Title : Just a Kiss ( HunHan Ver)

Cast : Oh Sehun, Xi Luhan and other cast you'll find by yourself ;)

Rate : T

Genre : Romance, GS, AU, OOC (Jauh banget dari cast aslinya...)

Summary : Karena sebuah ciuman, Sehun jatuh cinta dengan yeoja sekelasnya yang

tak pernah ia kenal sebelumnya, Luhan.

Annyeong, saya kembali dengan GS fanfic! Yah, fanfic straigh saya gak laku . Ya udah deh, gak papa..

Happy reading, don't like don't read, no bash, no plagiat, and review please...

~Just a Kiss~

Siang itu, Sehun berada di atap sekolah. Ya, apalagi kalau bukan membolos! Padahal saat ini adalah pelajaran favoritnya, yaitu dance. Tiba – tiba, seseorang muncul dan mengagetkan Sehun.
"Yaa, Oh Sehun! Sekarang ini kelas dance! Kelompok kita akan mendapat hukuman kalau kau tidak kembali!", teriak Kai pada Sehun. Sontak saja Sehun kaget, dan melompat dari kursi yang ia duduki saat ini.

Ketika Sehun dan Kai kembali ke kelas, semua mata nampak tertuju pada Sehun. Sehun yang biasanya rajin masuk ke kelas menari, hari ini adalah pengecualiaanya. Sehun lalu meminta maaf pada Yuri seonsaengnim.

"Jeosonghamnida seonsaengnim. Saya lupa kalau sekarang kelas menari.", ujar Sehun lalu membungkukkan badannya.

"Baiklah, aku maafkan. Sekarang kelompok Kai, silahkan mempersiapkan diri.", ujar Yuri seonsaengnim. Kelompoknya Kai lalu mempersiapkan diri. Tugas dari Yuri seonsaengnim yaitu membuat sebuah tarian untuk 6 orang. Anggota kelompok Kai yaitu Sehun, Suho, Chanyeol, dan dua yeoja yaitu Baekhyun dan Lay.

Sehun sekarang berada di kelasnya. Jam istirahat, ia pasti akan menghabiskan waktunya di kantin bersama sahabat – sahabatnya, yang juga satu kelompok menarinya tadi. Bel lalu berbunyi. Sekarang adalah waktunya pelajaran Biologi. Miss Han lalu masuk ke kelas 3.1, kelasnya Sehun.
"Baiklah, hari ini saya akan membentuk kelompok belajar yang anggotanya 2 orang. Dan sudah saya acak nama kalian.", ujar Miss Han. Semua murid kelas 3.1 nampak berbisik – bisik, menebak siapa anggota kelompok mereka.

"Baiklah, tenang semuanya. Akan saya bacakan kelompok kalian. Dan tugas pertama kalian adalah membuat rangkuman tentang materi Pewarisan Sifat. Baiklah, kelompok pertama, Oh Sehun dan Xi Luhan."

Sehun pov's

"Baiklah, kelompok pertama, Oh Sehun dan Xi Luhan.", ujar Miss Han. Luhan? Kok aku tidak tahu ya, di kelas ini ada yang namanya Luhan. Aku tanya pada Kai saja.

"Kai, kau tahu mana yang namanya Luhan di kelas kita?", tanyaku.

"Ya ampun! Kalian di kelas yang sama selama 3 tahun, masa kau tidak tahu? Yeoja keturunan China, yang selalu mendapat peringkat 1 paralel itu! Ya ampun, kau kudet sekali!", jawab Kai meledekku. Maksudnya kudet? Ayolah, Kai! Aku kan tidak suka berbaur dengan urusan akademik. Aku saja tidak mengenal anak – anak yang masuk peringkat terbaik di kelasku, apalagi peringkat paralel! Tapi menurutku aku juga keterlaluan. Masa teman sekelasku sendiri aku tidak hafal? Ya, tapi kenyataannya memang begitu. Aku hanya mengenal teman sekelasku yang ikut kelas menari saja.

"Kau itu, dasar! Yang kau kenali kan hanya anak kelas menari, selain itu kau tidak mau mengenal!", celetuk Kai yang mengagetkanku.

