"Yunnie..."

"Hm? Waeyo Boo?"

"Apakah ponsel itu lebih menarik dibandingkan aku?"

Jung Yunho, namja itu segera mematikan ponselnya dan meletakannya di saku.

"Tentu saja tidak Boo... kau adalah hal yang menarik di hidupku."

Kim Jaejoong, namja lain yang tadi dirayu oleh Yunho menundukkan kepalanya, menyembunyikan semburat merah yang tercetak di kedua pipinya.

"Ah... Boojaeku semakin menggemaskan saat sedang malu-malu begini."

Jaejoong menatap sengit Yunho, walaupun tatapannya malah terlihat menggemaskan dibanding mengerikan. "Berhenti menggodaku Yunnie! Dan aku keren bukan menggemaskan!" Ia menambah pout di akhir kalimatnya. Tidak tahu saja lawan bicaranya menahan diri sekuat mungkin untuk tidak menerkammu, Kim.

"Uh Boo... lebih baik kita pulang sekarang sebelum aku kelepasan dan menerkammu di tempat umum ini."

"Yah! Yunnie mesum!"

.

.

.

Apakah kalian percaya pada akhir cerita yang happy ending?

Apakah happy ending itu benar-benar benar nyata?

Ataukah happy ending itu hanyalah kebohongan belaka yang ditulis para pembuat cerita agar cerita mereka disukai banyak orang?

.

.

.

"Yunnie tidak lupa kan hari ini kau akan menemaniku berbelanja?"

Yunho yang sedari tadi terus sibuk dengan ponselnya mengabaikan Jaejoong yang terlihat mulai kesal.

"Yunnie! Jung Yunho!"

"Ah ne? Waeyo Boo?"

"Kau tidak mendengarku?"

"Eh.. mian... Boojae bilang apa tadi?"

"Yunnie jadi kan menemaniku berbelanja?"

"Uh? Mian ne Boo... aku harus mengantar umma menemui temannya."

"Jinjja? Ah.. ne gwenchana."

"Mianhae."

"Gwenchana... sudah sana pergi. Sampaikan salamku untuk eommonim."

"Arraseo. Aku pergi. Sampai jumpa besok."

Yunho mengecup kepala kekasihnya sekilas lalu ia pergi sambil mengutak-atik ponselnya.

.

.

.

Saat ini aku percaya

Bahwa kisahku akan berakhir bahagia

Seperti kisah-kisah di dalam dongeng

Akupun begitu...

Aku dan Yunho akan bahagia

Selamanya

.

.

.

Dari kejauhan Jaejoong bisa melihat bahwa punggung yang sedang ia pandangi itu milik kekasihnya. Ia mendekati punggung itu, dan tersadar bahwa kekasihnya lagi-lagi sedang sibuk dengan ponselnya. Jaejoong heran. Pasalnya sebelum ini Yunho tak pernah terlihat sesering ini bercengkrama dengan alat elektronik yang berbentuk persegi itu.

"Yunnie..."

Yunho yang menyadari kekasihnya yang kini berada di sebelahnya itu cepat-cepat mematikan ponselnya.

"Hm... bagaimana kuliahnya Boo?"

Jaejoong mempoutkan bibirnya, "menyebalkan! Mr. Choi memberi banyak sekali tugas! Dia sama sekali tak memikirkan keadaan muridnya yang kelelahan setelah diberi tugas banyak."

Yunho mengacak pelan rambut kekasihnya, "sabar sayang... nanti aku bantu mengerjakan tugasnya."

"Jinjjayo?"

Yunho mengangguk.

"Gomawo Yunnie-ya. Hehehe."

.

.

.

See?

Kami terlihat sangat mesra kan?

Kalian pasti iri jika melihat kedekatan kami

Dan yeah... aku masih percaya kami akan berakhir bahagia

Setidaknya hingga saat ini

.

.

.

"Yunnie.. kau ada acara hari ini?"

Mereka berdua duduk di kantin kampus setelah menyelesaikan jadwal kuliah masing-masing.

"Waeyo?"

"Joongie bosan. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan dulu sebelum pulang."

"Mian Boo... hari ini aku harus menemani Hyongku."

"Memang kau mau pergi kemana?"

Mata Yunho bergerak-gerak gelisah, ia terlihat tengah bingung memikirkan sesuatu.

"Ung... itu... kami harus pergi ke suatu tempat."

Jaejoong menghela napasnya. "Ah... baiklah. Gwenchana."

"Hm... aku pergi ya."

.

.

Jaejoong bergulingan kesana-kemari di kasur empuknya.

"Ugh.. bosan. Sebaiknya aku menelepon Yunnie."

Ia mengambil ponselnya lalu mengetikkan beberapa angka yang memang sudah ia hapal di luar kepala. Menekan tombol panggil lalu mendekatkan ponsel itu ke dekat telinganya.

