AUTOMNE
Chapter One
Rated: T
Cast : Wu Yifan, Huang Zitao, Oh Sehun, Kai, and others
Warning: YAOI, TYPO BERTEBARAN KEK TAI CICAK
DON'T LIKE, DON'T READ
NO SIDERS
.
.
.
ENJOY!
.
Musim gugur tahun ini, ia tidak lagi merasa kesepian. Perasaan yang berbunga-bunga dari dalam hatinya sudah tidak diragukan lagi. Tepat pada ulang tahunnya yang ke-22, Zitao merayakan musim gugur bersama kekasihnya, Yifan.
Mereka sudah menjalin hubungan dewasa sampai sepuluh bulan ini, masing-masing saling mempercayai, saling mengagumi, saling mengasihi. Yifan selalu menganakemaskan Zitao daripada yang lain. Ia selalu mendahulukan apa yang diinginkan oleh sang terkasih, walaupun Zitao tidak pernah menuntut apapun, kecuali cinta dari Yifan.
"Aku datang, Zi," gumaman keras yang tidak disengaja tersebut membuat Zitao tersenyum. Ia tak menoleh ke asal suara, pandangannya terus menatap daun pohon akasia yang berguguran melalui jendela apartemennya. Yifan mendengus, ia tak suka diabaikan oleh Zitao seperti ini. Dengan cepat dipeluknya Zitao dari belakang, membuat pemuda itu sedikit meringis. "Mengabaikanku, huh?"
"Tidak ge .. aku hanya melihati keadaan musim gugur," jawab Zitao pelan, menutup kaca jendelanya perlahan, namun ditahan oleh tangan Yifan. Zitao mendongak kebingungan. "Kenapa? Aku tidak akan mengabaikanmu lagi,"
"Biarkan tetap seperti ini, sebentar saja," Yifan menyembunyikan ceruk wajahnya di leher Zitao. Mengagumi keharuman bunga lotus dari tubuh kekasihnya. Zitao hanya terkekeh kecil. Yifan tersenyum mendengar kekehannya. "So-" ucapan Yifan terputus, membalik badan Zitao menghadap ke arahnya.
"What's your wish?"
Zitao tergelak. Ia tidak tahan melihat wajah antusias Yifan yang menurutnya sangat lucu, walau diluar sana mungkin orang lain akan mengatakan bahwa itu sangat tampan. Yifan mendengus, kemudian menyatukan kedua dahi mereka, meminta jawaban dari Zitao lebih tepatnya.
"Pertama," Zitao menghela napas sejenak. "Aku ingin kita tetap seperti ini.. ah, tidak, kau harus lebih banyak memberikanku cintamu," ujar Zitao menggoda, ia mengalungkan tangannya pada leher Yifan, kekasihnya menanggapi permintaannya, "Tanpa kau minta, Love," deru napas Yifan sangat terdengar.
"Kedua, jangan pernah meninggalkanku," ucap Zitao lirih. Yifan terheran, "Kau tahu aku tidak akan melakukan itu kan?"
Zitao tersenyum, "Aku hanya ingin mengatakan ini ge, -aku.. mencintaimu," Zitao menutup matanya, memeluk Yifan, dan mendengar suara detak jantung Yifan yang tak normal. Yifan memeluk Zitao jauh lebih erat lagi, dia menciumi surai hitam milik Zitao, sambil tidak berhenti mengatakan kalimat-kalimat yang membuat Zitao merona.
"Selamat Ulang Tahun, Nona Wu,"
….
Beberapa hari kedepannya, Zitao harus merelakan Yifan pergi sementara ke Canada, untuk melanjutkan studi-nya. Mereka akan jauh lebih sering menelepon saat ini, video call, maupun chat di line. Jujur saja, keduanya merasa kesepian. Namun, yang selalu mengatakan bahwa ia merindukan kehadiran kekasihnya adalah Yifan, Zitao terlalu malu untuk mengatakan hal tersebut.
