Happy late Kyumin 8th Anniversary guys~~~
Uri Kyumin ternyata udah 8 tahun yaa hehehe semoga bisa terus sampe berpuluh-puluh tahun yaa ^^
Buat Joyers yang kemarin ngerayain aniv barenga Kyumin gimana perasaannya? pasti happy dong~~ kekeke aku mah cuma bisa liat mereka lewat TV doang huhuhu
Sebenernya, asalnya aku ga berniat buat bikin fic aniv Kyumin hehehe cuma setelah kemarin liat MV Agape-nya Zhang Liyin, aku jadi kepikiran buat bikin fic berdasarkan MV itu. Cuma ya~~ hasilnya beda banget sama MV-nya kekeke
Setelah dipikir-pikir, kalo bikin sesuai sama MV itu ngga akan cukup jadi one-shoot ^^ banyak yang harus dijelasin hehe
Jadi yaaa seperti ini deh hasilnya ^^ tapi semoga readers semua enjoy bacanya yaaa
Jangan lupa ninggalin jejak buat diriku okay? hehehehe
Happy reading~~~
Enjoy the fic guys~~
=o=o=o=o=o=
True Love
-AGAPE-
© fumiyo92
A Kyumin Fanfiction
=o=o=o=o=o=
Kyumin's 8th Anniversary Special
[Kyumin for 8nfinity]
=o=o=o=o=o=
.
.
Looking at love as it accumulates bit by bit into an ocean
Looking at the ocean as it flows day by day towards the future
Remember love's soliloquy
.
SREK
Kyuhyun menutup matanya sejenak sesaat setelah ia membuka gorden kamar dan membiarkan hangatnya sinar matahari menyapa wajahnya. Perlahan, ia membuka matanya dan menatap seseorang yang masih tertidur begitu lelap di atas tempat tidur yang menjadi tempat kekasihnya berbaring setiap harinya.
TAP
TAP
TAP
Suara langkah kaki Kyuhyun terdengar dengan sangat jelas di ruangan yang jelas lebih kecil daripada kamar di apartemennya. Matanya tidak pernah meninggalkan sosok yang masih teridur dengan sangat, sangat lelap. Sama sekali tidak terganggu oleh cahaya matahari yang kini sudah menyeruak masuk ke dalam kamarnya.
Kyuhyun tersenyum lembut. Ia mendudukkan dirinya di atas sebuah kursi kecil yang berada di samping tempat tidur. Tangannya segera menggenggam tangan kecil kekasihnya dan meremasnya lembut, "Selamat pagi, sleeping beauty" sapanya sambil tersenyum hangat. Tangan kirinya menyibak poni kekasihnya yang jatuh di wajah manis itu. "Hari ini sangat cerah, sayang. Kau tak ingin bangun dan menikmati mentari pagi, hm?"
Namun, pria manis itu masih saja terlelap dalam tidurnya. Membiarkan bunyi konstan sebuah mesin yang menjawab pertanyaan kekasihnya tersebut.
Senyum Kyuhyun sedikit memudar. Ia menggenggam tangan kekasihnya dengan cukup erat dan mengecupnya dalam. "Kau masih berjuang kan, Ming?" lirihnya. Ia menatap wajah kekasihnya yang masih sama sejak pertama kali mereka bertemu. Tidak akan ada yang menyangka bahwa pria manis di hadapannya kini telah berusia lebih dari seperempat abad.
Namun, wajah manis kekasihnya yang dahulu sering diwarnai dengan guratan merah kini terlihat sangat pucat. Pipi chubby-nya sudah tidak terlihat lagi. Wajahnya yang dulu bulat dan menggemaskan kini terlihat begitu kurus. Kyuhyun menatap tangan mungil yang berada dalam genggamannya, bahkan tangan mungil itu kini semakin kecil. Terkadang Kyuhyun merasa takut jika ia akan mematahkan tangan mungil itu jika ia menggenggamnya terlalu erat.
"Aku masih bertahan disini, Ming" ucapnya sambil kembali menatap wajah tenang kekasihnya, menatap bibir pucat kekasihnya yang kini tertutup oleh masker oksigen. Sebuah alat yang membantu kekasihnya untuk tetap bernafas. "Kita sudah berjanji untuk melalui segalanya bersama kan, sayang. Masih banyak sekali hal yang harus kita jalani bersama. Aku sudah menabung banyak sekali. Kita bisa pergi kemanapun yang kau inginkan" ujarnya sambil mengelus kepala sleeping beauty-nya.
Keheningan menyelimuti ruangan yang dipenuhi dengan warna putih itu. Hanya suara mesin elektrokardiograf yang terus menerus memberikan tanda bahwa pria manis itu masih berada disana. Bahwa pria manis itu masih berjuang untuk hidupnya.
"Hampir 3 tahun, Ming. Tidakkah kau ingin membuka matamu sebentar saja?" lirihnya, tangannya kembali membawa tangan kurus kekasihnya itu menuju bibirnya dan mengecupnya dalam. "Aku sangat merindukanmu, Ming…"
Kyuhyun masih dapat mengingat kejadian itu dengan sangat jelas.
Bahkan saat ia menutup matanya, kejadian yang hampir merenggut nyawa kekasihnya selalu menghantuinya dalam setiap mimpinya.
Kyuhyun masih ingat…
Malam itu, Sungmin masih menggenggam tangannya dengan sangat erat.
Malam itu, kekasih manisnya itu masih memeluk dan mencium bibirnya dalam.
Malam itu, terakhir kalinya Kyuhyun melihat senyum manis terukir di wajah Sungmin, menatap mata foxy yang selalu berbinar penuh kebahagiaan dan mendengarnya memanggil namanya.
.
I will tell you good morning every day
I will also light up love at night
I never left
.
Suara tawa Sungmin membahana di ruangan berukuran 4x6 meter itu. Ia menatap kekasihnya yang masih serius melukis sebuah gunung dengan kuasnya. Namun, bukan itu yang membuat Sungmin tertawa cukup keras. Goresan cat minyak yang entah sejak kapan memenuhi wajah kekasihnya lah yang membuat Sungmin tidak bisa menahan tawanya. Ia sama sekali tidak mengerti, apa Kyuhyun sedang menggambar di atas kanvas atau malah menggambar di wajahnya sendiri?
"Oh Ming, bisakah kau diam? Aku sedang serius menyelesaikan ini" protes Kyuhyun yang merasa terganggu dengan suara tawa kekasihnya. Bukannya Kyuhyun tidak suka mendengarkan melodi indah itu namun keadaannya sekarang menuntutnya untuk cepat menyelesaikan karyanya ini.