"Iya iya, aku tahu kok!", jawabku lalu beralih mencari mana yeoja yang bernama Luhan itu.

"Yes, aku sekelompok dengan Kyungsoo!", sorak Kai tiba – tiba. Tapi jangan bayangkan kalau sorakan Kai itu tadi keras. Hanya aku, dia dan Tuhan saja yang mendengar(?).

"Kau ini apa – apaan sih? Mengagetkan orang saja.", keluhku. Aku lalu kembali ke aktivitas semulaku, mencari yang namanya Luhan.

"Dia duduk di sebelah kanan Kyungsoo, rambutnya berwarna coklat sebahu.", ujar Kai tiba – tiba. Ia seperti bisa membaca pikiranku.

"Iya, aku tahu kau mencari Luhan. Dari ekspresi dan gelagatmu yang sangat jelas, aku seperti bisa membaca isi otakmu, Sehun ppabo!", ejek Kai. Dasar! Predikatmu di aku makin banyak, mulai Si Tukang Mengagetkan Orang, Si Tukang Tidur, Si Cerdik IT, sekarang tambah lagi, Tukang Mengejek! Oh ya, kenapa malah memikirkan Kai, aku kan mencari Luhan. Oh itu dia. Tapi tunggu dulu! Sewaktu di kelas 1 dan 2 aku pernah melihatnya, tapi tampilannya tak seperti itu! Dulu seingatku ia memakai kaca mata tebal. Dimana kaca matanya itu? Lalu seingatku rambutnya berwarna blonde agak pink, tapi kok sekarang coklat? Aku ingat peraturan sekolah nomor 43 : Dilarang mengecat rambut. Kalau kau masuk sekolahku dengan rambut berwarna hijau, kau dilarang untuk menggantinya! Lalu dulu rambutnya juga panjang!

"Kai,seingatku yang namanya Luhan itu dulu memakai kaca mata tebal, lalu rambutnya juga dulu seingatku warnanya blonde agak pink.", bisikku pada Kai. Lalu kulihat Kai sedang menepuk jidatnya. Memang pertanyaanku salah, ya?

"Oh Sehun yang ganteng sedunia, kau ini benar – benar bodoh atau pura – pura bodoh sih? Itukan Hye Ra? Song Hye Ra, yang pindah sekolah sewaktu kenaikan kelas kemarin!", teriak Kai. Untung saja Miss Han sudah meninggalkan kelas, tanpa kusadari. Ya, semua mata menuju ke arah kami berdua.

"Yak, Kim Jongin, jangan teriak – teriak!", ujar Kyungsoo memarahi Kai. Kai langsung saja bungkam. Kalau sudah berurusan dengan Kyungsoo, Kai sudah menciut. Memang, Kyungsoo ini yeoja yang sedikit galak, menurutku. Ia tegas, ketus dan suka menyelesaikan segalanya dengan cepat. Tapi Kai masih saja menyukainya! Eh, tadi dia bilang apa? Aku ganteng? Cih, makan apa ia tadi pagi mengataiku ganteng? Tapi ya udahlah, nggak apa – kenyataan kalau aku ganteng. Hahaha, aku narsis sekali.

Sehun pov's end

Sepulang sekolah, Sehun menghampiri Luhan yang akan pergi ke perpustakaan bersama Kyungsoo dan Kai yang akan mengerjakan tugas.

"Umm, kau benar Xi Luhan?", tanya Sehun gugup.

"Ne, oh iya Sehun aku hampir saja lupa tadi tidak menyapamu terlebih dahulu setelah pelajaran Miss Han selesai. Kyungsoo langsung saja menarikku ke kamar mandi sampai aku lupa.", jawab Luhan lalu tersenyum.

"Gwenchana, memang sebelumnya kita tidak saling mengenal.", jawab Sehun.

"Karena yang kau urusi hanya anak kelas tari dan olahraga!", ujar Kai tiba – tiba.

