ONLY FRIEND OR MORE?
DISCLAIMER: NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
STORY © HATAKE MOMO-CHAN
RATED: T (TEEN)
GENRE: ROMANCE/FRIENDSHIP
WARNING: AU, OOC, TYPOS, IDE PASARAN, GAJE, DE EL EL
HAPPY READING!
"KYAA! Sasuke-kun!"
Jeritan-jeritan kagum terdengar membahana di dalam sebuah gedung sekolah elit di Konoha. Semua siswi di sana terus meneriaki satu nama yang tak asing lagi di telinga. Sasuke Uchiha, dia adalah seorang pemuda tampan yang telah membuat semua siswi tergila-gila dengan ketampanannya, termasuk author? *lupakan yang terakhir =,=*
Seperti biasa, pagi ini Sasuke tengah berjalan malas melewati koridor sekolah untuk sampai ke kelasnya, kelas XII-A. Sasuke sedikit risih ketika semua fans-nya menjerit-jerit tak jelas dan terus meneriaki namanya. Bahkan sekarang para fans-nya itu sudah berani mengerubuninya, sehingga langkahnya pun terhambat.
"Sasuke-kun!"
"Sasuke-san!"
"Uchiha-san!"
Pemuda berambut raven itu pun memutar bola matanya bosan, "Bisakah kalian menyingkir?"
Bukannya menyingkir, mereka malah semakin mengerubuni anak bungsu Uchiha ini. Sudah habislah kesabaran Sasuke, ia pun menghela napas panjang.
"Aku bilang menyingkir!" perintah Sasuke agak keras, dan berhasil membuat para penggilanya itu menyingkir perlahan-lahan karena sedikit ketakutan.
Sasuke melanjutkan langkahnya dan tak mempedulikan penggemarnya yang kecewa. Baginya mereka bukanlah hal yang harus diperdulikan, karena mereka bukanlah siapa-siapa baginya. Baginya, mereka hanyalah pengganggu. Kira-kira begitulah pemikiran sang Uchiha bungsu itu.
"Sasuke-kun, ohayou!" sapa beberapa orang siswi yang berada di dalam ruang kelas menyambut kedatangan sang pangeran sekolah.
"Hn." Dan seperti biasa, Sasuke hanya menjawab sapaan dari mereka dengan singkat dan datar. Sebelum ia berjalan menuju tempat duduknya, ia melirik seorang gadis bermahkota pink panjang yang berada di pojok kelas.
Gadis bermahkota pink itu adalah Sakura Haruno, ia adalah teman kecil sekaligus tetangga Sasuke. Sakura sangat dekat dengan Sasuke. Karena kedekatannya itu, dia sering sekali dibully oleh fans Sasuke.
Karena penasaran dengan apa yang Sakura lakukan di tempat duduknya, Sasuke pun menghampirinya. Sasuke sudah berada di samping gadis Haruno itu, namun sang gadis tak menyadari keberadaan Sasuke dan masih sibuk dengan kegiatannya.
"Kenapa tak menyapaku?" tanya Sasuke dengan ekspresi datar.
"Sasuke-kun, sejak kapan kau ada di sini?" Sakura bertanya balik seraya menutup buku komik yang tadi ia baca.
"Sejak tadi." Jawab Sasuke, "Kenapa tak menyapaku?" lanjutnya.
"Aku tidak tahu kalau kau sudah datang, hehe!" cengir Sakura.
Sasuke mencubit pelan kedua pipi chubby Sakura dan terkekeh, "Jadi kau lebih memilih komik dari pada temanmu ini?"
"A... aduh, Sasuke-kun! Itt... tai!" ringis Sakura dan segera membalas perbuatan Sasuke dengan memukul perutnya. Karena balasan Sakura, dengan spontan Sasuke langsung melepaskan tangannya dari pipi Sakura dan memegang perutnya yang sedikit sakit. "Rasakan itu!" rutuk Sakura.
