Title: Night Kingdom

Desclaimer: Masashi Kishimoto

Genre: Fantasy, Romance (?)

Pair: Sasuke x Naruto

Warning: abal, geje, nista dll. Pokoknya gak banget

Chap 1: Not Kuma, but –

.

.

"Naruto… Aku menyukaimu…" ucap seorang anak berusia 6 tahun kepada seorang anak yang nampaknya seumuran dengannya. Anak yang dipanggil 'Naruto' hanya memiringkan kepalanya, terlihat bingung.

"Apa kau juga menyukaiku Naruto?" Tanya anak berusia 6 tahun itu lagi.

"Tentu saja.. Mana mungkin Naru tidak menyukaimu.. Kau kan sangat baik dan selalu menemaniku bermain. Aku sangat menyukaimu." ujar Naruto panjang lebar sambil menunjukkan cengiran khasnya.

"Kalau begitu. Maukah kau menjadi istriku?" anak berusia 6 tahun itu memakaikan sebuah kalung dengan bandul berbentuk prisma dengan ujung sedikit meruncing di bagian bawahnya. Warnanya kebiruan, senada dengan bola mata sang pemakai.

"Te – tentu saja Naru mau..." wajah Naruto yang memiliki tiga garis halus di masing-masing pipinya itu bersemu merah.

"Kelak saat aku sudah menjadi kuma yang hebat, aku akan kembali untuk melamarmu.." digenggamnya tangan Naruto dengan erat sambil menatap matanya lekat-lekat.

'Ehh? Kuma? Kenapa ingin jadi kuma?' batin Naruto agak bingung.

"Tidurlah Dobe.. Aku akan menjagamu.. – chu – " dikecupnya pipi Naruto, kemudian mengacak rambut pirang Naruto dengan penuh kasih sayang.

"Aku akan menjadi suami yang baik yang selalu menjaga istrinya..." ujar bocah 6 tahun itu lagi, kemudian mengelus lembut kepala Naruto yang berbaring di paha kanannya.

.

.

.

"Kuma..? Dasar bodoh.. Mana ada manusia ingin menjadi beruang?" gadis berambut merah muda tertawa terbahak-bahak sampai-sampai perutnya terasa sakit.

"Jangan mengatainya bodoh!" pemuda pirang berkulit tan berbicara dengan nada yang agak tinggi, terlihat semburat tipis berwarna merah di kedua belah pipinya.

"Maaf Naruto.. Tapi Sakura-chan kelihatannya benar.." pemuda maniak hijau yang duduk disamping si pirang berkulit tan membenarkan perkataan si pink-hair.

"Kalian tidak percaya padaku? Uzumaki Naruto tidak pernah berbohong..." ucap si pirang dengan sedikit mimik kecewa di wajahnya.

"Bukan begitu Naruto, hanya saja... Bagaimana mungkin seorang manusia ingin berubah menjadi kuma? Memangnya bisa manusia berubah jadi beruang?" Sakura segera menjelaskan maksud dari ucapannya tadi. Sedikit merasa bersalah karena dengan mood Naruto yang tiba-tiba berubah murung.

"Begitu ya Sakura-chan... ? Benar juga sih kata-katamu.."

"Menurutmu bagaimana Chouji?" Naruto melirik seorang bertubuh gen – maksudku subur yang sedang memegang sekantung kripik kentang.

"Nymmmm menurutku bagus." jawabnya gak nyambung yang sukses membuat Naruto dan Lee – si maniak hijau – sweatdrop, sedangkan Shikamaru sudah terbang ke dunia lain.

TENG... TENG... TENG...

Naruto's pov

Suara bel masuk mulai berbunyi. Pelajaran pun segera dimulai.

Entah mengapa hari ini aku sangat merasa tidak tenang. Kata-kata para sahabatku tadi masing terngiang jelas. Memang benar manusia tidak akan pernah berubah menjadi beruang.

Lalu apakan 'teman masa kecil'ku itu berbohong padaku?

Apa dia bermain-main dengan ucapannya itu?

Tapi dia bukan tipe orang seperti itu, dia selalu menemaniku setiap malam. Menungguku hingga aku terlelap tidur. Dia sangat baik padaku. Tidak mungkin dia berbohong padaku...

Tidak mungkin dia berbohong kan?

