Disclaimer: Tokoh-tokohnya tetap milik Pak Masashi. Aku Cuma ngarang-ngarang ceritanya doing, kok!

Mojok di Kuburan

Sudah 3 bulan Neji meninggalkan Hinata sendirian di rumah. Selama ini, ia harus pergi keluar dari Konoha untuk urusan bisnis barunya dengan Kiba, yaitu membuka Pet Shop. Ia tahu, Hinata akan kesepian. Tapi, ia mepercayakan keamanan Hinata pada pria berambut kuning, yah, kau tahulah siapa. Siapa lagi kalau bukan Naruto, si payah berambut kuning yang hobi menyantap ramen.

Tapi, dalam kesempatan ini, Naruto malah mengajak Hinata pergi ke festival bunga bersama Sasuke, Sakura, Ino, dan Shikamaru. "Hina-chan, kau mau beli bunga apa? Ibunya Ino buka stan bunga yang besar." ujar Sakura "Eh… nanti saja Sakura-chan,".

"Oh, kalau begitu, ya sudah." Sakura langsung menggamit lengan Sasuke dengan mesra. Sasuke diam saja. Sementara itu, Ino mengajak rombongannya untuk pergi ke stan ibunya. "Hey. Kalau kalian mau bantu-bantu sedikit di stanku, kalian boleh ambil 2 tangkai bunga apa saja yang kalian mau," tawar Ino "Ah, males! Festival bunga, apaan sih!" Shikamaru mendengus kesal.

"Jadi maumu apa?" Ino mulai kesal

" Aku mau…. PULANG!" teriak Shikamaru.

Jadilah, Hinata dan Naruto pergi membantu Ino. Kan lumayan, dapet 2 tangkai bunga. Apalagi harganya mulai naik. "Euh.. Naruto-kun, eh.. nanti.. anu.. ehm…" "Apa Hina-chan?" senyum Naruto manis. Hinata langsung bungkam dan mukanya memerah.

Naruto membantu menyusun tempat bunga Carnation dan bunga anyelir. Sedangkan Hinata membantu ibu Ino melayani pelanggan. "Hinata, biar aku saja yang bantu ibu," ujar Ino seolah prihatin "Ah, nggak apa-apa, Ino-chan. Aku senang membantu Bibi, kok." Senyum Hinata. Setelah itu, Ino melenggang pergi menemani Shikamaru kembali ke rumahnya.

"Naruto-kun, eh.. sesudah ini…ki.. kita jalan-jalan, ya?" tanya Hinata "Lho, apa nanti kakakmu nggak marah? Aku, kan, menjaga kamu," jawab Naruto. "Ah, iya.. Hihi, maaf, aku.. lan..lancang," "It's okay," senyum Naruto.

Hinata yang kecewa karena ajakannya ditolak, hendak meninggalkan stan. "Hina-chan, tunggu!" seru Naruto. Hinata langsung menoleh. Naruto memberikan setangkai bunga tulip kepada Hinata. So, sweettt.. (ciakkakakak)

"Aku akan menemanimu, kemanapun." Ujar Naruto "Serius, nih? Oke, kalau begitu kita ke kuburan!" seru Hinata senang. "Hah?! Hina-chan, badanmu nggak panas? Apa lagi nggak waras, sih?!" teriak Naruto "Lho, kok, Naruto-kun ma…marah…ya?" Hina mulai takut (nyalinya langsung ciut kayak baju) "Nggak, sih. Cuma aneh aja, masa' mau ke kuburan? Emang mau ngapain, neng?" dahi Naruto mengkerut (kayak kakekku dirumah -_- )

"Tapi, Naru-kun nggak nolak, kan?" kerling Hinata jahil "Nggak, lah. Aku kan yang jagain kamu." "Yaudah, kalo gitu, kita ke kuburan, yuk!". Naruto diam saja. Dia aja sebenernya takut ke kuburan. Takut mendiang bapaknya menjewernya karena kenakalannya dari dulu hingga sekarang (lho, kayak iklan kecap bango).

*SEKILAS INFO*

Sebenarnya pada waktu itu, Naruto juga suka sama Hinata. Begitu pula sebaliknya. Sampai sekarang.

'Si cantik ini kenapa ngajakin aku ke kuburan, ya?' pikir Naruto. 'Apa mau ziarah ke kuburan ortunya, ya?'. Naruto semakin bingung. Tapi, apapun keadaannya yang penting bersama Hinata!

SORI YA, DIPOTONG, CERITANYE BAKAL LANJUT KE PART 2. SAYA UDAH GA TAHAN LAGI, NIH. PEGEL KAKI+ PEGEL JARI + PEGEL MATA= MAU TIDUR.

SEE YOU NEXT PART!