Sakura yang menyadari kalau mereka tengah ditatap, tidak, lebih tepatnya Sakuralah yang ditatap dengan tatapan tajam oleh sebagian siswi yang berada di sana langsung menghentikan candaannya bersama teman kecilnya. Sakura membuang mukanya ke samping untuk menghindari tatapan tajam dari 'mereka'.
Sasuke mengelus lembut puncak kepala Sakura dan mulai berjalan ke tempat duduknya yang berada di barisan depan. Siswi-siswi yang berada di sana hanya bisa gigit jari melihat sikap Sasuke yang begitu berbeda ketika bersama gadis pink itu.
Sementara Sakura, dia pun melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda itu. Wajahnya sedikit memerah mengingat apa yang tadi Sasuke lakukan. Tangan Sakura menyentuh bekas elusan lembut dari teman kecilnya itu dan tersenyum tanpa menghilangkan rona merah di kedua pipinya.
Waktu kegiatan di sekolah sudah usai dan itu adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh mereka, tentunya para siswa dan siswi yang menuntut ilmu di sana. Sore itu, cuaca di sana cukup dingin ditambah dengan salju yang turun dari langit.
"Sasuke-kun?" panggil Sakura pada teman kecilnya itu.
"Hn?" Sasuke menoleh sebagai respon dari panggilan Sakura.
Tanpa menghentikan langkah, Sakura mulai membuka perbincangan diantara mereka, "Aku kesal..."
"Kenapa?" tanya Sasuke datar.
"Aku tidak nyaman dengan kehadiran fans-mu yang selalu saja mengganggu kita jika sedang bersama. Seharusnya, kau sebagai idola mereka harus menasihati mereka agar mereka tak mengganggu kita." Jelas Sakura panjang kali lebar kali tinggi?
"Hn." Jawab Sasuke singkat.
"Rasanya, semakin lama waktu kita untuk bersama semakin sedikit..." ucap Sakura sedih.
Tiba-tiba saja Sasuke menggenggam tangan dingin Sakura karena tak memakai sarung tangan. Walaupun sudah terbiasa dengan perlakuan Sasuke terhadapnya, tapi tetap saja hal itu membuat wajah Sakura kembali memerah.
"Hari ini cuaca begitu dingin..." ujar Sasuke seraya memasukan tangan Sakura yang ia genggam ke dalam saku jaketnya.
"Iya..." ucap Sakura seraya tersenyum manis.
Tanpa mereka sadari, mereka sudah sampai di depan rumah mereka yang bersebelahan. Mereka saling berpamitan dan berjalan memasuki rumah mereka masing-masing.
"Tadaima!" ucap Sakura yang baru saja memasuki rumahnya.
"Okaeri!" sambut seorang wanita yang tak lain adalah ibu Sakura, "Sakura, nanti tolong belanja, ya!" lanjut sang ibu yang bernama Mebuki Haruno.
Sakura mengangguk dan hendak berjalan ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya. Setelah memasuki kamarnya, ia pun menggantung tas sekolahnya kemudian mulai mengganti bajunya. Setelah mengganti baju seragamnya dengan t-shirt pendek berwarna merah yang dilapisi oleh sweter berwarna putih dan rok pendek, Sakura juga memakai stoking panjang karena akan pergi keluar dengan cuaca dingin, ia pun segera keluar dari kamarnya dan hendak menemui sang ibu.
"Kaasan, mana daftar belanjaannya?" tanya Sakura kepada ibunya yang sedang memasak makan malam.
"Ada di atas meja makan beserta uangnya." Jawab Mebuki tanpa menghentikan acara masaknya.
"Kaasan, uang ongkosnya mana?" tanya Sakura yang bingung karena uang yang ada di atas meja makan tak cukup untuk biaya menaiki kendaraan umum, mengingat jarak dari rumahnya ke pasar swalayan yang cukup jauh.
"Kau akan diantar Sasuke." Ujar Mebuki.
Sakura mengangguk mengerti, "Hn, ya.."
