Summary : Parody Cinderella + parody Aladdin! Len adalah laki-laki malang yang mempunyai ibu tiri dan dua kakak perempuan tiri dan menjadi pembantu di rumahnya sendiri. Suatu hari, Sang Pangeran Kaito mengadakan lomba breakdance! Bagaimanakah ceritanya?
Disclaimer: Vocaloid © Yamaha Corp & Crypton Media Future
Cinderolla © Reeiikya
Warning : OOC, OOT, Abal, Jelek, Jayus, Garing, ada misstypo dan typo.
DON'T LIKE DON'T READ
.
.
***************** Full Of Len POV *************
Hei! Perkenalkan! Namaku Kagamine Len dan aku adalah satu-satunya laki-laki di rumahku. Kenapa? Karena Ayahku telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Dan sekarang, aku tinggal bersama ibu tiriku dan kakak-kakak tiriku. Dan di rumah ini, aku—
"Len! Cepat bereskan semua perabotan di ruang tamu dan bersihkan kamar mandi!"
"Baik, Ibu," jawabku singkat.
Eh, aku belum bilang, ya? Di rumah yang seharusnya aku kuasai ini karena aku satu-satunya laki-laki, bisa dibilang aku menjadi pembantu di rumah ini— rumahku sendiri. Kakak-kakak tiriku yang bernama Hatsune Miku dan Hatsune Tei adalah gadis yang pemalas! Mereka juga manja! Itulah sifat mereka yang aku benci. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini sudah terjadi dan tidak bisa diubah. Dan sejak aku 'menjabat' sebagai pembantu di rumah ini, aku harus menuruti semua perkataan ibu tiri dan kakak-kakak tiriku.
"Hei, Len! Jangan lamban begitu! Cepatlah dandani kami!" teriak Miku, kakak tiriku yang paling tua.
"Iya! Sebelum kami terlambat!" teriak Tei, kakak tiriku yang kedua.
"Iya, kak. Tunggu sebentar….."
"Ah! Kau ini lamban sekali! Aku adukan ke Mama lho. Ma! Mama!" Miku mengancam aku dan memanggil ibu tiriku.
"Ah, tidak! Jangan panggil ibu! Baiklah, aku akan segera mendandani kalian."
"Nah, gitu dong!"
Akhirnya aku mendandani Miku dan Tei. Entah mereka mau pergi kemana. Tapi, mereka berpakaian…. Hip Hop lengkap dengan kalung emas? Dan dengan… Sepatu dunk? Topi hip hop?Sebenarnya mereka mau kemana?
"Ng, kak, kakak mau pergi kemana?" tanyaku sambil merias Miku.
"Hah? Kenapa kamu tanya? Kamu mau ikut?"
"T-tidak kok. Aku hanya…. bertanya saja. Aku tidak akan ikut," kataku lagi.
"Kami mau pergi ke lomba breakdance di halaman Istana Kerajaan Aizuphire. Yang memenangkan lomba breakdance ini akan menjadi selir Pangeran Kaito. Kau mengerti?" kata Tei menjelaskan panjang lebar.
Breakdance? Kenapa selir pangeran harus ditentukan melalui lomba breakdance? Sungguh aneh…. Dan juga, memangnya aku akan ikut? Memangnya aku mau menjadi selir Pangeran Kaito? Aku ini 'kan laki-laki! Masa' menikah dengan laki-laki? Sungguh aneh. Dan juga, memangnya ini fiction story ber-genre Yaoi? Tidak 'kan? Yasudah. Buat apa aku pergi ke lomba breakdance itu? Aku tidak butuh dan tidak perlu.
"Miku, Tei, kalian sudah siap?" terdengar suara ibu mendekat.
"Iya bu, sudah."
Aku membalikkan badanku dan melihat ibuku juga berpakaian ala anak muda jaman sekarang. What the hell is it? Jaman sekarang memang jaman yang gila.
"Len, kamu di rumah. Jaga rumah dan bersihkan seluruh rumah ini! Mengerti?" perintah ibu padaku.
"Ah, iya! Aku mengerti, bu," jawabku sambil membungkukkan badan.
"Bagus. Jangan sampai ada maling yang masuk ke rumah besar milik kita ini. Kau paham?"
"Iya, bu."
