FROZEN
Disney
.
.
.
Disclaimer : Not Mine! It's belong to Disney
.
.
"Dan akhirnya, mereka hidup bahagia selamanya dan selalu bersama selamanya.. selesai"
"Yeaaaah!" Joseff dan Heidi langsung bertepuk tangan.
Sang Ratu paling terhormat di Arendelle dan beserta dua keponakan favoritnya, Joseff dan Heidi, sedang berada didalam kamar. Elsa duduk di tengah, sementara Joseff berada di sisi kanannya dan Heidi di sisi kirinya. Mereka nampak menikmati waktu bersama-sama hingga tak disadari, malam hampir larut.
"baiklah anak-anak, waktunya tidur.. sudah larut malam" kata Elsa.
"Tapi bibi Elsa, aku mau mendengar ceritanya lagi.." Heidi –anak bungsunya Anna dan Kristoff yang memiliki surai merah seperti rambut ibunya merengek.
"iya! ayo ayo cerita lagi" Joseff ikut merengek.
Elsa tersenyum pada kedua keponakannya. "Bibi ingin menceritakannya lebih banyak lagi sayang, tapi ini sudah malam. tidak baik untuk kalian tidur terlalu larut. Dan waktunya tidur, Heidi" Elsa menarik selimut Heidi dan mematikan lilin kamarnya.
"Selamat malam bibi Elsa, aku menyayangimu"
Elsa mengecup keningnya. "bibi juga menyayangimu.."
"Selamat malam Heidi!" kata Joseff, melambai pada saudari kecilnya. "kau juga kembali ke kasurmu Joseff" Elsa menggendong Joseff sampai ke tempat tidurnya.
"Bibi Elsa, apa besok kau ada waktu?"
"ohh sayang sekali, bibi tidak punya waktu untuk bermain. tapi bibi berjanji, malam besok kita mendongeng lagi, apa kau mau?" tanya Elsa.
Joseff langsung memeluknya. "iya, aku mau. selamat malam bibi Elsa"
"Selamat malam sayang" Elsa mengecup kening Joseff. akhirnya, dia dan adiknya pun tidur lelap. Mereka berdua nampak menggemaskan kalau sedang tidur. Ingin Elsa sesekali mencubit iseng pipi dua keponakannya ini, namun sayang, jika ia melakukannya, maka dia juga akan dapat hadiah dari Anna, yaitu kelitikan maut.
Elsa melangkah ke ruangan perpustakaannya, di saat ia masuk, Anna dan Kristoff sedang ada didalam. Mereka sibuk membaca buku favoritnya masing-masing.
"Hei? kalian begitu santai malam ini"
"Elsa? apa Joseff dan Heidi sudah tidur?" tanya Anna, dia menutup bukunya kembali dan menaruhnya ke Rak.
Elsa langsung duduk di sebelahnya. "ya, mereka sudah tidur"
"aaahh baguslah, aku tidak ingin mereka berdua tidur larut malam lagi. mengingat.. kemarin Joseff dan Heidi mulai tidur pukul 11" kata Anna, langsung meregangkan kedua lengannya ke atas sembari menghilangkan rasa pegalnya karena kegiatan yang ia lakukan dari tadi hanyalah duduk.
Elsa tersenyum pada adiknya. "kau harus selalu mengawasinya Anna, mereka berdua tumbuh sangat cepat"
"ya, terlebih berat badan mereka bertambah saat aku menggendongnya" jawab Kristoff. Anna dan Elsa tertawa geli.
"ayolah Kristoff! Joseff dan Heidi tak seberat itu. Badanmu besar, masa kau tidak kuat menggendong dua malaikat itu?"
"Anna, kau sendiri belum pernah menggendong mereka berdua sekaligus, aku selalu saja jadi korban tunggangan mereka"
Elsa tersenyum mendengar celotehan sepasang suami-istri ini yang telah menikah 11 tahun yang lalu.
