Disclamer : Boboiboy milik Animonsta, aku cuman gigit jari :v

Warning : typo dimana-mana, semi shounen-ai, AU, no super power. begitulah pokoknya.

Happy Reading

Gadis itu tengah duduk di ruang kelas kosong. Sepi, mungkin karena jam pelajaran sekolah sudah selesai. Meskipun masih terdapat beberapa siswa yang masih berada dilapangan untuk ekstra sekolah dan juga ada satu atau dua anak yang berjalan disekitar lorong depan kelasnya.

Dia bernama Yaya. Gadis itu sengaja tidak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya meskipun pelajaran sudah usai sejak beberapa jam yang lalu.

"Hei Yaya, kenapa kau masih disini?" Tanya Ying yang baru selesai dengan klub bulu tangkisnya dan bersandar di bibir pintu.

"Sebentar, aku sedang bermain." Jawab Yaya fokus dengan smartphone dengan mode lanscape.

"Kenapa tidak bermain dirumah saja?"

"Nanti dirumah pasti aku akan diganggu oleh adikku." Jawabnya lagi masih fokus ke arah smartphonenya. "Bisa tidak kau berhenti mengintrogasi diriku?" Sambung Yaya berupa sebuah pertanyaan membuat Ying tersenyum samping.

"He he he... Maaf, semangat bermain game nya Yaya!" Ying pun akhirnya pergi, Yaya memandang kepergian Ying kemudian membuang nafas.

Satu jam berlalu, akhirnya dia beranjak dari bangkunya dan bergegas untuk pulang.

Waktu itu jam menunjukkan pukul lima. Yaya mulai kebingungan karena pasti orang tuanya akan memarahi dia habis-habisan karena waktu itu dia juga pernah seperti ini. Terbesit dibenaknya untuk membuat berbagai alasan, tapi itu artinya dia berbohong jika dia benar melakukannya. Maka dari itu Yaya memilih berkata jujur.

Alasan terbesar karena Yaya enggan untuk bermain game dirumah dikarenakan orang tuanya pasti akan melarangnya bermain game. Mereka cenderung menyuruh Yaya untuk belajar tidak ada kata lain selain itu. Padahal Yaya termasuk anak terpintar disekolahnya.

Ia segera memasukan barang-barangnya kedalam tas kemudian keluar dari kelas.

Saat dia berjalan di lorong tanpa sengaja Yaya bertemu pandang dengan teman sekelasnya Halilintar. Iris merah seperti namanya itu memandangnya dengan tatapan sipit. Yaya membalasnya demikian pula. Jadi waktu itu dia berjalan dengan bertatap-tatap. (Author : Cieee)

-X-

Beruntung sekarang masih jam 6 dia sampai, masih satu jam sebelum makan malam. Pasti ibunya akan menasehatinya setelah dia masuk.

Yaya sudah terbiasa jadi tidak masalah. Lucunya dia dicap seperti anak nakal dirumah dan menjadi anak rajin disekolah kecuali saat dia bermain game kesukaannya dia tidak ingin diganggu sedikitpun.

Bersyukur malam ini Ayahnya sedang lembur, jadi tidak ada yang memarahinya.

-X-

Makan malam kali ini hening, ibunya tidak menasehatinya mungkin karena sudah lelah menasehati Yaya selama ini.

Setelah makan malam dia pergi kekamar dan membuka komputernya.

Ada satu email yang masuk.

From ,

"Hei, kudengar kau jago bermain game RPG yang sedang tren saat ini ya? Mau bertanding denganku? - Halilintar -."

just now, 19:36

Bulu kuduk Yaya mulai berdiri(?), Hali1303 itu Halilintar ya? Pasalnya dia sekarang pemegang skor tertinggi dinegaranya.

Kemudian Yaya membalasnya,

"Kenapa kau tiba-tiba menantangku?"

Just now, 19:39

Tak lama kemudian terdapat email masuk,

"Kau takut ya?"

Just now, 19:39

Err, pasti anak ini juara lomba mengetik.

"Aku harus menjawab apa ya? Duh bukannya takut sih, menatap matanya saja aku sudah takut apalagi harus melawannya." Pikir Yaya sekian menit.

Kemudian tangannya menari lagi diatas keyboard.

"Tidak, kenapa harus takut!"

Just now, 19:45

"Kalau begitu tunggu besok di belakang sekolah, setelah pulang ok!"

Just now, 19:45

Kemudian Yaya langsung meng-end chat nya.

"Hanya game, kupikir tidak masalah jika aku kalah." Ujar Yaya menghibur diri.

-X-

Jam pelajaran pun selesai, Yaya membuang nafas beratnya. "Kenapa sudah berakhir sih huh." Kemudian melirik Halilintar yang sudah keluar dari ruang kelas.