Ibu tiriku dan kedua kakak tiriku sudah pergi ke Kerajaan Aizuphire menggunakan mobil Daihatsu Terios. Padahal, seharusnya mereka berangkat ke Istana menggunakan kereta kencana. Tapi mereka memilih pergi menggunakan mobil. Biar terlihat elegan, kata ibuku.
"Hm, sebaiknya aku cepat-cepat membereskan rumah," gumamku melihat rumahku yang sudah lumayan bersih.
Aku membawa kemoceng di tanganku untuk membersihkan debu di barang-barang keramik yang ada di dalam rumahku. Sambil bersiul-siul merdu, aku mulai membersihkan.
Di sudut ruang tamu, ada sebuah guci yang cukup besar. Sepertinya, guci ini sudah cukup tua karena motif yang menghias guci ini masih motif jaman dulu a.k.a jadul, dan bentuk guci yang masih terkesan biasa. Aku mulai membersihkan guci itu dari bagian luar… Kemudian bagian dalam…. Eh? Nani? Ada sesuatu di dalam guci ini! Ada sesuatu! Aku bisa merasakannya! Aku segera meraba-raba 'sesuatu' yang ada di dalam guci dan mengambilnya.
Nani?(untuk yang kedua kalinya). Apa ini? Sebuah….. Lampu jaman dulu a.k.a lampu jadul?. Jika diperhatikan lebih seksama lagi….. Seperti lampu ajaib yang dimiliki Aladdin. Apa ini lampu ajaib, ya?
Hoy! Jangan berpikiran aneh-aneh! Mana ada hal-hal ajaib dan mistis di jaman seperti ini? Itu mustahil! Sebaiknya aku kembali membersihkan rumah dan tidak memikirkan hal-hal yang aneh-aneh mengenai lampu itu!
Aku membersihkan lampu yang sudah berdebu itu menggunakan kemocengku. Lalu, tiba-tiba….. Dari dalam lampu itu muncul semacam 'gas' yang berkilauan. Gas itu semakin menyatu dan menyatu. Lalu, terbentuklah makhluk aneh dari dunia lain— Jin. Hey hey, kenapa fic ini jadi seperti cerita Aladdin?
"Tuan muda, terima kasih telah membantu saya keluar dari lampu kutukan yang sangat menyebalkan dan membuatku muak itu. Dua permintaan anda akan saya turuti…." Kata Jin berambut ungu itu yang berpakaian seperti…. Ninja itu, sambil membungkukkan badan tanda bahwa ia hormat padaku.
"Permintaanku? Akan dituruti?"
Aku mencubit pipiku dan menampar-nampar pipiku. Ini mimpi atau bukan? Ini mimpi atau bukan? Setelah aku mencubit dan menampar-nampar pipiku, aku merasakan sakit di pipi yang kucubit dan kutampar itu. Sakit! Itu berarti, ini bukan mimpi! Kenyataan! Holah, apa aku kembali ke jaman Aladdin? Jadi, apa sekarang aku Aladdin? Hoy! Author Reeiikya jelek! Jawab pertanyaanku!
"Kau Jin, 'kan?" tanyaku masih dalam diliputi perasaan kaget.
"Benar sekali. Nama saya Kamui Eiristien Gakupo."
"Heh? Nama yang aneh…" gumamku.
"Silahkan membuat permintaan, tuan muda."
"Permintaan ya? Hmm.. err… Apa ya?" aku bingung," kataku berfikir.
"Apa saja akan saya kabulkan."
"Apa saja? Ah! Iya! Aku tahu apa yang aku inginkan! Dari dulu, aku ingin sekali Playstation 3! Kau bisa berikan?" kataku tersenyum lebar.
"Playstation 3? Itu hal yang mudah. Silahkan tutup mata anda. Saya akan membawakan Playstation 3 itu pada anda."
Aku menurut saja dan menutup mataku. Aku sangat menginginkan Playstation 3 itu!
"Sudah tuan muda. Silahkan buka mata anda," kata Jin itu.
Aku membuka mataku perlahan-lahan. Dan kulihat di depanku, ada bayangan… Playstation 3? Apa itu hanya bayangan atau sungguhan? Aku membuka mataku secara keseluruhan. Kemudian aku melihat apa yang ada di depanku. Ternyata itu memang Playstation 3! Aku segera berlari ke Playstation 3 itu dan memeluknya erat-erat. Hatiku sangat senang! Uwah! Ini yang kuinginkan dari dulu! Akhirnya aku bisa mendapatkannya! Memang ini permintaan yang norak. Tapi, Playstation 3 adalah segalanya bagiku! (Author : Lebay =,=)
"Baiklah tuan muda. Anda masih memiliki satu permintaan yang tersisa lagi. Anda mau menggunakannya?"
