Jaejoong duduk disebuah ayunan sambil memandangi smartphone touchsreennya yanh sama sekali tak menampakan aktifitas. Sesekali ia mengetuk layar ponselnya pelan, atau mengaktifkan layarnya dan mengecek apakah ada chat atau panggilan yang masuk.
"Kau dimana bear?" Gumamnya.
Langit yang tadinya berwarna biru berubah menjadi kelabu, memandakan akan datang hujan sebentar lagi. Orang-orang bergegas kembali ke rumah karena tak ingin kehujanan. Tapi tidak dengan Jaejoong, ia malah memakaikan headphone di telinganya dan menyambungkan ujung kabelnya dengan smartphone yang sejak tadi digenggamnya.
.
Ia memutar musik dari smartphonenya
Winner - Color Ring
.
Lagu yang saat ini sangat menggambarkan dirinya. Menantikan sebuah panggilan yang tak kunjung datang.
.
Jaejoong menengadahkan kepalanya ke langit setetes demi settes air mulai berjatuhan dan terus semakin besar. Tapi Jaejoong tak perduli dan tetap berdiam disana.
"Bahkan langitpun mengejekku yang terus menunggumu." Ucapnya.
.
"Kau dimana, Yunho-ya?"
.
.
.
Wanita yang bernama Ahra itu menggenggam tangan Yunho erat. Jaejoong melihatnya, tapi ia membutakan matanya. Saat wanita itu menyebut Yunho sebagai tunangannya, Jaejoong menulikan telinganya.
"Hei... kau kemana saja? Aku menghubungimu tapi kau sama sekali tak membalas satupun pesanku. Aku mencoba meneleponmu, tapi kau sama sekali tak menjawab panggilanku. Kau kemana?" Ucap Jaejoong sambil tersenyum lebar.
Sangat sulit ditebak, sebenarnya ia senang karena telah menemukan kekasihnya yang telah lama hilang, atau berpura-pura tersenyum agar kesedihannya dapat tertutupi?
Jung Yunho memperhatikan tubuh Jaejoong dari atas sampai bawah, tanpa mengatakan sepatah katapun. Membuat Jaejoong semakin heran.
"Kau kenapa Bear?" Tanyanya.
"Kau mengenal tunanganku?" Tanya wanita yang berada disebelahnya.
"Tentu saja. Dia kekasihku. Mana mungkin aku tak mengenal kekasihku sendiri."
"Tak mungkin. Yunho itu tunanganku."
Jaejoong menatap Yunho tak mengerti. Ia butuh penjelasan saat ini juga.
"Bisakah kita bicara, BERDUA?" tanyanya pada Yunho sambil menekankan kata akhir pada kalimatnya.
Yunho berpikir sejenak sebelum menganggukan kepalanya. Lalu menyuruh wanita itu untuk pergi duluan dengan sedikit memaksa.
.
.
.
"Jadi apa yang ingin kau katakan?" Tanya Yunho saat wanita itu pergi.
"Bukankah itu seharusnya menjadi pertanyaanku huh? Kau pergi selama tiga bulan tanpa kabar. Dan kembali membawa seorang wanita yang mengaku sebagai kekasihmu. Bukankah kau yang harusnya menjelaskan?"
"Tak perlu dijelaskan semua sudah jelas." Jawab Yunho dengan dingin.
Jaejoong membulatkan matanya tak percaya.
"Semua sudah berakhir. Kupikir kau mengerti, tapi ternyata tidak."
"T-tapi Yunho..."
"Aku bosan dengan hubungan kita yang terus monoton. Dan kau tahu sendiri aku telah mempunyai seorang tunangan. Jelas? Sepertinya tak ada yang perlu dibicarakan lagi."
Setelah berkata begitu Yunho pergi begitu saja... pergi meninggalkan Jaejoong yang terdiam mematung tak percaya apa yang ia lihat dan ia dengar barusan.
.
.
.
90 menit sudah Jaejoong terdiam ditemani guyuran hujan dan smartphone yang masih setia digenggamannya. Ia menangis dalam diam. Meratapi kisah cintanya yang mengenaskan.
Yunho yang amat dicintainya kini telah pergi meninggalkannya.
Yunho yang selalu ada disampingnya kini pergi entah kemana.
Yunho, kekasihnya kini menjadi seseorang yang tak ia kenal.
.
.
.
Yunho-ya... kau dimana?
.
.
.
Jaejoong meninggalkan smartphonenya di ayunan yang ia duduki tadi. Ia tak perduli jika ponselnya rusak atau dicuri orang. Ia tak memperdulikan apapun saat ini.
.
.
.
Sesaat setelah ia pergi, layar ponsel itu hidup. Beberapa kali panggilan masuk datang ke ponsel itu. Tak mendapat jawaban, sang pengirim mengirimkan pesan ke ponsel itu.
.
.
.
Fr: Yunnie Bear.
mianhae Boo, jeongmal saranghaeyo.
.
.
.
.
End n_n
