Langkah kakinya yang dibalut sepatu heels berwarna merah terdengar saling beradu dengan lantai marmer pada lorong kantor milik Park Inc, sosok wanita itu menenteng tas dengan logo Hermes pada lengan kirinya sedangkan tangan kanannya masih menggenggam ponsel miliknya. Saat dirinya berbelok ke sebelah kiri dari lorong itu dan dihadapkan pada ruangan meeting yang sudah tertutup rapat gerak langkah kakinya semakin dipercepat

"B! Blazer mu." Ia menoleh kearah sumber suara lainnya, pergerakan rambutnya yang berwarna kuning madu dan sangat halus itu menambahkan kesan seksi bagi beberapa pasang mata yang melihatnya. Ditambah lagi saat ini wanita itu masih mengenakkan dress terusan tanpa lengan berwarna putih susu yang melekat tepat di tubuhnya hingga mencetak jelas bagaimana tubuh milliknya berbentuk sangat sensual.

"Apa penampilanku sudah rapi Kyung?" wanita yang dipanggil dengan inisial B itu menanyakkan masalah penampilannya pada sekretarisnya yang memiliki tinggi badan tidak jauh berbeda darinya, Kyungsoo.

Byun Baekhyun, 28 tahun. COO (Chief Operational Officer) dari Park Inc, wanita berdarah Korea yan termasuk salah satu dari lulusan bisnis terbaik Universitas Standford.

"Ehm.. setidaknya lebih baik setelah ditambah blazer merah ini." Kyungsoo merapikan poni rambut milik Baekhyun dan memberikan dua ibu jarinya untuk menunjukkan penampilan atasannya saat ini sudah patut dibilang pantas untuk menghadiri meeting.

"Dia sudah didalam?"

"Sudah. Sana cepat masuk!" Kyungsoo sedikit mendorong badan atasannya itu dan membukakan pintu ruang meeting dengan cepat.


Dangerous Romance


"Pembangunan akan dimulai pada pertengahan tahun 2017, mungkin saya dan tim yang lain akan sering melakukan perjalanan untuk meninjau lokasi dan dapat mengabarkan perkembangan pastinya—

"Tanyakan pada Nona Byun untuk rencana yang kau usulkan ini Jongin." Salah satu pria yang duduk pada kursi yang terletak di salah satu ujung meja meeting memotong kalimatnya dan memberikan komentar dengan tatapannya yang dingin. Suara bass-nya terdengar penuh penekanan saat memotong kalimat yang dilontarkan karyawannya yang mana menambah suasana tegang di ruang meeting ini.

Dan pemilik suara bass itu adalah Park Chanyeol, menjabat sebagai seorang CEO (Chief Executive Officer) di Perusahaan Park Inc, pria berdarah Korea yang juga salah satu lulusan bisnis terbaik Universitas Standford.

"Lalu, bagaimana mengenai projek di Jepang?" kalimatnya berlanjut terarah pada pria berwajah kotak yangduduk disebelah Jongin.

"Jongdae?

"Oh, iya. Pimpinan perusahaan Wu yang akan bekerja sama dengan kita akan melakukan perjalanan bisnis untuk mengunjungi lokasi di dua minggu kedepan. Mereka menanyakkan apakah Chanyeol-ssi dan Baekhyun-ssi bisa ikut dalam perjalanan itu?"

"Kami akan hadir—Minseok, tolong aturkan jadwalku dan Baekhyun."

Wanita yang bernama Minseok, menganggukkan kepala dan melanjutkan pengetikan pada laptop yang berada di mejanya.

Tok tok

Suara pada ketukan pintu ruangan meeting yang terbuka membuat beberapa pasang mata teralihkan menuju pintu tersebut.

"Maafkan atas keterlambatanku." Itu adalah Baekhyun, dengan suaranya terdengar tegas melangkahkan kakinya menuju kursi kosong yang memang sudah disediakan untuknya. Tepat berhadapan dengan Chanyeol yang kini sudah menyatukan kedua tangannya dengan siku bertumpu pada meja meeting. Tatapannya mengintimidasi kearah Baekhyun, sedangkan wanita itu hanya menatapnya kembali dan tersenyum ramah.