"Mau. Tapi sebentar, aku pikir-pikir dulu," kataku.
Akhirnya aku memikirkan apa yang selama ini aku inginkan. Playstation.. Sudah. Kekayaan.. Sudah cukup. Menjadi pembantu.. aku tidak peduli asalkan aku berada di rumah kesayanganku— rumah peninggalan almarhum ayahku ini. Sekarang, apa yang kuinginkan? Sepertinya tidak ada lagi. Lalu, aku harus membuat permintaan apa?
Ah! Aku tahu! Itu saja!
"Jin! Bisakah kau membuat aku memenangkan lomba breakdance di halaman Kerajaan Aizuphire?"
"Tentu saja bisa, tuanku. Aku akan mengubahmu menjadi penari breakdance yang hebat. Sekalian juga, aku akan meminjamkan baju breakdance yang terbagus untuk kau pakai."
"Yehay! Terima kasih!"
Sebenarnya, aku hanya ingin mengetahui bagaimana wajah kakak-kakak tiriku ketika aku datang dan menjadi pemenang di lomba itu. Pasti mereka akan terkejut mati-matian. Hihi. Aku ini jahil, ya?
"Tutup mata anda, tuan muda."
Aku kembali menutup mataku dan tersenyum lebar-lebar. Here I go! Aku akan mengalahkan kakak-kakakku di lomba breakdance itu!
"Buka mata anda, tuan."
Aku kembali membuka mataku. Kemudian, aku melihat bayangan diriku pada sebuah cermin berbingkai emas yang letaknya tidak jauh dariku. Aku terkejut melihat diriku sekarang! Aku-
"Hoi Jin bodoh! Kenapa kau memakaikan baju perempuan padaku! Dan juga, apa-apaa wig ini!" kataku kesal.
"Tuan muda, bukannya lomba breakdance itu hanya bisa diikuti oleh gadis? Makannya aku menjadikan anda sebagai gadis cantik."
"Uuh, kau menyebalkan!"
"Tuan sendiri yang memintanya."
Cih, memang benar sih aku yang memintanya. Dan juga, kenapa aku harus menjadi seorang gadis? Ah! Menyebalkan! Tapi, aku sudah bertekad untuk melihat wajah kakakku ketika aku memenangkan lomba ini. (author: PD banget lu Len.)
~o0o~ ~xXx~ ~vVv~
Sampailah aku di kerajaan Aizuphire. Mau tak mau, aku harus mengenaka pakaian perempuan yang tadi diberikan oleh Jin aneh yang bernama Kamui Eiristien Gakupo. Setelah ia tidak bertanggung jawab membuat aku menjadi berpakaian perempuan, ia pergi begitu saja tanpa jejak. Sebelum menghilang, ia sempat berkata, cepatlah pulang ke rumah sebelum tengah malam karena penyamaranmu akan terungkap. Aneh bukan? Tapi, apa boleh buat. Aku harus menurut saja.
Aku memasuki Istana dan menuju halaman Istana. Di halaman Istana, aku sudah disambut oleh para penjaga. Dan, meriah sekali suasana disini! Kulihat, ada beberapa gadis yang beradu breakdance di atas panggung.
"Nona, anda mau mendaftar?" tanya seorang petugas.
"Oh, iya. Baiklah."
Aku mendekat ke arah penjaga itu dan menggoreskan tinta bertuliskan namaku di atas kertas daftar peserta itu. Aku hanya cengar-cengir sendiri ketika menulis namaku di kertas itu.
"Nama anda…. Cinderolla?" petugas terlihat sedikit kaget ketika membaca tulisan tinta yang kugoreskan.
"Yep. Benar, namaku Cinderolla," kataku tersenyum lebar.
Kalian tahu kenapa aku mengambil nama Cinderolla? Karena, aku ini seperti Cinderella. Akan tetapi, aku menyukai roadroller yang selama ini menjadi kendaraanku selama aku pergi. Jadi, aku menggabungkan kata Cinderella dan roadroller itu menjadi Cinderolla.
