Kisah ini adalah kisah dari sepasang kekasih yang dimabuk cinta, penuh dengan kekonyolan yang nyata, dan kenajisan yang tiadatara, itu semua mereka rasakan dengan indah dan nyaman, namun kisah cinta mereka berubah ketika—

—Sultan Chihiro menyerang.


Kuroko no basuke © Fujimaki Tadatoshi

Siti Nurbaya Homo!AU. Cerita asli bukan seperti ini, saya Cuma membantu menghancurkannya kok.

*digebuk*

Indonesia!AU | Bahasa Baku/nonBaku | Banyak yang nggak jelas, Cuma sekedar ingin menghibur.

Mayuzumi Chihiro x Haizaki Shougozali x Nijimura Shuudzon.


.

Mereka saling mencintai, restu sudah didapati, tinggal memasang cincin disalah satu jari, maka Haizaki bisa disetubuhi sampai pagi, sedangkan Nijimura Shuudzon tinggal menikmati dan juga dinajisi.

Nijimura Shuudzon tidak pernah bermai dengan kata-katanya, apalagi ketika ia mengatakan ingin membahagiakan mantan preman kesayangannya itu. Ia sudah memiliki tekad sekuat baja dan setegang kejanta—ralat, sekeras batu untuk mendapatkan apa yang ia lontarkan untuk Haizaki tercinta.

Termasuk hal yang sudah ia lakukan ini, yaitu meninggalkan kota tercinta untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak agar layak membangun rumah tangga yang mempuni untuk kekasih tercinta. Bekerja dengan ikhlas dan penuh keyakinan.

Sedangkan Haizaki Shougozali membantu ayahnya, meskipun merindu pada pantun penuh najis dan kekonyolan yang terlontar dari bibir monyong yang ada. Haizaki tetap tabah untuk dirumah—tidak ikut tawuran antar daerah dan akhirnya pulang sampai berdarah. Kalau Si Nijimura tahu, bisa-bisa ia mengomel sampai omongannya seperti sampah.

Sudah hampir setahun Haizaki ditinggal Nijimura, ia merindu, meskipun sepercik surat sering kali singgah kerumah. Tetap saja, ia merindukan bibir maju itu untuk merayu, bukan tulisan yang tak dapat menghilangkan rindu yang menggebu-gebu.

Menghela napas panjang, Haizaki berjalan masuk kerumahnya, menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan malas, jalan dengan cueknya tanpa menggubris tamu yang datang kerumah. Bukan urusan Haizaki pula, toh itu mungkin teman bisnis ayahnya.

"Jaki," Sang Ayah memanggil, Haizaki menoleh malas bukan kepada ayahnya, melainkan pada pemuda berpenampilan sultan dengan muka tampan dan wajah seperti nampan. Namun sayangnya, Haizaki tidak memperlakukannya dengan sopan.

Please, pak, gue lagi kangen Niji jangan diganggu—begitulah teriakan batin Haizaki meskipun setiap membalas surat Nijimura penuh dengan hinaan yang cantik dan menawan.

"Hah?" jawaban singkat, padat dan kurang sopan, tapi mengundang untuk ditawan oleh Sang Sultan.

Haizaki memperhatikan pemuda yang tengah duduk sopan, berpakaian rapi, wajahnya datar, rambutnya kelabu seperti dirinya namun terang, matanya terlihat kosong—wajahnya mereka hampir mirip.

"Biasanya kalau mirip jodoh loh—" Sang pemuda berkata dengan entengnya, bagai tanpa beban, sedangkan Haizaki hanya membelalakkan mata geli. Kalau Nijimura yang bilang, mungkin akan menoyornya dan membuang muka menutupi malu.

Ah, Ji, lo kapan gombalin gue lagi pake bibir monyong lu lagi? Bukan pake muka macem papan gitu, gue kangen muka najis lo. Anjir lu pake pelet apaan.

Sang Ayah berdahem, mencoba menetralkan suasana yang ada. Kemudian beliau berkata, "Ini loh, bapak mau pinjam uang sama Tuan Chihiro, buat ngebangun usaha kita lagi."

"Terus? Apa hubungannya sama Jaki?" pertanyaan sinis terlemparkan beserta tatapan tak suka kepada orang yang bernama Chihiro tersebut. Datar. Mukanya tidak berseni layaknya sang kekasih.

Nggak ada monyong-monyongnya.

Si ayah menggeleng pasrah, punya anak kelewat kurang peka harus ekstra sabar. Untung saja Nijimura Shuudzon sudah mau merawat anak lelakinya itu kelak. Mau anaknya disodok atau yang menyodok, Sang ayah sudah tidak memikirkannya. Yang terpenting adalah beras bisa irit kalau Haizaki nanti sudah menikah. Titik.

Dan yang perlu diingat lagi, tidak perlu beli obat untuk luka sana-sini yang biasa di dapat Haizaki entah dari mana.

Punya anak Maso itu bikin pusing, boros untuk beli obatnya—teriak batin salah satu Ayah yang anaknya Masochist sejati.

"Kalau mau pinjem ya silakan, entar Jaki bantu—" Haizaki berjalan cuek meninggalkan sang Ayah dan juga pemuda datar tersebut. "Tapi bagi beberapa, buat nabung biar cepet nikah sama Niji—" lanjutnya lirih tanpa diketahui siapapun termasuk ayahnya.

Seulas senyum lega penuh kebanggaan singgah di wajah sang ayah. Bahagia ternyata sang anak sudah mulai dewasa dan mulai peka. Sedangkan, senyuman tipis disunggingkan oleh Mayuzumi Chihiro. Sebuah ketertarikan pada pemuda berperingai maso membuat ide busuk tertanam di dalam otaknya.


.

Jaki, Gue punya pantun buat elo!

Lewat Cicaheum numpang beli lotek.

Lagi jalan sendalnya malah putus.

Meskipun gue ini orang bokek,

Gue mohon, cinta kita jangan sampe putus.


.

Bersambung—

GUE BIKIN APAAAAA—

Ini sengaja dibuat MC (kebanyakan utang) niatnya tiap 2 hari sekali / 3 hari bakal di update (word kurang dari 1k) (biar nggak kena wb terus) mumpung lagi luang (gatau diri pdhl mau UAS)—belajar kebiasa sama bahasa sendiri juga. Maaf ini ancur bangettttt aaaaaahh maap mengecewakan~

Yang terakhir sengaja dikasih pantun dari Niji ke Jaki (sengaja buat selipan):")))) dan maap itu garing krenyes-krenyes.

Makasih udah mau baca ini sampai sini /w/) kritik dan saran dipersilahkan—SANGAT!

Buat Erry-kun, semoga ini jadi nutrisi elo beb~! Aciaaat kita nyampah lagi #elu

Salam sayang buat semuanya yg baca dan review… dari Haisaki Rio.