"Jadi.. apa yang aku lewatkan." Baekhyun menepuk tangannya sebentar dan mencondongkan badannya kedepan sedangkan kepalanya menatap satu-satu wajah-wajah karyawannya yang menghadiri meeting dan kini tengah memperhatikannya.

"Jongin? Apa yang bisa kau laporkan?" Baekhyun menunjuk pria berwajah tan itu dengan bolpoint di tangannya.

"E-eoh. Um itu.. Mengenai pembangunan hotel di Jeju.. yang akan mulai berjalan pada tahun 2017 nanti. Saya merencanakan adanya tim dari kantor pusat yang melakukan kunjungan rutin disana untuk bisa memantau dan memberikan informasi mengenai segala perkembangan ijin-ijin dan masalah teknis lain—

"Sebutkan 'tim' yang kau maksud itu." Baekhyun memotong.

"Um.. untuk itu saya sudah mendaftarkan beberapa nama yang bisa ikut andil—

"Dimana list namanya?" Baekhyun menatap dingin kearah Jongin yang kini sibuk mengobrak abrik dokumen yang berada diatas mejanya. Baekhyun merubah posisi duduknya dengan bersandar pada bahu kursi dan memainkan bolpoint di tangannya. "Serahkan list nama tim yang akan kau ajukan pada Kyungsoo setelah rapat ini."

"B-baik bu."

"Jangan panggil aku Ibu." Baekhyun mendelikkan matanya kearah Jongin dengan tajam.

"Ada lagi?" Baekhyun bertanya pada yang lainnya dan tidak mendapatkan jawaban.

"Kalian bisa kembali ke ruangan masing-masing." Chanyeol memberikan perintah dan segera diangguki oleh para karyawan yang lainnya. "Kecuali dirimu Byun." Chanyeol berucap setelah melihat Baekhyun yang akan beranjak dari kursinya.

Baekhyun memejamkan matanya dan melipat bibir mungilnya kedalam serta kembali untuk duduk pada kursinya, ia memperhatikan Minseok yang memberikan kepalan tangannya dengan mulut yang bergerak untuk menyemangatinya. Jongin dan Jongdae yang berada pada urutan terakhir juga menyempatkan memberikan semangat pada Baekhyun.

"Aku tahu. Aku benar-benar minta maaf… mobilku mengalami gangguan—" Baekhyun berucap menjelaskan kearah Chanyeol setelah memastikan tidak ada orang lain selain dirinya dan Chanyeol disana.

Chanyeol nampak mendengarkan ucapan Baekhyun namun pria itu tengah mengangkat ponsel miliknya dan mulai menjentikkan jari-jarinya pada perangkat itu.

"Oh ayolaaahh.. aku hanya terlambat beberapa menit. Lagipula ini hanya Leadership Meeting." Baekhyun masih berusaha menjelaskan berbagai alasan mengenai keterlambatannya pada meeting yang dijadwalkan pagi ini.

"Yeooll! Jangan pura-pura tidak men—

"Aaaahhh.. aahhh.."

Suara dari perangkat yang Chanyeol pegang sedari tadi mengeluarkan suara desahan seorang wanita yang berhasil membuat Baekhyun membelakkan matanya karena jelas ia mengenali suara itu.

"Eummhh.. aahh.. eummhh.. ah!"

"YAAAKKKKK!"Baekhyun beranjak dari kursinya dan melangkah cepat kearah Chanyeol yang kini sudah menatapnya dengan tajam dan bibirnya membentuk senyuman sinis.

"Hmmm.. more please..aaahh..—

"Mobilmu bermasalah hah? Tentu saja!" Chanyeol mematikan suara itu dan kemudian memasukkan ponselnya kembali pada kantung jas yang ia kenakan.

Baekhyun merutuki dirinya sendiri saat dirinya sudah berhadapan dengan Chanyeol yang kini bertolak pinggang di hadapannya.

"Aissh."

Chanyeol tertawa keras dan mengusak rambut milik Baekhyun.

