Author note: Hai semua! Erin bikin fic ini karena terinspirasi waktu lagi usil nonton MotoGP sama otou-san Erin. Enjoy~ and don't forget to review! :D Oh ya, buat fans Ichigo jangan marah ya, mungkin di fic ini Ichigo akan menjadi... eeeerrr... cewek banget kelakuannya. Erin ga ada niat buat nge-bash Ichigo kok...

X...X

•••••

The Best Job I Ever Had

•••••

Disclaimer: Tite Kubo

(Bukan punya Erin *tears*)

X...X

Warning: Sho-ai, OOC, EYD yg kurang tepat, TYPO(s), kata-kata tak pantas, aneh, alur kecepetan, bertele-tele dan berbagai kekurangan lain yang bisa bikin kesel readers. Gomen!

Pairing: GrimmIchi :D

Genre: Romance and Humor


X...X

"Ichigooo Kurosaki! Cepat kembalikan utangmu atau kau mati!"

"Aaaaaaargghhhh! Tolong jangan bikin aku mati! Uangku masih belom cukup! Bersabarlah dulu! Aku hanya mahasiswa oiiii!"

"Aku gak peduli! Pokoknya gak ada sabar-sabaran!"

Lalu lawan bicara Ichigo melindasnya dengan motor.

X...X

"HAAAH! Hhhh... hhhhhh..."

Rupanya Ichigo hanya bermimpi dan sekarang dia terbangun, berkeringat dingin. Napasnya memburu.

"Mimpi apa barusan itu? Damn it. Gara-gara tu preman sih ah jadinya aku mimpi kayak gini!" Ichigo berbicara pada dirinya sendiri di atas tempat tidurnya. Beberapa detik kemudian, alarm Ichigo berbunyi.

Pip pip pip pip pip pip pip pip!

"Aaaaaa! Ternyata udah pagi! Gimana mau tidur lagi!?"

Ichigo kemudian bergegas sarapan, mandi, dan meninggalkan kosnya menuju ke kampus.

Ya, Ichigo adalah seorang mahasiswa di kampus Las Noches, kampus unggulan di seantero Karakura. Hanya saja, mahasiswa-mahasiswinya itu ada saja masalah dan kelakuannya. Ichigo termasuk golongan mahasiswa yang selalu dikejar utang sama murid-murid ato gak preman-preman sekitar kampus. Oke, Ichigo itu keluarganya berkecukupan kok. Ayahnya dokter yang rame prakteknya, ibunya punya salon yang top. Tapi kenapa Ichigo ngutang? Dia bisa saja meminta ayah atau ibunya untuk mengirimkan uang (karena ia sekolah di Karakura, keluarganya ada di kota Seiretei). Dia itu paling tidak suka dengan yang namanya minta uang sama orang tua. Ichigo itu mau hidup mandiri. Segala kebutuhan dia diusahakan untuk menggunakan uangnya sendiri. Jika uang bulanan yang dikirimkan orang tuanya habis, dia akan bersusah payah entah apapun caranya supaya dia tetap bisa hidup. Tapi, Ichigo gak pernah nyuri atau nyopet. Biasanya sih dia kerja sambilan di bengkel sebelah kos, tapi sebulan yang lalu bengkelnya tutup, dan dia terpaksa untuk ngutang dengan preman-preman atau temannya. Ya, kembali lagi ke cerita, dalam perjalanan menuju kampus Ichigo dihadang sekelompok preman yang dia utangin. Tampang mereka udah persis mau makan Ichigo hidup-hidup.

"Eh... Dia lagi nih! Yang belom bayar utangnya neh!" sembur preman yang pertama, namanya Renji.

"Yoi!" sambut teman-temannya.

"Mau kita apain yah guys?" senyum Renji sudah menunjukkan gelagat tak baik.

"Udahlah, yang gampang aja! Kita jual aja dia ke bos Hitsu. Pasti mahal tuh," jawab teman Renji, Ishida, alias preman kedua.

"Oi, kalian! Ngapain mau jual aku ke bos kalian? Hah? Aku bisa kok bayar semua utang-utangku! Kaliannya aja yang gak sabar! Aku bakal usaha keras buat bayar utang, kalian juga gak percaya," sela Ichigo.

"Waduh... repot nih. Udah mulai ngelawan kita ya!" ujar kawan Renji satu lagi, Hisagi, lalu dia mengambil ancang-ancang mengambil pentungan kayu di pinggangnya untuk menggebuk Ichigo.

'Aduh! Mampuslah akuuu! Mana bisa aku ngelawan dia! Aaaaaa gimana nih? Kami-sama, help me!' kata Ichigo dalam hati sudah cemas luar biasa.

