Mendung Tak Berarti Hujan

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

"Selamat jalan, Anata."

Punggung itu, ah, selalu membuatku merindu

Lagi dan lagi

Inginnya kugigit bibir ini

Agar tak menetes, berkata malu-malu pada sapuan muka

Dan kecupan yang berujung sia-sia

Menambah sesaknya dada

Lambaian tangan, dariku dan dari malaikatku

Kami berdua sedang melepas langkahmu

Yang terus berjalan, menjejak, menapak hingga ujung dunia

Agar tak terjadi lagi; efek-efek kemarin

Masih ada sisa; ketakutan dan kengerian

Perang dan cinta katanya menjalin beriringan

Mengingat ini rupanya benar, bahwa ada rasa dalam siksa

Kepedihan karena kehilangan

Berganti dengan kasih sayang yang mengembara

Walau kau dulu selalu menyanyat perasaanku

Nyatanya di hatimu hanya ada namaku

Manisnya masih terasa, pelukan-pelukan yang mengumbara

Sekali lagi, "Selamat jalan, Anata."

Karena kuingat kata-kata, bahwa mendung tak berarti hujan

Kita memang berpisah, tetapi kita tak pernah sendirian

Diriku di sini, menjadi penjaga rumah

Dirimu di sana, menjadi penjaga tanah

Janji untuk setia, sumpah untuk menebus dosa

Aku tahu, aku tahu, ucapanmu yang sekeras baja

Menggumpal dalam pikiran, menembus keraguan

"Sekarang, inilah jalan ninjaku.

Menjadi shinobi dalam bayangan."

Aku paham, aku paham, tindakanmu yang semurni berlian

Beningnya menyejukkan, mengheningkan sekaligus menghangatkan

"Aku memang bukan orang sempurna, tetapi aku bisa berjanji akan satu hal kepadamu."

"Apa, Anata?"

"Bahwa kemana pun aku pergi, dirimu tetaplah tempatku kembali."

Aku mengerti, aku mengerti, hatimu yang lembut dan rapuh

Bersandarlah pada bahuku saat dirimu terjatuh

Pada waktu-waktu dulu, saat kau tak bisa kusentuh

"Aku tak pernah bisa mencintai dan menyayangi seseorang."

Luka lama pun kembali menggenang

"Aku tak bisa—tidak, kecuali hanya dirimu dan Sarada."

Karena mendung tak berarti hujan

Kita memang berpisah, tetapi kita tak pernah sendirian

Selalu saja ada sesuatu atau seseorang yang diam-diam

Menggantikan dan menghubungkan

Kakimu dan kakiku dalam balutan sepatu yang sepasang

Seperti langit yang membentang

Merawat bintang dan bulan

Agar mata kita berdua dapat memandang

Atau seperti laut yang biru

Bercerita tentang sepenggal sajak semu

Pada garis lurus itulah arah cintamu padaku

Seperti yang kuresapi

Ini dia, Sarada, malaikat kecil kita

Yang menjadi perantara, kisah kasih asmara kita berdua

Tak pernah berhenti hanya karena kita tak lagi bersama

Pada malam-malam yang beku, aku menghamba pada kecupanmu

Mimpi-mimpi akan dirimu dalam bahaya menghantuiku

Tapi saat kumenatap malaikatku ini, sirna sudah kecemasan yang meracuni

Akhirnya, aku menutup kelambu

Kuucap selamat tidur untukmu

Semoga langkahmu cepat kembali

Semoga bayanganmu senyata pelangi

Semoga senyumanmu terukir abadi

Semoga, semoga, dan semoga

Karena mendung tak berarti hujan

Kita memang berpisah, tapi hati kita akan selalu bersandingan

[This poetry is heart voice from Uchiha Sakura to Uchiha Sasuke

Inspiration from anime Boruto episode 23, Arc: Uchiha Sarada]