Sungmin menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawa yang masih memaksa untuk keluar, ia menatap Kyuhyun dengan matanya yang berair karena terlalu banyak tertawa, "Tapi hahahahaha" namun usahanya itu sia-sia, Sungmin sama sekali tidak bisa menahannya lagi. Wajah Kyuhyun terlihat sangat lucu! Apalagi dengan tinta warna-warni yang sekarang menghiasi wajah tampannya. Sungguh, Sungmin tidak bermaksud untuk menertawakannya hanya saja kondisi kekasihnya sekarang sangatlah lucu sehingga Sungmin sama sekali tidak bisa menahan tawanya, "Kau seperti sedang melukis wajahmu, Kyu" ucapnya di sela-sela tawanya.
Kyuhyun mendelik ke arah Sungmin sebelum kembali meneruskan gambarnya, "Salahkan Heechul-hyung yang menantangku untuk melukis. Sudah tahu aku tidak bisa tapi dia malah memberikan tantangan ini di depan banyak orang. Mau dikemanakan wajahku jika aku menolak tantangannya" ujarnya sambil merenggut sebal. Di otak jeniusnya kini sedang berputar bagaimana cara membalas perbuatan hyung-nya itu padanya.
Kim Heechul.
Kakak sepupu yang sangat menyebalkan menurut Kyuhyun. Dia selalu berhasil menjahilinya sejak saat mereka masih kanak-kanak dan ketika mereka beranjak dewasa, ia dan Kyuhyun selalu bersaing untuk membuktikan siapa yang paling jahil diantara mereka.
Sungguh persaingan yang sangat kekanakkan.
"You and your pride" ujar Sungmin setelah ia berhasil mengontrol tawanya dengan susah payah. Ia mendudukkan dirinya di samping Kyuhyun dan menyandarkan kepalanya di bahu tegap kekasihnya, "Kupikir bukan masalah jika kau tidak menerima tantangannya kali ini, Kyu. Sekali-kali membiarkan Heechul-hyung menang bukan masalah menurutku"
Kyuhyun mengerutkan keningnya. Ia sedang berpikir keras. Walaupun ia dan Heechul selalu bersaing ketat tapi Kyuhyun selalu keluar sebagai pemenang di setiap taruhan yang mereka buat. Sedikit demi sedikit bibirnya menyunggingkan sebuah seringai menakutkan. Ucapan Sungmin ada benarnya, sekali-kali membiarkan hyung-nya itu menang bukan masalah yang besar baginya toh dia sendiri sudah sering merasakan kemenangan atas hyung-nya itu. "Kau benar, baby" ujarnya, "Tidak akan seru jika aku kembali menang dalam tantangan kali ini. Akan kubiarkan Heechul-hyung merasakan kemenangan untuk pertama dan terakhir kalinya" ucapnya sebelum tertawa bagaikan iblis.
"Ssst!" Seru Sungmin sebal. Kedua tangannya ia gunakan untuk membekap mulut Kyuhyun, menghentikan tawa mengerikannya itu, "Ini sudah malam, Kyu. Kau ingin pocong dan kuntilanak datang kemari karena mendengar tawamu" ujar Sungmin sambil bergidik ngeri. Menurutnya, tawa Kyuhyun barusan seperti sedang mengundang makhluk lain untuk datang ke tempat mereka. Sungmin kembali bergidik saat ia membayangkan makhluk-makhluk astral itu berada di depannya.
Mengerikan!
Kyuhyun hanya terkekeh melihat tingkah lucu kekasih manisnya. Ia melepaskan lengan Sungmin yang masih membekap mulutnya kemudian menangkup wajah manis kekasihnya itu. "Tenang saja, Ming. Kau tidak perlu takut jika mereka datang kemari. Ada aku yang lebih menyeramkan daripada mereka" Ia mengelus pipi Sungmin dan mengecup bibir pink-nya, "Ayo!" serunya sambil berdiri dan menarik lengan Sungmin untuk keluar dari ruangan itu.
"Kemana?" Tanya Sungmin bingung. Ia memiringkan wajahnya saat Kyuhyun berjalan menjauhi pintu keluar.
"Toilet, Ming. Kau mau keluar dengan wajah yang dipenuhi dengan cat minyak?" Kyuhyun terkikik geli saat ia menatap wajah Sungmin yang kini sudah dipenuhi dengan cat sama seperti dirinya. Rupanya kekasihnya itu sama sekali tidak menyadari tangan Kyuhyun yang tadi melukis di wajah cantiknya.
Melihat perilaku Kyuhyun yang dianggap mencurigakan, Sungmin mengerutkan keningnya kemudian mengelap pipinya dengan sebelah tangannya. Mulutnya menganga saat ia mendapati tangannya yang dipenuhi dengan cat minyak. Ia menatap tidak percaya pada kekasihnya yang masih terkikik geli di hadapannya.
BUK BUK
"Yah! Lee Sungmin! Hentikan!" seru Kyuhyun pada kekasihnya yang kini memukul-mukul bahunya dengan sangat keras. Ia sedikit menggeram saat menemukan jejak cat minyak di kemeja kesayangannya, "Bajuku kotor Ming!" serunya lagi.
Namun, pria manis itu sama sekali tidak mendengarkan ucapan Kyuhyun, ia terus menerus memukul-mukul bahu Kyuhyun dengan cukup keras. Sungmin sangat kesal, tega-teganya Kyuhyun mencoret-coret wajahnya dengan cat minyak seperti itu.
BUK BUK
"Ming!"
"Tidak mau! Kau yang duluan memulainya!" serunya. Kyuhyun yang awalnya kesal karena pukulan-pukulan yang diberikan Sungmin kini menatapnya dengan seringai andalannya. Ia membiarkan Sungmin terus memukulnya kemudian menendang sebuah tempat sampah yang berada di dekat mereka.
BLUGH
Dan tempat sampah itu pun terjatuh dengan suara yang cukup keras.
"A-Apa itu?" Tanya Sungmin panik. Tangannya yang tadi memukul bahu Kyuhyun kini sudah mencengkram lengan kekasihnya dengan sangat erat. Rasa takut terpancar dengan jelas dari kedua mata foxy-nya. "K-Kyu" ia menatap Kyuhyun yang balas menatapnya dan mengendikkan bahunya, tanda bahwa ia juga –– pura-pura –– tidak tahu apa yang terjadi. Sungmin segera melingkarkan tangannya di lengan Kyuhyun dan berada sedekat mungkin dengan kekasihnya itu. Tubuhnya menempel dengan tubuh Kyuhyun yang kini tengah memeluknya erat, "Apa itu…" ucapnya menggantung.
"Tenang saja, Ming. Kau tidak perlu takut, ada aku disini" ucapnya berusaha menenangkan Sungmin yang benar-benar ketakutan. 'Maafkan aku, baby tapi suruh siapa memukuliku seperti tadi' ucapnya dalam hati. Ia membiarkan Sungmin menenggelamkan wajahnya di dada bidangnya. Kali ini membiarkan kemejanya kotor akibat cat minyak yang masih menghiasi wajah manis kekasihnya itu. "Kita ke toilet dulu setelah itu kita langsung pulang, okay?"