Pasti giliranku untuk tampil masih lama. Aku tahu itu karena disini banyak gadis-gadis yang datang terlebih dahulu sebelum aku. Termasuk para kakak-kakak tiriku. Hmm. Selama aku menunggu giliranku untuk tampil, sebaiknya aku minum. Haus.
"Hei hei. Kau lihat itu! Peserta nomor 210 sangat bagus breakdance! Mungkin dia yang akan jadi pemenang!"
"Tidak! Nomor 211 lebih bagus!"
"Ah, bukan! Nomor 205 yang paling bagus!"
Beradu. Iya, beradu. Mereka sedag beradu pendapat mengenai siapa peserta terbaik. Setiap orang pasti memiliki satu nama orang yang dipikir paling bagus. Aku sih, tidak peduli. Toh, yang pasti aku akan menang lomba breakdance ini karena aku telah dibantu oleh Jin aneh yang namanya…. Err….. Siapa tadi namanya? Aku lupa. Ah yasudahlah. Itu tidak penting sekarang!
Kulihat kini giliran kakak-kakakku yang beradu di atas panggung. Well, kuakui gerakan mereka sangat hebat! Tapi menurutku, gerakan mereka terlalu kaku! Iya, kaku!
Eh, tapi kalau dipikir-pikir, aku belum pernah breakdance sekalipun. Apa aku bisa menjadi pemenang di lomba ini tanpa pernah latihan sama sekali? Mulai dari berangkat dari rumah tadi, kurasa aku terlalu yakin bisa memenangkan lomba ini. Tanpa terasa, aku mulai gemetaran dan ketakutan. Hey hey! Aku tadi yakin bisa menang! Tapi kenapa sekarang aku jadi takut seperti ini? Hh, menyebalkan!
"Baik, sekarang peserta nomor 250 dan 251! Kasane Teto dan… Hng? Cinderolla!" teriak MC dari atas panggung.
Giliranku! OMG!
Ketika aku berjalan menuju panggung, kulihat seorang gadis berambut ikal dan diikat dua, berwarna merah magenta yang panjang sedang berjalan ke panggung. Gaya berjalannya bak putri raja yang anggun. Aku terpikat dan kagum kepadanya. Jadi, dia yang bernama Kasane Teto, ya? Cantiknya...
Apa aku... Menyukainya?
OK, sekarang aku sedang berada di atas panggung dan duel breakdance dengan gadis yang bernama Kasane Teto itu. Pasti dia hebat sekali dalam breakdance. Terlihat dari gayanya dan sikap yang ia tunjukkan.
-Skip Time (males nulis breakdance-nya soalnya enggak dong soal breakdance)-
Singkat cerita, akulah yang memang. Dan dengan wajah yang sangat sedih, Kasane Teto meninggalkan panggung. Haha, wajahnya sangat sedih sekali! Aku senang sekali melihat wajah sedihnya itu! Entah kenapa, ketika melihat gadis bersedih, membuat hatiku senang.
OH! Aku lupa memberitahu kalian! Aku ini sebenarnya yang tampil terakhir dalam lomba breakdance ini.
Aku melihat Pangeran Kaito sedang duduk di bangku pangeran yang letaknya agak jauh dari panggung tempatku berdiri sekarang. Sekilas tapi pasti, aku melihat Pangeran Kaito tersenyum padaku.
Kemudian, keadaan halaman Istana menjadi sunyi ketika Pangeran Kaito berjalan mendekati panggung tempatku berdiri sekarang. Ia terus tersenyum dan berdiri di sampingku.
"Terima kasih telah menghadiri lomba breakdance ini. Kalian semua memang rakyat-rakyatku yang baik. Aku akan menentukan siapa pemenangnya sekarang."
Semua gadis yang berkumpul di halaman Istana menunjukkan raut wajah cemas dan berdebar-debar. Dari kumpulan gadis-gadis itu yang kulihat dari atas panggung, aku melihat kedua kakakku berdo'a sepenuh hati.
"Pemenangnya adalah... Cinderolla!" teriak Pangeran Kaito memelukku dari samping.
Para gadis yang mendengar dan melihatku di atas panggung bersama Pangeran Kaito hanya bisa cengo. Kemudian semuanya mulai menangis. Begitu juga dengan kedua kakakku. Kulihat mereka sangat sedih. Aku sangat puas ketika melihat mereka semua menangis seperti itu!
