Fict ini ditulis hanya untuk hiburan semata

Untuk kamu, hei gadis kecil yang sudah terlalu banyak menderita,

Perkenankan aku membuat kisah AU dengan memanjakan kamu sebagai tokoh utama

dear Gothic Lolita, Amane Misa :*

.

.

.

.

.

Our Notes

Disclaimer: D.N. is not mine!

Genre: Drama, (Romance) and Friendship

Warning: AU, Narasi-mode, Slice of life, typos, EYD? ooc, newbie, dll.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Tanpa mengurangi rasa hormat, bagi yang kurang berkenan dengan ceritanya, dipersilakan untuk memencet tombol 'kembali'.


.

.

A.N: Ini adalah cerita AU. Disini, umur para chara dibikin beda. Dan meski selisih satu tahun, L dan Light seangkatan di sekolah.
Light: 28 Februari (16 th), L. Lawliet: 31 Oktober (17 th), Misa Amane: 25 Desember (14 th)

Enjoy.

.

.

PROLOG

Pertengahan Oktober, 6 tahun lalu.

.

.

.

.

Semua tahu.

Tak ada yang tidak tahu kedekatan mereka berdua.

Pemuda berambut cokelat cerah dengan pemuda berambut hitam berantakan.

Light dan L.

L sahabat Light sejak SMP. L selalu mengintil Light kemana pun dia pergi.

Selera humor L cukup aneh, tak heran jika tak ada yang betah berlama-lama di dekatnya. Pengecualian untuk Light. Yang ini sih sebenarnya karena terpaksa. Mau bagaimana lagi, L selalu menempeli Light tiap ada kesempatan.

Dan meskipun Light terlihat populer, dapat bergaul dengan baik, dan cukup sering berinteraksi dengan banyak orang, tetap saja satu-satunya manusia yang paling sering berinteraksi dengannya tak lain dan tak bukan adalah L.

Sejatinya, keduanya cukup similar.

Baik L dan Light sama-sama genius. Keduanya selalu meraih posisi pertama di Sekolah.

Light jago olahraga. Ahli bermain tenis, dan lincah bermain basket. Sama halnya L. Meskipun terlihat kurus kering, bungkuk, dan tidak sehat, nyatanya L satu-satunya yang mampu mengimbangi permainan tenis Light.

Light suka teka-teki dan memecahkan misteri. Beragam kasus kepolisian yang ditangani ayahnya, sudah khatam dibacanya. Belakangan, ia turut membantu penyelidikan di kala menemui jalan buntu.

Pun L. Kepandaiannya mengurai benang merah dari suatu peristiwa bersaing dengan Light.

.

.

Meskipun mirip, tapi keduanya juga saling bertolak belakang.

Sesuai namanya, Light selalu berdiri di bawah sorotan cahaya. Terlihat dan dilihat oleh semua orang. Sementara L lebih suka berada di balik layar. Terhindar dari sorotan.

Light selalu berpenampilan rapi dan menarik. Gaya busananya sangat manly, menambah poin plus untuk kesempurnaan tampilannya. Sementara L sering berpakaian seenaknya, pakaian favoritnya adalah kaos putih lengan panjang dan celana jeans biru tua yang tampak lusuh—pemuda berambut hitam ini punya ratusan setel pakaian yang sama.

Rambut Light berwarna pirang kecokelatan dan dipotong rapi sehingga selalu tampak gaya—walau terkadang dibiarkan sedikit berantakan. Sedangkan L hampir tidak pernah menyisir rambut hitam berantakannya, apalagi repot-repot menatanya.

Light bertubuh tegap dengan tinggi 179 cm, sementara L sedikit bungkuk—walau lebih tinggi satu senti dari Light. Anehnya, meski demikian, L mampu bergerak dengan sangat baik saat bermain tenis.

Light orang Jepang asli. Sedangkan L berdarah campuran—seperempat Jepang, seperempat Inggris, seperempat Rusia, dan seperempat Prancis.

Itu baru dari segi fisik dan penampilan.

Jika ditilik kebiasaan hidup dan kepribadian masing-masing, niscaya semakin bertolak belakang data yang dapat dikumpulkan.