"Lelaki mana yang berhasil menyetubuhimu di hari Senin pagi ini hm?" Chanyeol bersandar pada meja meeting dan melipat tangannya. Pandangannya masih tertuju pada Baekhyun yang kini sudah duduk menyilangkan kakinya.

Wajahnya masih ditekuk masam, kepalanya bergeleng tak henti mengingat apa yang baru saja terjadi. "Dia kurang memuaskan." Baekhyun meniupkan poninya berkali-kali.

"Hah?! Kurang memuaskan? Apa perlu ku ulangi lagi bagaimana kau mendesah karenanya?"

"Yak!" Baekhyun berteriak saat Chanyeol hendak mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya.

"Jadi.. siapa lelaki itu Byun?" Chanyeol kembali menanyakkan hal yang sama.

"Ck! Namanya Jung Daehyun.. dan jangan membayangkan bahwa ia menyetubuhiku!" Baekhyun menghentikkan gerak mulut Chanyeol yang akan menyahuti ucapannya dengan tangannya yang mengarah pada pria itu. "Ia hanya memberikan finger and tongue saja." Baekhyun menjelaskan dengan alisnya yang bergerak naik turun kearah Channyeol. Sedangkan lelaki itu terpaku memandang Baekhyun dan menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dijelaskan oleh sosok mungil dihadapannya.

"Kau mendesah hanya karena finger and tongue?" Chanyeol mengangkat jarinya dan menunjuk lidahnya yang terjulur ke depan.

"Ew! Kau menjijikan sekali Park!" Baekhyun bergedik jijik melihatnya. "Sudah aku tidak mau membahasnya! Otak mesum-mu akan meracuniku." Ia beranjak dari kursinya dan siap berbalik untuk melangkah menuju pintu keluar ruang meeting tersebut, namun ada tangan yang menarik badannya dan membuat badan mungilnya menempel dengan badan Chanyeol.

"Aku harus memeriksa sesuatu." Chanyeol berbisik tepat dihadapan wajah Baekhyun.

Bibir tebal yang dimiliki lelaki dengan tinggi 188 cm itu mengecupi bagian ujung dagu milik wanita mungilnya dan kemudian berjalan hingga leher dan tulang selangka yang terlihat menonjol. Baekhyun yang sudah terbiasa diperlakukan seperti ini dengan Chanyeol menahan suaranya dan hanya bisa memejamkan untuk menikmati sentuhan dari bibir tebal lelaki itu.

"Wangimu masih sama.." Chanyeol berbisik pelan dengan suara deep voicenya tepat di dekat daun telinga Baekhyun. Tangan Baekhyun yang masih menggantung kini mulai meremas bagian samping dress yang ia gunakkan karena merasakan panas dari dalam tubuhnya atas setiap sentuhan yang Chanyeol berikan.

Meskipun perlakuan ini sudah sangat sering mereka lakukan di setiap saat apabila Chanyeol mengetahui bahwa dirinya baru saja bertemu dengan pria yang dikenalkan oleh teman-temanya atau pun melakukan sedikit foreplay dengan pria jalangnya, tapi untuk beberapa waktu terakhir ini Baekhyun selalu merasakan panas dan gairah yang sangat tinggi dari dalam tubuhnya saat Chanyeol menjamah setiap bagian tubuhnya.

"Chan.." Desahan Baekhyun terdengar saat tangan Chanyeol mulai bergerak menyusuri bahunya hingga blazer yang ia kenakan kini mulai tersikap hampir terlepas dari badannya. Bibir Chanyeol masih menjamah bagian lehernya hingga berhasil membuat Baekhyun menengadahkan kepalanya. Chanyeol tersenyum disela-sela cumbuannya dan menarik wanita itu lebih mendekat kearahnya hingga bagian intimnya bergesekkan dengan bagian bawah Baekhyun. Tanda bukti atas aksi yang dilakukan Chanyeol jelas membekas pada tubuh putih Baekhyun, tangan mereka sudah saling menggenggam yang didominasi dengan genggaman tangan Chanyeol yang meremas tangan Baekhyun.