Hari-hari Zitao berjalan normal, ia tetap pergi kuliah dan sorenya, membantu kenalannya, atau lebih tepatnya sahabatnya mengolah kedai kopi yang berada dekat di apartemennya.
"Zitao, kau sudah datang!" sahutan penuh ceria ditujukan ke Zitao, saat pemuda itu masuk ke kedai kopi tersebut. Zitao tersenyum, melepas mantelnya, lalu datang menghampiri si penyapa. "Maaf, aku telat .." ujarnya.
"Yang penting kau datang, dear," bisik Sehun, yang langsung dibalas tepukan pelan oleh Zitao dipundaknya. Sehun tertawa.
"Kenapa? Bukannya kau sudah putus dengan Yifan? Tidak apa-apa kan, jika aku mendekatimu," bisik Sehun lagi.
Zitao terdiam.
Ia terhenyak.
Pandangannya kosong seketika.
Inilah kebohongan yang selama ini ia sembunyikan dari yang lain.
Kebohongan.
Ya, ia tidak menganggap status berpacarannya dengan Yifan, pada siapapun. Ia tidak menganggapnya.
.
.
"Yah … kau benar," gumam Zitao. Sehun terkekeh, ia meniup telinga Zitao, yang membuat pemuda itu merinding. "Yak! Oh Sehun!"
….
Malam itu, setelah mengahangatkan diri, Zitao mengaktifkan handphone-nya. Lima panggilan tak terjawab dan sebuah pesan muncul. Dari Yifan.
"Ge?" Zitao segera menelepon Yifan. Ia takut membuat kekasihnya khawatir.
"Zitao? Kenapa tidak menjawab teleponku?" Tanya Yifan gusar. Terdengar sekali suaranya yang serak itu khawatir.
"Maaf Gege, aku tadi sedang berendam saat kau meneleponku," jawab Zitao.
"Berendam? Oh, sayang, kenapa kau membuatku jadi semakin merindukanmu hm?"
Zitao tak mengerti. "Maksud gege?"
"Setelah datang ke China, aku akan segera menangkapmu, dan kita akan berendam bersama, bercinta diantara kehangat,-"
"Yak! Gege, mesummu kembali!" Zitao menghardiknya. Yifan tertawa diseberang sana.
"Tapi, aku bersungguh-sungguh, aku merindukanmu Zi. Sangat," suara Yifan memelan. Rona merah dipipi Zitao kembali terlihat. Zitao langsung teringat akan ucapan Sehun tadi.
"Ge .."
"Ya, Zi?"
"Maafkan aku…"
"Hei, sayang, kau kenapa?"
"… Status kita …"
"Ada apa dengan status kita? Kau bermasalah dengan hal itu?"
"Maaf, kita harus menyembunyikannya dari yang lain …"
Yifan terdiam. Zitao meringis. Ia takut, Yifan akan marah kepadanya. Namun, ia salah, turis Canada itu malah tertawa pelan, "Selama itu membuatmu nyaman, tak apa Zi … yang penting kau selalu ada untukku, begitupun aku. Aku membutuhkanmu Zi, sangat. Aku tidak keberatan saat kau mengatakan kita sudah tak ada hubungan lagi pada kawanmu, asalkan kau selalu mengingatku.." ujar Yifan. Zitao menangis. Ia sangat mencintai gege-nya. Inilah yang membuat Zitao sangat, sangat mencintai Yifan. Kepedulian dan kasih sayang Yifan selalu ada untuknya.
"Zi? My peach, kau masih disana?"
"… Ya, ge, aku disini. Terima kasih karena mau mengerti," ucapnya pelan.
Yifan tersenyum, "Kau tidak perlu berterima kasih, itu memang kewajibanku," Yifan membiarkan keheningan berlalu sejenak. "Hai, sayang, ini sudah malam, kau pasti sudah mengantuk. Aku tahu kau masih ada kuliah pagi besok, jadi bersegeralah tidur sayangku,"
Zitao mengangguk, "baiklah ge,"
"Mimpi Indah Zi-ku, jaga kondisimu, selalu gunakan syal dan selimut, jangan lupa sarapan, dan jangan menunda-nunda waktu makan. Aku yakin kau belum makan malam ini. Jangan sampai kau membuatku khawatir, Oke?" Yifan berceloteh panjang.