Hidup Light sangat teratur. Dia punya jadwal sendiri kapan akan tidur dan jam berapa harus terbangun. Pukul berapa ia makan—bahkan menu, kalori, dan gizi makanan yang disantapnya pun diperhitungkannya. Berapa jam jatahnya belajar, dan berapa lama ia bisa bermain tenis. Semua serba teratur.

Kebalikan dengan L. L tidur jika dan hanya jika ia benar-benar ingin, lalu bangun secepat mungkin. Bisa ditebak, lingkaran hitam di bawah matanya adalah akibat jam tidurnya yang tidak teratur. L sangat suka makan makanan manis dengan kadar gula tinggi, dan tidak pernah mencoba memakan selain itu. L tidak punya jadwal harian. Ia beraktivitas sesukanya dan menghabiskan hari seenaknya. Pendeknya, L menikmati hidupnya dengan segala ketidakteraturan.

L adalah satu-satunya ketidakteraturan yang mampu ditahan Light.

Sementara Light adalah satu-satunya keteraturan yang sanggup diterima L.

.

.

.

.

.

Light sering menjadi topik hangat di kalangan gadis-gadis yang mengenalnya. Terutama di Sekolah. Setiap kali membuka lokernya, dapat dijumpai tumpukan surat dan kado-kado cantik yang memenuhi loker Light. Dengan wajah tampan, tubuh proporsional, kejeniusan, kepribadian tenang, dan segala pesonanya, Light pantas menjadi incaran para wanita.

Meskipun tampilan luarnya tidak begitu meyakinkan, nyatanya L punya penggemar juga. Memang tidak sebanyak dan segila fans Light, tapi beberapa kali L mendapati selembar surat yang diselipkan di dalam lokernya.

Meskipun demikian, kedua sahabat itu sama-sama tak begitu tertarik menjalin hubungan dengan wanita.

Baik Light dan L, memang tidak bersikap antipati pada wanita. Mereka juga ikut hangout bersama-sama teman sekelas ke suatu tempat. Dalam kesempatan seperti itu, terkadang Light atau L harus membonceng salah satu teman gadis mereka. Namun hanya sebatas itu. Tidak lebih.

Beberapa bahkan berspekulasi, sebenarnya Light dan L adalah pasangan homo. Itu satu-satunya alasan logis yang bisa menjelaskan mengapa Light bertahan di samping L. Pun sebaliknya.

Mereka dekat, bersahabat, namun juga diam-diam saling bersaing—

—dan mencintai.

Benarkah?

.

.

.

.

.

Suatu hari, seisi sekolah dikejutkan dengan berita heboh.

"Light punya pacar."

UAPAAAH?

Mana mungkiiiin?

Ini pasti mimpi. Ini pasti omong kosong.

Demikian kurang lebih jerit para gadis penggemar Light. Namun saat dikonfirmasi, yang bersangkutan hanya acuh, diam seribu bahasa. Sama sekali tak merespons.

Tak hilang akal, para fans beralih memburu L dan menanyakannya. Sialnya, bukannya menyenangkan hati para fans yang terlanjur berharap berita itu hanya gosip belaka. L justru berkata enteng, Light memang sudah punya pacar. Seorang cewek cantik yang menarik.

Seolah menjawab rasa penasaran, suatu siang, seorang gadis cantik muncul di gerbang Sekolah tak lama setelah bel terakhir berbunyi.

Gadis itu memakai seifuku dari sekolah yang berbeda.

Nyaris semua siswa yang melewati gerbang tak bisa untuk tidak menoleh padanya. Bukan hanya karena gadis itu cantik. Ya, dia memang cantik. Sangat cantik.

Bukan pula karena sikap ramah dan cerianya yang dengan senyum lebar menyahuti setiap sapaan yang dilayangkan padanya.

Bukan hanya karena itu.

Tapi karena dia ... juga seorang selebriti. Model terkenal yang belakangan ini semakin sering muncul di televisi. Membintangi beberapa drama, mengeluarkan album, dan bahkan memandu acara memasak.

Siapa yang tidak heboh jika selebriti terkenal semacam dia tiba-tiba mampir di sekolahmu?