Sungmin menggelengkan kepalanya cepat. Ia tidak mau berlama-lama berada di tempat ini. Tidak, saat ia merasa bahwa makhluk-makhluk astral itu mulai berkeliaran di gedung kampus kekasihnya. "Aku ingin pulang saja" rengeknya.
"Tapi Ming…"
Sungmin kembali menggelengkan kepalanya dan membenamkan wajahnya lebih dalam di dada Kyuhyun. Tangannya mencengkram erat belakang kemeja kekasihnya itu. "Aku bawa tisu basah" jawabnya singkat.
Kyuhyun menghela nafasnya dan memeluk kekasih mungilnya itu dengan lebih erat, "Baiklah" ujarnya sebelum melangkah menuju pintu keluar gedung bersama dengan Sungmin yang masih menempel padanya.
Sesampainya di tempat parkir, sepasang kekasih itu segera menuju mobil Kyuhyun yang diparkirkan tidak begitu jauh dengan gerbang kampusnya. Hanya berjarak beberapa meter dari pagar tinggi yang masih tebuka dengan sangat lebar. Walaupun hari sudah malam tapi masih terdapat beberapa mahasiswa yang menghabiskan waktu di dalam kampus, hal itu dapat terlihat dari beberapa mobil yang masih berjejer di parkiran. Sungmin tidak mengerti, mengapa mereka mau-maunya menghabiskan malam di dalam kampus. Seingatnya, saat ia masih berstatus sebagai mahasiswa setahun yang lalu, ia selalu pulang sore bahkan siang hari. Ia tidak pernah menghabiskan malam hari di dalam kampus.
Tidak.
Apalagi dengan gosip-gosip horror mengenai kampusnya dulu.
Sungmin sama sekali tidak berani.
Sungmin segera mengobrak-abrik tasnya untuk mencari tisu basah yang biasa ia bawa. Ia menatap Kyuhyun yang masih berdiri di luar mobil, memperhatikan sekitar. Sungmin mengerutkan keningnya saat ia melihat kekasihnya yang terus saja melihat ke sekelilingnya. "Ada apa?" tanyanya sambil mengelap wajahnya dengan tisu basah.
"Tidak. Hanya memastikan kalau tidak ada orang yang melihatku saat ini" ujar Kyuhyun santai. Jawaban itu membuat Sungmin memutar bola matanya sebelum membantu Kyuhyun menghapus semua cat yang ada di wajahnya.
"Kau bukan artis, baby" ejek Sungmin. Ya… Kyuhyun memang bukan artis tapi Sungmin bisa mengerti kekhawatiran kekasihnya itu. Kyuhyun yang merupakan mahasiswa tingkat 3 memang sangat populer di antara junior dan senior-nya, apalagi dengan adanya persaingan bodoh antara dirinya dan Heechul, alumni kampus yang sangat terkenal, membuat banyak orang semakin mengenal dirinya.
Kyuhyun menatap wajah Sungmin yang masih telaten membersihkan wajahnya. Sebuah senyum manis menghiasi wajah tampannya. Hyung-nya ini tidak pernah berubah dari dulu. Sejak mereka masih kanak-kanak, ia selalu memanjakan dirinya bahkan hingga sekarang setelah mereka berstatus sebagai sepasang kekasih, Sungmin pun masih suka memanjakannya. Usia Sungmin yang memang dua tahun lebih tua darinya membuatnya terlihat lebih dewasa daripada Kyuhyun namun yang tidak pernah orang lain tahu, sosok Sungmin yang dewasa bisa berubah menjadi sosok pria yang sangat manja jika sedang berduaan bersama dengan kekasihnya.
"Ah!" seru Kyuhyun tiba-tiba. Seruannya itu juga menghentikan gerakan Sungmin yang masih membersihkan mukanya. Pria manis itu menatap bingung kepada kekasihnya, "Aku melupakan makalahku di tempat tadi" ujar Kyuhyun sambil menepuk keningnya. Ia menatap Sungmin yang kini cemberut karena tidak ingin kembali masuk ke dalam gedung itu dan mengecup bibirnya dalam. "Kau boleh tunggu disini saja, okay? Aku akan kembali secepat kilat!" janjinya.
Sungmin menunduk sebentar sebelum menarik kerah Kyuhyun dan menyatukan bibir mereka. Ia memeluk tubuh Kyuhyun dengan sangat erat saat Kyuhyun memperdalam ciuman mereka. "Jangan lama-lama" bisiknya.
"Okay! Kau bisa tunggu di dalam mobil jika kau mau" setelah melihat kekasih mungilnya menganggukkan kepala, Kyuhyun segera berlari menuju gedung kampusnya. Kakinya yang saat itu berlari cukup cepat tiba-tiba membeku saat mendengar suara hantaman yang cukup keras di belakangnya.
CKIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTT
BRAK
Suara teriakan beberapa mahasiswa yang berada di tempat itu semakin membuat Kyuhyun membeku. Dengan sangat perlahan, ia membalikkan tubuhnya menuju sumber suara. Mata Kyuhyun melebar dan mulutnya menganga saat ia melihat apa yang terjadi di hadapannya. Darahnya seketika membeku dan tubuhnya bergetar dengan sangat hebat.
Beberapa meter di hadapannya, sebuah truk menabrak beberapa mobil yang masih terparkir di halaman kampus. Namun, yang menjadi perhatiannya saat ini adalah sosok yang kini tergeletak tidak berdaya di samping mobilnya yang sudah tidak berbentuk.
Darah merah mengalir hebat dari sosok mungil itu.
"MING!"
Dengan sekuat tenaga, Kyuhyun menghampiri sosok kekasihnya. Ia segera mengangkat bagian atas sosok itu dan menidurkannya di pangkuannya. "Ming, sayang, kau bisa mendengarku?" tanya Kyuhyun cepat. Tangannya menggenggam erat tangan kecil Sungmin yang sudah berlumuran dengan darah, "Ming, kumohon buka matamu, sayang. Aku disini, buka matamu Ming" pintanya terus menerus, memeluk tubuh rapuh itu dengan sangat hati-hati. "Panggilkan ambulans!" teriaknya pada beberapa mahasiswa yang berkumpul di sekelilingnya.
Kyuhyun kembali menidurkan tubuh Sungmin dalam pangkuannya dan menggenggam tangannya erat, "Ming…" panggilnya lagi sambil berusaha keras untuk menahan air mata yang mendesak keluar dari matanya. "Baby… buka matamu sayang…" mohonnya. Sebuah senyum kecil menghiasi wajahnya saat ia melihat pergerakan di mata kekasihnya dan perlahan… mata foxy itu terbuka.
