Summary :
Bertempatkan di dunia modern. Sakura adalah seorang psikolog. Dan Gaara... Gaara adalah pasiennya. Dia bukan pasien pertamanya yang mengalami amnesia. Sudah banyak pasien amnesia lainnya yang datang kepadanya. Tapi, mengapa hatinya mengatakan berbeda?
Disclaimer :
Segala sesuatu yang berhubungan dengan Naruto adalah kepunyaan Masashi Kishimoto-san. Yang saya punyai hanyalah alur cerita dan imajinasi tak terbatas.
A/N : Setelah dihitung-hitung... Fanfic ini adalah fanfic ketiga saya dan fanfic pertama di fandom Naruto. Dan sama seperti "The Story of EnSai", saya mengambil taruhan pada fanfic ini. Taruhan karena, walaupun sudah ada gambaran tentang ending-nya, tapi saya masih belum ada gambaran tentang isi ceritanya. Kemungkinan hiatus pun ada. Cerita ini tiba-tiba saja muncul di kepala sebelum saya tidur (beneran). Jadwal update sudah pasti tidak jelas apalagi panjang cerita. So please, bear with me.
You already be warned.
Happy reading folks!
Tetesan air mata bergulir di pipinya. Terus menuruni pipinya dan akhirnya jatuh pada sebuah bingkai foto di pangkuannya.
Tes...
Mata hijaunya yang penuh dengan air mata terus memandangi foto itu, sama sekali tidak memedulikan rambut pink-nya menutupi wajahnya. Ada dua orang di foto itu, yang satu adalah dirinya dan yang satu lagi adalah seorang laki-laki berambut merah. Kedua tangannya memegang sebuah kue ulang tahun. Dan laki-laki itu... Tersenyum. Mungkin senyuman itu kecil, tapi terasa tulus. Satu hal yang paling jarang dilakukannya. Hati wanita itu semakin sakit mengingatnya.
Tes...
Tes...
Rasanya air matanya tak akan berhenti mengalir...
"Gaara...", katanya memeluk erat foto penuh kenangan itu.
Chapter 1 : The Very First Meeting
"Hei... Sakura! Bangun!", kata Ino, menggoyang-goyangkan tubuh Sakura. Ino, yang nama lengkapnya adalah Ino Yamanaka, adalah asisten Sakura. Dia baru saja menghabiskan waktunya, lari-lari mengelilingi rumah sakit, hanya untuk mencari Sakura yang ternyata ada di ruangannya sendiri dan jatuh tertidur di mejanya. "Mengapa tidak dari awal saja kuperiksa ruangannya?", pikir Ino.
"Hm? Ino?", tanya Sakura masih setengah ngantuk, "Apa yang kau lakukan disini?"
Ino berdecak kesal. "Kau masih ada janji untuk bertemu dengan pasien baru, kan?"
Mata Sakura terbelalak. Dia benar-benar lupa akan janji temunya itu. Sementara, Ino sedang sibuk membolak-balik kertas dari clipboard di tangannya.
"Nah, ini dia. Gaara Sabaku. Pasien ruangan 108. Usia 27 tahun. Diagnosis sementara amnesia", jelas Ino, membaca file-nya.
"Amnesia?", tanya Sakura, sekedar memastikan sekali lagi.
"Ya. Amnesia. Kemungkinan besar karena trauma di kepala. Dia ditemukan oleh pejalan kaki pagi ini terkapar di pinggir jalan dengan kondisi yang... Cukup memprihatinkan", kata Ino panjang. Meskipun begitu, Sakura menyadari nada suaranya semakin menurun terutama di bagian akhir. Bukan pertanda bagus.
"Apa laporan medisnya?", tanya Sakura penasaran.
"Eh... Lebih baik kau membacanya sendiri saja, Sakura", kata Ino agak sedikit salah tingkah. Tangannya menyerahkan sebuah map berwarna putih. Sakura mengangguk kecil, mengambil map putih itu.