Setelah itu, Sakura mulai bersiap-siap dan hendak pergi ke kediaman keluarga Uchiha. Ketika hendak keluar rumah, gadis pink itu melihat teman kecilnya sudah berdiri di depan pagar rumahnya sambil memainkan sebuah kunci, mungkin kunci mobilnya, mengingat terdapat sebuah mobil terparkir di dekat pemuda berparas tampan itu.
"Sudah menunggu lama?" tanya Sakura seraya berjalan menghampiri Sasuke.
"Tidak." Jawab Sasuke kemudian berjalan dan memasuki mobilnya.
Sakura juga ikut berjalan mengikuti Sasuke. Setelah memasuki mobil, Sasuke duduk di jok pengemudi, sedangkan Sakura duduk di jok depan di samping Sasuke. Mobil pun mulai melaju. Tak ada pembicaraan diantara mereka dan itu membuat suasana jadi sedikit canggung.
Karena tak nyaman dengan suasana tersebut, Sakura pun mulai membuka pembicaraan yang tak penting, "Be... besok ulangan biologi, ya?"
"Hn." Sasuke meresponnya seperti biasa.
"..."
"..."
Suasana kembali hening.
"Sasuke-kun, kita sebaiknya bagi tugas, jadi cepat selesai!" ujar Sakura mengemukakan pendapatnya.
"Hn." Ucap Sasuke menyetujui.
Sakura pun menjelaskan apa saja yang harus mereka beli di swalayan itu. Setelah mengerti, mereka pun segera melakukan tugas masing-masing. Sasuke mendapat tugas yang berat-berat, seperti membeli beras, buah-buahan dan sebagainya. Sedangkan Sakura, dia membeli bumbu dapur.
Ketika Sakura tengah memlih-milih bumbu dapur instan yang ada di salah satu rak di sana, sebuah tangan dengan sengaja mendorongnya, alhasil gadis beriris emerald itu terjatuh ke lantai.
"ittai na! Kenapa kau melakukan itu?!" ringis Sakura seraya memprotes perbuatan sang pelaku. Sakura mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang telah mendorongnya dengan sengaja itu. "Karin?"
Seorang gadis berambut merah dan berkaca mata tengah berdiri di hadapan Sakura, kedua tangannya terlipat di depan dadanya, angkuh. Dia adalah salah satu fans fanatik Sasuke. Gadis ini bernama Karin Uzumaki.
Dan dengan tiba-tiba, kedua tangan Sakura di cengkram kuat oleh teman Karin, Shion. Karena suasana di sana yang cukup sepi, jadi memudahkan Karin dan Shion untuk melakukan sesuatu terhadap Sakura.
Sakura yang masih dengan posisi duduknya hanya bisa meringis kesakitan ketika Karin menjambak rambut pink panjangnya yang terurai. "Ittai..! He... hentikan!"
"Rambutmu ini sungguh indah... saking indahnya, rasanya aku ingin sekali memotongnya..." ujar karin dan memainkan sebuah gunting yang berada di tangannya.
"Ja... jangan!" Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya dan tanpa sadar air matanya pun sudah membanjiri kedua mata dan pipi putihnya.
"Bukankah waktu itu aku sudah bilang padamu untuk tidak mendekati Sasuke lagi?!" ucap Karin penuh amarah seraya mengencangkan jambakannya.
"Ittai... hiks... hiks..."
"Kau benar-benar cengeng!" ucap Karin dan hendak memotong rambut pink Sakura.
"Hentikan!" sebuah suara yang sangat mereka kenal telah berhasil menggagalkan aksi Karin dan Shion.
Di ujung koridor berdirilah seorang pemuda tampan beriris onyx yang sangat mereka kenal tengah menatap Karin dan Shion dengan tatapan penuh amarah. Seketika itu juga, Karin dan Shion jadi merasa ketakutan karena baru kali ini mereka melihat Sasuke Uchiha tengah menatap mereka penuh amarah.
Dengan perasaan takut, Karin dan Shion pun menghampiri Sasuke dan hendak meminta maaf.
"Sasuke-kun, gomen-" sebelum Karin menyelesaikan perkataannya, Sasuke sudah memotongnya.