Kyuhyun mengernyit saat mata indah itu menampakkan rasa sakit yang begitu hebat, "Aku disini, baby" bisiknya, "Ambulans akan datang sebentar lagi, Min. terus bersamaku, sayang…" ucapnya terus menerus, mencoba untuk mempertahankan kesadaran kekasihnya yang seakan terus memudar setiap detiknya, "Baby, sebe––" ucapannya terhenti saat ia merasakan Sungmin menggenggam tangannya dengan seluruh tenaga yang ia miliki.
Air mata yang sedari tadi ia tahan sekuat tenaga kini mengalir dengan sangat bebas saat ia melihat bibir Sungmin bergerak untuk mengucapkan beberapa kata yang sama sekali tidak bisa ia dengar. Namun Kyuhyun paham… ia sangat paham dengan apa yang dikatakan kekasihnya.
Tangan kecil itu kini tergeletak dengan lemah disisi tubuhnya. Mata foxy itu kini menutup dengan perlahan seakan menghalangi semua orang untuk menikmati keindahannya.
Tubuh Kyuhyun bergetar hebat. Isak tangisnya meledak begitu saja. Ia memeluk tubuh Sungmin dengan sangat erat, menghiraukan tatapan iba yang diberikan oleh mahasiswa yang masih saja mengelilinginya.
"SUNGMIN-AH!"
.
No matter how many obstacles that are experienced
Do not be afraid of the wait that was lost
.
Kyuhyun menyandarkan dirinya pada dinding di sebelah pintu operasi. Tangannya masih terlihat bergetar namun air mata sudah berhenti mengalir dari kedua matanya. Kyuhyun menutup matanya saat ia mendengar suara isak tangis ibu Sungmin yang kini berada di dalam dekapan suaminya. Kyuhyun tidak ingin mendengarkan apapun sekarang, apalagi suara orang-orang yang menangisi kekasihnya. Namun saat ia menutup matanya, wajah pucat kekasihnya kembali memenuhi pikirannya. Bagaimana tangan mungil itu melemas dalam genggamannya dan bagaimana mata foxy itu perlahan menutup terus berputar dalam benaknya. Kata-kata Sungmin sebelum mata itu tertutup seakan mengiang di telinganya.
'Kau akan selamat, Ming. Aku berjanji'
Sebuah tepukan di pundaknya membuat Kyuhyun membuka matanya perlahan. Di depannya, Kim Heechul tersenyum sedih padanya. Matanya yang berkaca-kaca membuat Kyuhyun semakin yakin kalau hyung-nya itu kini sedang berusaha untuk terlihat tegar dihadapannya. Namun, pertahanan itu seakan pudar saat ia memeluk tubuh Kyuhyun erat. Isakan yang cukup keras dapat terdengar dari seorang Kim Heechul, seorang pria jahil yang selalu terlihat cuek dan tidak peduli pada apapun yang terjadi di sekitarnya. "Sungmin pasti selamat kan? Dia sangat kuat, Kyu. Dia pasti selamat" ucapnya entah berusaha untuk menenangkan Kyuhyun atau dirinya sendiri.
Kyuhyun hanya terdiam, matanya menatap kosong pada sebuah dinding di lorong itu. Ia seakan tidak mampu memaksa dirinya untuk menjawab pertanyaan Heechul. Ia juga tidak bisa memaksakan dirinya untuk berusaha menenangkan sosok yang kini menangis sambil memeluknya erat. Ia sama sekali tidak bisa memaksa dirinya untuk bersuara. Kyuhyun takut jika ia membuka mulutnya, ia tidak bisa menahan isakan yang sedari tadi ditahannya dengan sekuat tenaga.
"Dia akan selamat… Sungmin akan selamat" ucap Heechul terus menerus.
Dalam hatinya, Kyuhyun terus memanjatkan do'a untuk keselamatan kekasihnya. Sungmin orang yang sangat kuat. Ya… Sungmin-nya sangat kuat. Dia pasti bisa melalui semua ini dan kembali ke dalam pelukannya.
Empat jam berlalu semenjak Sungmin memasuki ruang operasi tapi sama sekali belum ada tanda-tanda bahwa operasi itu telah selesai. Lampu di atas pintu operasi masih menyala dengan sangat terang, satu-satunya pertanda bahwa operasi masih dilakukan.
Lima jam, enam jam berlalu namun pintu ruang operasi masih tertutup dengan sangat rapat. Suara isakan sudah tidak terdengar lagi di lorong tempat Kyuhyun menunggu. Ibu Sungmin kini sudah terduduk lemas di samping suaminya yang masih berusaha untuk menegarkan dirinya sendiri. Heechul yang tadi menangis hebat kini terduduk di sampingnya, memanjatkan do'a bersama untuk keselamatan Sungmin.
Tujuh jam berlalu, akhirnya pintu ruang operasi itu terbuka. Seorang dokter keluar dari ruangan operasi masih dengan pakaian operasinya. Bercak darah dapat terlihat di bagian depan pakaiannya dan Kyuhyun sangat yakin bahwa bercak darah itu adalah milik kekasih mungilnya.
"Bagaimana?" pertanyaan ayah Kyuhyun tersebut mewakili Kyuhyun yang masih saja belum bisa menemukan suaranya. Kyuhyun menatap sang dokter dengan penuh harap. Berharap bahwa sang dokter membawa berita membahagiakan untuk mereka semua. Bibir Kyuhyun kembali bergerak memanjatkan do'a untuk keselamatan kekasih mungilnya.
Dokter menghela nafas panjang kemudian menatap setiap orang yang ada di ruangan itu satu per satu, "Saya tidak bisa menjanjikan apapun" ucapnya setelah beberapa saat, "Lukanya sangat parah, terutama di bagian kepala"
Ibu Sungmin kembali terisak keras memanggil nama putranya lagi dan lagi. Seakan tidak ada hal lain yang bisa ia ucapkan selain nama putranya.
Kyuhyun kembali menutup matanya dan menarik nafas dalam. Menahan air mata yang seolah berlomba-lomba untuk mengalir dari matanya. Tangannya terkepal erat di samping tubuhnya saat lagi-lagi ucapan Sungmin kembali terngiang di telinganya.
"Kumohon selamatkan putraku" mohon ayah Sungmin pada sang dokter. "Apapun itu, kumohon lakukan untuk menyelamatkan putraku"
"Kami sudah melakukan segala hal yang kami bisa"
.
The shattered pain will not bury love
Once you cross the distance you will see real love
.
