Tittle : One
Cast : Park Yoochun, Kim Junsu, No Minwoo
Pairing: YooSu
Author : Gloomy Sun
Rate : T+
Genre : Angst
Part 1
Gelas kecil berisikan soju itu di tegaknya segelas kecil soju simpannya keras gelas itu di meja kecil di kamarnya, dan menuangkan sisa soju yang masih tersisa di botolnya yang ke-3 yang masih lengkap menggunakan setelan jas ini pun meneguk habis lagi sojunya. Matanya merah, menandakan bahwa ia telah mabuk berat. Air matanya mengalir perlahan dari ujung mata .
"kenapa...?" gumamnya.
"kenapa, kenapa, kenapa?!" kali ini ia berteriak cukup keras. Mengingat ini di apartmentnya, mungkin saja ia bisa membangunkan tetangga sebelah. Tak saja tetangganya memarahi dia habis-habisan, yang jelas dia ingin meluapkan emosinya.
"ARRGGH..." teriaknya frustasi melempar botol minuman soju yang ia pegang ke dinding yang berada di depannya. Botol itu pecah menjadi serpihan kaca yang jika terinjak akan menimbulkan luka yang cukup menyakitkan. Tak peduli. Hanya ingin meluapkan segala kekesalannya yang semenjak tadi ia tahan. Peristiwa siang hari di taman kota yang membuatnya seperti ini. Dia tidak akan mabuk berat seperti sekarang ini, jika kejadian di siang hari itu tak pernah terjadi.
flashback
seorang namja berperawakan kecil, bermata sipit yang lucu, dan rambut merahnya terduduk di sebuah bangku panjang di taman kota dekat dengan kantor kekasihnya. Menunggunya dengan perasaan gelisah. Sepanjang dia menunggu, namja itu hanya menundukkan kepalanya, melihat sepatu kets yang ia kenakan, dan berfikir cukup rumit.
"hai~" sapa seorang berambut ikal yang kini telah berada tepat di depan namja kecil tersebut. Sang namja yang lebih tinggi terlihat begitu antusias, dan merasa terbalik dengan namja kecil di hadapannya.
"ini untukmu.." ujar sang namja berambut ikal memberikan sebuket mawar berwarna merah kesukaan sang namja kecil.
"chunnie..." lirih sang namja kecil bernama Junsu ini. Tak menyangka kekasihnya akan memberikannya bunga kesukaannya. Sedangkan Yoochun hanya tersenyum melihat Junsu.
"kita akhira saja hubungan kita" ucap Junsu sedingin mungkin, walaupun saat ini dia sedang menahan isakannya agar tidak keluar.
"mwo?! Maksudmu apa Su-ie chagi?" tanya Yoochun pura-pura tak mengerti.
"kita akhiri hubungan kita" ucap Junsu menyodorkan sebuah undangan, yang pasti itu bukan undangan pernikahan antara Yoochun dan Junsu. Yoochun menatap undangan : wedding Minwoo &Junsu. Hati Yoochun terasa remuk, sesaat setelah melihat undangan tersebut.
"apa maksudnya ini JUNSU!" bentak Yoochun menahan amarah. Junsu menunduk tak ingin melihat wajah menyembunyikan air matanya yang perlahan keluar dari pelupuk membalikkan badannya membelakangi menengadah lurus dan membersihkan air mata yang masih tersisa di pelupuk matanya.
"2 minggu lagi aku akan hanya ingin memberikan itu Yoochun-ssi" ucap Junsu tanpa memanggil yoochun dengan panggilan perlahan meninggalkan Yoochun menuju tempat di mana mobilnya terparkir.
"ARRGGH" teriak Yoochun frustasi menjambak yang mendengar itu hanya bisa menangis membiarkan air matanya mengalir.
"mianhae" gumam junsu pelan terbawa angin
flashback off
Yoochun, namja yang sedang frustasi tersebut tertidur di ranjangnya, membiarkan keadaan apartmentnya yang sangat tertidur tanpa menggunakan malam ini cukup dingin. Tak peduli jika dirinya akan sakit. Menurutnya rasa sakit di hatinya jauh lebih menyakitkan.
kediaman Junsu kini telah terpenuhi oleh sanak saudaranya yang berdatangan hanya untuk mengucapkan selamat pada Junsu. Jauh di lubuk hati Junsu, dia tidak menginginkan pernikahan masih sangat mencintai bukan ayahnya yang memaksanya untuk menikah dengan dari Minwoo adalah rekan kerja sekaligus teman dekat ayah Junsu menolak pernikahan ini, tapi dia tak ingin mengecewakan ayahnya.
Junsu hanya terdiam di kamarnya sendiri. Merenungkan 'apakah yang di lakukannya benar?'. Junsu terduduk di ujung ranjangnya, membenamkan kepalanya pada kakinya yang ia tekuk, dan menangis pelan.
"hiks...hiks..." hanya isakan kecil yang keluar dari mulutnya. Junsu menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Berjalan menuju kamar mandi yang ada di dekat pintu membasuh mukanya ingin menghilangkan jejak air mata yang dibuatnya, meskipun matanya kini terlihat dari kamar mandi, Junsu mengambil ponselnya yang terletak di atas walpaper ponselnya. Dia dan Yoochun yang sedang saling menyuapi permen kapas saat di taman. Junsu tersenyum kecil mengingat hal tersebut.
Tok tok~
suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Junsu.
"ne~" Junsu membalas ketukan itu. Berjalan menuju pintu kamarnya, dan membukanya perlahan.
"Jae hyung..." ucap Junsu begitu menyadari bahwa orang yang mengetuk pintu kamarnya adalah sepupunya Kim Jaejoong.
"kau tidak turun?" tanya Jaejoong. Junsu hanya menggeleng lemah.
"apa kau tidak tahu? Orang-orang di bawah sana terus menanyakanmu" ucap Jaejoong.
"tidak hyung, aku sangat lelah. Tolong sampaikan salamku pada mereka dan maaf karena tidak bisa bertemu mereka" pesan Junsu pada jaejoong. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tetapi kerabat-kerabat Junsu masih tetap asyik berbincang-bincang.
"oh, arasseo" balas Jaejoong menunjukkan senyum manisnya. Jaejoong meninggalkan Junsu menuju lantai bawah, tempat dimana seluruh keluarganya menutup kembali pintu ke arah ranjangnya, dan merebahkan tubuhnya di pakaian piyama berwarna biru kesukaannya.
Pikirannya kembali melayang pada sosok yang selalu menjaganya, sosok yang selalu di mengambil ponselnya, kemudian melihat pada galery fotonya yang terpenuhi fotonya bersama yoochun.
"kau sudah tidur?" tanya Junsu pada gambar Yoochun yang tersenyum senang di ponselnya
"mianhae~" lirih Junsu. Menangis di balik selimutnya dengan sesekali keluar isakan kecil dari mulutnya.