Selama beberapa puluh detik menunggu, Yunho tidak menjawab panggilannya. Ia memutuskan panggilannya dan mencoba sekali lagi. Menunggu hingga panggilannya terjawab tapi lagi-lagi yunho tak menjawab panggilannya. Ia mencoba sekali lagi dan menunggu agak lama.

"Yeoboseyo?" Jawab seseorang dari sebrang sana.

Jaejoong tiba-tiba memutuskan sambungannya. Kenapa? Bukankah itu yang ditunggunya? Sedari tadi ia menelepon beberapa kali agar panggilannya dijawab kan? Kenapa setelah dijawab ia malah memutuskan sambungannya?

'Itu suara yeoja...'' batinnya.

.

.

.

"Jadi dia siapa Yun?"

"Sudah kubilang dia temanku Jaejoong-ah."

"Tapi kau bilang kau pergi dengan hyongmu."

"Jadi kau tidak percaya padaku?!"

Nada suara Yunho mulai meninggi.

"Bukan begitu... tapi..."

"Terserahlah!"

Dan Yunho pun pergi begitu saja.

.

.

.

Kenapa?

Kenapa kau semakin terasa jauh?

Kau bahkan tak lagi memanggilku dengan panggilan sayang yang selalu kau sebutkan dulu

Tapi ini lucu...

Bukankah aku yang seharusnya marah padamu?

.

.

.

"Namanya Ahra." Ucap Changmin yang berdiri disampingku.

"Huh? Apa maksudmu Changmin-ah?"

"Jangan berpura-pura tidak melihat."

"Melihat apa yang kau maksud?"

"Kau melihatnya kan tadi? Jung Yunho kekasih yang selama ini sangat kau cinta, lewat dihadapanmu dengan seorang yeoja yang menggengam tanganya mesra."

Mereka berdua sedang berada di sebuah cafe. Changmin adalah sepupu sekaligus sahabatnya. Dan yeah... kejadian itu terjadi seperti apa yang Changmin katakan tadi.

"Namanya Ahra, Go Ahra. Senior kita, ia berada di tingkat 6 jurusan seni."

.

.

.

Kau mengkhianatiku Yun?

Hanya sebesar itukah cintamu padaku?

Ataukah kau benar-benar tak punya rasa cinta lagi terhadapku?

Masihkah cerita kita berakhir bahagia?

.

.

.

Sekali lagi Jaejoong melihat mereka.

Mereka berjalan berdua dengan jari-jari saling bertautan erat dengan mesranya. Saling melempar senyum seperti sepasang kekasih baru yang sedang dimabuk cinta. Bahkan mereka sampai tak sadar bahwa sedari tadi ada yang mengikuti mereka sambil menatap dengan tatapan intens.

.

.

"Yunnie ayo kita pergi... sudah lama sekali kita tak pergi berdua Yunnie-ya..."

"Hm? Begitukah?"

"Ne... ayolah Yunnie." Jaejoong melancarkan serangan puppy eyesnya.

"Mian Jae... aku ada janji mengantar umma berbelanja hari ini."

.

Apa kau berbohong lagi Yun?

.

"Joongie... aku bisa menjelaskan semuanya."

Karena merasa bosan Jaejoong pergi sendiri ke pusat perbelanjaan. Bukannya merasa senang, ia malah berpapasan dengan Yunho dan seorang yeoja yang membuat Yunho berpaling dari Jaejoong. Ia tiba-tiba melepaskan tautan tangannya dengan sang yeoja setelah menyadari bahwa sejak tadi Jaejoong terus saja menatap ke arah itu.

"Jaejoongie.. Boojae... aku bisa menjelaskannya."

Jaejoong tersenyum kecut. "Apa lagi yang harus kau jelaskan Yunho-ssi? Bukankah semua SUDAH AMAT SANGAT JELAS?" Ucap Jaejoong sambil menekankan suaranya di beberapa kata terakhir.

"Tapi Boo..."

"Apa lagi? Kau sudah memilihnya dan itu menandakan bahwa hubungan kita telah berakhir. Aku tak menyangka kau bisa melakukan hal seperti ini. Aku kecewa padamu Jung Yunho-ssi."

Jaejoong berbalik dan berjalan menjauhi keduanya.

.

.

.

Kini...

Aku tak percaya lagi pada happy ending

Karena semua yang berakhir

Pasti akan terasa menyakitkan

.

.

.

.

END

.

Ehehe annyeong

Gimana? Ceritanya pasaran kan? Ga dapet feelnya kan?

Entah kenapa susah banget kalau bikin cerita yang panjangan. Idenya kadang mentok di tengah jalan =_=

Ah ya...

aku sedang cari temen /? Temen sesama yunjae shipper atau shipper lain boleh. Aku suka daelo atau jonglo, kadang gtop and sometimes hunhan. Ayo temenan /?

Karena aku ga suka stay di twitter, yang login ayo tukeran pin bb n_n atau whatsapp.

last, tolong kritik apa saja yang kurang dari tulisanku. Suapaya bisa lebih baik kedepannya

thankies