Warning : hancur, gaje, dan sedikit OOC. Tapi aku pikir OOC itu selalu ada. Bener gak sih?

Naruto © Masashi Kishimoto

Victoria © Ayui Nonomiya


"Argh…"

Erangan seorang wanita membahana di kamar itu. Kamar dengan penuh gaya klasik. Luasnya minimalis, namun terkesan rapi dengan prabotan-prabotan indah seperti guci dari China dan karpet dari Turki.

"Kenapa aku harus memakai pakaian besi ini?" seorang gadis muda, yang memiliki rambut berwarna pink protes kepada wanita yang lebih tua di belakangnya.

"Sudahlah Nona, anda jangan mengeluh." jawab wanita di belakangnya, wajah putihnya tersenyum pada sang majikan lewat pantulan cermin di depan.

"Tapi tidak harus seperti ini kan? Aku lebih memilih memakai pakaian para gelandangan di gang-gang sempit di kota ini. Daripada harus memakai gaun indah, namun bisa mencekik tubuhku dengan kawat-kawat yang terpasang di dalamnya." Oceh gadis itu tanpa henti sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin.

"Nona harus bersyukur…" senyum di wajah Sizune masih mengembang.

"Yayaya. Aku mengerti Mrs. Shiranui. Aku selalu bersyukur dengan apa yang telah di berikan padaku, tapi… aku hanya protes. Kenapa di zaman ini harus menggunakan pakaian seperti ini?" mata emerald gadis itu memutar.

"Karena Anda adalah seorang Bangsawan."


Wajah cantik dari gadis bermata emerald itu menatap jalanan yang sedang dilewatinya dari balik kereta kuda. Betapa miris saat ia melihat daerah kumuh dari kota yang maju ini. para gelandangan saling berebut seonggok daging busuk yang ada di dalam tong sampah, mereka bahkan bisa saling menyakiti satu sama lain. Untuk apa? Hanya untuk bertahan hidup di kota ini.

Ini Zaman Victoria, Zaman dimana perubahan ekomoni kearah yang lebih maju, era baru. Dengan di pimpin oleh seorang Ratu yang sedang berada di Istana. Apa masih tidak cukup untuk memperhatikan hal yang terlupakan dari era baru ini? Mereka yang tidak mampu, mereka membutuhkan orang-orang yang berada di kursi-kursi pejabat dan para bangsawan.

Biasanya gadis-gadis bangsawan sepertinya hanya memikirkan menonton pacuan kuda, berbelanja, dan hal lain di Negara ini. Tidak. Sakura tau mereka ---kaum bawah. Membutuhkan para bangsawan dan pejabat yang mau membantu mereka, barang hanya untuk makan sehari.

Saat dalam pikirannya akan kehidupan yang terlupakan di zaman ini, dia menyadari kereta kudanya telah berhenti di depan sebuah Mansion megah. Sang kusir pun membuka kan pintu kereta, lalu membantunya turun dari kereta tersebut.

"Ah. Terimakasih ." Senyuman dari gadis itu membantu menyucapkan kata terimakasih pada sang kusir yang telah membantunya. Orang yang di sebut pun hanya tersenyum mengangguk.

Dengan susah payah turun dari kereta kuda, akhirnya dia berhasil turun dengan gaun yang merepotkan itu. Sakura menatap kebawah, kearah gaun pink dengan garis-garis silang di daerah dada dan pinggang, serta daerah bawahnya melebar yang dihiasi renda berwarna putih.

"Haaahhh~"

Dia hanya bisa menghela nafas menatap gaun yang dipakainya. Memang sehari-hari pakaian seperti inilah yang di pakai oleh para perempuan di Inggris. Tapi… ayolah! Tidak harus dengan ikatan tali yang sangat kencang serta kain yang berat kan?

Sakura kemudian menatap sebuah Mansion mengah di depannya, milik bangsawan terhormat. Mansion Hyuuga. Hari ini ada jadwal acara minum teh dengan Putri dari keluarga itu, sahabatnya sendiri. Hyuuga Hinata. Teman-temannya yang lain pun juga di undang, dan sepertinya mereka sudah datang lebih dulu. Saat sakura melihat deretan kereta kuda yang terparkir di halaman Mansion itu.