Yaya pun segera mengemasi barangnya dan bergegas menuju belakang sekolah yang kemarin dibilang Halilintar.

Setelah sampai ditempat, Yaya tidak menemukan keberadaan Halilintar disana. Selama 30 menit Yaya menunggunya Halilintar belum datang juga.

"Jadi gak sih? Dasar tidak berpendirian huh!" Akhirnya Yaya beranjak,

"BRUUK..!"

"Aduh," Dengus Yaya kesakitan karena menabrak seseorang dan dia terjatuh.

"Siapa yang kau bilang tidak berpendirian?" Mata merahnya menatap Yaya sinis membuat dirinya ketakutan.

"He he he, bercanda kali Hal, jangan dimasukin hati ya." Yaya tersenyum manis.

Halilintar yang telat kenapa dia juga yang marah.

"Tadi aku menolong Taufan mengerjakan ulangannya sebentar." Jelas Halilintar tanpa pertanyaan kenapa dia telat.

Taufan? Siswa kelas 11-C itu?

Yaya baru ingat Halilintar itu keluarga Boboiboy yang memiliki tiga kembaran, dan yang terakhir adalah Gempa di kelas 11-B. Yang Yaya kenal dekat hanya Gempa saja, karena Gempa adalah ketua OSIS dan Yaya merupakan wakilnya meskipun dia tidak pernah terlihat membantu Gempa. Yaya hanya malas, karena dia ditumbalkan oleh kelasnya karena dia murid terpintar dikelas itu dan saat voting dia terpilih menjadi wakilnya, jadi siapa yang salah?

Oke, kita singkirkan dulu deskripsi tentang Yaya.

"Oh begitu." Jawab Yaya.

"Jadi begini peraturannya, nanti malam kita bertanding secara online dirumah masing-masing, nanti aku akan menginvite mu jam 7 malam."

"Oke, itu saja kan? Aku boleh pulang?" Kata Yaya.

"Siapa yang menyuruhmu pulang?"

"Tapi kan cuma itu kan yang ingin kau bilang itu sih bisa lewat email."

"Kenapa aku harus menyuruhmu kesini kalau aku bisa menberitahumu lewat email? Membuang-buang waktu. Aku hanya ingin bilang tentang hadiahnya."

"Hah, ada hadiah?"

"Harus ada reward-nya lah, emang kau pikir aku mau bermain gratisan dengamu?"

Menyebalkan... Pikir Yaya

"Yaudah kalau aku menang kau harus berhenti menatapku begitu." Ujar Yaya, sebenarnya Yaya kali ini hanya asal berbicara.

"Oke, jika aku yang menang, kau harus menuruti kemauanku selama satu bulan.! Tidak terkecuali, kalau kau menolak aku akan memperkosamu."

"Kenapa kau meminta banyak? Aku kan hanya minta sedikit permintaan." Yaya mulai ketakutan, sifat Halilintar berbeda tiga ratus enam puluh derajat dengan sifatnya Gempa.

"Kau takut ya?" Halilintar tersenyum samping, sedikit meremehkan.

Yaya mulai ketakutan, dia ingin kabur sekarang. Tapi itu menunjukan bahwa dia takut. Cih, Halilintar angkuh sekali.

"K.. K..Kenapa aku harus takut?" Ujar Yaya.

"Yosh, kau menerimanya. Aku sangat menantikan nanti malam." Halilintar pun pergi.

Yaya benar-benar ingin mengutuk Halilintar kemudian memakannya hidup-hidup.

"Gempa, tolong aku. Kakakmu jahat hiks." Yaya mendengus sebal, lagian kenapa dia melapor ke Gempa disini, sedangkan Gempa entah ada dimana.

-X-

Jam 18:56

Yaya sudah berada didepan komputernya, menunggu undangan Halilintar.

"Semoga listriknya mati Ya Tuhan." Mulut Yaya berkomat-kamit berharap adanya keajaiban. Tidak mungkin dia melawan orang itu.

Hali1303 invite you.

"Huh, semoga bisa." Yaya mulai optimis.

Halilintar disana tersenyum sinis. RPG ini sebenarnya lebih mengutamakan team play, pasti Yaya juga lebih sering bermain team dari pada solo. Jadi pasti Halilintar dengan mudah mengalahkannya.

PvP berjalan akan dilakukan tiga ronde, untuk ronde pertama Halilintar sangat lihai melawan Yaya.

"Huh sialan aku kalah." Yaya mendengus lagi. "Dia hp nya tidak berkurang. Kok bisa? Bagian support ku dibunuh dulu, aku yakin itu stateginya."

"Untuk ronde dua aku tidak akan kalah."