Kyuhyun terduduk di samping kekasihnya yang masih tertidur dengan lelap. Tangannya menggenggam erat tangan kurus itu dan sesekali mengecupnya dalam. Sudah tiga bulan berlalu tapi kekasih mungilnya ini masih belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan kembali tersadar. Dokter yang menanganinya sudah angkat tangan dengan keadaan Sungmin. Mereka mengatakan bahwa saat ini, hanya alat-alat kedokteran yang menempel pada tubuh mungilnya lah yang menyokong Sungmin untuk tetap hidup dan para dokter sudah tidak bisa melakukan apapun untuk menolongnya.
Dokter-dokter itu sudah menyerah.
Kyuhyun tersenyum sedih. Kekasih mungilnya ini menjadi korban dari kebiadaban seseorang. Kyuhyun ingin sekali membunuh orang yang telah membuat kekasihnya menjadi seperti ini tapi… Kyuhyun paham, Sungmin pasti tidak akan senang jika melihat Kyuhyun menghabisi orang itu. Setidaknya kini pemabuk sialan itu sudah diurus oleh polisi dan Kyuhyun pasti akan terus menuntut untuk memberikannya hukuman yang sangat berat. Hukuman yang pantas sesuai dengan apa yang telah pemabuk itu perbuat kepada kekasih mungilnya.
Kyuhyun menatap wajah damai kekasihnya dan mengecup keningnya dalam, "Kau harus berjuang sayang" bisiknya tepat di telinga Sungmin, "Aku akan selalu menunggumu, Ming. Aku tidak akan pernah menyerah. Kau orang yang kuat, baby. Kau pasti bisa melalui ini. Kau pasti bisa kembali tersadar dari tidurmu, sayang. Selama apapun, aku akan tetap mempertahankanmu sayang. Aku akan tetap disampingmu apapun yang terjadi"
CKLEK
Kyuhyun menoleh ke arah pintu yang terbuka dengan perlahan. Genggaman tangannya pada Sungmin mengerat saat ia melihat kedua orang tua Sungmin masuk bersama dengan beberapa orang dokter. Ibu Sungmin terisak dalam pelukan suaminya yang berusaha keras untuk tetap tegar.
"Ada apa ini?" Tanya Kyuhyun dingin. Perasaannya tiba-tiba mengatakan bahwa orang-orang ini akan melakukan hal buruk pada kekasihnya. Ia berjalan mundur hingga kakinya membentur sisi tempat tidur Sungmin dan menghalangi tubuh mungil itu dari orang-orang di hadapannya.
"Kyuhyun-ah…" ucap ayah Sungmin pelan. Ia menggigit bibir bawahnya saat air mata mendesak keluar dari kedua matanya, "Kami… Kami memutuskan untuk melepaskan Sungmin" lanjutnya hati-hati.
Rahang Kyuhyun mengeras saat mendengar ucapan ayah Sungmin, tangan kirinya terkepal seolah menahan amarah yang kini menyeruak keluar, "Maksudmu?" tanyanya dingin.
"Kami memutuskan untuk menghentikan penderitaan Sungmin, Kyuhyun-ah…"
Kyuhyun menatap tajam semua orang yang ada di hadapannya. Wajahnya memerah menahan amarah yang kini semakin membuncah setelah mendengar ucapan pria di hadapannya. "Kalian menyerah begitu saja" ucapnya sinis, "Sungmin orang yang kuat. Ia masih bertahan dan memperjuangkan hidupnya sedangkan kalian menyerah dan memilih untuk menghentikan penderitaannya kalian bilang?!" bentaknya penuh amarah, "Itu sama saja kalian menginginkannya mati sekarang juga!"
Ibu Sungmin kembali terisak dengan sangat keras.
Ayah Sungmin menundukkan kepalanya dan menghela nafas panjang. Dari awal membuat keputusan ini, ia sudah tahu bahwa akan sangat sulit bagi mereka untuk melakukannya. Kyuhyun pasti akan menentang keras keputusannya ini. "Kyuhyun-ah…" ucapnya lirih, "Kami sudah tidak memiliki apapun untuk––"
"Jika yang kalian permasalahkan adalah uang, aku yang akan menanggungnya!" bentaknya memotong ucapan ayah Sungmin. "Kalian tidak perlu memikirkan apapun lagi! Aku yang akan menanggung semua pengobatan Sungmin hingga ia sembuh!"
"Kau hanya seorang bocah yang tidak tahu apa-apa!" Kini giliran ayah Sungmin yang menaikkan suaranya. Ia menatap Kyuhyun dengan sangat tajam seolah ingin menguliti pemuda yang berada di hadapannya kini, "Menanggung pengobatannya, huh? Darimana kau memiliki uang sebanyak itu?! kita bahkan tidak pernah tahu kapan Sungmin akan sadar dari komanya!" bentaknya, "Semua dokter sudah angkat tangan dengan kondisi Sungmin. Ia sudah tidak bisa diselamatkan!"
"Shut up!" nafas Kyuhyun terengah. Matanya kembali menatap tajam semua orang yang masih berada di depan pintu. Sebelah tangannya menggenggam tangan Sungmin dengan lebih erat, seolah meminta kekuatan dari kekasih manisnya itu, "Jika paman dan bibi sudah tidak mau mengurusnya, silahkan. Biar aku yang mengurusnya. Jika paman dan bibi sudah menyerah, silahkan. Tapi aku dan Sungmin tidak akan pernah menyerah. Sungmin pasti sembuh. Aku yakin itu"
"Jangan egois, Cho Kyuhyun. Kau hanya menambah penderitaan Sungmin dengan mempertahankannya. Ini semua demi kebaikan putraku!"
"Paman dan bibi yang egois!" balasnya lebih tajam, "Kalian menyerah disaat Sungmin masih berjuang untuk kesembuhannya. Sudah kubilang jika paman dan bibi memang sudah tidak mau mengurus Sungmin, biar aku yang melakukannya. Aku akan menaggung seluruh biaya pengobatannya!"
"Kau…" ucap ayah Sungmin penuh amarah. Ia menatap beberapa dokter yang masih berdiri disampingnya dengan nafas memburu, "Lakukan!" perintahnya.
Kyuhyun yang memahami perintah ayah Sungmin segera menggeser tubuhnya untuk menghalangi tubuh Sungmin dari dokter-dokter itu. Ia meremas tangan kurus Sungmin dan menarik nafas panjang, "Berhenti di tempat kalian" ucapnya dingin.
"Cho Kyuhyun! Kau––"
"Aku yang bertanggung jawab atas Sungmin sekarang. Jika kukatakan tidak, maka kalian tidak boleh membantahnya"
"Aku ayahnya! Aku yang berhak memutuskan apapun untuk kebaikan putraku!"