Baekhyun merasakan pening pada kepalanya atas finger and tongue yang diberikan oleh Chanyeol meskipun perlakuan itu bukanlah untuk bagian intimnya. Tentu saja Baekhyun paham, seorang playboy seperti Chanyeol yang telah ia kenal sejak masa sekolah menengah atas hingga saat ini, dikenal sudah ahli dalam persoalan memberikan pelayan untuk wanita-wanita diluar sana. Untuk itu Baekhyun tidak perlu meragukan lagi atas kemampuan Chanyeol, meskipun baru beberapa terakhir ini Baekhyun merasakan langsung bagaimana sentuhan Chanyeol pada dirinya memang lebih nikmat dibandingkan pria-pria lain yang pernah ia temui.

Chanyeol menarik diri dari bagian leher Baekhyun, tangannya membelai pipi lembut milik Baekhyun diiringi dengan sentuhan ibu jarinya pada bibir tipis milik Baekhyun yang sedikit terbuka—bibir tipis berwarna pink yang selalu ia rindukkan rasa manis ketika menciumnya.

Dan sungguh ia sangat merindukan bagaimana rasanya mencium bibir tipis itu kembali. Tapi ingatannya masih mengingat jelas perjanjian yang mereka pernah buat.

Larangan untuk mencium dan mencumbu satu sama lain dimana tertuang dalam perjanjian antara mereka dan juga didalam perjanjian bisnis.

Baekhyun membuka matanya hingga mereka kini saling menatap dalam jarak yang cukup dekat.

Deru nafas yang menggebu saling terdengar diantara satu sama lain, tangan Baekhyun bergerak untuk memegang bahu Chanyeol, namun lelaki itu dengan cepat menahannya.

"Ingat perjanjian kita Byun." Chanyeol menyatukan kening mereka. Tangannya ia lingkarkan pada pinggang Baekhyun dan menariknya hingga badan mereka saling menempel tanpa jarak sedikitpun.

Baekhyun memejamkan matanya merasakan pergerakan tangan Chanyeol yang naik turun dibelakang punggungnya. Tangannya yang sudah terbebas kini bergerak cepat dikalungkan pada leher Chanyeol hingga wajah mereka berjarak semakin dekat.

Mata mereka sama-sama terpejam saat kedua belah bibir saling bersentuhan dan melumat dengan penuh nafsu, seakan-akan hal ini telah menjadi penantian lama bagi keduanya untuk dapat saling merasakan.

Lumatan itu semakin meningkat hingga menjadi sebuah gigitan kecil pada bibir masing-masing, Chanyeol mendominasi setiap pergerakan. Lidahnya ia paksa untuk masuk kedalam bibir kecil itu dan segera bertarung dengan lidah Baekhyun didalam sana, tangannya bekerja sama dengan baik untuk membuka zipper dress yang Baekhyun gunakkan. Dan dalam gerakan cepat dress itu sudah terkoyak, memperlihatkan tubuh bagian atas Baekhyun yang ditutupi dengan bra berwarna hitam tanpa tali.

Tangan Baekhyun tak tinggal diam, ia mulai membuka kancing kemeja milik Chanyeol dan jari-jarinya masuk menyentuh dada bidang lelaki, memberikan belaian yang lembut karena ini pertama kalinya ia bisa merasakan bagaimana halusnya badan seorang Park Chanyeol.

Ciuman panas masih mengiringi pergerakan tangan antara Chanyeol dan Baekhyun, bila tangan Baekhyun mencoba melepaskan jas dan kemeja yang dikenakan lelaki itu. Lain halnya dengan Chanyeol yang dengan pintarnya menyikap bagian bawah dress yang digunakkan Baekhyun hingga tangan besar miliknya dengan mudah membelai bagian dalam yang dimiliki wanita itu yang kini sudah terasa lembap dan basah.

Baekhyun memohon dalam desahannya untuk bisa merasakan kenikmatan yang lainnya, bahkan tubuhnya menurut dengan baik saat Chanyeol memindahkannya untuk berbaring diatas meja meeting yang keras dan dingin.