Kali ini Sakura berdiri di sebuah pintu kamar. Tertempel papan kecil bertuliskan "108" di depan pintu tersebut. Sepanjang perjalanan dari ruangannya ke kamar ini dihabiskan oleh Sakura untuk membaca laporan medis Gaara. Pantas saja Ino tidak mau membacakannya, pikir Sakura. Tulang rusuk dan tangan yang patah, luka tusuk di perut, belum lagi ditambah dengan lebam-lebam di sebagian besar tubuh. Tapi yang paling parah di antara semua lukanya adalah luka di kepalanya. Kepalanya sampai mendapat 15 jahitan. Jumlah yang cukup tinggi. Sakura semakin penasaran dengan Gaara. Seperti apakah orang yang bernama Gaara itu? Dia sadar, pertanyaannya akan segera terjawab begitu membuka pintu dihadapannya itu. Maka, Sakura pun membukanya.
"Selamat pagi. Saya Dokter Sakura Haruno", sapa Sakura kepada penghuni ruangan itu. Di ruangan itu Sakura menemukan seorang laki-laki berambut merah pekat dengan wajah porcelain bak seperti boneka sedang menatapnya balik. Hal yang paling kentara darinya selain rambut merahnya adalah lingkaran hitam di matanya (pertanda insomnia parah, catat Sakura dalam hati) dan tato kanji "ai" di dahi bagian kirinya. Tidak ada ekspresi apapun di wajanya. Matanya hijau laut, sadarnya. Hening sejenak. Gaara tetap tidak mengalihkan pandangannya dari Sakura, membuat Sakura salah tingkah.
"Err... Siapa namamu?", tanya Sakura, menghampiri Gaara. Dia sudah tahu tentu saja nama pemuda itu, tapi perkenalan selalu cara terbaik untuk saling mendekatkan diri. Bagaimana pun juga, tugasnyalah sebagai psikiater untuk mengembalikan ingatan Gaara. Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah untuk mendekatkan diri pada Gaara. Gaara terdiam sebentar untuk berpikir.
"Gaara", kata Gaara akhirnya, "Namaku Gaara. Gaara Sabaku". Meskipun begitu, Gaara lebih terdengar menyakinkan dirinya sendiri daripada menyakinkan Sakura.
"Lalu, bagaimana dengan keadaan lukamu?", tanya Sakura lagi, memindahkan posisinya ke tempat tidur Gaara. Gaara tidak menjawab. Pandangannya hanya tertuju pada tangannya yang penuh perban. Diamnya Gaara hanya membuat Sakura merasa semakin gugup. Sakura pun memutuskan memeriksa langsung keadaan Gaara. Lega karena tidak ada masalah, Sakura melanjutkan pemeriksaannya ke tahap berikutnya.
Setelah melakukan beberapa pertanyaan dan tes kecil, Sakura akhirnya mencapai pada satu kesimpulan. Amnesia yang diderita oleh Gaara adalah retrograde amnesia. Amnesia tipe ini adalah amnesia dimana otak melupakan kejadian sebelum amnesia tetapi masih mampu untuk menyimpan memori baru. Dan amnesia yang diterima, untungnya (jika masih dibilang untung), hanya mengenai ingatan deklaratifnya saja, dimana artinya Gaara masih mampu untuk melakukan kegiatan sehari-harinya meskipun sama sekali tidak ingat akan dirinya sendiri. Mencatat semua hasil pengamatannya ke dalam buku notes-nya, Sakura menghela napas panjang.
Dan itulah pertemuan pertama antara Sakura Haruno dan Gaara Sabaku.
End of Chapter 1
Author's Note :
So? How is it guys? I'm tryin' my best you know... Is it good enough? Worth for try? Still kinda short, I know. Anyway, any kind of REVIEW is very appreciate.
See ya later!
Lady of Gray