"Sudahlah, bisakah kalian berhenti bertengkar? Sejak di kelas tadi kalian sudah bertengkar. Lebih baik kita duluan saja, aku keburu ke bimbel.", ujar Kyungsoo lalu menarik tangan Kai. Kai yang ditarik tangannya oleh Kyungsoo hanya bisa tersenyum dan komat – kamit tidak jelas(?).

"Umm, kita kerjakan dimana?", tanya Sehun kemudian.

"Di apartemenku saja. Hanya 10 meter kok, dari sekolah.", jawab Luhan. Sehun lalu menyetujuinya.

"Biar aku mengambil motorku dulu.", ujar Sehun.

"Kalau begitu aku duluan, aku akan jalan kaki.", ujar Luhan.

"Heh? Aduh jangan! Nanti dilihat orang kan aneh.", respon Sehun.

"Gwenchana, nanti ketika kau sampai di gedung apartemenku, aku juga sudah sampai kok.", jawab Luhan.

"Aduh, jangan. Aku masih gak enak. Mendingan kamu ikut aku aja naik motor.", ujar Sehun. Akhirnya Luhan mengalah dan memilih naik motor dengan Sehun.

"Aku punya 2 helm, tapi ya modelnya ya seperti ini. Ini punya eomma-ku.", ujar Sehun menyerahkan sebuah helm pada Luhan.

"Gwenchana.", jawab Luhan lalu tersenyum. Luhan lalu memakainya dan segera naik ke Ninja milik Sehun.

Mereka berdua sekarang berada di apartemen Luhan. Kurang dari 10 menit, mereka sudah sampai. Kamar Luhan juga tidak berada di lantai atas. Apartemennya berada di lantai 10.

"Ini minumannya. Kau pasti haus sedari tadi mengerjakan ini.", ujar Luhan meletakkan dua buah gelas berisi syrup jeruk dengan es. Heumm, pasti segar..!

"Bagaimana kalau tugasnya dibagi saja? Aku akan mengerjakan bagian DNA, RNA, Sintesis Protein dan Kode Genetik. Lalu kau kerjakan bagian Kromosom, Gen, Alel dan Alel Ganda.", usul Luhan.

"Boleh juga. Hei, kenapa tidak Kode Genetik kita kerjakan sama – sama? Masa aku mengerjakan tiga kau empat? Itu akan membuatmu keberatan.", ujar Sehun.

"Oh, ayolah Sehun! Aku sudah terbiasa melakukan rangkum – merangkum. Bahkan aku mampu melakukannya sendiri, Sehun.", jawab Luhan sedikit menahan tawa.

"Oh ya, dia kan peringkat 1 paralel! Oh Sehun ppabo", pikir Sehun.

"Tapi ini kan kerja kelompok.", protes Sehun.

"Baiklah terserah kau saja.", jawab Luhan mengalah. Entahlah, Sehun sekarang tiba – tiba tersenyum. Mereka berdua lalu mulai mengerjakan.

Sekitar jam 7 malam, mereka selesai mengerjakan. Sehun lalu segera mengeprint hasil pekerjaan mereka selama 4 jam itu.

"Hah, lelahnya. Hei, Luhan. Apa kau tidak lelah belajat terus?", tanya Sehun. Luhan yang asik dengan buku biologinya itupun menoleh. Astaga, suara Sehun yang sudah sekeras itu saja bisa membuat orang kaget, tapi Luhan hanya menoleh dengan santai. Hebat!

"Tidak, karena aku meras bahwa belajar itu merupakan tanggung jawabku sebagai seorang pelajar. Juga, sekarang kan kita sudah di tingkat 3, jadi harus lebih giat belajar, bukannya terus menambah kegiatan ekstrakurikuler.", ujar Luhan sambil sedikit melirik Sehun. Yah, maksudnya juga menyindir Sehun (dan saya juga tersindir).

"Ya ya, aku tahu. Kalau begitu, boleh aku meminta bantuanmu?", tanya Sehun. Luhan hanya mengangguk sambil terus fokus pada buku biologinya.

"Kau tidak les hari apa?", tanya Sehun.