"Kebaikan putramu, huh?" ucapnya sinis. Ia menatap tajam ayah Sungmin yang kini sudah berada di hadapannya, "Anda sudah memutuskan untuk melepaskan putra anda. Anda sudah memutuskan untuk menghentikan perjuangan putra anda. Anda sendiri yang memutuskan bahwa putra anda sudah mati. Tapi aku tidak" ucapnya penuh penekanan, "Kekasihku masih berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Kekasihku masih berjuang untuk terbangun dari tidur panjangnya. Dan aku akan selalu menunggu hingga perjuangannya berhasil" lanjutnya, "Mulai sekarang, Sungmin adalah tanggung jawabku dan aku berhak memutuskan untuk terus memperjuangkan hidupnya"
"Kau gila!"
Kyuhyun hanya tertawa sinis setelah mendengar ucapan ayah Sungmin sebelum kembali menatapnya dingin, "Jika anda sudah tidak ada urusan disini, silahkan anda pergi dari ruangan ini" ia membalikkan tubuhnya dan kembali mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping tempat tidur Sungmin.
"Pastikan untuk menguburkannya dengan layak jika kau menyerah"
"Aku tidak akan pernah menyerah"
BLAM
Kyuhyun membiarkan semua pertahanannya runtuh saat pintu ruangan tertutup dengan cukup keras. Ia membaringkan kepalanya di samping tubuh Sungmin dan menatap wajah kekasihnya itu. Senyum kecil dapat terlihat menghiasi wajah tampannya, "Aku berhasil, Ming" lirihnya. Sebelah tangannya menggapai kepala Sungmin dan mengelus rambutnya dengan penuh cinta, "Aku berhasil bertahan sayang" ucapnya sambil tersenyum, "Kau masih berjuang kan, Ming?"
Kyuhyun menutup matanya perlahan, membiarkan semua rasa lelahnya untuk membawanya ke alam mimpi. Senyum kembali terkembang di wajah letihnya saat ia mengingat bahwa ia sudah bertanggung jawab sepenuhnya atas Sungmin. Ucapan Sungmin kembali terngiang dalam benaknya.
'Aku ingin hidup, Kyu'
'Kau akan hidup, Ming. Aku akan terus bertahan hingga kau berhasil memperjuangkan hidupmu. Aku akan selalu menunggumu untuk membuka matamu, sayang'
.
After you wake up from dreaming, remember that I'm holding you in my arms
Accompanying you with the warmth of love
.
Kyuhyun berjuang keras untuk terus membantu Sungmin memperjuangkan hidupnya. Biaya pengobatan Sungmin yang menghabiskan ratusan juta menuntut Kyuhyun untuk berhenti berkuliah. Pria 21 tahun itu pergi kesana kemari untuk mencari tempat yang bersedia menerimanya bekerja namun, hanya dengan ijazah SMA yang dibawanya membuat Kyuhyun sulit mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar. Gajinya setiap bulan hanya cukup untuk membayar sedikit biaya pengobatan kekasihnya itu.
Tanpa tersisa.
Kyuhyun masuk ke dalam ruang rawat kekasihnya dengan wajah yang sedikit di tekuk. Ia berusaha tersenyum bahagia saat matanya menangkap wajah Sungmin yang masih tertidur dengan sangat lelap. Letih bisa terlihat dengan jelas dari kedua matanya, ia baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Tangan kirinya meremas erat sebuah kertas yang diberikan oleh salah satu perawat sebelum ia melangkahkan kaki ke dalam ruang rawat Sungmin.
Tagihan rumah sakit.
Dan jumlahnya pun sangat tidak sedikit.
Kyuhyun membungkukkan badannya untuk mencium kening kekasihnya. Tangan kanannya menggenggam erat tangan kurus Sungmin, "Selamat malam, Min. Aku pulang sayang. Kau tidur pulas sekali" ujarnya sambil kembali mencium kening Sungmin dalam. Ia meletakkan kertas tagihan di atas nakas dan menyimpan tas gendongnya di samping tempat tidur dengan sangat hati-hati, bagaimanapun di dalam tas itu berisi pekerjaan yang harus ia kerjakan setelah ini.
Ya.
Ia sangat berusaha keras mencari uang untuk pengobatan Sungmin. Siang hari, Kyuhyun bekerja sebagai pelayan di sebuah café dan malamnya ia membantu temannya untuk mendesain sebuah game komputer. Awalnya Kyuhyun ragu untuk menerima tawaran temannya itu, bagaimanapun juga ia ingin menghabiskan waktu dengan Sungmin pada malam hari namun saat temannya memberitahu Kyuhyun bahwa ia bisa melakukannya dimanapun ia berada, Kyuhyun langsung menerima tawaran itu. Apalagi setelah tahu berapa banyak uang yang bisa ia dapatkan jika game buatan mereka diterima di salah satu perusahaan game di Seoul.
Sangat cukup untuk membayar semua biaya pengobatan Sungmin.
Kyuhyun bisa membayar semuanya jika nanti game-nya diterima oleh perusahaan itu, tapi sekarang… Kyuhyun menatap kertas yang baru saja diletakannya sambil menggigit bibir bawahnya. Pihak rumah sakit sudah memperingatkannya untuk segera membayar biaya pengobatan Sungmin jika ia masih ingin mempertahankan kekasihnya. Darimana ia bisa mendapatkan uang ratusan juta won dalam 2 hari? Gajinya sebagai pelayan café saja hanya berkisar hingga ratusan ribu won saja, lalu darimana ia bisa mendapatkan sisanya?
Kyuhyun menutup matanya dan menghela nafas panjang. Semuanya begitu berat untuk ia tanggung seorang diri. Kyuhyun membuka matanya perlahan dan kembali menatap wajah damai Sungmin. Senyum simpul menghiasi wajah tampannya saat ia mengingat kenangannya bersama dengan sang kekasih. 'Aku harus terus berjuang' ucapnya dalam hati, 'Demi Sungmin, aku harus terus berjuang dengan sangat keras'
Ia kembali mengecup kening Sungmin dan membelai kekasihnya, "Aku akan terus berjuang keras, Ming. Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan pernah melepaskanmu sayang. Kau juga harus terus berjuang untuk kembali padaku, okay?" ia kembali tersenyum dan meremas pelan tangan kecil Sungmin, "Aku mandi dulu okay? Badanku terasa sangat lengket karena keringat. Kau tidak terganggu dengan bau tubuhku, Ming?" tanyanya sambil menatap wajah Sungmin tidak percaya, "Well, berarti badanku tidak begitu bau" ujarnya sambil terkekeh. "Baiklah, baiklah Ming, aku akan tetap mandi" ucapnya seakan sedang menerima protes dari kekasihnya itu. "Jangan terlalu merindukanku saat aku sedang mandi hm" ia mengecup kening Sungmin sekilas sebelum pergi menuju kamar mandi.
30 menit kemudian, Kyuhyun keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya. Ia tidak terlalu kaget saat ia melihat seseorang kini telah duduk di samping tempat tidur kekasihnya. Orang itu memang selalu datang setiap malam, menemani dirinya untuk menjaga Sungmin atau membantunya dalam mendesain game yang sedang dibuatnya. "Hyung" sapanya sambil tersenyum simpul ke arah orang itu, "Kapan kau datang?"
