Boboiboy @ animonsta studio

Warning: OCC, TYPO (s)

Chapter 1 : Pertemuan

Happy Reading

.

Seorang remaja laki-laki bersurai ungu keluar dari sebuah mobil sport biru muda yang terparkir di depan sebuah gerbang bertuliskan 'SENIOR HIGH SCHOOL PULAU RINTIS'.

"Tuan muda, apakah tuan perlu ditemani kedalam?" tanya seorang paruh baya berjas hitam, supir remaja bersurai ungu.

"Tidak perlu, aku akan masuk sendiri. Paman kembali saja dan tolong bawa koperku kemari," perintah sang tuan muda. Supir tersebut pun membuka bagasi dan mengambil koper sang tuan muda.

"ini tuan muda."

"Sekarang pergilah."

"Baik."

Setelah supir pergi kembali ke kediaman sang tuan muda, remaja bersurai ungu pun masuk ke kawasan sekolah. Baru saja ia masuk gerbang sudah disuguhi dengan taman bunga yang indah dan lapangan yang sangat luas.

Menarik kopernya dan menuju satu gedung yang besar berada di depannya. Di depan gedung remaja bersurai ungu bertemu dengan seorang paruh baya, dilihat dari seragam yang dikenakan orang itu sepertinya bekerja sebagai petugas sekolah.

"Kau pasti Fang kan? Anak baru di sekolah ini?" Tanya orang itu. Remaja yang telah diketahui namanya ternyata Fang hanya mengangguk membalas.

"Kepala sekolah menyuruh saya membawamu ke ruangannya jika sudah sampai. Mari saya antar." Fang berjalan mengikuti petugas itu memasuki gedung.

Petugas itu berkata gedung besar ini adalah gedung utama. Di lantai 1 terdapat ruang kelas 10 Lantai 2 untuk ruang kelas 11, lantai 3 terdapat ruangan kepala sekolah, ruang guru, tata usaha, dan ruangan penting para guru, dan lantai 4 untuk ruang kelas 12. Di lantai 5 dan 6 terdapat banyak ruangan yang berhubungan kegiatan para siswa seperti aula, laboraturium, kelas memasak, ruang musik, perpustakaan, ruang menjahit, dan lain-lain.

Dalam perjalanan keruang kepala sekolah suasana disekitar sangat sepi, tak heran karena para murid sedang berada di kelas masing-masing mengikuti pelajaran terakhir. Sampai di lantai 3 Fang dan petugas itu menuju ruangan kepala sekolah.

TOK TOK TOK

"Masuk." Terdengar suara seorang dari dalam sudah pasti itu suara kepala sekolah.

Fang dan petugas memasuki ruangan, terlihat paruh baya kepala 3 duduk di meja kebanggaannya tersenyum lembut kearah Fang. Setelah pamit pergi, petugas itu pun keluar dari ruangan kepala sekolah hanya tersisa kepala sekolah dan Fang saja yang berada di ruangan.

"Selamat datang Fang," ucap sang kepala sekolah. Matanya memperhatikan dari kaki Fang sampai bertemu manik violet milik Fang.

Tersenyum kembali. "Ternyata keponakan kesayanganku sudah bertumbuh besar ya?"

Fang terkekeh membalas senyuman dari pamannya. "Begitulah paman. Bagaimana kabar paman?"

"Seperti yang kau lihat paman sangat baik, baiklah Fang paman ingin bertanya, kenapa kau jauh-jauh dari Cina hanya karena ingin bersekolah disini?"

Mengalihkan padangan dari paman yang menatapnya. "Aku tidak suka sekolah disana, aku lebih suka tinggal di Malaysia dan yah… bertemu dengan paman."

"Kau tidak lari karena punya masalah disana?" Fang diam tidak menjawab pertanyaaan pamannya.

Paman Fang menghela napas panjang. "Baiklah paman tidak memaksamu menceritakan pada paman, dan ini kunci asramamu." Paman Fang meletakkan sebuah kunci, segera diambil oleh Fang.