"Kau juga ge," ucap Zitao. Dan sebelum ia menutup terlepon, ia masih bisa mendengar Yifan mengatakan kalimat favoritnya, dan Zitao membalasnya.
"Wo ye ai ni, gege"
….
Zitao tahu, dalam hubungannya pasti tidak semua berjalan lancar. Pasti ada kendala yang membuat suatu hubungan tersebut renggang. Hal itu pasti akan datang dengan cepat maupun lambat, ia tidak tahu dengan pasti. Hanya satu yang Zitao tahu, kehadiran orang ketiga, yaitu Sehun. Yifan merasa sangat terganggu dengan keberadaan Sehun yang juga menyukai Zitao apa adanya. Pemuda yang diperebutkan itu tentu saja mengikuti aluran hatinya, dengan ikut bersama Yifan.
Dan saat itu pula, Sehun tidak terima.
Ia tidak terima kenyataan bahwa Zitao lebih memlih Yifan daripada dirinya. Setiap hari ia mulai menatap sinis siapa pun lawan bicaranya, padahal sebelumnya, semua orang tahu kalau ia pemuda yang sangat ramah. Hingga Tao akhirnya merasa dijauhkan.
Zitao menganggap Sehun adalah sahabatnya, yang menghiburnya disaat suka dan duka. Namun, Sehun menganggap lain. Ia ingin memiliki apa yang dimiliki Yifan. Ia ingin memiliki kebanggan Yifan. Ia ingin memiliki kepunyaan Yifan. Ia hanya ingin Zitao.
Zitao tahu ia harus bertindak cepat, jika tak ingin Sehun semakin menjadi-jadi. Oleh karena itu, ia mendiskusikan semuanya dengan Yifan. Dan mereka sepakat, untuk menyembunyikan status mereka.
.
.
.
.
Di Canada sana, Yifan sedang menikmati alunan musik lembut dengan memperhatikan layar ponselnya terus menerus. Foto sang terkasih terpampang disana. Foto Zitao.
Yifan menyukai apapun yang ada pada Zitao. Keluguannya, kepolosannya, maupun keegoisannya.
Ya. Keegoisan.
Apa yang dikatakan Yifan, sangat berbeda dengan hatinya. Sungguh, ia sangat terluka saat Zitao memutuskan untuk tidak mengakui status mereka dihadapan teman-temannya. Walaupun ia tahu, Zitao hanya mencintainya. Yifan berusaha beradaptasi dengan hal tersebut, namun ia tidak bisa. Berkali-kali ia menenggak wine saat mendengar suara Zitao yang berkata mereka telah putus. Yifan takut. Yifan takut hal itu menjadi kenyataan. Ia tidak ingin kehilangan Zitao-nya. Ia membutuhkan Zitao. Ia mencintainya.
Lamunan Yifan terputus saat tiba-tiba suara bel apartemen sewaannya berbunyi, dengan langkah tegap, Yifan membuka pintu. "Hei Yifan!"
"Oh, Kai. Ada apa kemari?" Tanya Yifan. Kai, teman kuliah Yifan yang berasal dari Korea datang keapartemennya.
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Kau mau ikut?"
Yifan mendelik. Ia tahu benar maksud Kai. Jalan-jalan - Bar.
Yifan terdiam sejenak, dan Kai mulai merajuk, "Ayolah Yifan, aku tahu kau sedang ada masalah. Aku kesini untuk membantumu kawan!" Kai menepuk pundak Yifan. Yifan menghela napas, Kai benar. Dia butuh wine sekarang.
"Baiklah. Tunggu, aku mengambil jaketku,"
.
.
Suara dentuman keras dari lagu-lagu bar tersebut membuat Kris menutup telinganya. Orang-orang Eropa itu sungguh sangat menikmati alunan sang DJ, dan menari sexy disana. Kris menghela napas, ia duduk di depan bartender, kemudian memesan sebuah wine.