"Baru saja" ucapnya singkat. Pria cantik itu menggenggam sesuatu di tangannya dengan sangat keras, "Kyu…" bisiknya saat ia melihat Kyuhyun sedang mengambil laptop dari dalam tas gendongnya.
"Hm"
Heechul menatap kertas yang ia genggam sambil menggigit bibir bawahnya. Ia kemudian menatap Kyuhyun yang sudah sibuk dengan pekerjaannya, "Tagihannya sudah keluar ya?" tanyanya perlahan.
Gerakan tangan Kyuhyun terhenti setelah mendengar pertanyaan Heechul. Ia menatap wajah hyung-nya kemudian beralih kepada kertas tagihan yang kini sudah berada di tangan hyung-nya itu. Kyuhyun menghela nafas panjang kemudian tersenyum simpul, "Ya" jawabnya singkat.
"Hyung sudah mendengar dari perawat tadi" ucap Heechul pelan, "Hanya dua hari, huh?" bisiknya. Ia berjalan mendekati Kyuhyun dan duduk di samping adik sepupunya itu, "Sudah ada uangnya?" tanyanya lagi.
Kyuhyun tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "Belum" jawabnya, "Tapi hyung tidak perlu khawatir, aku akan berusaha keras untuk mendapatkan uang itu"
Heechul menarik nafas dalam dan memeluk Kyuhyun dengan sangat erat. Kejadian ini telah mengubah Kyuhyun 180 derajat. Adik sepupunya yang dulu sangat jahil dan egois kini menjelma menjadi sosok pekerja keras dan penuh dengan tanggung jawab. Adiknya yang dulu selalu beradu argumen dengannya kini menjadi lebih pendiam. Mereka bahkan sudah tidak pernah membicarakan persaingan konyol mereka lagi. Walaupun Heechul senang dengan perubahan sikap Kyuhyun sekarang tapi… ia juga sangat merindukan Kyuhyun yang jahil dan cerewet.
"Hyung…" bisik Kyuhyun sambil mengelus punggung Heechul yang kini bergetar. Ia juga bisa merasakan bahunya basah dan ia sangat yakin, hyung-nya ini pasti sedang menangis sekarang. "Aku pasti bisa melunasi semuanya"
"Bodoh" bisiknya di sela tangisnya. Ia mengeratkan pelukannya dan memukul belakang kepala adik sepupunya, "Kenapa berjuang sendiri?" tanyanya, "Kau masih memiliki hyung disini tapi kenapa kau menanggung semua ini sendirian. Dasar Cho Kyuhyun bodoh! Kau memang anak yang bodoh! Bodoh! Bodoh! Bodoh…"
Kyuhyun menutup matanya saat ia merasakan air mata mulai mendesak keluar dari kedua matanya. Ia balas memeluk tubuh ramping hyung-nya itu dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Heechul, "Aku tidak ingin membebani hyung" lirihnya.
"Bodoh!" seru Heechul sambil kembali memukul belakang kepala Kyuhyun perlahan dan mengeratkan pelukannya, "Siapa yang mengatakan kalau kau akan membebaniku huh? Tidak ada. Kau berusaha keras untuk memperjuangkan hidup Sungminnie sendiri tanpa memberitahuku tentang semua ini. Kau pikir hanya kau saja yang menyanyanginya? Aku juga menyanyangi Sungmin seperti adikku sendiri. Aku juga tidak ingin melepasnya" bisiknya. Ia melepaskan pelukannya dan menangkup wajah adik sepupunya yang semakin kurus, "Hyung akan membantumu membayar semuanya"
Mata Kyuhyun terbelalak saat ia melihat kesungguhan hyung-nya. "Tapi hyung… aku tidak mungkin memintamu mengeluarkan ratusan juta won untuk membantuku. Aku sudah memilih untuk bertanggung jawab atas Sungmin dan aku tidak––"
Pukulan di kepalanya membuat Kyuhyun menghentikan ocehannya. Ia menatap Heechul yang kini menatapnya tajam, "Bodoh" bisiknya lagi, "Aku tidak peduli berapa banyak yang harus kukeluarkan agar Sungminnie bisa kembali sembuh" ucapnya lagi-lagi memukul kepala Kyuhyun.
"Tapi hyung aku…"
Heechul menatap Kyuhyun yang kini menundukkan kepalanya. Ia paham bahwa adik sepupunya ini merasa tidak enak meminta uang yang begitu banyak padanya. Belum lagi dengan biaya pengobatan Sungmin selanjutnya yang Heechul yakin tidak kalah banyaknya. Ia menghela nafas kemudian mengangkat dagu Kyuhyun sehingga kini ia bisa langsung menatap mata lelah adiknya itu. "Baiklah" ucapnya, "Hyung hanya akan meminjamkan uang itu padamu. Kau boleh mencicilnya pelan-pelan tapi hyung akan tetap membayar tagihan ini!" jawabnya sambil menggerakkan tangannya yang masih memegang kertas tagihan rumah sakit.
"Hyung…" ucap Kyuhyun pelan. Matanya kini berkaca-kaca karena air mata yang sekali lagi mendesak untuk keluar. "Terima kasih" lanjutnya sambil membungkukkan badannya.
Heechul hanya tersenyum dan kembali memeluk tubuh Kyuhyun yang kini mulai bergetar, "Menangislah bodoh" ucapnya sambil mengelus punggung adiknya yang kini menangis dalam pelukannya. Heechul mengalihkan pandangannya pada sosok yang masih tertidur pulas di atas tempat tidur. Ia tersenyum simpul dan menyandarkan kepalanya di atas kepala Kyuhyun. 'Tuhan tidak tidur, percayalah itu. Aku yakin suatu saat nanti perjuangan kalian akan membuahkan hasil yang manis untuk kalian berdua. Teruslah berjuang Sungmin-ah, Kyuhyun-ah… hingga nanti kalian mendapatkan hasil dari perjuangan keras kalian, aku akan selalu berada di belakang kalian berdua'
.
Happiness is in my embrace and your dependence on me
Breathing is closing my eyes, feeling the helplessness that stays motionless
.
Hampir 3 tahun setelah kejadian malam itu.
Kyuhyun yang sekarang sudah sangat berbeda dengan Kyuhyun yang dulu. Sekarang, Kyuhyun sudah menjadi pria dewasa yang sangat bertanggung jawab. Ia juga sudah memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang sangat cukup untuk membayar semua biaya pengobatan Sungmin.
10 bulan setelah kejadian yang menimpa Sungmin, Kyuhyun dan temannya berhasil membuat sebuah game komputer yang mereka dambakan. Game yang mereka buat diterima di sebuah perusahaan game terkenal di Korea Selatan dan sangat digemari oleh para pecinta game.