Praaaaak!

Satu pukulan mengenai Ichigo. Dia terlalu sibuk berpikir tentang kecemasannya, makanya dia tidak sempat menghindar.

"Aaaaaaaarghh!" jerit Ichigo.

Preman-preman itu hanya tertawa puas.

"Ayo sekali lagi! Biar rasa tuh anak! Hahahahahaha," ucap Renji sambil tertawa dengan senang. Begitu pukulan kedua akan dilayangkan Hisagi pada Ichigo, penyelamat datang. Seorang pria berambut hitam sebahu menolongnya dan mematahkan tongkat kayu Hisagi.

"Kalian apakan dia, hah?"

"Aduh maaf bos, anu, itu... aaaaaaaaa cabut!"

Lalu para preman itu lari tunggang langgang. Sedangkan pria itu hanya tertawa kecil.

"Kamu baik-baik saja?" tanya pria itu dengan lembut.

"Enggak, ini tanganku memar gara-gara dipukul tadi."

"Astaga, dasar anak-anak itu. Ah, perkenalkan, aku Byakuya Kuchiki, manager dari Grimmjow Jaegerjaquez, rider yang sekarang lagi naik daun itu," kata pria itu memperkenalkan diri.

"Grimmjow, rasanya pernah dengar. Oh iya, aku Ichigo Kurosaki, cuma mahasiswa biasa di Las Noches yang sering dikejar utang. Senang bertemu denganmu."

"Senang bertemu denganmu juga."

"Oh ya, kupikir kau itu si bos Hitsu yang tadi disebut-sebut sama mereka-mereka itu karena kau dipanggil 'bos' oleh mereka."

"Ahahaha, tidak mungkin lah. Hitsu yang mereka maksud itu tubuhnya pendek kecil dan berambut putih. Beda jauh denganku kan hahahaha," jawab Byakuya sambil tertawa garing.

"Oh hahahahahahaa," Ichigo pun ikut tertawa.

"Kau dikejar hutang, Ichigo?"

"Ya begitulah."

"Hmmm, kamu kalau kutawari pekerjaan sampingan, mau tidak?"

Ichigo terdiam sesaat. Pekerjaan sampingan. Kenapa tidak? Itu ide brilian.

"Aku... Eh... Byakuya-san, aku mau kok."

"Bagus!"

"Byakuya-san, aku mau tanya, aku akan bekerja menjadi apa ya?"

"Ichigo, kau akan bekerja di dunia balap."

"Ha?"

"Kau akan jadi...

Ichigo dan Byakuya sama-sama terdiam.

...UMBRELLA GIRL."

"Nani? Umbrella girl? Aku ini kan laki-laki!"

"Tapi itu tidak jadi masalah, Ichigo!" tegas Byakuya.

"Etto... Umbrella girl itu sebenernya apa ya?"

Gubrak.

Byakuya jatuh tak sadarkan diri.

"Aduh Ichigooo! Umbrella girl itu biasanya cewek seksi yang suka bawa payung buat payungin si rider-nya. Kebetulan lagi kosong nih posisinya, makanya, kamu tolongin ya! Please... Soalnya Grimmjow udah memohon-mohon banget buat aku cariin. Kalau tidak ada, bisa-bisa aku dimarahi Grimmjow!" pinta Byakuya.

"Byakuya-san, aku ini bukan cewek seksi! Dadaku tidak besar dan aku tidak ke-cewek-an sama sekali!" seru Ichigo.

"Aku kan sudah bilang, itu bukan masalah. Aku bisa mengurus semuanya. Gajinya besar lho. Sebulan ¥250.000! Kamu pasti mau kan?"

"Y-ya sudah. Aku terima tawaranmu," jawab Ichigo agak ragu.

"Yeah! Terimakasih, Ichigo!"

"Eeeerr... Sama-sama."

X...X

Tak berselang lama, dua hari setelah pertemuan Ichigo dengan Byakuya, sekarang Ichigo ada di ruangan. Ruangan yang nuansanya girlie banget itu adalah ruangan ganti umbrella girl, di sirkuit Hueco Mundo. Teddy bear, lace, meja rias, high heels, lipstick, mascara, short dress, mini skirt, atasan yang ketat, blush-on, hair dryer, wallpaper floral, payung berbagai jenis semuanya ada di dalam ruangan itu.

'Oh, bagus. Aku nyasar di mana ya sekarang?' tanya Ichigo dalam hati. Hari ini Ichigo sengaja tak kuliah, dia ijin ada urusan.

Klek!

Pintu dibuka. Byakuya rupanya.