"Tunggu dulu!" cetus Kai. "Bartender, tolong satu botol vodka," seru Kai. Yifan menyerngit. "Kai? Kau minum vodka?"
"Bukan untukku, bro, itu untukmu,"
"Aku tidak memesan vodka,"
"Oh ayolah, aku tahu kau sedang terlibat masalah dan kau merindukan kekasihmu. Wine tidak bisa membantumu kawan, percayalah," celoteh Kai sok tahu. Yifan mendesah. Ia memang merindukan Zitao. Sangat-sangat merindukannya.
Sebotol vodka kini sudah berada di depannya, Kai menyeringai, lalu pergi meninggalkan Yifan sendiri. Yifan melamun, ia menatapi botol kaca berisi vodka tersebut, kemudian meneguknya hingga habis. Ia harus melupakan masalah ini, secepatnya.
.
Dan, oh, Yifan mulai mabuk.
.
.
….
Yifan berusaha membuka matanya yang terasa berat. Ia tahu, ia tertidur semalam gara-gara vodka. Sialan, kenapa juga ia harus mengikuti ucapan bodoh Kai. Namun, ia merasakan sesuatu yang aneh.
.
.
.
Yifan
Tidak
Mengenakan
Sehelai
Pakaian
Satupun
.
.
.
.
.
Matanya langsung membulat hebat saat melihat seorang wanita disampingnya, tertidur pulas dalam balutan selimut, dan sama sepertinya-tak mengenakan baju.
Yifan tidak percaya. Apa yang telah ia lakukan?
Ia menjambak rambutnya, berusaha mengingat apa yang terjadi.
.
.
Yifan telah meniduri seseorang selain kekasihnya.
.
.
"TIDAK!"
….
"Heh, Sehun, aku sudah mengirimkan video yang kau minta ke alamat emailmu, kau harus membayarku sesuai janjimu,"
"Tenang saja Kai, aku akan mentransfer uang berkat hasil jerih payahmu kali ini. Kau hebat, kawan,"
"Hahaha, cukup mudah membuatnya datang dan melakukan hal tidak senonoh seperti itu,"
"Ya ya, kau memang hebat,"
Sehun, mengakhiri pembicaraan. Dengan cepat ia melihat alamat emailnya, dan tersenyum penuh kemenangan atas apa yang telah didapatkannya. Video.
.
.
Video bagaimana Yifan telah menyentuh seseorang selain Zitao.
"Mati kau, Wu Yifan,"
….
Zitao merebahkan tubuhnya di kasur setelah pulang dari kedai kopi milik Sehun. Ia menggeliat kelelahan. Badannya terasa pegal dan ia butuh istirahat. Namun sayangnya, ia tidak bisa istirahat dulu untuk malam ini. Ia harus mengerjakan tugas kuliah yang diberikan dosennya tadi pagi. Dengan cepat, Zitao membuka ranselnya.
"Hei, apa ini?" seru Zitao, melihat sebuah kaset di dalam ranselnya. Setahunya, ia tidak menyimpan kaset didalam ranselnya.
Zitao mengambil laptopnya, kemudian segera memeriksa isi kaset tersebut. Barangkali ada teman kuliahnya yang iseng memasukkan kaset.
"Uungh~~"
Zitao terkejut mendengar apa yang ia dengar barusan. Suara desahan?
"Oaah~~"
Zitao menutup telinganya. Apa-apaan ini?! Ia berjanji akan memukul seseorang yang berani memasukkan kaset menjijikkan seperti ini di dalam ran-..
"Kau sangat sexy…"
DEG!
.
.
"Tidak … tidak mungkin …"
.
.
.
Yifan. Disana. Menindih seorang wanita.
.
.
.
.
.
.
Pedih.
"Ge …"
"Zitao? Ada apa meneleponku malam-malam seperti ini? Kau belum tidur?" Yifan sedikit terkejut dan juga takut saat mengetahui Zitao menelepon dirinya.