"ENYAHLAH DARI HADAPANKU! DAN JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI DI DEPANKU!" bentak Sasuke dan membuat kedua fans fanatiknya itu bergidik ketakutan. Dengan terpaksa, Karin dan Shion pun pergi dari sana.
Sasuke segera menghampiri Sakura yang masih terduduk dengan badan yang masih bergetar ketakutan.
"Sakura, kau baik-baik saja?" tanya Sasuke sangat khawatir dengan keadaan teman kecilnya itu. Dan ia baru ingat jika teman kecilnya itu adalah orang yang mudah stres. Sasuke memposisikan dirinya agar sejajar dengan Sakura dan dengan penuh kasih sayang, Sasuke memeluk Sakura. Terlihat jelas bahwa Sasuke tengah mengkhawatirkan Sakura, semua itu tercetak jelas di wajah tampan Sasuke. Untuk menenangkan Sakura, Sasuke mencoba untuk mengelus-ngelus pucuk kepala Sakura, dan itu berhasil. Kini keadaan Sakura sudah mulai tenang.
Setelah merasa keadaan Sakura sudah cukup tenang, Sasuke pun melepaskan pelukannya dan menggendong Sakura ala bridal style. Semua pengunjung di swalayan menatap Sasuke yang tengah menggendong Sakura dengan tatapan heran, aneh, iri, dan kagum.
Sedangkan Sasuke, dia memasang wajah jaim andalannya. Sasuke hendak membawa Sakura ke dalam mobilnya agar dia bisa beristirahat. Setelah sampai di mobil, Sasuke membaringkan tubuh lemah Sakura di jok depan yang sudah ia mundurkan posisinya.
"Sakura, kau istirahatlah... biar aku yang belanja..." ujar Sasuke dan mengecup lembut kening Sakura. Sementara Sakura sudah terlelap ke dalam mimpinya. Sasuke pun menutup pintu mobilnya dan tak lupa menguncinya.
Perlahan-lahan Sakura mulai membuka kelopak matanya, "Ngh?"
Sakura menolehkan kepalanya ke samping dimana seorang pemuda tampan tengah berkonsentrasi menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kau baik-baik saja?" tanya Sasuke khawatir tanpa menghilangkan konsentrasi mengemudinya.
Sakura mengangguk lemah, "Ya..."
Sasuke mengulurkan sebelah tangannya, "Jika kau masih takut, pegang tanganku."
Sakura menatap Sasuke sebentar dan langsung menggenggam tangan besar Sasuke. Hangat, itulah yang ia rasakan sekarang.
"Gomen ne Sakura, karena aku..." ujar Sasuke lirih seraya mengencangkan genggamannya, "... karena aku kau jadi seperti ini..." lanjutnya.
"Tidak apa-apa, lagi pula aku sudah baikan!" seru Sakura seraya menyunggingkan senyuman manisnya.
Sasuke melirik Sakura yang tengah tersenyum manis dengan ekor matanya dan bergumam pelan, "Manis..."
"Nah, minna-san! Sumimasen, karena sensei terlambat! Tadi sensei menolong nenek-nenek yang akan menyebrang!" jelas seorang pria berambut perak dan memakai masker, Kakashi Hatake. Dia adalah seorang guru biologi, dan sering terlambat dengan alasan yang sama dan tak masuk akal, seperti membantu nenek-nenek yang sedang menyebrang atau tersesat di jalan yang bernama kehidupan.
Semua murid di kelas XII-A yang sudah terbiasa dengan sensei mereka yang satu ini hanya bisa memutar bola matanya bosan.
"Dan hari ini ada murid baru, Hyuga-san silahkan masuk dan perkenalkan dirimu!" jelas Kakashi.
Seorang gadis cantik berambut indigo panjang dan beriris lavender tengah berjalan anggun memasuki kelas. Semua siswa melihat kagum gadis indigo itu, kecuali Sasuke yang sibuk dengan acara membaca bukunya.