Tanpa banyak pikir panjang, gadis bermata hijau emerald itupun segera berjalan menuju Mansion yang menjulang megah di hadapannya.


Kumpulan para gadis-gadis bangsawan mengitari meja bundar yang terbuat dari kayu, yang di ekspor langsung dari Bulgaria. Makanan-makanan kecil seperti Muffin dan Kue Jahe mengisi meja itu, teko dan gelas-gelas kecil dengan ukiran yang menakjubkan juga ikut mengisi meja. Dan jangan dilupakan tawa ria dari para gadis-gadis bangsawan.

"Ahaha~"

Suara tawa renyah keluar dari mulut seorang gadis. Sang gadis bangsawan Yamanaka itu masih tertawa. Gadis-gadis yang lain menatap geli kearahnya. Memang terlihat aneh bukan? Seorang gadis bangsawan bisa tertawa seperti itu.

"Hey. Sudahlah Lady Ino. Ngomong-ngomong liburan musim panas barusan kemana?" tanya seorang gadis berambut pirang ikal sambil menyerup teh hijau dari cangkir yang di pengangnya.

"Hmm… liburan tadi aku ke Prancis. Kalian tahu kan?" tawa dari gadis yang di panggil barusan terhenti, dan menjawab pertanyaan gadis yang sedang menyerup teh.

"Aku tahu. Kau pasti berbelanja?" tebak gadis berambut coklat.

"Yup. Kau benar Tenten." Gadis itu, Ino. Tersenyum mengangguk pada gadis di depannya.

"Biasalah. Kita semua tahu akan kelakuan Lady Ino." Suara gadis berambut pink menyahut. Ino hanya mendegus sebal. Yang lain tertawa. Dan Sakura pun ikut tertawa.

"Lalu Lady Sakura kemana?" sang tuan rumah kini juga ikut biacara. Mata lavendernya menatap kearah Sakura.

"Hanya di Panti Asuhan ." Sakura tersenyum senang. Teman-temannya mengerti akan kegiatan sosial gadis itu.

"Kau melakukan hal yang bodoh." Ino, gadis paling berisik di ruangan itu menatap sang sahabat.

Sakura menatap bingung pada Ino, "Maksudmu apa?"

"Tidak. Hanya saja kau melakukan sesuatu yang tidak seharusnya gadis bangsawan lakukan." Ucapan Ino ternyata membuat Sakura merasa kesal. "Maksudku, yah kau beda. Bukannya menyindir lho." Mata biru Ino mengedipkan pada Sakura sambil tersenyum.

"Oh. Aku pikir kau menyindirku." Degusnya kesal. "Ah. Bagaimana kabar Tuan Gaara?" gadis itu menatap penasaran ke arah Temari, gadis yang baru saja menyerup teh tadi.

"Dia masih berada di Ceko bersama Kankuro. Yaahh, aku harap dia baik-baik saja disana." Temari menghela nafas dan tersenyum pada yang lain.

"Ngomong-ngomong bukannya Jendral Uchiha itu akan segera datang?" tanya Tenten, gadis bermata coklat itu menatap gadis cantik berambut indigo di sampingnya.

Hinata mengangguk. "Hm. Setelah keberhasilannya di medan perang tiga bulan yang lalu, dia akan segera kembali ke London."

"Benar-benar hebat Uchiha itu, padahal masih muda tapi sudah menjabat sebagai Jendral." Ino berkata kagum, menjunjung seseorang yang mereka bicarakan.

"Hey, Lady. Bukankah dia memang berasal dari keluarga Bangsawan Uchiha. Tentu saja wajar." Temari menyatakan pada gadis yang duduk di sampingnya.