"Hai Ichigo! Aku bawa teman nih! Namanya Yumichika Ayasegawa dan Ulquiorra Schiffer. Mereka berdua adalah penata rias dan fashion expert terkenal lho. Mereka akan membuatmu menjadi perfect!" Byakuya memperkenalkan temannya.

"Ha-hai," kata Ichigo dengan canggung sambil melambaikan tangannya.

"Hai! Kau keren deh!" sapa Yumichika bersemangat.

"Hai. Rambutmu lucu," jawab Ulqiorra dengan dingin.

"Ahhh, Ulqui jangan begitu! Nanti Ichigo gak senang sama kamu," timpal Byakuya.

"Hn. Terserah kau sajalah, Byakuya."

"Umm... Maaf aku memotong pembicaraan. Sekarang aku ini di mana sih, Byakuya-san?" ucap Ichigo.

"Ini di ruang ganti para umbrella girl sebelumnya. Keren kan?"

"Nggak, nggak keren. Biasa aja noh."

"Ah kau ini. Terserah sajalah. Ichigo, kutinggalkan kau pada Yumichika dan Ulquiorra ya! Aku mau mengurus Grimmjow dulu."

"Ya sudah," balas Ichigo cepat.

Blam!

Pintu ditutup kembali oleh Byakuya.

"Ichigo Kurosaki ya," ujar Ulquiorra.

"Hah? Kenapa kau tau nama lengkapku, Ulquiorra-san?"

"Dari Renji."

"Renji? Preman itu?"

"Ya... dia bekas temanku," Ulquiorra menjawabnya dengan enteng.

"Aku mengerti," kata Ichigo.

"Sudah, sudah. Ulqui-chan, kita harus segera mendandani Ichigo!" Yumichika teriak kegirangan.

"Baik!" Ulquiorra juga ikut teriak. Pertama-tama, Yumichika mengambil satu tas besar dari laci ruangan itu, lalu dikeluarkannya sekotak besar alat untuk perawatan rambut. Dengan dibantu Ulquiorra, Yumichika memasangkan wig pada Ichigo. Rambut Ichigo sekarang menjadi sepunggung dan siap ditata, dikuncir ponytail oleh Yumichika. Setelah itu, mereka mengambil lagi sekotak besar make-up dan mulai menutupi bagian-bagian muka Ichigo yang kurang bagus misalnya jerawat, komedo, dan sejenisnya dengan krim. Mereka juga menambahkan bulu mata tambahan supaya bulu mata Ichigo terlihat lentik. Yumichika langsung memakaikan eye shadow pada Ichigo. Ulquiorra yang paling jago make-up juga membedaki Ichigo, memberi mascara, blush-on, serta lipstick. Yumichika memberikan sentuhan terakhir supaya Ichigo terlihat benar-benar seperti perempuan, contoh, mencukur bulu kaki, bulu dada (?), dan bulu keteknya. Setelah itu, Ulquiorra mencarikan baju yang cocok untuk Ichigo, sementara Yumichika mem-blow sedikit wig Ichigo yang sudah dikuncir ponytail supaya terlihat bergelombang. Begitu semua persiapan selesai, betapa terkejutnya Ichigo. Dia benar-benar terlihat sebagai perempuan. Perempuan yang manis. Ingat, masih ada satu permasalahan lagi. Ichigo kan berdada rata dan bidang, hal itu disiasati Ulquiorra dengan menyelipkan bola plastik di bagian dalam baju itu. Ulquiorra sengaja memilihkan baju yang bagian dadanya agak tertutup supaya bola plastiknya tidak terlihat.

"Astaga, Ulquiorra-san, Yumichika-san... aku... berubah jauh sekali. Terimakasih! Berkat kalian aku bisa mulai bekerja! Arigatou gozaimasu!"

"Douita, Ichigo-kun. Sukses ya kerjanya!" balas mereka berdua lalu meninggalkan ruangan itu.

Ichigo sendiri terdiam kebingungan akan satu hal lagi. Suara.

"Aduh, suaraku kan berat. Apa mau dibuat imut-imut ya? Atau ceria? Ah binguuung!" Ichigo garuk-garuk kepalanya sendiri.

"Ah! Aku latih aja sekarang suaranya!"

Beberapa kali Ichigo melatih suaranya supaya terdengar seperti perempuan. Tepat ketika ia menemukan suara yang pas, seseorang mengetuk pintunya.

"Ya, masuk saja!" kata Ichigo dengan suara ceria ala cewek.

"Hah? Baiklah," jawab suara lain itu.