"Ha-hajimemashite, wa-watashi no namae wa Hinata Hyuga, desu. Do-dozou yoroshiku onegaishimasu.." ujar gadis bernama Hinata Hyuga itu tergagap karena malu.
"Hyuga-san, kau duduk di sebelah Sakura Haruno!" jelas Kakashi, "Haruno-san, angkat tanganmu!" lanjutnya.
Sakura yang tengah duduk di pojok kelas pun mengangkat tangannya, "Ya, sensei!"
Hinata mulai berjalan menuju tempat duduknya di sebelah Sakura. Setelah Hinata duduk di sebelah Sakura, Sakura segera menyapanya dengan ramah.
"Ohayou, Hinata!"
"O-ohayou, Haruno-san..." Hinata membalas sapaan dari Sakura dengan sopan.
"Panggil Sakura saja!" seru Sakura seraya tersenyum ramah.
Hinata mengangguk mengerti, "Wa-wakatta, Sa-Sakura-san.."
Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu di Konoha High School. Berbagai kegiatan dilakukan untuk menghabiskan waktu istirahat, seperti pergi ke kantin, tidur, atau sekedar mengobrol bersama teman. Seperti halnya Sakura dan Hinata yang tengah mengobrol seraya memakan camilan yang tadi mereka beli di kantin sekolah.
"Hinata, apa ada orang yang membuatmu jatuh cinta di sekolah barumu ini?" tanya Sakura sambil sesekali memakan permen coklatnya.
Wajah Hinata terlihat jadi memerah setelah Sakura bertanya, "I... itu... itu..."
"Berarti ada, ya? Siapa orangnya? Mungkin saja aku bisa membantumu?" tanya Sakura dengan nada yang menggoda.
"A-ano... Di... dia... dia..." wajah Hinat semakin memerah karena malu.
"Apa orang itu sekelas dengan kita?" tanya Sakura semakin penasaran.
Hinata mengangguk dengan wajah yang masih merah, "Ehm!"
Sakura melihat ke sekeliling ruangan kelas, di sana hanya terdapat dirinya, Hinata, Naruto, Shikamaru yang tengah tertidur pulas dan Sasuke. "Apakah orang itu kini berada di kelas kita?" tanya Sakura memastikan.
"..." Hinata tak menjawab pertanyaan Sakura, malah kini wajahnya menjadi super merah.
"Berarti dia berada di sini! Dan aku tahu siapa orangnya!" seru Sakura.
Hinata yang mendengar hal itu hanya mengangguk dengan wajah merah karena malu.
"Jadi kau suka padanya, ya?" tunjuk Sakura ke arah seorang pemuda yang duduk bersebelah dengan Sasuke, Naruto Namikaze.
"Bu-bukan dia, ta-tapi, orang yang di sebelahnya..." ujar Hinata malu-malu.
"Berarti..." gumam Sakura seraya melihat ke arah teman kecilnya, Sasuke. "Kau menyukai... Sasuke-kun?"
Sakura terdiam sejenak, kenapa ia merasa kesal ketika tahu kalau Hinata menyukai teman kecilnya itu. Padahal ia tak pernah marah ketika tahu gadis lain menyukai Sasuke. Tapi Hinata berbeda, Hinata adalah gadis yang cantik, manis, baik, dia juga punya tubuh yang ramping. Berbeda sekali dengan Sakura. Mungkin begitulah pemikiran Sakura.
"I-itu namanya, ya?" tanya Hinata malu-malu.
"Ja... jadi, kau menyukai Sasuke-kun, ya..." gumam Sakura pelan namun masih terdengar oleh Hinata.
"Sa-Sakura-san, kau memanggilnya dengan sufiks –kun? Be-berarti kalian teman dekat, ya?" tanya Hinata masih dengan rona merah di kedua pipi putihnya.
"Ya, kami itu teman kecil dan bertetangga!" jawab Sakura seraya tersenyum.
"A-aku jadi i-iri..." ujar Hinata.
Sakura mengibaskan kedua tangannya, "Ti-tidak, kami tidak punya hubungan apapun, kok! Tenang saja!"