"Hiks …"
"Zitao? Dear? Kau kenapa sayang?" Yifan mulai khawatir. Ia mendengar suara tangisan Zitao yang terus bertambah keras.
"Ge …
Let's break up …"
.
.
.
Nafas Yifan tercekat.
"Zitao?! Kau kenapa?! Hei, jelaskan apa yang terjadi saat ini! Zitao! Kau mendengarkanku?!"
"Silahkan lihat emailmu, Ge. Aku memberikan penjelasan untuk semua ini. Maaf, ternyata selama ini aku tidak memuaskanmu …"
"Hei, Zi?! Aku tidak mengerti ini!" Yifan buru-buru membuka alamat emailnya. Disana sudah ada sebuah video yang dikirimkan Zitao. Yifan terkejut bukan kepalang. Video ini …
"Kau sudah melihatnya ge? Aku yakin sekali itu kau, suaramu sangat jelas ge …"
"Zi .. Zitao, ini bukan seperti yang kau bayangkan! Aku mabuk zi! Aku bahkan tidak sadar telah melakukan apa!"
"Tidak apa-apa ge, setelah ini kau puas melakukannya dengan yang lain secara sadar. Ternyata selama ini aku memang hanya pelampiasan nafsumu. Maafkan aku karena membuatmu tak nyaman ge, terimakasih untuk segalanya. Aku benar-benar menghargai usahamu untuk mencintaiku. Mari kita akhiri semuanya…"
"Zitao! Dengarkan aku! Aku mencintaimu! Seutuhnya! Perasaanku hanya untukmu! Aku tidak ingin kita berakhir! Aku masih mencintaimu Zitao. Dan untuk selamanya hanya dirimu!" suara Yifan terdengar tinggi. Zitao menangis lagi disana.
"Kau telah menghancurkan hatiku…"
"Zitao, kita bisa memperbaiki semuanya,"
"..Aku tidak mempercayaimu lagi ge…"
Yifan terdiam. Ia terhuyung, handphone yang dipegangnya terjatuh. Meninggalkan suara isak tangis Zitao yang pilu.
….
"Oh Sehun, kau benar-benar gila! Mereka berhasil putus berkat rencana ini! Kau tahu, Yifan mendatangiku dan memukulku sebanyak tiga kali. Tapi itu tak masalah, sudah cukup kulihat si blasteran China itu menderita. Aku bisa tahu dia menangis tanpa suara," seru Kai bercerita sambil memegangi pelipisnya yang memar.
"Tentu saja. Mereka berusaha menyembunyikan hubungan mereka dariku. Namun, Zitao tak pandai berbohong. Ah, aku bisa gila jika kembali memikirkannya," Sehun terkikik.
"Sepertinya kau sangat menyukai kekasih, ah mantan kekasih Yifan itu,"
"Apapun itu, asalkan aku bisa mendapatkan Zitao. Jikapun harus membunuh kedua orangtuaku sendiri,"
"Kau gila," sungut Kai. "Berkat Zitao,"
"Yah, tentu saja," sahut Sehun.
TBC
AAAAAHHH
INI FANFIC PERTAMA IRAA
SALAM KENAL READER,
GIMANA MENURUT READER? PARAH YAH? MAAPIN KALO FANFICNYA ANCUR! INI SALAH IRA BANG! BUKAN SALAH TAO ATUH!
OIYA, WALAOPUN KRIS UDAH KELUAR DARI EXO, TAPI IRA TETEP SUKA BANGET SAMA COUPLE KRISTAO. CINTA MATI MALAH. BERHARAP KALO KRIS BISA BALIK LAGI KE EXO, ITU UDAH KEBAHAGIAAN TIADA TARA:")
REVIEW NYA JANGAN LUPA KAWAAN~~ KASI SARAN DONG IRA HARUS GIMANA NANTI.. OIYA, FANFICNYA KEPENDEKAN YAH? ITU AJA DEH JAN KEBANYAKAN WKWK