Yaya mencoba untuk menarik bagian pendukung Halilintar dan membunuhnya.

Tapi pendukung karakter Halilintar sangat kuat dan itu pasti sudah kelas S. Kekuatannya setara dengan kekuatan karakter yang digunakan Yaya yang masih A dengan power yang masih dibawah seratus ribu.

-X-

Dan akhirnya sampai ronde tiga Yaya kalah berturut-turut dari semua rondenya.

"Ini curang, dia melecehkan noob sepertiku." Yaya menolak untuk kalah. Tapi itu lah kenyataanya

Satu email masuk, dari Hali1303

"Tunggu besok ya, kalau kau kabur aku akan mengejarmu sampai kemanapun."

Just now, 21:35

Yaya ingin bunuh diri apakah Halilintar akan mengejarnya?

"Tidak mungkin aku bunuh diri, aku kan masih belum menikah. Errr, Maksudnya, aku ingin membanggakan orang tuaku dulu." Yaya pasrah semoga Halilintar tidak memintanya macam-macam.

-X-

Sialnya siang itu waktu pelajaran Halilintar menatapnya sambil meremehkan Yaya, hal tersebut membuat Yaya semakin geram.

Setelah pelajaran selesai, didalam kelas itu Halilintar menghampiri Yaya yang sedang berkemas.

Semua murid sudah keluar, jadi hanya tinggal mereka berdua saja.

"Dasar kau rempong sekali. Berkemas saja lama." Hina Halilintar, Yaya mendengus.

"Terus...?" Ujar Yaya.

"Oke, kau harus jadi maid ku selama sebulan kedepan."

"Uhuk..." Yaya tersedak padahal dirinya tidak sedang memakan apa-apa.

"Kenapa? Kau bisa mengambil pakaianmu seperlunya dan nanti Gempa akan menjemputmu, dan kau bilang saja ke orang tuamu bahwa kau ingin mandiri dan ngekos di dekat sekolah." Ujar Halilintar.

"Itu artinya aku berbohong dong?"

"Berbohong apa? Kan kau ngekos ditempatku."

"Tenang saja gratis kok, lagian aku juga tidak sedang berbisnis kos."

Rasanya Yaya ingin menelan papan tulis. Kenapa hidupnya jadi begini? Oh Tuhan...

"Terserah." Yaya pergi melewati Halilintar.

"Gempa akan datang kerumahmu jam 5 kalau kau belum siap lihat saja nanti." Ancam Halilintar.

"Iya, iya bawel."

-X-

Yaya memukul-mukul tembok kamarnya.

"Halilintar jahat hiks,"

Ibunya mengetok pintu kamarnya

"Yaya kamu kenapa?" Ujar Ibunya dari luar. Yaya kemudian membuka pintu dan mempersilahkan ibunya masuk.

"Kau baru dihianati pacarmu ya, namanya Halilintar?" Tanya Ibunya, membuat Yaya semakin mewek.

"Oh benar ya? Duh kasihan anak ibu." Ibunya memeluk anaknya itu.

"Hiks, ibu... Aku nanti jam 5 akan berangkat untuk ngekos ditengah kota, dekat sekolah. Boleh bu? Aku ingin hidup mandiri hiks." Tanya Yaya.

"Mendadak sekali. Kau pasti sakit hati sekali karena disakiti pacarmu jadi kau ingin hidup sendiri ya?" Yaya semakin mewek lagi.

"Aku akan membiayainya sendiri bu."

"Baiklah jika kamu mau, nanti ibu akan mengunjungimu." Ujar ibunya.

"Er, tidak usah bu. Yaya kan mandiri he he he..."

"Terserah kamu deh." Ibunya menghela nafas, anak perempuannya ini memang aneh.

Tak lama kemudian Yaya mengemasi barangnya dan keluar rumah.

Dia melihat mobil Gempa di karangan depan rumah tetangga yang kosong.

Gempa membuka kaca mobilnya dan menyuruh Yaya masuk.

"Maafkan kak Halilintar ya, nanti kalau kak Hali macam-macam aku akan melindungimu." Kata Gempa dengan senyum manisnya, itu membuat Yaya sedikit lebih tenang.

"Aku juga akan melindungi Gempa dari Halilintar." Ujar Fang di jok belakang, membuat Yaya kaget.

Jadi Gempa mengajak Fang. Dia kan rival kepopuleran Halilintar, ternyata dia dekat dengan Gempa.

Yaya hanya berharap dia bisa selamat sampai akhir dengan Halilintar, semoga saja...

TO BE CONTINUE

Hai semua, lama gak main FFN hehehe...maafin ceritaku yang gaje ini ya :Djangan lupa reviewnya ... terimakasih..