"Kau akan menjad Ratuku, Cinderolla-hime," Pangeran Kaito mengecup tanganku dengan mesra.
Hoy hoy! Jijik ah! Aku tidak mau dicium oleh lelaki apalagi seperti Pangeran Kaito! Aku bukan homo maupun yaoi! Hueeek.
Aku menarik tanganku dan menjawab perkataan Pangeran Kaito dengan sinis.
"Maaf Pangeran Kaito, tujuanku mengikuti lomba ini bukan untuk menjadi tunanganmu."
Dong dong dong,
Jam besar di Halaman Istana menunjukkan pukul tengah malam.
Aduh! Sudah jam segini! Aku harus cepat-cepat pulang! Nanti bisa-bisa penyamaranku ini terbongkar! Uh, kenapa disaat seperti ini?
Aku segera berlari meninggalkan halaman Istana. Kudengar Pangeran Kaito memanggil-manggil nama 'Cinderolla'. Tapi kuabaikan. Kemudian, kudengar suara langkah yang berlari mengejarku. Sudah kuduga, pasti Pangeran Kaito akan mengejarku!
Perlahan, semua alat penyamaranku mulai menghilang. Sepatu, baju, make up, dan semuanya. Kemudian tanpa sengaja, wig yang kupakai lepas. Jatuh diantara semak-semak belukar penuh dengan buaya (?)
Singkat tapi pasti, aku sampai di rumah dengan selamat. Tapi, aku masih berfikir-fikir.
Apakah tidak apa-apa jika wig itu kutinggalkan? Bukannya akan mengundang kecurigaan? Cih, kalau saja waktuku masih banyak, aku pasti akan mengenakan wig itu!
~o0o~ ~xXx~ ~vVv~
-Skip time- [1 weeks later]
Seperti biasa, aku membersihkan rumah dan menjadi pelayan bagi ibu dan kedua kakakku. Mereka sangat santai dan senang membuatku menderita. Tapi, seringkali mereka membicarakan soal 'Cinderolla' a.k.a aku, yang tiba-tiba saja pergi saat tengah malam tiba.
Yah, tapi itu sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur. Aku harus pergi tengah malam karena kalian-tahu-kenapa. Jadi, jangan salahkan aku jika tiba-tiba saja aku pergi dari halaman Istana.
Dan selama seminggu ini, kedua kakakku berusaha untuk merias wajah mereka supaya mirip dengan Cinderolla a.k.a aku. Cih, tapi mana mungkin bisa mereka merubah wajah hanya dengan riasan? Sungguh hal bodoh.
Ternyata mereka masih mengincar posisi hime di Istana Aizuphire. Memangnya, apa bagusnya menjadi Putri? Cih, dasar.
~o0o~ ~xXx~ ~vVv~
Kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Ibu tiriku segera membukakan pintu. Siapa sih?
"Ah, kalian penjaga Istana Aizuphire, 'kan?" terdengar suara Ibu setelah membukakan pintu.
"Iya, kami hendak mencari Cinderolla-hime."
Para penjaga Istana yang berjumlah 5 orang itu segera masuk ke rumahku sambil membawa wig yang saat itu kupakai dan terjatuh. Di belakang para penjaga itu, Pangeran Kaito berjalan dengan santai.
Tuh 'kan benar! Wig itu memang membawa malapetaka! Mendingan, saat itu aku mengambil wig itu dan memakainya kembali! Kalau saja saat itu kupakai, pasti Penjaga Istana Aizuphire tidak akan datang kesini!
"Dengan hormat, saya dalam perjalanan mencari Cinderolla-hime. Dan saya ingin mencari Cinderolla-hime di rumah ini. Bisakah anda memanggil semua putri anda kesini sekarang?" kata Pangeran Kaito dengan bahasa yang halus.
"Oh, baik," jawab Ibu, "Anak-anakku! Ayo kesini! Ada Pangeran Kaito ke rumah kita!"
Kak Miku dan Kak Tei turun dari lantai dua dan berlari ke arah Ibu. Wajah mereka terlihat sangat senang sekali ketika mendengar perkataan Ibu.
Mereka membungkukkan badan sebagai tanda hormat untuk Pangeran Kaito. Kemudian mereka tersenyum.