Kunci dengan angka 313.

"Sebenarnya paman tidak ingin kau memakai kamar itu tapi karena sudah tidak ada kamar kosong lagi mau tidak mau kau harus menetap di kamar itu."

Fang mengerutkan dahi. "Memangnya ada apa dengan kamar itu paman?"

"Kamar itu sebelumnya ditempati oleh ketua osis dulu yang baru saja meninggal."

"Jadi paman tidak aku ingin menetap di kamar itu karena paman mengira aku akan takut di gentayangi oleh ketua osis yang sudah mati? Jangan bercanda paman, aku tidak akan takut dengan hal seperti itu."

"Tidak Fang, paman hanya tidak ingin kau merasa tidak nyaman."

"Tidak apa-apa paman aku akan tinggal di kamar itu, sepertinya aku harus pergi sekarang."

"Baiklah Fang kau boleh pergi, ah… apa kau perlu diantar untuk ke asramamu?"

"Tidak, terima kasih paman. Aku akan mencarinya sendiri, aku pergi paman, selamat sore."

"Ya, selamat sore. Semoga kau betah disini Fang."

Fang undur diri dari ruangan pamannya. Fang turun kelantai 1 pergi menuju pintu keluar di belakang gedung utama. Di belakang gedung utama ada gedung kantin, lapangan indoor dan ruang club olahraga.

Ada juga dua gedung besar disisi kanan dan kiri agak jauh dari gedung utama. Gedung kanan adalah asrama laki-laki dan gedung kiri adalah asrama perempuan. Diantara dua gedung tersebut terdapat bermacam lapangan olahraga yang luas.

Fang benar-benar kagum dengan pamannya, bisa membuat sekolah yang besar dan popular. Seharusnya dari dulu saja dia bersekolah disini.

Tak terasa Fang sudah berada di depan gedung asrama laki-laki, Fang pun masuk kedalam gedung. Di dalam sangat sepi, tentu saja bukankah para murid ada di gedung utama.

Pemuda bersurai ungu itu pun menaiki tangga untuk mencari kamarnya yang berada di lantai 3. Sampai di lantai 3 Fang mulai mencari kamarnya tetapi baru saja melangkah beberapa meter, Fang bertemu remaja manis bertopi terbalik dan memakai rompi coklat emas. Remaja itu berjalan menuju kearah Fang.

'apa dia tidak masuk kelas?' batin Fang. Remaja manis sudah berada di depan Fang sambil memamerkan senyum lebarnya.

"Hai, apa kau anak baru? Kau sedang mencari kamarmu? Boleh aku membantu dan mengantarmu?" tanya remaja itu antusias. Fang hanya bisa menampilkan wajah heran.

Suasana menjadi hening sejenak tapi tidak lama Fang pun membuka suara.

"Kau… Kenapa kau ada disini? Apa kau tidak masuk kelas?" akhirnya pertanyaan di benak Fang di ucapkan juga.

"Hey, aku bertanya padamu, kenapa kau menjawab dengan pertanyaan juga?" remaja manis itu menggembungkan pipi chubynya sehingga terlihat lucu dan lebih manis.

"Manis." Tanpa sadar Fang mengatakan kata itu dengan pelan.

"Eh? Kau mengatakan sesuatu?" Fang menggeleng cepat tidak mungkinkan dia jujur mengatakan kalau orang didepannya itu manis.

"Tidak, dan tentang pertanyaanmu. Ya, aku anak baru, sedang mecari kamarku, dan kau tidak perlu membantu dan mengantarku karena aku bisa mencari kamarku sendiri." Jawab Fang sambil melipat tangan di dada.

"Wah… kau hebat sekali bisa mengingat pertanyaanku. Nah sekarang aku akan menjawab pertanyaanmu. Nggh.. tadi pertanyaanmu apa? Aku lupa." Remaja bertopi tebalik menunjukan cengiran dan mengusap belakang kepalanya.