Ya, Elsa ingat sekali. Betapa bahagianya saat itu Anna bisa menikah dengan Kristoff. Segala persiapan pernikahan semuanya Elsa yang rencanakan dengan sempurna (mungkin lebih dari kata sempurna). Elsa telah merestui hubungan si pemanen es dengan adiknya, selama pria bertubuh kekar itu mampu membuat adiknya senang. Apakah mustahil bagi kerajaan jika seorang putri menikah dengan Tukang es yang miskin? Tidak.. itu tidak mustahil. Itu disebut cinta sejati, Kristoff adalah cintanya, dan Anna mencintainya.
Dan dari pernikahan mereka, akhirnya satu tahun kemudian Anna melahirkan putra pertama kerajaan Arendelle. Joseff Bjorgman –itulah namanya, Joseff mirip seperti kedua orang tuanya. Dari ayah dia mewarisi rambut pirangnya, dan dari ibu dia mewarisi hidung kecil dan pasang mata berwarna biru. Mata yang indah, seperti milik Anna. Dan tiga tahun kemudian lagi, Arendelle menambah satu anggota keluarga baru, yaitu Heidi Bjorgman. Heidi seperti gambaran dari ibunya, kecuali pasang mata warna coklatnya dari sang ayah.
"Oh ya! aku hampir melupakan sesuatu, besok aku dan sekeluarga ingin pergi ke padang bunga, aku ingin mengenalkan tempat itu disana pada Heidi, kau mau bergabung?" tanya Anna lagi.
"besok aku ada pertemuan sampai sore, sayang sekali"
"ohh Elsa, mengapa kau selalu sibuk? padahal Joseff dan Heidi ingin kau bergabung dengannya?"
"tidak apa-apa Anna, kau bisa habiskan waktu bersama mereka. lagipula, kau ibunya. mereka juga bisa bermain denganmu"
"hmm..tapi rasanya tak lengkap jika tidak ada kau kak"
Elsa melihat sekeliling nya, dia merasa ada yang kurang. Mari kita hitung, disini ada Kristoff, disini ada Anna, disini ada dirinya dan…
"hmm ngomong-ngomong, mana Olaf? dia bersama Sven di kandang?"
Kristoff hanya mengangkat bahunya. pasang mata coklatnya menatap lurus pada kakak iparnya "eehmm Elsa, sebetulnya Olaf pergi ke gunung utara sejak sore tadi. dia bilang dia ingin bermain dengan para Snowgies dan juga Marshmallow" jawab dia.
"APA? ke gunung utara? sendirian?"
"Tenang saja Elsa, Olaf akan kembali besok. dia sudah mengatakan itu padaku" kata Anna menenangkannya.
Wuuussh!
Jendela perpustakaan tiba-tiba terbuka. angin di luar berhembus cukup kencang. Kristoff langsung sigap menutupnya rapat-rapat.
"fuh! aku rasa di luar sedang berangin, mungkin musim hujan akan tiba?"
Anna sampai menaikkan alisnya "eh? tapi ini kan musim panas?"
"Sebaiknya kalian berdua tidur, besok kegiatan kita sangat banyak... apa kau tidak mengantuk?" tanya Elsa.
Anna hanya mengangkat kedua bahunya. tapi akhirnya dia menguap juga "yaah sedikit, makanya aku membaca buku agar bisa mengantuk"
"Baiklah, ayo Anna. kita harus tidur" ucap Kristoff, langsung beranjak dari kursinya.
Anna memeluk kakaknya dulu. "selamat malam Elsa, kau juga harus pergi tidur"
"Tak masalah, aku bisa mengatur waktu tidurku sendiri"
"Selamat malam Elsa" kata Kristoff padanya.
"malam Kristoff, Anna.."
Akhirnya mereka berdua pergi tidur. Tinggalah Elsa sendirian di ruangan perpustakaan, dia mengambil buku dan mulai membaca. Baru saja beberapa menit ketika dia membaca buku, tiba-tiba dia mendengar sesuatu yang terjatuh.
DUGH!
"hmm?"
Elsa mendengarnya, dia melihat-lihat apa yang terjatuh. kemudian, dia menemukan sebuah buku yang cukup tebal.
"Apa ini?" gumamnya, Elsa membuka buku itu. dan ternyata isinya..