Kaget setengah mati begitu Ichigo melihat orang yang mengetuk pintunya itu. Seorang pria berambut biru agak panjang, seleher. Dia tampan sekali. Badannya seksi, sixpack.

"A-anu, Anda siapa?" tanya Ichigo, suaranya tetap seperti perempuan, tapi dia gugup. Mukanya merah merona.

"Eh? Kau tak tau aku? Hmp. Aku Grimmjow Jaegerjaquez, rider yang Byakuya ceritakan padamu. Dan kamu adalah umbrella girl baru kan?"

"Ya."

"Kau manis sekali ya, fufufufufu."

Ichigo hanya menelan ludah. Masa sih dia dipuji oleh seorang pria. Pria saudara-saudara!

"Ah, biasa saja kok, Jaegerjaquez-san. Jangan memuji begitu," balas Ichigo yang merasa salah tingkah karena dipuji.

"Ah sebelumnya, namamu siapa? Kau belum memperkenalkan dirimu dari tadi."

"Ah! Maaf! Aku..."

Ichigo baru ingat. Nama! Tidak mungkin kan dia menyebut namanya Ichigo Kurosaki, walau sejujurnya nama Ichigo itu sepertinya cocok untuk perempuan.

"Yap, kau siapa?" tanya Grimmjow tak sabaran.

"Aku... Michi! Michi Kurosaki!"

Ha. Ichigo akhirnya memilih nama Michi. Nama yang terdengar cute.

"Wow, tak kusangka namamu begitu imut. Umurmu berapa? Jujur saja, aku tak suka dipanggil dengan embel-embel 'san' atau 'sama' atau 'kun'. Panggil saja Grimmjow. Lagipula, kalau kita seusia kan lebih nyaman tanpa embel-embel yang aku gak suka itu."

"Aku 19 tahun... Anoo... Grimmjow."

"Wah! Kita hanya beda satu tahun. Umurku 20 tahun. Kamu tidak sekolah atau kuliah?" Grimmjow mulai bertanya tentang hidup Ichigo. Kemudian Grimmjow menyeret sebuah kursi dan duduk di samping Ichigo yang sekarang duduk manis di kursi meja rias.

"Aku kuliah. Yaaah... hanya saja aku sering dikejar-kejar utang."

"Utang? Buh, untung saja kau ada di sini. Aku bisa melunasi semua utang-utangmu," ujar Grimmjow memberi tawaran.

"Hah? Tak usah repot-repot, Grimmjow. Justru aku kerja di sini supaya dapat uang buat bayar utangku!"

"Ah, anggap saja ini bonus, Michi."

Ichigo tentu saja tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Baik, aku terima tawaranmu. Tapi, ada satu syarat," kata Ichigo.

"Apa syaratnya?"

Ichigo lalu membungkukan badannya.

"Potong saja gajiku untuk bulan ini. Kumohon!"

"Hhhhh... Baiklah."

"Terimakasih, Grimmjow."

"Yo. Eh kau kuliah? Aku kan rider, jadi, aku akan sering pergi dari kota ke kota sampai luar negeri, nanti kau bagaimana? Kau harus mengikutiku terus loh. Apa kuliahmu tidak terganggu?"

"Oh iya ya..."

"Jadi, apa keputusanmu?"

Ichigo memantapkan keputusannya.

"Aku akan cuti kuliah untuk sementara waktu ini! Selama ini aku bersusah payah mengembalikan utangku, dan tak masalah aku berhenti kuliah, yang penting aku bisa melunasi utangku! Kuliah kan masih bisa kulanjutkan nanti!"

"Michi..."

"Em. Aku serius, Grimmjow," ucap Ichigo menatap Grimmjow dalam-dalam.

Tok! Tok! Tok!

"Grimmjow, sudah saatnya kau muncul!" teriak Byakuya.

"Iya!" jawabnya.

"Yuk Michi, kita sudah disuruh keluar," sambung Grimmjow, tanpa ia sadar, ia menggenggam erat tangan Ichigo. Ichigo sudah blushing tingkat akut, tapi Grimmjow tidak tau.

X...X

Sampai di sirkuit, Ichigo bergegas memayungi Grimmjow. Ichigo karena belum terbiasa dengan sepatu hak tinggi yang diberi oleh Ulquiorra dia berjalan sedikit timpang, dan tidak stabil. Para umbrella girl lain sepertinya banyak yang iri pada Ichigo. Grimmjow adalah bintang sirkuit. Wajahnya yang tampan, serta kelebihan yang dipunyainya membuatnya jadi incaran para gadis yang bekerja jadi umbrella girl. Tapi, Grimmjow juga punya reputasi sebagai cowok mesum, beberapa umbrella girl yang tidak senang padanya juga ada. Ichigo tidak memikirkan resiko itu, yang penting dia bisa mendapat uang dan utangnya lunas. Kembali lagi ke cerita, ketika Ichigo dengan girangnya memayungi Grimmjow dan memberinya minum, seorang umbrella girl yang bekerja pada Nnoitra Gilga, bernama Nelliel Tu berniat mendorongnya hingga jatuh. Sepertinya Nel tidak begitu senang dengan Ichigo, entah kenapa.