Ia tidak memperdulikan itu, yang ia butuhkan adalah mengeluarkan sesuatu hal yang tertahan dalam dirinya dan menjemput kenikmatan dalam merasakan segala sentuhan Chanyeol.

Ciuman Chanyeol berpindah menuju leher dan bagian dadanya, Baekhyun memberikan kenikmatan tersendiri dengan meremas surai hitam sang pria yang kini sudah mengulum payudaranya yang sintal. Baekhyun mendesah dengan lepas merasakan panasnya lidah Chanyeol dan jari lelaki itu yang sudah menyentuh klitoris miliknya dengan tiba-tiba.

"Chaaannnss.."

Baekhyun memohon dalam desahan yang membuat Chanyeol semakin menggila pada kuluman dan permainan jarinya. "Akkhh!" Gigitan yang Chanyeol berikan pada nipplenya yang telah dipermainkan itu kembali mengeluarkan desahan yang sedikit menjerit.

Penjelajahan yang dilakukan Chanyeol kembali berlanjut menciumi perut Baekhyun hingga tiba pada pusat wanitanya, dan tanpa basa basi Chanyeol membelai bagian intim wanitanya dengan lidahnya.

"Eeeuummmhhh.." Baekhyun menggeliat merasakan kenikmatan yang diberikan Chanyeol. Tangannya menekan kepala pria itu untuk lebih tertekan dan memberikan kenikmatan yang berlipat untuk dirinya, bahkan Baekhyun tak canggung untung menarik dan meremas rambut pria itu demi melampiaskan segala getaran yang ada pada dirinya. "Yeoollll.. aaahh.. Chan..nyeeolll.. ahh.. ahhh.. argghhh." Baekhyun kembali menjerit dengan badannya yang bergetar hebat karena mendapatkan pelepasan yang diluar ekspetasinya.

Chanyeol yang masih menghisap segala cairan yang ditumpahkan Baekhyun hanya tersenyum dibawah sana, sedangkan Baekhyun sudah mengacak-acak rambutnya sendiri dan mencari genggaman tangan untuk ia remas karena kenikmatan yang masih terasa di seluruh badannya.

"Bagaimana rasanya melanggar perjanjian kita Baek?"

Chanyeol berbicara diatas Baekhyun dengan kedua tangannya yang menjadi tumpuan supaya tidak menindih Baekhyun—yang dimana ia lakukan supaya dapat menahan segala gejolak dalam dirinya untuk tidak berbuat lebih pada Baekhyun.

Gelengan kepala masih menjadi jawaban dari Baekhyun karena wanita yang berada dibawahnya masih terengah-engah akan kenikmatan yang sudah Chanyeol berikan.

"Emm.. ini gila.."

Chanyeol terkekeh riang dan membawa badan Baekhyun untuk bangkit duduk, kaki mulusnya dilingkarkan pada pinggang Chanyeol, sedangkan pinggangnya dikunci dengan pelukan dari tangan lelaki itu. Sementara Baekhyun masih terengah-engah merasakan lelah karena pelepasan nikmat yang baru saja terjadi, badannya masih bersandar pada dada Chanyeol dengan tangannya yang memeluk tubuh lelaki itu.

Tangan Chanyeol menangkup wajah kecil Baekhyun dan menuntunnya mendekat ke wajahnya untuk mencium bibir tipis berwarna pink yang manis itu. Lumatan demi lumatan mulai terjadi hingga berubah menjadi sebuah gigitan, kepala mereka saling bergerak ke kanan dan kekiri untuk menyamankan posisi dalam cumbuan bibir masing-masing.

Chanyeol yang sebelumnya mendominasi pertandingan lidah itu menarik diri hingga bibir Baekhyun yang membengkak dan terbuka itu mengeluarkan kembali desahannya atas kenikmatan yang ia rasakan.

"Kita harus menemui Sehun." Chanyeol berbisik di hadapan Baekhyun, dan wanita itu hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban atas ajakan yang Chanyeol lontarkan.


Dangerous Romance