lebat,chanyeol mendekati jongin yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit. Mata nya berair,ia ingin menangis namun tak bisa,ia harus tegar. Jika istrinya melihat ia menangis,chanyeol yakin jongin merasa sedih dan mmilih lebih baik mati. Bagaimanapun ia harus memberi motivasi kepada jongin.
Chanyeol tersenyum. Jongin tersenyum lemah,ia menyruh chanyeol duduk di kursi samping ranjang rumah sakit dengan isarat.
"Chan,kau sellau ingin membuka pita ku. Kau bisa membukanya sekarnag. Waktuku sudah tiba."
Chanyeol hanya bisa menagngguk,ia menarik ujungpita kuning itu. Mata chnayoel membulat seiring dengan lolosnya air mata. Kepalanya istrinya jatuh seiring pita itu terlepas, menggelinding hingga menabrak nakas.
"J-jongin."
