Title: Perhaps

Rating: K

Pairing: Claude x Gusion

Disclaimer: I don't own them, Moonton does.

Tags: Established relationship, mild angst, drabble


.

Entah mengapa sesuatu terasa benar tentang ketika Gusion merasakan jari-jemari Claude memegang pinggangnya, meskipun hujan deras yang turun membuat pakaian mereka basah kuyup serta membuat Claude menertawakan rambutnya sendiri yang jatuh menutupi dahi dan matanya. Sesuatu terasa lebih baik tentang senyuman pada wajahnya, cara tubuhnya sedikit bergetar saat ia tertawa. Sesuatu terlihat lebih 'manusiawi', lebih 'Claude', daripada teriakan-teriakan yang terjadi tadi pagi. Gusion sudah mengetahui kebiasaan buruk Claude, tetapi lelaki itu selalu saja bisa menyanggahnya dengan beribu macam alasan. Ia selalu mengatakan bahwa aksinya adalah seni, bahkan dalam beberapa kesempatan ia juga mengatakan banyak orang menggunakan jasanya. Setelah terjadi beribu kali adu mulut yang sengit yang kerap kali diakhiri oleh mereka yang nyaris membunuh satu sama lain, Gusion menelan amarahnya dan memaksakan diri untuk berbalik dari kenyataan.

Ia lelah berargumen dengan Claude. Dan mungkin, Gusion mulai berpikir, jika mereka berputar cukup lama, pertengkaran mereka yang tadi-tadi akan pudar begitu saja dan dunia mereka akan tetap terlihat indah seperti biasanya pada saat itu. Ia benci untuk mengakui bahwa ia tahu itu tak akan terjadi.

Tetapi Gusion dapat berpura-pura.

"Menurutmu apakah kita gagal?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Claude membuat Gusion terbuyar dari pikirannya. Ia mendongak dan menemui sepasang iris coklat milik kekasihnya, tengah memperhatikannya dengan ekspresi yang tak dapat ia baca, yang mana membuatnya sedikit resah karena wajah itu terlalu datar bagi seorang Claude yang terbiasa dengan sebuah seringai penuh percaya diri di bibirnya. Tak lama baginya untuk mengetahui apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Claude.

Berpura-pura tidak akan pernah bisa bertahan lama. Kenyataan itu kejam. Kenyataan menghancurkan jendela yang kau buat untukmu melihat dunia baru dan menggantinya dengan sebuah cermin.

"Mungkin. Namun kita dapat berpura-pura kita tidak gagal kan?" Jawab Gusion pelan, tak ada senyuman, tak ada tawaan kecil untuk menutupi betapa anehnya perasaannya untuk dapat berbicara sejujurnya. Karena ia tak dapat menyangkal itu juga. Hubungan mereka seakan ada di ambang kehancuran. Mereka berdua sama-sama individu yang keras kepala.

Claude merespon itu dengan sesuatu yang tak ia sangka. Pada momen seperti ini ketika ia berpikir bagaimana Claude yang ini dan Claude yang biasanya adalah orang yang sama. Ketika Claude menanggapi kalimatnya dengan sebuah senyuman sedih, dan mengangguk kecil yang seakan terlihat samar ia sungguhan tengah mengangguk, waktu-waktu ini adalah dimana Gusion menjadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri, yang mana dari semua versi itu yang pernah ia lihat adalah Claude yang sungguhan.

"Of course. Kita pura-pura saja kalau kita baik-baik saja. Dan setiap malam kita berpelukan dan berdansa kecil seperti ini, yeah? Aku suka memamerkanmu di setiap pesta di seluruh kedai yang ada di negeri ini, terus-terusan mengatakan betapa beruntungnya aku memilikimu."

Setiap kali Claude tersenyum lebar seperti yang ia lakukan sekarang, Gusion merasa yakin bahwa Claude yang 'ini', yang sekarang ini, adalah yang nyata.

"Mmm." Gusion bergumam, balik menyunggingkan senyuman. "Kita berada di sebuah pesta sekarang. Kau bisa melihat juga orang-orang memperhatikan kita berdansa, kan? Para wanita itu; Nana, Lesley, Layla, bahkan Freya, menyoraki kita."

Claude tertawa, mengeratkan pegangannya pada pinggangnya dan menariknya lebih dekat. "Mereka semua takjub, huh?" Kalimatnya tak berlanjut lagi, tampaknya lelaki itu hanyut dalam dunia kecilnya yang penuh dengan kebohongan.

"Lagunya indah. Kau bisa mendengarnya, Gusion?"

Untuk beberapa saat, ia percaya ia bisa. Samar-samar, namun ada.

"Mungkin."

'Mungkin' merupakan jawaban kesukaannya.

Mungkin kita baik-baik saja.

Mungkin aku mencintaimu.

Mungkin aku dapat terus berpura-pura seumur hidupku jika itu yang dibutuhkan untuk terus bersamamu.

Mereka sama-sama terdiam setelah itu. Kedua mata Claude tertutup erat. Gusion memperhatikan itu dan bertanya-tanya, apakah Claude melakukan itu untuk menghentikan dirinya supaya tidak menangis? Namun tangannya masih berdiam di pinggangnya, dan senandung semu itu masih terngiang di dalam kepalanya, dan mungkin ini adalah Claude yang sungguhan untuk pertama kalinya.

Gusion menyembunyikan wajahnya di leher Claude, mengeratkan pegangannya pada belakang pundak lelaki itu, dan ikut menutup matanya.

Mungkin, kali ini, mereka bisa berpura-pura sedikit lebih lama lagi.

.


a/n: Ingin mencoba aktif lagi di ffn ^w^ Karena q menemukan kapal baru aahahahaha. Dari awal Claude rilis, aku udh ship banget dia sm Gusion. Eh di ao3 ada dong yang nulis cerita tentang mereka. Aku langsung buat suatu project fic tentang pairing ini, lumayan panjang, udah beres storylinenya semua dan tahap pengerjaan. Ini drabble sekedar buat mengetes chemistry dan explore aja kalau mereka beneran jadian gimana hhhh. tapi jadinya malah agak angsty. oke bye.