Entah mengapa memikirkan hal itu membuat dadaku sedikit sesak.

End of Naruto's pov


"Dimana ya aku menyimpannya..." gumam Naruto sambil mencari sesuatu di laci mejanya.

"Sepertinya aku simpan disini... Ahh ketemu!" teriaknya girang saat menemukan sebuah kotak berwarna orange di dalam laci mejanya.

"Ahh sudah lama sekali. Tapi entah kenapa semalam aku mimpi 'dia'. " Naruto mengeluarkan sebuah benda yang memantulkan cahaya lampu kamarnya dari kotak orange-nya itu. Itu adalah sebuah kalung.

Pemuda pirang penyuka ramen itu pun memakai kalung berbandul prisma yang meruncing di bagian ujungnya, kemudian melihat ke arah cermin.

"Ini sangat bagus di leherku.." gumam Naruto.

'Kami-sama.. Aku jadi merindukannya'

DUGGHHHH!

"Aduh!"

Naruto melirik ke arah jendela. Ke arah suara benturan yang dilanjutkan oleh suara seseorang yang mengaduh.

Mata sapphire Naruto mengamati seorang pemuda misterius yang tengah duduk di jendela kamarnya sambil mengelus kepalanya yang sedikit memar.

"Sekarang sudah tidak muat rupan – " ucapan pemuda itu terhenti saat matanya bertumbukan dengan tatapan sapphire Naruto.

"Naruto?" ucap pemuda itu, kemudian dengan cepat memeluk Naruto.

"Aku merindukanmu.." pemuda itu berbisik pelan di telinga kiri Naruto, kemudian menjilatnya.

"GYAAAAA...! TOU-SAN ADA PENCU – emmphh"

"Diamlah Dobe." ucap pemuda yang sedang memeluk Naruto setelah dengan sukses membekap mulut Naruto dengan tangannya.

"Hheepphssmm hhkkmmm" (baca: lepaskan aku) Naruto memberontak mencoba melepaskan diri dari pelukan sekaligus bekapan pemuda misterius itu.

"Hn. Jangan berteriak."

Naruto pun mengangguk, menyetujui syarat yang diberikan sang pemuda misterius.

"Hoshhhh huhh siapa kau sebenarnya?" tanya si pirang sambil mengambil napas dalam-dalam setelah berhasil lepas dari pemuda misterius.

"Apa kau melupakanku, Na-ru-to?" ucap pemuda itu dengan nada datar, namun dengan penekanan pada kalimat terakhirnya.

'Tunggu dulu! Dia tadi masuk lewat jendela, lalu dia memanggilku 'Dobe' kan?' batin Naruto pun bergolak, dilihatnya sekali lagi sosok pemuda misterius itu. Diamatinya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

'Jubah hitam...'

'Sebuah lambang kipas di lengan kirinya'

'Kulit putih susu alabastar...'

'Mata onyx sekelam malam..'

'Wajah super tampan..'

'Dan.. rambut sewarna midnight-blue – raven pantat ayam'

'Tidak salah lagi.. dia pasti – '

"SASUKE!" pekik Naruto tidak percaya sambil menghamburkan diri memeluk pemuda yang dipanggilnya 'Sasuke' itu.

"Hn. Sekarang kau yang memelukku." si raven pantat ayam itu mengacak rambut pirang Naruto yang memang dari sononya sudah berantakan.

"Gomen ne, habisnya aku kangen... Kau tidak menemuiku sejak malam itu..." Naruto melepaskan pelukannya. Wajah tan Naruto menampakkan semburat pink tipis, namun masih bisa terlihat oleh Sasuke.

'Dia tumbuh menjadi pemuda yang sangat manis. Dia memang pantas menjadi pendampingku' batin Sasuke sambil tersenyum di balik wajah stoic-nya. Tentu saja dia tidak akan mengeluarkan ekspresi yang berlebihan karena dia adalah seorang Uchiha. Uchiha Sasuke.

"Nee Sasuke.." dengan kejamnya Naruto menghancurkan lamunan Sasuke.

"Hn?"

"..."

"..."

"Umm kenapa kau tiba-tiba muncul?"

"Maksudmu aku tidak boleh datang, Dobe?" tanya sasuke sinis – masih dengan tampang stoic-nya.