"eh?" Elsa menemukan sebuah gambar Trolls yang sedang seperti menyihir seseorang sedang terbaring di atas batu. (ingat saat papa Elsa waktu itu mengacak-acak rak buku dan menemukan buku tersebut untuk pergi ke tempat para Trolls?) di sertai lembaran peta menuju rumah Trolls di Valley the Living Rock.
Elsa mengekerutkan keningnya dengan penuh keheranan, tapi dia mulai menduga…
Jangan-jangan... saat Anna tak sadarkan diri, papa pergi kesini dan buku ini yang membawa kami pergi ke Trolls, waktu itu
Saat Elsa memandangi buku tersebut, Jendela terbuka lagi. kali ini angin di luar sangat kencang. dia sedikit terkejut dan langsung menutup kembali jendelanya.
"aneh, seharusnya musim ini tidak berangin kencang.."
Pagi Hari kemudian
Sinar terik matahari menyinari pagi di langit Arendelle. suasana tenang dan damai di musim panas membuat mereka semua menikmati kegiatannya penuh suka cita.
Well, ini sudah jadi pemandangan yang biasa. Pagi hari adalah awal bagi seluruh rakyat Arendelle untuk memulai aktivitas mereka. Berdagang, anak-anak bermain, bersekolah, dan ada pula yang berlayar ke negeri sebrang dengan perahu besar untuk keperluan Negara.
Arendelle tak sesuram dulu. Tak seperti saat Elsa pergi ke gunung utara meninggalkan musim dingin 'abadi' di tanah kelahirannya. Tapi… berkat kekuatan 'Cinta sejati' yang mampu melelehkan hati yang membeku, segalanya menjadi baik. Terima kasih pada Anna, tanpa adiknya, mungkin Elsa akan selamanya menetap di gunung utara dan hidup dalam penuh ketakutan.
Yap, itu dulu. Dan kini Elsa dan Anna hidup bahagia. Di tambah kehadiran dua keponakannya membuat hidupnya semakin menggembirakan.
"Kami pergi dulu Elsa!" kata Anna melambai padanya.
"baiklah, hati-hati kalian semua"
"bibi Elsa! kami main dulu!" Joseff dan Heidi memeluknya.
"bersenang-senang lah, ingat. jangan main terlalu jauh dari pengawasan orang tua kalian ya?"
Keduanya serempak mengangguk. "iya bibi Elsa!"
"Sampai nanti!"
Kristoff dan Anna beserta kedua anaknya pun pergi dengan kereta yang di tarik oleh Sven. akhirnya, mereka pun pergi. Elsa mengusap-usap kepalanya dan sedikit mendesah. "baiklah.. tugas menanti..."
Hampir berjam-jam Elsa mulai sibuk dengan pekerjaannya. dua jam dia melakukan pertemuan dengan pejabat istananya, lalu dia kembali ke ruang kerjanya dan menulis beberapa lembaran surat yang datang dari kerajaan tetangga, diskusi kecil dengan perdana mentrinya dan banyak lagi.
di samping Elsa sangat sibuk dengan itu, didalam benaknya dia membayangkan bisa bersantai dan bermain lagi dengan keluarganya. terutama pada Joseff dan Heidi yang begitu ingin sekali bermain salju dengannya lagi.
Saat Elsa sedang sibuk menyusun surat-suratnya, Kai pun datang. Si pelayan yang setia menemani keluarga Arendelle membungkuk hormat padanya.
"Yang Mulia-"
Elsa melihat raut wajah Kai yang tak biasa, dia kelihatan sedikit panik bercampur cemas.
"ada apa Kai?"
"Yang Mulia, aku kesini ingin memberitahu sesuatu.."
"apa itu?" Elsa berdiri dari kursinya.
"Olaf... dia..."
"Olaf?"
Tanpa lama, Elsa dan Kai bergegas pergi ke ruang utama kerajaan dan menemui Olaf. di situ ada beberapa pelayan yang sedang mengerumuni manusia salju tersebut.
Elsa pun melihat keadaan Olaf yang tak biasa.
"hah!? OLAF!? apa yang terjadi padamu!?"
"Elsa... a-aku..."