"Enyah kau!" Nel berkata sambil mendorong badan Ichigo hingga tak seimbang.

"Apa sih!" teriak Ichigo, namun keseimbangan tubuhnya tetap tak bertahan dan ia jatuh. Tepat ketika ia akan menyentuh tanah, Grimmjow menangkap tubuhnya.

"Ha! Gotcha! Jangan jatuh dong, Michi!" ujar Grimmjow sambil memandang Ichigo dan tetap menahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Terang saja, Ichigo deg-degan.


/Backsound: lagu-lagu mellow, galau, instrumental slow, classical. Mis: Cinta Sejati - BCL (cinta kita melukiskan sejarah~)/


Pemandangan romantis tersebut disaksikan seluruh orang yang ada dalam komplek sirkuit Hueco Mundo. Bahkan, pemilik sirkuit itu, Aizen Sousuke juga melihatnya. Seketika, seluruh orang di dalam sirkuit terdiam.

Ulquiorra yang masih ada di sirkuit bersama Yumichika—yang niatnya nonton Grimmjow balapan—cengo, padahal biasanya Ulquiorra tidak pernah bereaksi sedikitpun terhadap hal seperti itu.

"Loh, kok semuanya diem?" Grimmjow baru sadar kalo dari tadi satu sirkuit diam semua karena kaget.

"Grimmjow, itu karena kau menangkap tubuhku dalam posisi seperti ini!" bisik Ichigo sambil menunjuk ke arah tubuhnya.

"Oh... my... God. Michi, kenapa posisi kita bisa begini?"

"Tadi kan aku jatuh, lalu kau menangkap tubuhku dengan posisi orang berangkulan! Makanya kita dilihatin semua orang!"

Keadaan sirkuit menjadi gaduh. Para wartawan menggila, mereka memfoto-foto posisi Grimmjow dengan Ichigo sepuas-puasnya.

"Aduh, bakal jadi skandal nih!" Byakuya berbicara pada dirinya sendiri sambil facepalm.

Setelah keadaan sirkuit kembali seperti semula, perlombaan dimulai. Tak lupa sebelum lomba dimulai Ichigo memberikan semangat pada Grimmjow supaya ia berusaha sebaik mungkin. Balap-balapan itu berakhir sekitar 40 menit kemudian, ya, seperti biasa yang menang adalah Grimmjow. Ichigo tentu saja merasa senang, karena rider yang dilayaninya menang. Hari pertama Ichigo sebagai umbrella girl berjalan dengan lancar.

X...X

Pada akhir hari, Ichigo dengan langkah gontai masuk ke ruang gantinya.

"Haaaaa, capek juga ya jadi umbrella girl, tak kusangka," kata Ichigo berbicara sendiri, suaranya sudah normal kembali. Ia bergegas melepas segala make-up dan wignya, dia mengacak rambutnya yang tadi rapat-rapat karena memakai wig. Lalu Ichigo mengganti bajunya, dan menggunakan jaket hoodie yang dia bawa, untuk menutupi kepalanya, dia tak ingin ketahuan kalau dia laki-laki sebenarnya karena model rambutnya. Setelah siap, dengan cepat Ichigo keluar dari ruang ganti, dan mengunci pintunya. Ruang itu sekarang telah menjadi tanggung jawabnya. Ichigo setengah berlari melewati koridor panjang di bagian belakang komplek Hueco Mundo. Ia keluar, lalu menyeberang jalan dan menuju halte bus, kemudian ia pulang ke kosnya. Sepanjang perjalanan, Ichigo memikirkan Grimmjow terus-menerus. Pria itu sangat keren menurut Ichigo, sudah tampan, kaya, baik pula. Ichigo seperti terpincut dengannya. Sesampainya di kos, Ichigo bergegas mandi, dan merebahkan diri di kasurnya. Hari-hari berikutnya sebagai umbrella girl masih menanti.

X...X

TBC... :D

Comment-nya, minna-san?

REVIEW yah! :)

Jaa,

-Erin-


(Note: Btw, thanks to you, Tasya! Ide lo buat backsound oke banget! Cepet" buka akun di ffnet yap! :D)