Satu lagi kebiasaan Sasuke selain muncul tiba-tiba dari jendela – belik bertanya saat ditanyai sesuatu.

"Bu – bukan begitu Teme..." Naruto salah tingkah. Penggila Ramen itu pun lebih memilih untuk menatap lantai di bawahnya daripada menatap wajah tampan Sasuke.

Hening...

Hening...

"Naruto..."

Merasa dirinya dipanggil, Naruto pun mengalihkan pandangannya ke arah orang yang memanggilnya.

Betapa terkejutnya ia saat melihat Sasuke tengah bersimpuh dengan sebelah kakinya, dengan pose seorang pangeran yang akan melamar seorang putri, seperti yang sering ada dalam buku dongeng yang sering dibacakan kaa-san saat Naruto masih kecil.

'Tunggu! Melamar?'

"Maukan kau menjadi istriku? Maksudku, pendamping hidupku?" sapphire Naruto benar-benar terbelalak saat ini. Sasuke yang tumbuh menjadi pemuda yang sangat 'sempurna' itu tiba-tiba saja melamarnya setelah sepuluh tahun lebih menghilang.

"Sa – Sasuke ... Apa kau serius?"

"Hn"

"Te – teme aku tidak mengerti arti 'hn'mu itu!"

"Iya Dobe-chan.. Apa aku terlihat bercanda?" Naruto masih diam mematung. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan 'pangeran' masa kecilnya itu.

Mereka terdiam cukup lama. Sasuke menunggu jawaban Naruto dengan topeng stoic-nya.

'Bagaimana ini..? Sasuke benar-benar melamarku. Aku mau saja sih. Tapi kami kan sama-sama laki-laki... Lagi pula aku kan masih 17 tahun'

"Ahh iya Sasuke!" Merasa namanya disebut, Sasuke langsung menoleh ke arah Naruto.

"Hn?"

"Bagaimana dengan 'kuma' yang kau katakan itu?" Naruto berbangga hati, merasa otak jeniusnya menemukan sebuah alasan yang dapat mengulur waktu – setidaknya sampai dia benar-benar yakin dengan jawaban yang akan diucapkannya nanti.

"Kuma? Nanii?" Sasuke mengangkat sebelah alisnya. Terlihat bingung di mata sapphire Naruto.

"Un.. Bukannya waktu itu kau bilang akan jadi Kuma yang hebat? Sepertinya kau belum berubah menjadi beruang..." Naruto memiringkan kepalanya. Terlihat sangat manis di sepasang onyx Sasuke.

"Jadi yang kau dengar itu 'kuma' ya?" Sasuke menyeringai geli seraya berdiri, bersiap melakukan sesuatu. Sedangkan Naruto masih menampakkan wajah bingungnya yang polos itu.

"Aku bilang bukan 'Kuma'.. Tapi..."

'WHUUUUSHH...'

Tiba-tiba muncul sepasang sayap berwarna hitam di punggung Sasuke. Naruto yang melihatnya langsung membatu seketika.

"... aku bilang 'AKUMA' Dobe – " seringaian di wajah rupawan Sasuke terlihat mengerikan saat kedua sayap itu dengan sempurna bertengger di punggung Sasuke.

"Ohh... Akuma.. Na – Naniii?"

"Hn. Akuma" ulang Sasuke.

"Ma – maksudmu ibli – "

BRUGHHH

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Naruto keburu limbung dan kehilangan kesadarannya. Untung saja Sasuke dengan sigap menangkap tubuh Naruto sehingga si pirang berkulit tan itu tidak sampai jatuh membentur lantai.

'Hn. Dia memang selalu ketiduran saat bermain, lebih baik ku bawa saja.' Sasuke pun lalu terbang melalui jendela sambil menggendong Naruto ala bridal style – dengan menundukkan kepala tentunya, agar tidak terbentur seperti saat ia datang tadi.

.

.

TBC

.

.

Akhirnya cerita abal ini selesai juga.

Cerita ini terinspirasi dari sebuah manga berjudul "Secret Darling" karya siapa lupa.

Chapter ini sangat mirip dengan manga Secret Darling, tapi untuk chapter berikutnya, kisah SasuNaru yang sebenarnya baru dimulai.

Gimana senpai? Mohon koreksinya ya :3

*kuma = beruang

*akuma = iblis

R n R please?

Flame juga boleh