Tentu saja melihatnya Fang merasa kesal.

"Tadi aku bertanya mengapa kau disini? dan apa kau tidak masuk kelas?" meski kesal tetap saja Fang meladeni orang bertopi terbalik itu.

"Terbaik, daya ingatmu benar-benar hebat sebagai hadiah aku akan mengantarmu ke kamarmu."

Fang bertambah kesal saat remaja manis itu pergi sambil menyeret kopernya tanpa menjaawab pertanyaannya tadi. "Ck… dasar anak itu."

Dengan terpaksa Fang mengikuti remaja manis sampai di depan pintu kamar nomor 313. Tunggu! Bukankah Fang belum memberi tahu nomor kamarnya? Tapi kenapa remaja manis itu tahu nomor kamarnya?

Fang pun semakin heran dengan remaja di depannya.

"Oi, bukannya aku belum memberitahumu nomor kamarku tapi—"

"Oh… itu karena asrama disini sudah penuh kecuali kamar ini." Perkataan Fang dipotong cepat. Jawaban yang cukup logis tapi membuat Fang merasa makin penasaran dengan remaja manis di depannya.

"Hm, baiklah. Terima kasih, sekarang aku ingin istirahat dank au tidak boleh menggangguku." Setelah mengucapkan itu Fang langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan sangat kencang membuat remaja manis yang berada di depan pintu terkejut.

"Hey, kau belum memberitahu namamu?"

TOK TOK TOK

"HEY"

TOK TOK TOK

"HELLO RAMBUT UNGU BERKACAMATA, SIAPA NAMAMU?"

TOK TOK TOK

Merasa risih, Fang yang tadi sudah nyaman rebahan di ranjang pun bangkit. Haruskah dia menyumpal mulut pengganggu bertopi itu dengan batu.

Oh… Fang terlalu baik kalau cuma menyumpal dengan batu mungkin dia harus menyumpal mulutnya dengan granat biar meledak sekalian dan tidak akan mengganggu ketenangan Fang lagi.

Akhirnya Fang membuka pintu dengan kesal sambil menatap orang yang di depannya kesal. Sebaliknya remaja manis hanya tersenyum lebar.

"Nama—"

"NAMAKU FANG. BISAKAH KAU PERGI DARI SINI DAN BIARKAN AKU ISTIRAHAT DENGAN TENANG."

"Eh… kau mau mati? Jangan!"

Fang menepuk dahinya. Oh Tuhan rasanya Fang benar-benar ingin mati sekarang menghadapi bocah polos atau bego ini membuat tekanan darahnya naik sampai ke ubun-ubun.

Fang menghela napas panjang berpikir mungkin bocah itu mengerti jika bersikap lebih halus padanya.

"hm oke… aku harap kau pergi dari sini ke kamarmu atau kemanapun kau ingin pergi, asal jangan di sini mengganggu tidurku, aku sangat lelah karena perjalananku sangatlah jauh kesini. Bisa?"

Remaja manis bertopi itu terdiam entah terkejut karena Fang bersikap lembut padanya, sambil menganggukkan kepalanya pelan dan tak lama kemudian remaja itu pergi menuruni tangga.

Fang menghela napas lega karena remaja itu telah pergi dari hadapannya.

"Heh… baru saja masuk kesini ada saja yang menguji emosiku. Hmm.. aku lupa menanyakan namanya? Ah.. apa yang kupikirkan." Fang pun menutup pintunya dan merebahkan badannya ke ranjang yang empuk. Fang pun pergi ke alam mimpi.

~TBC~

Holaaaaa~ akhirnya fanfic pertamaku jadi yeyyy *tebar bunga*

Semoga para reader suka dengan fanfic pertamaku ini. Maaf kalau masih banyak kekurangan karena saya juga masih belajar hehe…

Berikan kritik saran untuk saya di kolom review. Terima kasih.

Okuu