Olaf kembali dari gunung utara dalam keadaan setengah hancur. stik lengan kirinya hilang, hidung wortelnya hanya setengah, kaki kanannya juga kecil, bahkan kancing di tubuh bulatnya juga hilang. Si manusia salju mungil ini nyaris tak terbentuk.
"Siapa yang melakukan ini padamu!?" Elsa sangat panik.
"Aku tidak tahu Elsa.. tapi... dia... dia juga menghabisi setengah adik-adikku" jawab Olaf, nada suaranya melemah.
"APA? oh tidak... Snowgies, dia siapa yang kau maksud?"
"Marhsmallow berusaha melawannya, tapi dia terlalu kuat Elsa. dia juga punya...kekuatan yang sama seperti dirimu"
Elsa terkejut, dia belum mengerti apa yang terjadi pada Olaf. tapi, Elsa juga geram. siapa yang berani-beraninya menghabisi manusia salju kesayangannya dan juga Snowgies-Snowgiesnya. "aku bisa memperbaikimu"
Elsa mengeluarkan serpihan salju dari tangannya, dan serpihan tersebut mengelilingi tubuh Olaf. akhirnya, tubuhnya kembali seperti semula. kecuali wortelnya yang sudah terpotong setengah.
"terima kasih Elsa"
"bisa kau jelaskan siapa orang yang menyerang kalian?"
"dia sama sepertimu Elsa, tapi dia lebih tangguh dan kuat! dia seram dan berbahaya, tapi sayang.. aku tak bisa melihat wajahnya karena saat itu.. dia mengenakan jubah yang menutupi hampir seluruh tubuhnya"
Elsa terdiam. "aku akan ke kastil dan mencari tahu apa yang terjadi"
Olaf langsung menggeleng cepat. "Jangan! jangan Elsa! aku takut disana berbahaya!"
"aku juga harus melihat Marshmallow dan Snowgies, mereka bagaimana?"
"Marhsmallow.. aku tak bisa jelaskan, tapi saat kejadian, dia menyuruhku pergi dan membiarkan dirinya bertarung dengan orang itu"
Elsa kembali terdiam. akhirnya timbul niat penasaran, siapa orang yang di maksud Olaf. dia langsung berdiri. "aku akan pergi ke gunung utara, kalian semua jaga Olaf disini"
"Yang Mulia, apa anda yakin? cuaca di luar sedikit berangin. aku khawatir gunung utara sekarang mengalami badai salju" tanya pelayan yang lain.
"Semuanya tidak menggangguku, aku bisa pergi kesana sendirian" jawab Elsa, kemudian dia pun pergi.
Perjalanan menuju puncak gunung utara
Elsa pergi ke gunung utara seorang diri. dia menunggangi kudanya untuk sampai ke kastilnya. Berusaha melalui angin dan salju-salju tebal yang menghalangi langkah tapak kuda yang ia tunggangi. angin di sini berhembus sangat kencang, salju-salju yang terhempas melewati dirinya juga sedikit membuyarkan pandangannya di depan.
Akhirnya, Elsa sampai di kastilnya. dia turun dari kudanya dan langsung bergegas masuk kesana. dia melihat ada goresan-goresan kecil di anak tangga dan pecahan es kastilnya.
dia pun membuka pintu kastil, melihat didalam dan seketika Elsa terkejut.
"Tidak mungkin.."
didalam keadaannya sangat berantakan, dinding kastil yang retakannya sangat panjang, lantai yang berlubang dan serpihan es yang menyebar di seluruh lantai.
"Marshmallow? Snowgies? kalian disini!?" seru Elsa, tapi kelihatannya tak ada mereka disini.
"kemana yang lain?"
Elsa memandangi seluruh isi kastil lamanya, semua hening. Tak ada satu suarapun yang terdengar.
"mama?"
"eh?"
Elsa menengok kebelakang, seperti ada yang memanggil dirinya. "si-siapa disana?"
Tiba-tiba, semua Snowgies yang memanggil dirinya langsung datang.
"MAMA!"
"kalian?" Elsa mengambil snowgiesnya, dia melihat raut ketakutan di wajah manusia salju mungil itu.
