"Looking Through Your Heart"

By : Amanda Lactis

Genre : Romance, Friendship

Main Pair : Park Jimin x Min Yoongi

Desclaimer : BTS not mine (even if I hope so)

Summary : Jimin itu playboy, suka modus dengan kakak kelas yang menurutnya imut. Dan Yoongi, sangat benci dengan juniornya yang satu itu. "Yoongi-ya, kau kenal dengan Jimin?" Yoongi mendengus. "Playboy kelas kakap yang suka modus, hell yeah." Park Jimin x Min Yoongi! My First Screenplay Fanfiction!

.

.

.

Kelas 3-2 terlihat ramai, ada yang tengah mengobrol, ada juga yang sibuk menikmati kesendiriannya. Bel istirahat berbunyi beberapa menit kemudian, dan Yoongi masih betah memandangi jendela kelas yang dihiasi rintik air hujan. Hanya dia, orang yang suka sekali memandangi hujan, bagaimana pun kondisinya, Yoongi menyempatkan diri untuk menghirup aroma hujan.

"Yoongi-ya, tidak ingin ke kantin?" tawar sahabat baiknya selama tujuh tahun, Kim Seokjin. Yoongi menggeleng pelan, tanda dia tidak mau diganggu. Seokjin paham, sahabatnya itu terkesan terobsesi dengan hujan, padahal Yoongi hanya suka dengan suasana mendung dan hawa dingin yang dibawa oleh kawanan air hujan.

"Yoongi-hyung! Aku dengar Jimin tidak masuk, kau bisa ke kantin sepuasmu..."

Datang lagi suara asing ke telinga Yoongi, pemuda berwajah manis itu menoleh dan mendapati sesosok lelaki datang tanpa diundang, si alien dari planet lain alias Kim Taehyung, adik tiri Kim Seokjin. Taehyung lebih muda darinya, untuk itulah dia terdaftar sebagai kelas dua, satu tingkat dibawah Yoongi dan Seokjin. Yang juga satu kelas dengan Jimin dan kawan-kawan.

"Kau-kenal dengan Jimin? Jimin yang itu?" tanya Seokjin memelankan suaranya, Yoongi mengangguk acuh, bibirnya malas untuk bergerak bila objek pembicaraan berhubungan dengan Park Jimin.

"Yoongi-ya, dia itu kan-

"-playboy kelas kakap yang suka memodusi kakak kelas, yeah aku tahu. Makanya aku malas bila membahas dirinya." Yoongi menyela dengan wajah ketus, ya meski wajahnya memang ketus dari lahir. Kalau Park Jimin dikenal sebagai musuh bebuyutan Min Yoongi, maka Yoongi sendiri punya sebutan dari juniornya.

Yoongi dikenal sebagai kakak kelas yang manis namun bermulut pedas. Kulitnya yang pucat, matanya yang suka menyorot sinis dan ucapannya sangat menyakitkan hati. Sebenarnya, Yoongi tipe orang yang apa adanya, dia berkata sarkas karena memang itu kebenarannya. Dan Seokjin sudah hapal semua tingkah laku Yoongi sejak mereka berteman saat SD.

"Tapi aku dengar, ehem dia menyukaimu, Yoongi-ya. Apa itu benar?"

Hening.

Sial, suara Seokjin terlalu keras, semua penghuni kelas jadi memandangi mereka berdua. Dan Taehyung malah asik bermain game pada ponselnya. Yoongi memejamkan matanya keras, ingin hati mencakar wajah imut Seokjin, tapi ditahannya demi kelangsungan pertemanan mereka yang sudah berjalan tujuh tahun.

"Daebak..."

"Pa-Park Jimin menyukaimu?"

"Ini bisa menjadi berita paling panas di sekolah kita!"