Dan suasana di gerbang semakin gempar saat tiba-tiba gadis itu berseru girang, menyebut satu nama familier dengan ekspresi senang.

Seolah menambah kegemparan, sosok yang disebut namanya muncul, menyeruak kerumunan yang otomatis membuka, dan melangkah tenang menghampiri si selebriti, lengkap dengan pengekor setianya.

"Light-kun!"

Hah? Misa Misa mengenal Yagami-san?

Begitu kira-kira pertanyaan yang muncul di benak semua siswa yang bergerombol di gerbang.

Yap. Amane Misa, nona selebriti cantik yang lebih sering dikenal dengan Misa-Misa, tampak gembira menyambut kehadiran Yagami Light. Tentu saja bersama Ryuzaki L. Lawliet, sahabat setianya.

Kejadian selanjutnya benar-benar membuat semua siswa di sana terkena serangan jantung.

Misa menghambur ke arah Light dan langsung memeluknya erat-erat, membenamkan kepalanya ke dada bidang Light, dan tak lupa menyerukan kalimat, "Light-kun! Misa kangen padamu!"

Light hanya bergumam pendek tanpa ekspresi berarti. Namun tangan kanannya balas merangkul pinggang Misa, sementara tangan kirinya mengelus pelan kepalanya.

Beberapa saat lamanya, Misa masih betah memeluk Light, sementara Light yang acuh dengan keadaan di sekelilingnya, tetap merangkul Misa. Membuat sekitar mereka terbagi ke dalam dua kondisi; terperangah parah atau menggigit jari.

"Ehm."

Suara deheman datar terdengar dari balik punggung Light. Membuat Misa melepaskan pelukannya.

"Lalu saya bagaimana?" L bersuara sembari mengemut lolipopnya. "Apa Amane-san tidak merindukan saya?"

"Ah!" Misa berseru sembari menutup mulutnya dengan tangan.

"Maafkan Misa," kata gadis lolita itu imut. "Ehm, tentu Misa juga—" gadis itu merendahkan sedikit suaranya, "—merindukanmu," lalu melanjutkannya buru-buru, "tapi tetap saja Misa paling kangen sama Light!" Misa melompat kecil memeluk lengan Light. "Misa tidak sabar ingin kencan dengan Light-kun!"

"Ah, begitu ya ..." L melanjutkan memakan lolipopnya.

Misa mengerucutkan bibirnya imut. Ia menambahkan kalimatnya sedikit tak rela, "Bersama Ryuzaki juga, tentunya."

"Hm, saya tersanjung."

Misa semakin mengerucutkan bibirnya. Tapi sedetik kemudian, ia tersenyum lebar.

"Kalau begitu, ayo kita jalaan!" serunya senang sembari menarik lengan Light memasuki mobilnya.

Light tak berkomentar apa pun, hanya mengikuti langkah riang Misa.

L? Jangan ditanya. Mengekori Light tentu saja.

.

.

Kenapa bisa?

Ya, kenapa bisa?

Amane Misa menjalin hubungan dengan Yagami Light.

Seorang selebriti televisi dengan seorang pelajar teladan.

Memang sih, Misa sangat cantik dan Light sangat tampan.

Tapi ... bagaimana bisa? Mengapa bisa? Kapan pertemuan pertama mereka?

.

.

.

TBC

.

.

.


A.N:

Happy birthdaaaay, Misa Amane! Chara favorit aku yang nggemesin banget gegara kepolosannyaaah. Hei, Misa-chan! Fict ini spesial buat kamuuuh :*

Hoiya. Sembah sungkem untuk semua senpai yang sudah lebih dulu bermukim di FDNI. Maafkan reader abal sepertiku yang seenaknya mem-publish fict alay seperti ini. Ya Tuhan, aku saja masih nggak ngerti kenapa nulis gini. A-aku hanya terlalu sayaang sama gadis lolita itu dan pengen bikin dunia dimana dia bisa sedikit 'lebih bahagia' *plak*

Dan terimakasih banyaaak bagi yang sudah menyempatkan untuk membaca. Aku sungguh terharuuu—kalau beneran ada. *hiks*