"ada apa? apa yang terjadi pada kalian semua? dimana Marshmallow?"
Snowgies-snowgiesnya pun mengantar Elsa ke lantai dua. mereka bergegas ke atas dan melihat Marshmallow sudah terkapar di lantai. pecahan-pecahan dan serpihan Es ada dimana-mana.
"Marshmallow!?"
"mama...?" suara beratnya terdengar lemah. Elsa melihat kaki dan tangan kanan Marhsmallow hilang setengah, seperti Olaf tadi. tanpa lama-lama Elsa memperbaiki tubuh Marshmallow dengan membuat kaki dan tangannya kembali seperti semula. akhirnya Marshamllow bisa bangun, tapi dia hanya bisa duduk.
"bisa kau jelaskan siapa yang menyerangmu Marshamallow?" tanya Elsa.
"dia... seperti... mama..." jawab Marshmallow.
Elsa sampai mengekrutkan keningnya. "seperti aku? dia sama seperti aku?"
"kekuatan es..." kata dia lagi. maksudnya orang yang menyerangnya memiliki kekuatan es yang sama seperti Elsa.
"Me..nyeramkan" jawab Marsmhallow lagi. Elsa sedikit menyimpulkan bahwa orang itu memiliki kekuatan es yang sama dengannya dan menyeramkan.
Elsa melihat kebawah, ada beberapa pecahan es yang kelihatannya aneh dan asing. dia mengambilnya dan mengamatinya dengan seksama, Es yang ini sangat berkilau dan runcing sekali bagian ujungnya, seperti bisa menembs tembok berlapis besi sekalipun. Dan warnanya juga agak kemerahan.
Elsa tidak pernah memiliki kekuatan es semacam ini.
"mungkin Grand Pabbie bisa sedikit memberitahu petunjuk soal es ini, aku ingin tahu siapa orangnya"
Tapi…
Perlukah ia memberitahu kejadian ini pada Anna?
Tidak, tidak, tidak. Aku tidak ingin Anna ketakutan lagi. Kini saatnya aku yang melindunginya –Elsa bergumam.
Dia menggenggam serpihan es itu. Elsa khawatir, bisa saja ini tanda datangnya masalah besar. dia tidak ingin itu terjadi. apalagi, sekarang Anna dan Kristoff sudah berkeluarga dan memiliki kedua anak yang masih kecil.
Elsa merasa, sekarang Arendelle mulai tak aman.
TO BE CONTINUED
AN : Hola! ini saya! hehehe!
Tadinya author bermaksud ingin bikin Fic ini dengan bahasa inggris, Cuma mengingat kemampuan inggris author yang masih tingkat 1 sentimeter (alias masih belepotan) jadi saya putuskan pake bahasa Indonesia aja deh. Semoga ada yang tertarik untuk membaca kelanjutannya ya. #kedipkedipmemohon
Nah, author sekarang lagi nyoba angst/hurt comfort. Jadi kisah Arendelle disini sedang dalam suasana mencekam dan suram, Elsa bakal menghadapi musuh yang lebih kuat dari dirinya. Dan lebih bahaya lagi, keselamatan Anna dan keluarganya. Pokoknya kekuatan cerita dari Fic ini lebih banyak ke aksi, pengorbanan dan perasaan karakter satu sama lain.
Lalu? Siapa Joseff dan Heidi?
Yaa author jelasin dulu dikit : sebetulnya tokoh Joseff dan Heidi ini OC. Tapi, author terinspirasi liat sosok dua anak ini di Deviantart (bagi yg penasaran, cari aja di gugel!) Nama Joseff dan Heidi juga udah di pakai di Fic "Joseff, Prince of dream" dan "And Heidi make a five". Jadi.. author disini hanya MEMINJAM dua anak ini saja. Cuma pinjam kok. Suwer deh. Hehehe…
Oke, ini baru chapter permulaan. Jika suka, review saja. Jika tak suka, cukup dibaca saja. Terima kasih!
Flame? Yaa.. author terima saja deh. Hehehehe #Plaak!
Mind to Review?