Yoongi menarik pergelangan tangan Seokjin untuk keluar kelas, sementara Taehyung dengan santai mengekori mereka dari belakang. Semua siswa jelas penasaran dengan hubungan antara Min Yoongi dan Park Jimin. Bisa-bisa terjadi peperangan yang memakan banyak korban. Halo? Yoongi kan benci dengan Jimin, alasan masih tidak diketahui sampai sekarang. Seokjin juga capek bertanya ini itu pada Yoongi, karena yang menjadi jawaban adalah gumaman tidak jelas yang meluncur dari bibir tipis sahabatnya.

"Tahu apa yang kupikirkan?" Seokjin menepuk bahu Yoongi pelan. Membuat pemuda itu menoleh dan berharap agar Seokjin bisa mengatakan kalimat penghibur hati.

"Sepertinya kau cocok jadi pacar si Jimin."

Hening.

Kantin mendadak sunyi, senyap dan hanya deru nafas yang terdengar. Yoongi hampir saja mengamuk dan mengucapkan kalimat mutiaranya, namun ditahan. Sebisa mungkin dia menahan semua kekesalan dalam hati. Kalau Seokjin bukan sahabatnya dari SD, Yoongi bersumpah untuk menghajarnya sampai babak belur. Minimal rawat inap di Rumah Sakit.

"Ya! Bagaimana. Bisa. Kau. Berpikiran. Seperti. Itu?!" Yoongi berteriak marah, dia memejamkan matanya dan kini berpikir betapa bodoh ia karena lupa sifat Seokjin yang kelewat polos. Taehyung mengernyit, memangnya apa yang dikatakan kakak tirinya salah ya?

"Kan aku cuman bilang, Yoongi-ya. Bisa saja kan, Jimin memang suka denganmu. Dia itu kan The Most Handsome Junior nomor dua, satu tingkat dibawah Namjoon." Wajah Seokjin merona saat mengatakan nama kekasihnya sendiri, Yoongi sampai ilfeel dan terus-terusan berpikir jika pertemanan mereka sangat tidak wajar.

"Namjoon sih oke, lah Jimin? Demi Tuhan, Kim Seokjin!" yang dibentak malah tertawa tanpa dosa, Yoongi jadi tidak tega memarahi Seokjin. Wajahnya itu loh, bikin hati leleh.

"Halo para ladies cantik~"

Deg...Deg...Deg...

Yang dikira tidak masuk, entah info dari mana Taehyung mendapatkannya tapi Yoongi sungguh ingin memukul kepala alien itu. Bagaimana bisa, Park Jimin dan gerombolannya datang ke kantin saat ia sendiri sedang kelaparan?!

"Yoongi-sunbae tambah cantik, mau kencan denganku?"

Yoongi pura-pura tidak dengar, matanya terpaksa dialihkan kearah lain. Jimin yang melihat itu jadi gemas ingin menggoda senior galaknya.

"Aduh, Yoongi-sunbae kenapa memalingkan wajahmu? Aku kurang tampan untukmu, ya?"

Mulai terdengar seruan heboh dari segala sudut, ada yang menyuruh Jimin segera mencium Yoongi, ada juga yang mengancam akan membunuh Jimin bila berani menyentuh Yoongi. Aneh, memang. Masing-masing punya fanbase yang sering sekali berselisih. Fans Yoogi menganggap Jimin hanya playboy yang tak bisa serius, sedangkan Fans Jimin tidak suka dengan sikap sok jaim Yoongi.

"Aku mau ke kelas saja," Yoongi bangkit dan hendak berjalan kembali ke kelas, sebelum tangan Jimin menyekal tangannya. Jimin sendiri sudah senyam-senyum, dia senang melihat wajah Yoongi yang ketus dan galak. Hiburan tersendiri, katanya.

"Lepaskan tanganku, Park. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau terus-terusan menggangguku!" Yoongi mencoba sekuat tenaga melepaskan cekalan tangan Jimin, yah meskipun perbedaan kekuatan keduanya terlihat jelas sih. Yoongi kan tidak tinggi, beda dengan Jimin. Juniornya itu setinggi papan listrik, masa iya Yoongi yang notabene senior malah setinggi bahu Jimin? Kan terinjak-injak harga dirinya.