Hinata hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Apa kau mau kuperkenalkan pada Sasuke-kun?" tawar Sakura ramah.
"Ta-tapi aku ma-malu..." ucap Hinata tak yakin.
Tanpa seizin Hinata, Sakura langsung menarik tangan Hinata agar mengikutinya dan berhenti di depan sang pemuda Uchiha. Tentu saja hal itu membuat wajah Hinata jadi memerah.
"Ayo, Hinata!" ujar Sakura, tapi lebih tepatnya adalah perintah.
Mau tidak mau akhirnya Hinata harus angkat bicara, "O-ohayou, ha-hajimemashite wa-watashi no namae wa Hi-Hina-"
Sasuke memotong perkataan Hinata dengan ketus, "Bukankah tadi kau sudah memperkenalkan dirimu pada semua murid?"
"Go-gomen-"
Lagi-lagi Sasuke memotong perkataan dari gadis cantik itu dan membuat sang gadis kecewa, "Siapa suruh kau meminta maaf?"
Hinata menundukan kepalanya sedih, "..."
"Sasuke-kun, jangan berkata dengan ketus, dong!" Sakura memprotes sikap Sasuke yang tidak patut untuk dicontoh.
"Hn." jawab Sasuke singkat padat dan tidak jelas.
"Hinata, kau baik-baik saja?" tanya Sakura seraya mengelus-ngelus punggung Hinata berusaha menenangkan teman barunya itu.
"A-aku tidak apa-apa..." jawab Hinat seraya tersenyum pahit.
Tiba-tiba saja sebuah ide brilian terlintas di otak Sakura, "Sasuke-kun, hari minggu besok kau mau ikut tidak ke taman hiburan?" ajak Sakura tiba-tiba.
"Boleh." Jawab Sasuke dengan ekspresi datar.
"Hinata, besok kau berdandan yang cantik, ya" bisik Sakura di telinga Hinata.
Keesokan harinya...
Sakura dan Sasuke tengah berdiri di depan sebuah gerbang masuk taman hiburan. Mereka tengah menunggu seseorang. Akhirnya orang yang mereka tunggu-tunggu datang juga. Sakura melihat kagum ke arah Hinata yang berpenampilan bak seorang putri.
Hinata memakai baju terusan selutut berwarna ungu muda. Di beberapa bagian bajunya terdapat pita berwarna pink. Rambut indigonya ia gerai dan di pasangi bando pita berwarna ungu muda.
"Hinata, kau cantik!" puji Sakura kagum.
Hinata hanya tersenyum malu, "A-arigatou, Sa-Sakura-san."
Sakura melirik ke arah Sasuke yang berada di sampingnya, 'Kenapa dia tak bereaksi?' batin Sakura kecewa ketika melihat Sasuke tak bereaksi ketika melihat Hinata yang berpenampilan cantik.
Hinata juga kecewa karena Sasuke tak mengatakan apapun. Jangankan berkata, berekspresi saja tidak.
Tiba-tiba saja ponsel Sakura berdering, "Moshimoshi? Kaasan, ada apa? Tapi, aku... Oh, ya sudah.."
"Ada apa?" tanya Sasuke pada Sakura.
"Teman-teman, sepertinya aku tidak bisa menemani kalian, tiba-tiba saja ada kepentingan keluarga. Gomennasai, kalian bersenang-senanglah!" ujar Sakura cukup panjang.
"Kalau begitu aku juga ak-" belum Sasuke melanjutkan perkataannya, Sakura sudah memotongnya.
"Sasuke-kun, kau temani Hinata, ya! Awas kalau tidak! Kalau kau menolak aku akan memberitahu kepada semua orang tentang rahasiamu!" ancam Sakura tajam.
Sasuke hanya pasrah jika sudah menyangkut rahasianya, "Hn."
"Nah, sudah, ya! Jaa, mata ashita!" pamit Sakura kemudian pergi.