"Minggu, Rabu dan Sabtu. Memangnya kenapa?", tanya Luhan lalu meletakkan buku biologinya di meja. Ia mulai tertarik dengan pembicaraan Sehun.

"Aku ingin kau mengajariku belajar. Kau tau kan, nilaiku itu pas – pasan? Dibanding dengan Kai,nilai Kai lebih baik dari pada aku.", ujar Sehun.

"Umm, baiklah. Kapan kita mulai?", tanya Luhan.

"Karena besok hari Sabtu, kita mulai besok saja, jam 4.", jawab Sehun lalu tersenyum.

"Jam 4?!Kan kita pulang dari sekolah jam 4. Kau tidak latihan basket dahulu?", tanya Luhan. Ya, ia juga tahu kalau Sehun itu sangat menyukai basket. Buktinya, berkali – kali Sehun mengikuti lomba, bahkan ia rela latihan malam – malam sendirian. Lho, bagaimana Luhan tahu? Luhan memang seperti mengamati Sehun selama ini. Dari kejauhan. Bukan berarti Luhan menyukai Sehun, hanya saja saat ia ada kegiatan di sekolah, pasti Sehun juga ada di sekolah. Sewaktu Sehun main basket malam – malam itu, Luhan baru saja pulang setelah mengikuti kelas tambahan untuk persiapan olimpiade. Kalau tidak salah, waktu itu jam 10 malam, dan Sehun belum pulang!

"Dari mana kau tahu aku berlatih basket?", tanya Sehun heran.

"Oh ayolah, aku tidak kudet. Walaupun kau tak mengenalku, aku mengenalmu. Aku mengenal seluruh anak di kelas, bahkan aku tahu dan hafal kegiatan – kegiatan masing – masing.", jawab Luhan santai.

"Aku, sebenarnya berhenti main basket. Orang tuaku yang menyuruhku.", ujar Sehun.

"Baiklah, kalau begitu. Oh ya printnya sudah selesai.", ujar Luhan lalu mendekat ke meja tempat Sehun mengeprint tugas mereka. Sehun juga masih duduk di kursi dekat meja itu.

"Orang tuamu dimana?", tanya Sehun.

"Di China,mengurusi perusahaanya.", jawab Luhan.

"Kau anaknya pengusaha?", tanya Sehun kaget.

"Iya. Tapi itu membuatku tidak nyaman. Aku tidak mau diistimewakan.", jawab Luhan.

"Kalau begitu sekarang kita berteman, ya?", tawar Sehun.

"Hei, kau dari dulu itu temanku.", jawab Luhan.

"Tapi sekarang menjadi, umm..teman yang lebih dekat lagi. Kita bahkan sudah bercerita tentang keadaan masing – masing. Jadi?', tawar Sehun lalu memberikan tangannya pada Luhan untuk bersalaman.

"Baiklah, tuan Oh. Aku mau.", jawab Luhan lalu menjabat tangan Sehun. Yah cukup lamamereka bersalaman. Tapi ada yang mereka pikirkan di benak mereka.

"Kalau diamati lagi, ternyata Luhan itu cantik."

"Aduh, kenapa Sehun menatapku seperti itu, hah?"

"Luhan, kenapa ekspresimu sedikit berubah?"

"Kenapa sekarang Sehun berubah menjadi tampan?"

Mereka lalu melepas jabat tangan itu, dan tersenyum.

"Umm, Luhan – ah, aku boleh ke kamar mandi?', tanya Sehun.

"Tentu. Di dapur, sebelah kanan kulkas agak ke kanan.", jawab Luhan.