"Ayolah, sunbae. Kau itu manis, imut, menggemaskan. Jangan suka marah, nanti tidak ada yang mau jadi pacarmu, loh."

"Persetan!"

Banyak yang berpikir betapa bodoh-atau gila?- Park Jimin karena sudah membuat Yoongi marah. Semua juga tahu, Yoongi kalau emosi suka bicara yang macam-macam, tidak difilter lagi. Jadi banyak yang takut untuk sekadar mengobrol dengan Yoongi. Kecuali Seokjin dan Taehyung tentunya, yang sudah kebal secara lahir batin dengan sarkasme dan sinisme Min Yoongi.

"Mungkin tidak sih, mereka berdua pacaran?" tanya Taehyung, pada Seokjin. Kakak tirinya tersenyum, misterius dan mencurigakan, tatapan matanya tak lagi lembut melainkan jahil. Namjoon yang berada tak jauh dari sana, sudah bisa menebak apa yang ada dipikiran kekasihnya itu.

'Mereka cocok sih, kan kalau mereka pacaran bisa jadi berita panas. Hehehe...' Seokjin membatin sambil mengkhayal akan bagaimana nantinya bila Jimin benar-benar naksir dengan sahabatnya itu. Tapi setahu Taehyung, Jimin doyan menggoda hampir semua kakak kelas yang menurutnya manis dan imut. Yoongi hanya sebagian kecil dari 'mainan' Park Jimin. Kan kasihan, sudah jomblo delapan belas tahun, dibohongi pula. Bisa bunuh diri Yoongi nanti. Taehyung meski tidak terlalu dekat dengan Yoongi, tapi dia menghormati dan tak ingin agar sahabat kakak tirinya itu tersakiti. Wajah boleh garang, tapi hati Yoongi itu selembut kapas.

Lain lagi dengan Namjoon yang duduk disamping Chanyeol, dia sudah mewanti-wanti Jimin untuk tidak macam-macam dengan Yoongi. Namjoon tidak mau geger dengan Seokjin nya tersayang hanya karena sikap playboy Jimin yang diluar batas normal.

"Apa hubungan Seokjin dengan Jimin sih? Kenapa kau repot-repot mengancam Jimin?" tanya Jackson penasaran, dia yang memang sudah dekat dengan Namjoon sejak hari pertama sekolah sampai tahun kedua mencoba mengorek informasi. Namjoon menghembuskan nafas panjang.

"Seokjin itu walaupun terkesan lembut dan kalem, kalau marah sangat menyeramkan tau. Apalagi dia sangat sayang dengan Yoongi-sunbae, jangan sampai Jimin melukai Yoongi, awas saja kalau bocah itu berani."

Jackson menatap Chanyeol, berharap lelaki yang sedikit hyper itu tahu apa maksud perkataan Namjoon, tapi tidak. Chanyeol malah menikmati makanannya dengan tenang dan khidmat.

"Yoongi! Sunbae! Yoongi-hyung!" Jimin berlari kecil saat ia melewati koridor kelas, bibirnya menyerukan nama Yoongi berkali-kali namun kakak kelasnya justru mempercepat langkahnya. Apa salahnya sampai Yoongi membencinya? Apa karena dia ganteng? Populer?

"Aish! Bisakah kau berhenti menggangguku? Kau punya dendam ya denganku?!" sembur Yoongi membalikkan tubuhnya. Ia ngos-ngosan dan bertambah kesal ketika berhadapan langsung dengan Jimin, tinggi mereka ehem kan beda level. Jimin mengerjapkan matanya, menamatkan rupa kakak kelas yang ia puja sejak beberapa bulan yang lalu. Yoongi-sunbae kalau marah tambah imut, batinnya sambil nyengir. Yoongi yang mulai mendeteksi bahaya jadi mundur satu langkah.

"Kenapa menjauh? Sini dekat denganku dong, Yoongi-sunbae." Goda Jimin usil, mengundang delikan maut dari Min Yoongi.

"Sana urusi kakak kelas yang menurutmu manis dan imut! Tapi jangan menggodaku, kaparat!"

