Matahari dan Bunga Matahari
1: Memimpikan Matahari
.
Warning: Spoilers! post canon ending. Character death. Quick-pace. OOC?Typo(s)? Quick typing as usual. Lack of description?
Disclaimer: NDRV3 © Spike Chunsoft, Kodaka (saya lupa nama lengkapnya ...). Saya tidak mendapat keuntungan materi dari sini.
.
Setiap tidurnya akan selalu ditemani oleh sebuah mimpi yang indah sekaligus buruk.
Shuichi masih ingat tangan yang menggenggamnya itu ia genggam balik. Jari-jari mereka bertautan. Kehangatan dari tangan gadis itu benar-benar terasa. Suara lembut yang menyemangati dia, tautan tangan itu semakin erat seraya saling menenangkan satu sama lain. Ruang kelas yang sepi dan hanya ada mereka berdua. Semuanya ... Seakan ia masih ada ...
Selanjutnya mimpi itu akan berubah menjadi mimpi buruk. Tangan gadis itu menjauh, ia meneriakkan nama Shuichi. Tangan Kaede tidak pernah dapat diraih oleh Shuichi. Matanya tidak akan pernah berhenti melihat perempuan yang ia cintai digantung mati dengan dosa yang tidak pernah ia lakukan. Hidungnya akan mencium bau darah yang sama seperti waktu itu. Telinganya tidak akan bisa mendengar lagu eksekusi seperti yang dulu. Kulitnya masih dapat merasakan jejak sentuhan tangan Kaede.
"Akamatsu-san ...!" pemuda berambut hitam itu segera bangun dari futon-nya. Keringat dingin memenuhi tubuhnya. Nafas pemuda itu terengah-engah.
"Mmm ..." suara seperti anak kecil itu terdengar, "Ada apa Saihara? Kau bermimpi buruk lagi?" tanya Himiko sambil mengusap kedua matanya.
Pemuda berambut hitam itu seketika merasa bersalah karena telah membangunkan teman sekamarnya, "Ah, ma-maafkan aku, Yumeno-san ..."
"Tidak apa. Kita semua masih mengalami mimpi buruk akan tempat itu ..." komentar Maki sambil memainkan rambut panjangnya, ia menggembungkan pipinya. Teman dekatnya itu tentu selalu memimpikan orang-orang yang telah meninggal karena ...
Permainan saling membunuh.
Keheningan menyelimuti mereka bertiga, suara jam dinding memecahkan keheningan tersebut.
"Aku masih mengantuk. Ini masih dini hari," ujar gadis Harukawa tersebut menunjuk ke luar jendela, "sebaiknya kita tidur lagi ..." usai berbicara seperti itu, Maki masuk ke dalam futon dan mengeratkan selimut pada tubuhnya.
"Hmm ... Yang dikatakan Harukawa benar. Ayo tidur lagi. Selamat tidur ... Hoam ..." Himiko kembali ke futon-nya.
"Ya, selamat tidur ..."
Mata abu-abu itu menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih. Ia ingin tidur untuk bertemu dengannya, di saat bersamaan ia juga tidak ingin kembali tidur agar tidak kehilangan dirinya.
.
A/N:
Judul diambil dari lagu Flower - Taiyou to Himawari. Matahari itu Kaede dan bunga Matahari yang selalu memerhatikan matahari itu Shuichi. Ouch.
Setting para survivors tinggal bersama itu... Terinspirasi dari fic orang lain, saya lupa tapi siapa /krik.
Fic pertama di fandom ini, salam kenal ^^ fic ini akan berisi drabble/ficlet saiaka yang saya buat...
Thankies for reading and have a nice day!
Shaun.