Sakura. Gadis itu tidak tahu siapa yang mereka bicarakan. Dan hanya bisa berdiam diri saja sambil menatap kearah teman-temannya. Dia benar-benar tidak tahu siapa itu Jendral Uchiha, tapi yang dia tahu adalah Tuan Gaara. Karena, tentu saja. Dia berteman dengan pemuda dingin berambut merah dengan tato kanji 'ai' di dahinya.


Sosok seorang pemuda berjalan di tengah kota London, sesekali dia menatap kearah sekitar dengan pandangan yng tak bisa di tebak. Wajah tampan serta pakaian yang rapi dan bersih menguatkan bahwa dia adalah seorang bangsawan.

Orang-orang yang lewat di sekitarnya hanya bisa menatap kagum dan sesekali berbisik. Sang pemuda menghiraukan bisikan-bisikan yang ada di sekitarnya. Dia tetap berjalan lurus menuju Toko Cory and Jack.

Cring~

Bunyi bel di pintu masuk menandakan ada pengunjung datang. Namun, sepertinya kesibukan di dalam toko menghiraukan sang pemuda itu masuk.

"Terimakasih, ."

"Datang lagi kesini ya Lady." Kata seseorang yang memiliki garis bekas sayatan di hidungnya dari balik meja kasir.

Pemuda itu mengedarkan pandangannya keseluruh toko, beberapa bangsawan seperti dirinya juga ada di dalam toko itu, mereka membeli atau hanya sekedar melihat-lihat. Lalu pemuda dingin itu pun berjalan mendatangi sang kasir.

Brak!

Tanpa disadari, sepertinya dia bertabrakan dengan seseorang. Orang-orang yang ada di toko itupun segera menatap dia dan seseorang yang di takbrak. Para gadis muda saling berbisik. Lalu pemuda itu pun menatap seseorang---perempuan--- yang di tutupi oleh topi bundar berwarna putih dengan hiasan bunga mawar di sisinya.

"Ahh." Pemuda itu mendengar suara perempuan yang di tabraknya.

"Lady. Anda baik-baik saja?"

"Um. Aku baik-baik saja." Sang Lady pun berdiri di bantu oleh pemuda itu.

Pemuda tampan yang terkesan dingin itu tiba-tiba terdiam seketika saat pandangan mata Onyx-nya bertemu dengan mata emerald dari seseorang yang di tabrak. Menyadari akan tangan mereka yang berpegangan ---dan sepertinya timbul garis-garis merah--- segera lah melepaskannya masing-masing.

"Sir, Lady. Kalian baik-baik saja?" sang pemilik toko yang menyadari kecelakaan kecil di tokonya itu segera bergegas mendatangi mereka berdua.

"Hn." Pemuda itu berkata dalam diam. Dan Sakura mengangguk tersenyum.

"Syukurlah." Sang pemilik mengelus-ngelus dadanya.

Tanpa pikir panjang, Sakura segera keluar dari toko itu. Barang-barang yang dibelinya sudah cukup, lalu setelah ini dia harus ke suatu tempat. gadis Haruno yang sedang berjalan menuju pintu itu mendengar sedikit pembicaraan seseorang yang di tabraknya tadi dengan pemilik toko.

"Sudah lama anda tidak kesini Jendral Uchiha." Kata Iruka, sang pemilik toko

Sakura yang merasa mengenali kalimat itu tampak berpikir. Namun, pikiran itu segera dibuang dan dia segera keluar dari toko Cory and Jack tersebut.

Sasuke, pemuda itu menyadari jika seseorang yang ditabraknya tadi sudah tidak ada. Lalu mata Onyx-nya di edarkannya keseluruh toko, saat melihat punggung dan topi putih yang keluar dari toko. Awalnya dia akan mengejar namun saat sang pemilik toko berkata padanya, di undurkanlah niat tersebut.

"Barang yang anda pesan sudah ada, Sir."


Musim gugur yang berangin tak membuat kedinginan gadis itu, di langit sang matahari masih memancarkan sinarnya. Namun, sepertinya orang-orang masih mengabaikan sang musim. Ini karena masih awal musim gugur.

