Showa Genroku Rakugo Shinju milik Haruko Kumota. Tidak ada keuntungan materi dalam pembuatan fanfiksi ini.

KECUPANMU, KECUPAN API

oleh Kenzeira


Kata-kata menari, kenangan ikut menari-nari; berputar, berputar, berbalik dan berputar (teringat olehnya, bunyi kipas tangan mengibas-kibas, suara kereta berdogleg-dogleg dengan peluit panjang, meninggalkan asap, meninggalkan kampung halaman—bisakah kediaman kecil di antara besarnya kota ia anggap sebagai rumah untuk pulang?—lalu, tentu, tentu saja, meninggalkan kehidupan).

Bukankah kau ingin hidup sendiri, Bon?

Kikuhiko memandang kaca, terpapar di matanya pemandangan alam; sawah di sepanjang mata memandang, pohon-pohon, gunung nan jauh di sana. Kereta terus melaju, melenyapkan segala yang terpapar di hadapan mata—berganti dengan sesuatu yang baru, yang kadang kurang lebih sama, kadang lain sama sekali; seperti hidup, seakan berjalan berepetisi, mengulang-ulang apa yang telah terjadi, duduk di atas panggung yang dipenuhi keriuhan penonton, melakukan rakugo, berkisah dan terus berkisah; mengenai hidup, mimpi, cinta, keputusasaan, berulang-ulang, berulang-ulang, tanpa henti. Tanpa menyadari perlahan-lahan semua berubah.

(Takdir menyambar dengan tergesa, waktu tidak lagi berjalan seperti biasa—tidak sama, tidak. Shin tak lagi ada, tak lagi duduk, melakukan rakugo, dan membuatnya tertawa. Shin hilang.)

Aku tidak bisa, tidak ingin pula, hidup sendiri sekarang ini, Shin-san.

Kikuhiko mencari.


.

Adalah perempuan: api memercik samar-samar di antara wajah dan dadanya

(dan kecupan manis di bibir)

Aku memanggil:

Miyokichi, Miyokichi, Miyokichi

Di mana kau menyimpanku, apakah di neraka yang kau agungkan itu

Kau tak menaruh aku di matamu, tidak pula Shin-san

Sebab matamu hampa

(seperti mataku)

dan kehidupan, terpercik api, terbakar, sedikit demi sedikit

Hangus

Habis

.


Lelaki itu ada di sana, tersenyum dan berlari (dan mencoba merengkuhnya).

[Shin; Sukeroku Yuurakutei; Shin-san.]

Kikuhiko datang menjemput.

Kembalilah, pulanglah, mari kita lakukan kembali; melakukan rakugo bersama. Kau tahu kehidupan kita tak pernah jauh dari itu—tak bisa jauh dari itu. Kalau jauh, kau tidak hidup, tidak lagi. Rakugo membawa alasan untukmu, untukku, untuk hidup dan bertahan, menjalani rutinitas, hal-hal yang sama terus terulang, tapi tak ada rasa bosan.

(Meski, kadang, ini jarang sekali terjadi, ia mempertanyakan apakah rakugo memang pilihan hidup yang terbaik di antara pilihan-pilihan lain? Tapi, tentu saja, ia tidak memiliki pilihan-pilihan lain itu sehingga ia menarik kesimpulan bahwa memang hanya rakugo yang menjadi satu-satunya pilihan hidup yang terbaik.)


.

Kikuhiko mengingat salah satu dialog:

"Di mana kau simpan uangmu?"

"Aku tidak memiliki uang, bagaimana bisa aku menyimpannya."

"Lalu di mana istrimu?"

"Dia sudah lama pergi, dia tidak suka hidup dengan lelaki miskin sepertiku."

"Kau tidak memiliki sesuatu yang berharga?"

"Aku tidak memiliki sesuatu yang berharga."

"Lalu untuk apa aku merampokmu kalau kau tidak punya apa-apa?!"

"Ya, untuk apa? Aku memang tidak punya apa-apa. Tidakkah kau merasa kasihan padaku, Tuan Perampok?"

"Nah, lalu untuk apa kau masih hidup? Bukankah mati lebih baik bagimu."

"Aku memang mau mati. Aku mau menenggelamkan diri malam ini. Tapi kau malah datang, membekapku, mengikat tubuhku, dan meminta uang. Aku jadi kesal."

"O-oh."

"Buka ikatanku, Tuan Perampok, aku mau mati. Cepatlah sebelum pagi datang."

"Memangnya kenapa kalau pagi datang?"

"Bakal ada penagih utang."

(Lalu penagih utang datang, mengacaukan perampok dan pria yang mau bunuh diri itu sehingga dengan terpaksa si perampok membayar utang-piutang si pria yang mau dirampoknya. Perampok itu merasa dirampok.)

.


"Maukah kau melakukannya untukku, Shin-san?"

Shin melakukannya. Rakugo. Dengan cara jenaka seperti biasa, dalam tempo kalimat yang agak cepat namun jelas, mimik muka berubah-ubah sesuai peran. Kikuhiko terhibur. Ia tertawa. Konatsu menari-nari bahagia.

"Aku tidak pernah melihat Konatsu begitu bahagia."

"Kau baru saja melihatnya."

Shin tersenyum.

Di mana Miyokichi? Kikuhiko bertanya-tanya. Konatsu menjawab segala tanya;

Ibu hilang, dia pergi entah ke mana, meninggalkan Ayah, meninggalkanku. Ibu membenci Ayah karena Ayah tidak mau bekerja. Aku akan bekerja untuk Ayah.

Tapi lantas Miyokichi kembali. Kali ini sebagai Yurie.


.

Di mana kau menaruh merah lipstikmu itu

Aku mencari sepasang bibirmu yang lepas, yang lenyap, yang entah di mana, menyerukan nama:

Kiku-san, Kiku-san, Kiku-san

Aku terjerat

Kau menari-nari, mengajakku mati

Aku mati

Mari berjumpa di neraka, ucapmu

Tapi kau justru hidup

(bersama Shin-san)

Aku tidak bisa, tidak ingin pula, mati sendiri sekarang ini

Tapi percik api telah membakar, membakar, membakar, hangus segalanya

Aku hidup untuk dosa-dosa yang menjelma kematian

(Shinigami, Shinigami, Shinigami)

Kau jatuh dan mati. Yurie.

(bersama Shin-san)

Aku hidup tapi mati

(sendiri)

.


Kata-kata menari, kenangan ikut menari-nari. Kereta telah sampai. Perjalanan sudah selesai; seperti hidup. Tapi kali ini Kikuhiko tidak lagi mencari.[]


11:15 PM – 5 April 2017