"Buatkan aku minum lagi ya..", ujar Sehun lalu segera menuju ke kamar mandi. Luhan lalu segera menuju ke dapur untuk membuatkan Sehun minum. Saat Luhan mengambil air dingin di kulkas, airnya tumpah. Luhan lalu meletakkan tempat airnya dan mengambil serbet yang ada di lemari atas. Dan kebetulan, Sehun keluar dari kamar mandi. Sehun lalu berjalan menghampiri Luhan. Naas, ia terpeleset tumpahan air di depan kulkas. Tepat saat Luhan berbalik dari ia mengambil serbet tadi. Sehun yang terpeleset jatuh menimpa Luhan. Mereka berdua yang kaget, hanya memejamkam mata dan jatuh terguling ke lantai. Mereka berdua merasakan ada sesuatu yang menempel di bibir mereka. Ketika mereka membuka mata, mereka masih diam, dan mencerna semua yang terjadi. Setelah mereka loading, mereka lalu bangun dan sedikit bergeser menjauh. Luhan lalu duduk dn menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya yang ia tekuk. Sehun hanya merutuki dirinya yang sangat ceroboh.

"Err, m – mi – miahe, L – Lu – Luhan - ah. A – ak – aku t – tidak s – sengaja. Aku t – terpelset t – tadi, umm k – kau tahu kan?", maaf Sehun sambil tergugup. Bagaimana tidak gugup, di hari pertama mereka bertemu dan berteman, sebuah insiden mengejutkan terjadi.

"N – ne. Aku tahu.", jawab Luhan masih dalam posisinya tadi. Entahlah, Sehun tidak mengerti kenapa tiba – tiba ia merasakan sebuah sengatan aneh pada dirinya. Dan rasanya, ia ingin sekali mencium Luhan lagi.

"Yakk, Oh Sehun! Jangan lakukan itu.", kata hati Sehun. Tapi otaknya memerintahkan hal sebaliknya. Sehun lalu mendekati Luhan. Dan tepat saat Luhan mendongakkan kepalanya, Sehun menciumnya lagi. Sadar apa yang dilakukannya, Sehun lalu segera melepas ciumannya dan menundukkan kepalanya, sedikit bergeser menjauh dari Luhan juga.

"Mianhe, Luhan – ah. A – aku tidak tahu apa y - yang tejadi padaku. Tiba – tiba saja, a – aku i – ingin menciummu lagi.", jawab Sehun jujur. Yakk, kau terlalu jujur Tuan Oh!

"Ternyata apa yang dikatakan appa-ku benar.", ujar Luhan tiba – tiba.

"Maksudmu?", tanya Sehun menoleh ke arah Luhan.

"Appa-ku pernah bilang kalau ada namja yang sekali menciumku, ia akan merasa ingin terus menciumku. Makanya, aku tidak punya pacar. Ya, walaupun ini insiden tapi kan ya..", ujar Luhan sengaja ia gantung.

"Aku yang salah. Aku tadi ceroboh.", ujar Sehun.

"Tidak tidak, aku yang salah. Aku yang menumpahkan airnya.", respon Luhan. Mereka masih duduk di lantai dapur. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Ini sudah malam, sebaiknya aku pulang.",ujar Sehun lalu berdiri. Luhan lalu ikut berdiri dan menahan lengan Sehun.

"Umm, aku, a – aku…", ujar Luhan terbata. Tanpa ia sadari, ia malah mencium Sehun. Sehun juga kaget.

"Ada apa denganku?", teriak Luhan tiba – tiba. Sehun yang juga kaget hanya bisa diam. Mereka berdua sama – sama terkena sihir mereka sendiri. Sehun lalu segera membereskan barang – barangnya. Ia lalu berpamitan pada Luhan.

"Tidur yang nyenyak ya, Luhan – ah. Jangan pikirkan, umm yang tadi.", ujar Sehun tersenyum. Luhan lalu tersenyum.

"Ne, hati –hati.", jawab Luhan. Sehun lalu segera masuk ke lift. Luhan lalu menutup pintu dan menguncinya. Ia lalu segera masuk ke kamarnya.

"Bagaimana ini?',resah Luhan. Apa yang dikatakan oleh appa-nya benar – benar terjadi.

To Be Continued

Hei, masih setia baca sampai bawah? Wkwkwk, selamat buat anda yang berhasil kuat membaca sampai bawah, karena fanfic aku ini bahasanya pakai bahasa alien, susah dimengerti. Ya udah deh, aku cuma mau ngucapin terimakasih udah mau baca, apalagi yang ngereview. Oke, see you next chap….