Gadis bangsawan itu berjalan sendirian menuju suatu arah, tas berwarna putih mengantung di tangannya. Setelah keluar dari toko Cory and Jack dia pun bergegas menuju suatu tempat.

Sampai sepertinya dia memasuki daerah kumuh di kota itu, gadis itu semakin berhati-hati. Karena, di daerah sini adalah tempat tinggal bagi para masyarakat kelas bawah. Disini banyak terdapat copet, perampok, dan sebagainya.

Orang-orang yang berada di daerah itu menatap sinis kearah Sakura. Walaupun dia merasa risih dengan statusnya sebagai bangsawan---berpakainya rapi dan bersih--- berbanding terbalik dengan mereka, tapi dia harus memasuki daerah ini.

Gadis itu mulai memasuki gang sempit, dan benar saja. Semakin banyak orang-orang miskin dengan pakaianya compang-camping, mantel yang bolong, dan syal yang sobek, dan tak lupa wajah-wajah kotor yang terkena debu. Mereka menatap dalam diam kearah Sakura.

Sakura menyadari, sepertinya seseorang tengah mengikutinya dari belakang. Saat dia berbalik, namun semuanya sama. Gadis itu lalu menatap kearah depan. Sekali lagi. Sakura benar-benar merasakan seseorang mengikutinya. Namun, tidak ada lagi saat dia menatap kearah belakang. Semuanya sama, orang-orang kumuh itu.

Brak!

Seseorang menabraknya dari arah belakang dan gadis itu terjatuh. Sakura segera berdiri saat menyadari tas yang dia bawa sudah tidak ada di tangannya. Dan melihat karah depan, seseorang tengah membawa lari tas itu.

"Hey, tunggu kau copet sialan!" gadis itu berteriak pada seseorang yang tengah lari membawa tasnya. Dengan segera dia mengejar sang copet.

Berlari dan terus berlari. Sakura tak memperdulikan orang-orang yang menatapnya, mereka tidak membantu dirinya. Semuanya ini wajar, karena inilah tempat bagi para bajingan busuk itu.

"Hey, Nona. Sepertinya anda butuh bantuan?"

"Eh?" Sakura mendengar suara seseorang.

Seseorang tengah berlari disampingnya. Dan gadis itu menoleh, tubuh atletis dari seorang pemuda yang lebih tinggi darinya berlari, wajah tampan dan rambut hitam kebiruan itu.

Sakura merasa pernah melihat orang itu. Tapi dimana?

Aha. Sakura tahu. Dia adalah seseorang yang bertabrakan dengannya di toko Mr. Iruka barusan.

"Jangan melongo seperti itu. Lebih baik mengejar sang pencurinya!"

Suara pemuda itu menyadarkan lamunan Sakura, tahu-tahu sang pemuda itu sudah berada jauh di depannya mengejar sang pencuri.


A/N : maaf jelek dan pendek... ==

Um, hai semuanya. Akhirnya saya kembali setelah hiatus UN. =..=

Sambil menunggu pengumuman UN yang akan diumumkan entah awal atau tengah bulan mei, lebih baik saya bikin fict.

Ah. Sudah lama saya tak menulis. Berhubung fict ini adalah fict setelah hiatus saya, jadi maafkan kalau tata bahasa dan alurnya kacau, lalu ada typo. Saya janji, akan memperbaikinya. Beneran deh! ^^v

Hm, saya sangat menyukai zaman ini, zaman klasik (?) semuanya terlihat keren. Zaman seperti ini banyak menyimpan misteri dan terlihat berkelas. XD

Yang paling saya ingat yaitu pembunuh berantai JTR *apa hubungannya?*

Err… lalu sepertinya fict ini hanya akan jadi three-shot atau two-shot. Beneran, sumpah. Saya gak bisa bikin multi-chap, karena panjangnya -?- lalu saya terbiasa dengan one-shot. (-.-)a semuanya tuntas. Kalau saya jadi sutradara, saya lebih memilih bikin film daripada sinetron. *plakk*

Jadi, maukah kalian me-review fict ini? Saya menerima kritik dan saran untuk kemajuan fict ini. ^^

Review~