"Aduh, bahasanya kasar sekali, Yoongi-sunbae mau dihukum ya?"

Yoongi menyipitkan matanya yang memang sipit dari lahir, mencari tahu kenapa Tuhan begitu menyayanginya sampai mengirim setan usil bernama Park Jimin. Apa dia pernah melakukan dosa ya di kehidupan sebelumnya?

"Kau kehabisan mainan? Ada banyak adik kelas yang bisa kau pacari, kau sangat memuakkan, Park Jimin. Aku tidak tahu kesalahan apa yang pernah kuperbuat, tapi sikapmu yang sok ganteng dan playboy itu sungguh membuatku jengkel." Ucap Yoongi dengan nada rendah. Sampai saat ini, hanya ia dan Tuhan yang tahu alasan kenapa dirinya begitu membenci Jimin. Hanya Tuhan yang mendengarkan kata hati Yoongi.

Jimin yang mendengar ucapan Yoongi mendadak merasa sakit pada ulu hatinya. Agaknya kata-kata Yoongi kali ini keterlaluan. Dia sampai tidak bisa berkata-kata. Apa benar dia semenyebalkan itu? Padahal Jimin tidak berniat membuat Yoongi marah, dia hanya ingin agar kakak kelasnya yang satu itu tahu jika Jimin benar-benar suka dengannya.

"Jimin-ssi!" suara lelaki lain menyita perhatian keduanya. Di sana, seorang lelaki manis dan cantik, berlari kecil menuju arah Jimin, senyumnya mampu menenangkan hati sejuta umat. Yoongi tahu benar siapa itu. Yoongi tahu dan lelaki itu juga yang membuatnya benci setengah mati dengan Jimin.

"Jungkook-ah, ada apa?" Jimin bertanya ramah, ia melirik Yoongi yang mendengus sebal. "Sunbae, aku-"

"-jangan berbicara denganku, Park." Yoongi menyela kasar, kakinya melangkah menjauh, mengabaikan teriakan Jimin yang memenuhi telinganya. Dia benci, benci karena Jimin dekat dengan lelaki itu. Yoongi benci dengan Jimin, karena ia tak bisa berhenti memikirkan Jimin. Yoongi suka dengan Jimin, jauh sebelum playboy itu memutuskan untuk menggodanya.

To Be Continued


Note : Wah, udah berapa lama ya terkubur *plak* hm, banyak kejadian yang menghampiri saya sejak hiatus bulan januari kemarin. Banyak yang nanya, kenapa bikin FF screenplay? Ya karena saya resmi pindah fandom dan resmi jadi ARMY bulan kemaren. Pindah dari fandom apa? 2ne1, saya masih sakit hati sama kabar bubarnya mereka. Pengin demo di depen gedung YG Ent. sambil teriak-teriak gitu kan ya. Kenapa milih jadi ARMY kok gak boyband lain aja? Karena hati saya cocok nya sama BTS. Siapa bias di sana? Of course bias saya adalah pemeran utama fic ini, yaitu Min Yoongi. Kenapa gak milih Golden Maknae aja? Karena hati saya maunya sama Yoongi *plak* lagu yang bikin saya jadi ARMY? Run, I Need U dan Dope. Pernah ikutan fanwar? Gak ah, saya kan cinta damai, sepupu jauhnya kaum Amity, kembarannya Dauntless dan anak kandung Condor si jujur *ngomong apa ini* meski ada beberapa temen yang bilang kalo agensi yang menaungi BTS itu gak sebesar YG dan SM, saya tetep bangga jadi fans mereka *giggle*

So itu aja, dear my lovely readers, doain saya masuk Univ idaman ya, doain lulus dengan nilai terbaik dan makin aktif di dunia fanfiction. Kalo ada yang nanya kok FF nya pendek? Iya, namanya coba-coba, tergantung responnya apa baru saya lanjut. Respon positif ya saya lanjut, respon negatif? Ya saya lanjut juga hoho~ jangan sungkan untuk memberi kritik dan saran untuk saya ya!

Salam hangat,

Amanda Lactis