Sejak saat itu, Kyuhyun dan temannya diajak bekerjasama untuk membuat game keluaran perusahaan game tersebut. Selain mendapatkan gaji dari perusahaan, mereka bahkan mendapatkan royalti dari semua game yang mereka buat. Dengan semua uang yang didapatnya, Kyuhyun dapat membeli sebuah apartemen yang cukup mewah untuk tempatnya dan Sungmin tinggal suatu saat nanti.
Ia juga sudah membayar lunas semua hutangnya pada Heechul dan ia tidak perlu membebani hyung-nya dengan tagihan rumah sakit yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Ya… walaupun Heechul masih bersikeras untuk memberikan beberapa puluh juta won untuk biaya pengobatan Sungmin dan Kyuhyun terpaksa menerimanya karena hyung-nya itu mengancam untuk merebut Sungmin jika Kyuhyun tidak menerimanya.
Hidup Kyuhyun sudah banyak berubah sejak saat itu.
Kecuali kekasih manisnya yang masih betah di alam mimpinya.
Kyuhyun menyimpan sebuah baskom yang sudah diisi air dengan sangat perlahan di atas nakas. Ia mencelupkan handuk kecil yang sedari tadi dibawanya dan menatap wajah kekasihnya, "Waktunya mandi, Ming~" ia membuka pakaian Sungmin dengan perlahan. Setelah itu, Kyuhyun mulai mengelap badan Sungmin dengan handuk kecil yang sudah dicelupkan ke dalam air. Ia mengelap seluruh tubuh kekasihnya dengan sangat telaten. Ia bahkan mengelap wajah Sungmin dengan sangat hati-hati, berusaha keras untuk tidak melepaskan alat-alat yang menopang hidup kekasih mungilnya. Setelah semuanya beres, Kyuhyun kembali memakaikan pakaian rumah sakit pada Sungmin. "Sekarang kau sudah wangi sayang" celotehnya sambil mencium kening Sungmin.
Ia kembali mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping tempat tidur Sungmin dan menggenggam tangan kekasihnya itu dengan sangat erat. "Ming…" bisiknya. Ia mengelus-elus punggung tangan Sungmin dengan sangat lembut, "Heechul-hyung memintaku menemaninya pergi ke Incheon lusa. Mungkin kami akan menginap selama 2 hari disana. Awalnya aku tidak ingin ikut karena aku ingin selalu bersamamu, Ming. Tapi…" Kyuhyun menatap wajah Sungmin dan mengelus rambutnya lembut, "Heechul-hyung bilang ia harus bertemu dengan seseorang disana dan orang itu tertarik pada Heechul-hyung sejak pertama kali mereka bertemu" Kyuhyun terkekeh saat ia mengingat wajah panik Heechul yang memintanya untuk pergi bersama dengannya. "Ya… kau benar, Ming. Heechul-hyung memintaku pergi hanya untuk menjadi bodyguard-nya saja" lanjutnya sambil terus terkekeh.
Kyuhyun menarik tangan Sungmin perlahan dan menciumnya dalam, "Kau tidak apa-apa kan jika aku tinggal sebentar?" tanyanya sambil terus menatap wajah Sungmin, "Hanya sebentar saja, Ming. Aku berjanji aku akan kembali secepat kilat" Kyuhyun bangun dari duduknya dan mencium kening Sungmin dalam, "I love you, Ming" bisiknya.
DRRRT DRRRT
Kyuhyun mengambil ponselnya yang ia simpan di atas nakas dan menghela nafas panjang saat ia melihat sebuah nama yang terlintas di layar ponselnya itu.
Heechul-hyung.
"Hallo hyung" sapanya malas.
"Bagaimana?" Tanya Heechul dari seberang telepon. Kyuhyun bisa mendengar kepanikan Heechul saat menanyakan kesediannya, "Kau mau menemaniku kan, Kyu?"
Kyuhyun tersenyum simpul. Ia menatap wajah Sungmin kemudian berjalan menuju jendela yang memisahkan ruang rawat kekasihnya dengan taman rumah sakit, "Bagaimana ya?" jawabnya menggantung.
"Kumohon Kyu, temani hyung-mu ini" mohon Heechul. Suara Heechul barusan berhasil membuat Kyuhyun tertawa tanpa suara. Hey… ia masih ingin telinganya berfungsi dengan normal. Heechul bisa saja berteriak-teriak di telinganya jika ia tahu bahwa Kyuhyun sedang menertawakannya sekarang. "Pria ini tidak henti-hentinya meneleponku, Kyu. Mengerikan sekali. Kau ingin hyung-mu ini pulang dengan tidak selamat?"
Kyuhyun berusaha keras menahan tawanya. Tingkah Heechul sekarang sama sekali tidak mencerminkan kalau sepupunya itu bahkan berusia jauh lebih tua daripada dirinya. "Lagipula untuk apa kau menemui orang itu kalau kau sendiri takut dengannya. Aneh"
"Dia partner bisnisku yang baru, Kyu. Awalnya aku juga tidak mau bekerja sama dengannya tapi proyek yang dia berikan sangat bagus dan aku yakin jika proyek ini berhasil maka perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar"
Kyuhyun kembali menghela nafas panjang setelah mendengar penjelasan Heechul, "Baiklah" jawabnya singkat. Ia membalikkan tubuhnya, berniat untuk kembali duduk menemani kekasih mungilnya, "Aku aka––"
TAK
Kyuhyun tidak mampu melanjutkan ucapannya. Ponsel yang sedari tadi digenggamnya pun kini sudah jatuh tergeletak di atas lantai. Ia sama sekali tidak mendengar teriakan Heechul yang memanggil namanya terus menerus. Mata Kyuhyun hanya terfokus pada sosok sang kekasih yang masih terbaring di atas tempat tidurnya. Namun, mata yang selama ini terpejam kini mulai terbuka secara perlahan, menampilkan keindahan mata foxy yang selama ini Kyuhyun rindukan.
"M-Ming" ucap Kyuhyun di sela keterkejutannya. Ia segera berlari menghampiri sang kekasih dan menggenggam tangan Sungmin dengan erat, "Ming, sayang, kau bisa mendengarku?" nafas Kyuhyun tercekat saat mata sayu itu melirik ke arahnya, sebulir air mata mengalir dari mata yang sudah lama ia rindukan. "Oh Ming…" Ia menghapus air mata tersebut dan mencium kening Sungmin untuk ke sekian kalinya hari itu.
"Terima kasih Tuhan"
.
To make you believe that in the future we will be together
Never to be separated
Kissing my love
Remember love's soliloquy
I love you forever, I will not leave you
END
Song Lyrics: Zhang Liyin - Agape
credit to the translator