SAKURA'S POV
Sebenarnya aku tidak pergi, aku hanya pura-pura pergi agar mereka bisa berduaan, dan aku akan melihat mereka secara diam-diam. Memang menyenangkan, tapi di dalam hatiku rasanya sakit ketika melihat Sasuke-kun bersama gadis lain selain diriku.
Sekarang kulihat mereka sudah memasuki taman hiburan. Aku juga memasukinya tanpa sepengetahuan Sasuke-kun, karena Hinata sudah kuberitahu rencana ini, jadi dia sudah tahu.
Dan kini mereka hendak menaiki suatu wahana, dan wahana yang akan mereka naiki adalah... roller coaster? Sungguh wahana yang tidak romantis, menurutku...
Setelah menaiki roller coaster, mereka pun duduk di sebuah kursi taman. Kulihat tak ada pembicaraan diantara mereka. Aku pun segera mengirim pesan pada Hinata agar ia menawarkan untuk membelikan minuman. Setelah itu, kulihat Hinata pergi untuk membeli minuman mungkin?
Dan kulihat Sasuke-kun beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di sana.
Tiba-tiba ponselku berdering, aku segera mengangkat telepon dari... SASUKE-KUN?! Dengan ragu-ragu akhirnya kuangkat panggilan masuk darinya, "Mo-moshimoshi?"
"Dimana kau?" tanyanya.
"A-aku..."
Kuintip Sasuke-kun dari balik pohon yang menjadi tempat persembunyianku. Apa?! Gawat! Dia berjalan ke sini! Apa yang harus kulakukan?
"Dasar pembohong." ujar Sasuke-kun yang tahu-tahu sudah ada di hadapanku. Aku hanya bisa menelan ludahku, takut.
Kini aku bersender ke pohon yang ada di belakangku. Sementara Sasuke-kun yang kini berada di hadapanku tengah menyeringai. Kedua tangannya ia letakkan ke pohon di kedua sisi kepalaku sebagai tumpuannya. Jarak diantara kami hanya 10 cm. Jantungku berdegup kencang dan wajahku sedikit memerah.
"Sasuke-kun, menjauhlah! Cepat temui Hinata, dia pasti mencarimu!" ujarku seraya mendorong tubuh kekarnya.
"Aku tidak peduli" ucap Sasuke-kun kemudian memajukan kepalanya seraya memiringkan kepalanya.
Aku terbelalak tak percaya ketika Sasuke-kun mencium bibirku lembut. Wajahku jadi sangat merah karenanya. Ini adalah ciuman pertamaku dan aku melakukannya dengan... Sasuke-kun?!
BRAK!
Kudengar sebuah suara seperti cangkir yang jatuh. Dan mataku kembali terbelalak ketika melihat Hinata yang tengah berdiri di belakang Sasuke-kun dengan tatapan yang sulit diartikan, sedih, marah, terkejut, di blender jadi satu? *lupakan yang terakhir =,=*
Dengan sekuat tenaga, aku segera mendorong tubuh Sasuke-kun agar menjauh dan berhasil.
"Hinata, ini... aku bisa jelaskan..."
"Sakura-san dan Sasuke-san, apa yang..."
END OF SAKURA'S POV
Tanpa mereka bertiga sadari, seorang gadis bermata ruby tengah menyeringai ke arah mereka...
TO BE COUNTINUE...
Author's cing-cong: tadinya mau dibikin one shoot, tapi kepanjangan. Jadi berchapter, deh! Menurut kalian gimana? Bagus, ga? Pokoknya harus bilang bagus! Awas kalo kagak! (ngancem) *Ditabokin readers* Author tepar*
Cuplikan next chapter
"Hinata, tunggu! Ini salah paham!"
"Sasuke-kun, Hinata adalah teman perempuanku satu-satunya!"
"Hinata, kenapa kau..."
"Sakura, mulai sekarang Hinata adalah temanku!"
"Sa-Sakura-san, aku sekarang berteman dengan Karin-chan."
"Sasori Akasuna, itu namaku"
Author's cing-cong: Readers, samapai di sini dulu, ya! Sampai jumpa di chapter dua nanti, bye!