"Halo Pangeran Kaito," kata Kak Miku.
"Selamat datang," kata Kak Tei.
"Iya, kalian memang gadis-gadis yang baik. Sekarang, bisakah kalian bergantian memakai wig ini dan baju yang telah saya persiapkan?"
"Tentu, Pangeran Kaito. Kami senang jika itu dapat membantumu," Kak Miku tersenyum lebar.
~o0o~ ~xXx~ ~vVv~
Kak Miku mengenakan wig yang kemarin terjatuh saat aku berlari. Kak Miku juga memakai baju yang sama saat aku datang ke lomba breakdance. Pangeran Kaito ternyata masih belum menyerah untuk mencari aku!
Kak Miku keluar dari ruang ganti dan berjalan ke hadapan Pangeran Kaito.
"Hmm, maaf jika saya lancang. Tetapi, wajah anda dan tinggi badan anda tidak sama dengan Cinderolla-hime yang saya cari. Maaf."
Wajah Kak Miku terlihat sedih. Haha, dia memang pantas bersedih seperti itu! Sampai-sampai aku tertawa riang dalam hatiku ini. Kemudian, Kak Miku menyerahkan baju dan wig yang ia pakai ke Kak Tei. Kak Tei dengan cepat segera ganti baju dan mengenakan wig itu.
Dengan riang, Kak Tei berpose di hadapan Pangeran Kaito.
"Hmm, maaf jika saya keterlaluan. Tetapi, wajah anda terlihat lebih menyeramkan dari Cinderolla-hime yang saya cari. Maaf."
"HAHAHAHAHAHA, HAHAHAHA!" aku tak bisa menahan tawaku dan tawaku semakin keras.
Ibu tiriku, Kak Miku, dan Kak Tei melotot kepadaku dan memasang death glare. Pangeran Kaito yang mendengar tawaku yang kencang itu hanya bisa menatapku heran. Tentu saja ia heran kepadaku!
"Eh, tunggu," suara Pangeran Kaito memecah kesunyian.
"Hah?" kataku bingung.
"Pengawal! Cepat pakaikan wig dan baju itu pada anak itu!" teriak Pangeran Kaito.
"Siap!"
Para pengawal Pangeran Kaito segera menarikku dan membawaku ke ruang ganti dengan paksa. Mereka memakaikan wig dan baju yang memang milikku itu kepadaku. Aduh, jika begini jadinya, AKU PASTI AKAN KETAHUAN!
"Sudah, Pangeran."
Aku keluar dari ruang ganti dengan malu-malu. Tentu saja aku malu! Dan juga aku takut! Bagaimana bisa aku tidak takut kalau aku ketahuan bahwa aku adalah Cinderolla!
Ibu tiriku, Kak Miku, dan Kak Tei cengo, bingung, dan kaget ketika melihatku. Mereka melongo sangat lebar.
"Ketemu! Ternyata kamu adalah Cinderolla-hime-ku sayang!" teriak Kaito senang.
"Eiitts, tunggu. Aku memang Cinderolla itu. Tapi aku ini laki-laki! LA-KI-LA-KI! Mana mungkin kita bersama apalagi menikah? Lupakan saja hal bodoh seperti itu!"
"Hmm, tidak apa-apa kok. Aku akan menikahimu walaupun kau laki-laki, hime-ku sayang. Aku akan mencintaimu sepenuh hatiku," Kaito memelukku dengan erat.
Heh? Apa? Apa yang dia katakan? Dia akan mencintaiku? TIDAAAAAAK! Apakah, Pangeran Kaito itu homo? Yaoi? TIDAK! Pokonya aku tidak mau begini! Aku tidak bisa menikah dengan sesama laki-laki!
"Ayo kita pergi ke Istana kita, hime-ku."
TIIIIIDDDDDAAAAAAAKKKKKKKK!
.
T.B.C
A/N (1): Hello minna~! Maaf kalo berantakan dan banyak typo. Soalnya Reeiikya nulis dengan tergesa-gesa. Gomennasai!
A/N (2): Ehm, dan juga, maaf banget kalo ceritanya terlalu garing, terlalu abal, terlalu jayus, dan terlalu jelek. =,=a
A/N (3): Fic ini dibuat hanya karena kebosanan author Reeiikya yang merajalela.
REVIEW PLEASE~
